SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
MAISA YUSLENA
211000413201023
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam
ordo rodentia, sub ordo Myormorpha, family
muridae. family muridae ini merupakan
family yang dominan dari ordo rodentia
karena mempunyai daya reproduksi yang
tinggi, pemakan segala macam makanan
(omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan yang diciptakan manusia.
 Dunia :
Animalia
 Filum :
Chordata
 Sub Filum :
Vertebrata
 Kelas :
Mammalia
 Subklas : Theria
 Ordo :
Rodentia
 Sub ordo :
Myomorpha
 Famili :
Muridae
 Sub family :
 Genus :
Rattus dan Mus
 Species :
Rattus tanezum
Rattus norvegicus
Rattus exulans
Rattus tiomanicus
Rattus
argentiventer
Rattus niniventer
Bandicota
Mus musculus
1. Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
2. Tikus Got (Rattus norvegicus)
3. Tikus Ladang (Rattus exulans)
4. Tikus Sawah (Rattus Argentiveter)
5. Tikus Wirok (Bandicota indica)
6. Mencit (Mus musculus)
Tikus merupakan hewan yang mempunyai
preferensi makanan yang banyak, baik yang
berasal dari tumbuhan maupun dari hewan.
Tikus suka makan biji-bijian seperti gabah,
beras dan jagung. Tikus juga menyukai umbi-
umbian serperti ubi jalar dan ubi kayu.
Makanan yang berasal dari hewan terutama
adalah serangga dan hewan-hewan kecil
lainnya.
1) Indera Penglihatan Tikus
Kemampuan tikus dalam melihat benda-benda yang
ada di depannya dapat mencapai 10 meter.
2) Indera Penciuman Tikus
Organ penciuman tikus sangat baik, terutama untuk
mencium bau makanannya. Tikus jantan dapat
mencium bau tikus betina ayang sedang birahi untuk
dikawininya.Tikus betina dapat mencium bau anaknya
yang keluar dari sarang berdasarkan air seni yang
dikeluarkan oleh anaknya.
3) Indera Pendengaran Tikus
Pendengaran tikus sangat baik. Tikus dapat
mendengar suara-suara dengan frekuensi tinggi, yang
tidak dapat didengar oleh manusia.
Sarang yang dibuat biasanya mempunyai
lebih dari satu pintu, pintu utama untuk
jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu
darurat yang digunakan dalam keadaan yang
membahayakan, misalnya pada saat dikerjar
oleh predator ataupun pada saat dilakukan
gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber
air sebagai minumnya
Tikus berkembang biak dengan sangat
cepat, tikus menjadi dewasa dalam arti
dapat kawin mulai umur 3 bulan, masa
bunting tikus betina kira-kira 3 minggu.
Jumlah anak yang dihasilkan setiap
kelahiran berkisar antara 4 – 12 ekor
(rata-rata 6 ekor) tergantung dari jenis
dan keadaan makanan di lapangan. Dan
setelah 2-3 hari setelah melahirkan tikus-
tikus tersebut sudah siap kawin lagi.
1. Droping
Adanya kotoran tikus yang ditemukan di tempat/ruangan yang
diperiksa.
2. Run ways
Jalan yang biasa dilalui tikus dari waktu ke waktu disuatu tempat
disebut run ways.
3. Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan, tikus
dalam aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan
maupun membuat jalan misalnya lubang dinding.
4. Borrow
Borrow adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus
seperti dinding, lantai, perabotan dan lain-lain.
5. Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang disebabkan oleh tubuh tikus
atau urinnya.
6. Tikus hidup
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar.
7. Ditemukannya Bangka tikus baru atau lama di tempat yang diamati.
1.Pes atau sampar atau plague atau la peste
merupakan penyakit zoonosis yang timbul pada hewan
pengerat dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit
tikus ini menular dan dapat mewabah.
2. Salmonellisis
merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri salmonella
yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus
yang terinfeksi bakteri ini akan dapat menyebabkan
kematian pada manusia dan salmonellisis dapat tersebar
