SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Nama : Puput Pamela
NPM : 19170005
Program Studi Bimbingan Konseling
Universitas Riau Kepulauan Batam
Pendidikan Anak Berbakat
Cara
Pengelompokan
anak yang gifted
dan talented
Kelas Unggulan
Kelas Unggulan adalah kelas yang diikuti
oleh sejumlah siswa yang unggul dalam tiga
ranah penilaian dengan kecerdasan di atas
rata-rata yang dikelompokkan secara khusus.
Pengelompokan ini dimaksudkan untuk
membina siswa dalam mengembangkan
kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan
potensinya seoptimal mungkin sehingga
memilki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang terbaik sebagaimana semangat konsep
wawasan keunggulan
Program kelas unggulan ini diselesaikan
dalam waktu 3 tahun, mempunyai kurikulum
tersendiri, menambah penambahan mata
pelajaran sesuai jurusan yang dipilih. Dalam
proses belajar siswa kelas unggulan ditargetkan
mencapai ketuntasan belajar di atas kelas
reguler.
Kelas unggulan merupakan kelas
percontohan yang dapat dilakukan dengan
melibatkan semua Stakeholder sekolah mulai
dari orang tua, siswa, guru-guru, karyawan,
lingkungan, pengawas, instansi Diknas dan
semua pihak yang terkait dengan urusan
pendidikan.
Pada dasarnya bentuk
pelaksanaan pendidikan bagi anak
yang berprestasi atau di atas rata-
rata (dalam istilah Sutratinah, anak
supernormal) dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:
a. Acceleration (percepatan)
b. Segregation (pengelompokan)
c. Enrichment (pengayaan)
A. Acceleration (percepatan)
Penyelenggaraan program akselerasi ini merupakan
salah satu implementasi dari Undang-undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 5 ayat 4, yaitu “Bahwa warga Negara yang
memiliki kercerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus”.Departemen
Pendidikan Nasional menetapkan lima tujuan yang
mendasari diselenggarakannya program akselarasi
bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa,
sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman
penyelenggaraan akselarasi, yaitu:
1. Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk
mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan
yang dimilikinya.
2. Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai
kebutuhan pendidikan bagi dirinya.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran bagi
peserta didik cerdas istimewa.
4. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan
spiritual, emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki
ketahanan dan kebugaran fisik.
5. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam
pengetahuan dan seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi
anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta
mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut
dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan
program akselarasi tentunya sekolah
penyelenggara harus mengelola
pendidikan dengan maksimal.
Pengelolaan program akselarasi sangat
berbeda dengan kelas reguler. Mulai
dari pembukaan layanan akselarasi.
Prosedur rekruitmen dan
pengembangan peserta didik. Sistem
pembelajaran dan kurikulum.
Pengelolaan ruang belajar, pengayaan,
dan penilaian
Yang sangat penting adalah tenaga pendidik
yang mengajar di kelas akselarasi mampu
menyesuaikan diri dengan karakteristik
peserta didik.Oleh sebab itu sekolah
penyelenggara akselarasi masih mengaku
berbagai kendala dan problematika dalam
penyelenggaraannya.
Oleh sebab itu perlu adanya kemantapan
eksistensi dari satu organisasi atau sekolah
yang ingin menyelenggarakan program
percepatan belajar ini.
B. Segregation (pengelompokan)
Segregation adalah pengelompokan atau
pengasingan, siswa disendirikan menjadi
kelompok khusus semacam Ability Grouping
(kelompok kecakapan). Segregation dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Kelas biasa ditambah dengan kelas
khusus. Anak di atas rata-rata mengikuti
secara penuh seluruh kegiatan di
sekolahnya setelah itu mendapat
pelajaran tambahan dalam kelas khusus.
b. Mengikuti kelas biasa (regular class) tetapi tidak penuh
100% (hanya ± 75 %) ditambah dengan mengikuti kelas
khusus (special class), karena jumlah jam pelajaran, maka anak
di atas masih mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan lain yang dibutuhkan untuk pengembangan aspek
kepribadian, karena jumlah jam belajar yang cukup lama di
kelas khusus, anak di atas rata-rata masih memperoleh
kesempatan bersaing dengan teman sesama di atas rata-rata.
c. Secara penuh anak di atas rata-rata dimasukkan dalam
kelas khusus. Ini berarti guru-guru, kurikulum, metode dan
komponen pendidikan yang lain dilaksanakan secara khusus.