dengan melalui kontaminasi feses.
3. Leptospirosis
merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri
leptospira yang menyerang mamalia. Ini dapat
menyerang siapapun yang memiliki kontak dengan
berbagai benda maupun hewan lain yang mengalami
infeksi leptospirosis.
4. Murine typhus
adalah penyakit yang disebabkan oleg Rickettsian
typhi atau R. mooseri yang dapat dotuarkan melalui
gigitan pinjal tikus
5. Rabies
merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf
pusat dan memiliki gejala khas yaitu penderita jadi
takut terhadap air dan karena inilah rabies juga
sering disebut hidrofobia. Tikus menyebarkan
penyakit ini melalui gigitan.
6. Rat-Bit Fever atau demam gigitan tikus
disebabkan oleh gigitan tikus dan biasanya dialami
anak-anak di bawah 12 tahun dan penyakit ini
memiliki mas inkubasi selama 1 hingga 22 hari.
Berdasarkan Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit Serta Pengendaliannya yang
dimaksud dengan success trap adalah
persentase tikus yang tertangkap oleh
perangkap, dihitung dengan cara jumlah
tikus yang didapat dibagi dengan jumlah
perangkap dikalikan 100%.
Upaya –upaya sebagai berikut :
1. Semua pintu masuk tempat
penyimpanan makanan harus ditutup
rapat dan pintu dapat menutup sendiri
dengan baik.
2. Semua sisa makanan, sampah harus
dikelola dengan baik dan terbungkus rapi
agar tidak berceceran dimana-mana.
Kemudian dibuang ketempat sampah
yang tertutup dengan baik.
3. Tidak memberi kemungkinan tikus dapat
1. Sanitasi dan Higienis Lingkungan
Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan
baik pada situasi dimana mereka dengan mudah
mendapatkan makanan, air, tempat berlindung
dan tempat tinggal yang tidak terganggu.
Beberapa hal yang dapt dilakukan untuk
meminimalisasi gangguan tikus :
2. Minimalisasi tempat bersarang/harborages
antara lain : eliminasi rumput/semak belukar
3. Meletakkan sampah dalam garbage/tempat
sampah yang memiliki konstruksi yang rapat
4. Meniadakan sumber air yang dapat mengundang
tikus, karena tikus membutuhkan minum setiap
1. Secara fisik dilakukan dengan eksklusi atau struktur kedap
tikus untuk mencegah tikus dapat masuk ke dalam
bangunan antara lain dengan menutup semua akses keluar-
masuk tikus (celah, lubang) pada bangunan, mengeliminasi
sarang atau tempat persembunyian tikus serta memangkas
ranting pohon yang menjulur kebagunan, tidak membuat
taman terlalu dekat dengan struktur bangunan.
2. Secara mekanik dilakukan dengan membuat pelindung
(Proofing) sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam
rumah, ruangan dan tempat penyimpanan contohnya
dengan memasang plat besi pada pohon. Pengendalian
secara mekanis lainnya juga dapat dilakukan antara lain
dengan menggunakan perangkap antara lain perangkap lem,
perangkap jepit, perangkap massal dan perangkap elektrik.
Perangkap merupakan cara yang paling disukai untuk
membunuh atau menangkap tikus pada keadaan dimana
tikus yang mati disembarang tempat sulit dijangkau dan
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta sulit.
Pengendalian secara kimiawi dilakukan semata-
mata atas pertimbangan bahwa pengendalian
secara mekanis tidak memberikan hasil yang
optimal atau tidak memberikan hasil yang sesuai
dengan harapan pelanggan dan atau untuk
aplikasi di luar bangunan. Pengendalian secara
kimiawi tidak digunakan pada lokasi yang
terdapat aktifitas pengolahan/produksi makanan
/ farmasi/ area sensitif lainnya. Penempatan
racun pada industri makanan hanya dilakukan di
luar ruangan yang tidak berhubungan dengan
produksi dan dilakukan untuk jangka waktu
terbatas dan dibawah pengawasan yang ketat.
Pengendalian dengan cara kimiawi dilakukan
dengan menggunakan umpan yang mengandung
rodentisida (racun tikus).
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx

Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatInoy Trisnaini
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
 
Pengendalian hama tikus dengan burung hantu
Pengendalian hama tikus dengan burung hantuPengendalian hama tikus dengan burung hantu
Pengendalian hama tikus dengan burung hantuBunda Ratri
 
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Mubin Viwiiardians
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitLaksmi Bali
 
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptxTEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptxBunyaminSidrap
 
Tugas identifikasi hama
Tugas identifikasi hamaTugas identifikasi hama
Tugas identifikasi hamaHappy R
 
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
Pembasmi lalat bekasi   085747890221Pembasmi lalat bekasi   085747890221
Pembasmi lalat bekasi 085747890221winendar bisri
 
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
Pembasmi lalat bekasi   085747890221Pembasmi lalat bekasi   085747890221
Pembasmi lalat bekasi 085747890221winendar bisri
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas Aangga oka
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxAnonymouscdLyeXKB
 
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...rizky hadi
 
355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikusPuskesmasSamudera
 
SEMUT DAN PENGENDALIANNYA
 SEMUT DAN PENGENDALIANNYA SEMUT DAN PENGENDALIANNYA
SEMUT DAN PENGENDALIANNYANgulya Imroatul
 

Similar to MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx (20)

Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor Lalat
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Pengendalian hama tikus dengan burung hantu
Pengendalian hama tikus dengan burung hantuPengendalian hama tikus dengan burung hantu
Pengendalian hama tikus dengan burung hantu
 
nematoda usus
nematoda ususnematoda usus
nematoda usus
 
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
 
KELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptxKELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptx
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptxTEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
TEKNIK PENGAMATAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN OPT.pptx
 
Tugas identifikasi hama
Tugas identifikasi hamaTugas identifikasi hama
Tugas identifikasi hama
 
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
Pembasmi lalat bekasi   085747890221Pembasmi lalat bekasi   085747890221
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
 
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
Pembasmi lalat bekasi   085747890221Pembasmi lalat bekasi   085747890221
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas A
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
 
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
 
1. Hama Pada Ikan.pdf
1. Hama Pada Ikan.pdf1. Hama Pada Ikan.pdf
1. Hama Pada Ikan.pdf
 
355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus355117989 makalah-pengendalian-tikus
355117989 makalah-pengendalian-tikus
 
SEMUT DAN PENGENDALIANNYA
 SEMUT DAN PENGENDALIANNYA SEMUT DAN PENGENDALIANNYA
SEMUT DAN PENGENDALIANNYA
 
Thrichuris trichiura
Thrichuris trichiuraThrichuris trichiura
Thrichuris trichiura
 
Spirochete
SpirocheteSpirochete
Spirochete
 

Recently uploaded

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (19)

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx

  • 2. Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae. family muridae ini merupakan family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia.
  • 3.  Dunia : Animalia  Filum : Chordata  Sub Filum : Vertebrata  Kelas : Mammalia  Subklas : Theria  Ordo : Rodentia  Sub ordo : Myomorpha  Famili : Muridae  Sub family :  Genus : Rattus dan Mus  Species : Rattus tanezum Rattus norvegicus Rattus exulans Rattus tiomanicus Rattus argentiventer Rattus niniventer Bandicota Mus musculus
  • 4. 1. Tikus Rumah (Rattus tanezumi) 2. Tikus Got (Rattus norvegicus) 3. Tikus Ladang (Rattus exulans) 4. Tikus Sawah (Rattus Argentiveter) 5. Tikus Wirok (Bandicota indica) 6. Mencit (Mus musculus)
  • 5. Tikus merupakan hewan yang mempunyai preferensi makanan yang banyak, baik yang berasal dari tumbuhan maupun dari hewan. Tikus suka makan biji-bijian seperti gabah, beras dan jagung. Tikus juga menyukai umbi- umbian serperti ubi jalar dan ubi kayu. Makanan yang berasal dari hewan terutama adalah serangga dan hewan-hewan kecil lainnya.
  • 6. 1) Indera Penglihatan Tikus Kemampuan tikus dalam melihat benda-benda yang ada di depannya dapat mencapai 10 meter. 2) Indera Penciuman Tikus Organ penciuman tikus sangat baik, terutama untuk mencium bau makanannya. Tikus jantan dapat mencium bau tikus betina ayang sedang birahi untuk dikawininya.Tikus betina dapat mencium bau anaknya yang keluar dari sarang berdasarkan air seni yang dikeluarkan oleh anaknya. 3) Indera Pendengaran Tikus Pendengaran tikus sangat baik. Tikus dapat mendengar suara-suara dengan frekuensi tinggi, yang tidak dapat didengar oleh manusia.
  • 7. Sarang yang dibuat biasanya mempunyai lebih dari satu pintu, pintu utama untuk jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu darurat yang digunakan dalam keadaan yang membahayakan, misalnya pada saat dikerjar oleh predator ataupun pada saat dilakukan gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber air sebagai minumnya
  • 8. Tikus berkembang biak dengan sangat cepat, tikus menjadi dewasa dalam arti dapat kawin mulai umur 3 bulan, masa bunting tikus betina kira-kira 3 minggu. Jumlah anak yang dihasilkan setiap kelahiran berkisar antara 4 – 12 ekor (rata-rata 6 ekor) tergantung dari jenis dan keadaan makanan di lapangan. Dan setelah 2-3 hari setelah melahirkan tikus- tikus tersebut sudah siap kawin lagi.
  • 9. 1. Droping Adanya kotoran tikus yang ditemukan di tempat/ruangan yang diperiksa. 2. Run ways Jalan yang biasa dilalui tikus dari waktu ke waktu disuatu tempat disebut run ways. 3. Grawing Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan, tikus dalam aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan maupun membuat jalan misalnya lubang dinding. 4. Borrow Borrow adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus seperti dinding, lantai, perabotan dan lain-lain. 5. Bau Tikus akan mengeluarkan bau yang disebabkan oleh tubuh tikus atau urinnya. 6. Tikus hidup Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar. 7. Ditemukannya Bangka tikus baru atau lama di tempat yang diamati.
  • 10. 1.Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit zoonosis yang timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit tikus ini menular dan dapat mewabah. 2. Salmonellisis merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri salmonella yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus yang terinfeksi bakteri ini akan dapat menyebabkan kematian pada manusia dan salmonellisis dapat tersebar dengan melalui kontaminasi feses. 3. Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri leptospira yang menyerang mamalia. Ini dapat menyerang siapapun yang memiliki kontak dengan berbagai benda maupun hewan lain yang mengalami infeksi leptospirosis.
  • 11. 4. Murine typhus adalah penyakit yang disebabkan oleg Rickettsian typhi atau R. mooseri yang dapat dotuarkan melalui gigitan pinjal tikus 5. Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dan memiliki gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air dan karena inilah rabies juga sering disebut hidrofobia. Tikus menyebarkan penyakit ini melalui gigitan. 6. Rat-Bit Fever atau demam gigitan tikus disebabkan oleh gigitan tikus dan biasanya dialami anak-anak di bawah 12 tahun dan penyakit ini memiliki mas inkubasi selama 1 hingga 22 hari.
  • 12. Berdasarkan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya yang dimaksud dengan success trap adalah persentase tikus yang tertangkap oleh perangkap, dihitung dengan cara jumlah tikus yang didapat dibagi dengan jumlah perangkap dikalikan 100%.
  • 13. Upaya –upaya sebagai berikut : 1. Semua pintu masuk tempat penyimpanan makanan harus ditutup rapat dan pintu dapat menutup sendiri dengan baik. 2. Semua sisa makanan, sampah harus dikelola dengan baik dan terbungkus rapi agar tidak berceceran dimana-mana. Kemudian dibuang ketempat sampah yang tertutup dengan baik. 3. Tidak memberi kemungkinan tikus dapat
  • 14. 1. Sanitasi dan Higienis Lingkungan Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada situasi dimana mereka dengan mudah mendapatkan makanan, air, tempat berlindung dan tempat tinggal yang tidak terganggu. Beberapa hal yang dapt dilakukan untuk meminimalisasi gangguan tikus : 2. Minimalisasi tempat bersarang/harborages antara lain : eliminasi rumput/semak belukar 3. Meletakkan sampah dalam garbage/tempat sampah yang memiliki konstruksi yang rapat 4. Meniadakan sumber air yang dapat mengundang tikus, karena tikus membutuhkan minum setiap
  • 15. 1. Secara fisik dilakukan dengan eksklusi atau struktur kedap tikus untuk mencegah tikus dapat masuk ke dalam bangunan antara lain dengan menutup semua akses keluar- masuk tikus (celah, lubang) pada bangunan, mengeliminasi sarang atau tempat persembunyian tikus serta memangkas ranting pohon yang menjulur kebagunan, tidak membuat taman terlalu dekat dengan struktur bangunan. 2. Secara mekanik dilakukan dengan membuat pelindung (Proofing) sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah, ruangan dan tempat penyimpanan contohnya dengan memasang plat besi pada pohon. Pengendalian secara mekanis lainnya juga dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan perangkap antara lain perangkap lem, perangkap jepit, perangkap massal dan perangkap elektrik. Perangkap merupakan cara yang paling disukai untuk membunuh atau menangkap tikus pada keadaan dimana tikus yang mati disembarang tempat sulit dijangkau dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta sulit.
  • 16. Pengendalian secara kimiawi dilakukan semata- mata atas pertimbangan bahwa pengendalian secara mekanis tidak memberikan hasil yang optimal atau tidak memberikan hasil yang sesuai dengan harapan pelanggan dan atau untuk aplikasi di luar bangunan. Pengendalian secara kimiawi tidak digunakan pada lokasi yang terdapat aktifitas pengolahan/produksi makanan / farmasi/ area sensitif lainnya. Penempatan racun pada industri makanan hanya dilakukan di luar ruangan yang tidak berhubungan dengan produksi dan dilakukan untuk jangka waktu terbatas dan dibawah pengawasan yang ketat. Pengendalian dengan cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan umpan yang mengandung rodentisida (racun tikus).