Pihak guru dapat dengan mudah melakukan tugasnya karena
murid yang dihadapi mempunyai tingkat kecerdasan yang
sederajat. Pihak murid merasa ada persaingan dengan teman-
teman yang memiliki kemampuan seimbang, sehingga dapat
mempercepat pelajaran sesuai dengan kondisi mental peserta
didik.
d. Alternatif terakhir dengan mendirikan
sekolah khusus untuk anak di atas rata-rata agar
mereka mendapat kesempatan seluas-luasnya
untuk 23 mengembangkan diri, karena dapat
bersaing dengan anak lain yang juga sama-sama
super dengan segala fasilitas yang diperlukan.
C. Enrichment (pengayaan)
Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan
pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan
sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran
pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir,
kreativitas, keterampilan memecahkan masalah,
eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni,
keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan
memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi
untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam
belajarnya
Jenis Pembelajaran Pengayaan (Enrichment)
Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan yaitu:
a) Kegiatan eksploratoris yang bersifat umum yang dirancang
dan disajikan kepada peserta didik. sajian yang dimaksud
berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat dan
sebagainya, yang secara reguler tidak tercakup dalam
kurikulum.
b) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar
berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi
terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran
mandiri.
c) Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik
yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa
pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian
ilmiah.
Bentuk Pembelajaran Pengayaan (Enrichment)
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan
antara lain melalui:
a) Belajar kelompok. Sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran
sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti
pembelajaran remidial karena belum mencapai ketuntasan.
b) Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati.
c) Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum dibawah tema
besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara
berbagai disiplin ilmu.
d) Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/ materi yang belum diketahui peserta didik. dengan
demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh
kompetensi/ materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri
sesuai kapasitas atau kapabilitas masing-masing.
Program yang sesuai
untuk siswa yang
sangat cerdas
Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010
pasal 135 ayat 2 mengungkapkan bahwa
program pendidikan khusus bagi peserta
didik yang memiliki potensi kecerdasan
dan/atau bakat istimewa dapat berupa :
1. Program percepatan
Program percepatan menurut Pressey (Hidayat &
Gunawan, 2013: 35) adalah kemajuan yang
dicapai melalui suatu program pendidikan
dengan waktu yang lebih cepat atau usia yang
lebih dini daripada pendidikan konvensional.
Adanya akselerasi menurut Direktorat PSLB
(2010: 59) dikarenakan adanya kebutuhan untuk
belajar dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi
daripada peserta didik pada umumnya sehingga
peserta didik bekecerdasan istimewa
membutuhkan stimulasi belajar yang lebih cepat.
Tujuan diadakannya akselerasi diungkapkan oleh
NAGC Position Statement (Direktorat PSLB, 2010:
60) yaitu bertujuan untuk menyesuaikan kecepatan
pembelajaran dengan kemampuan peserta didik,
memberikan tantangan belajar pada tingkatan yang
sesuai untuk menghindari kejenuhan belajar akibat
dari pembelajaran yang diulang-ulang, dan
mengurangi waktu untuk menyelesaikan sekolah
secara tradisional
2) Program pengayaan
Schiever & Maker (Direktorat PSLB, 2010: 110)
mengungkapkan bahwa pengayaan digunakan sebagai
kurikulum maupun sebai program layanan pembelajaran.
Lebih lanjut Direktorat PSLB (2010: 111) menyatakan
bahwa pengayaan tidak hanya sekedar menambah materi,
namun juga melibatkan proses. Davis (2012: 118)
mengungkapkan dengan rinci strategi dalam pengayaan
memiliki tujuan isi yaitu merujuk kepada apa yang ada di
dalam materi akan diperkaya dan dipersulit serta tujuan
proses yaitu merujuk kepada prosedur mental pemecahan
masalah, pemikiran kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran
kritis, perencanaan, analisis, evaluasi dan sebagainya.
Dari berbagai uraian pendapat ahli di atas dapat
ditegaskan bahwa program layanan pendidikan
khusus bagi peserta didik bekecerdasan istimewa
dapat berbentuk akselerasi maupun pengayaan
dalam sebuah kelas khusus yang dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
maksimal dengan didukung sebuah kurikulum
khusus.
Kebutuhan peserta didik Cerdas Isimewa akan pengembangan
kurikulum disampaikan oleh Sorenson & Francis (Direktorat PSLB, 2010:
41) yaitu
1) 26 kurikulum dengan kecepatan belajar yang dipercepat dengan sedikit
repetisi;
2) sarana untuk menguasai kurikulum tradisional dalam waktu yang lebih
singkat;
3) kesempatan untuk memperlajari materi yang lebih abstrak, lebih
kompleks, dan lebih mendalam;
4) kesempatan untuk belajar dan menerapkan berbagai strategi pemecahan
masalah;
5) pengalaman belajar dengan lingkungan yang berorientasi pada peserta
didik;
6) kesempatan untuk belajar bekelanjutan dan mempraktikkan
keterampilan meneliti;
7) kesempatan untuk bekerja secara mandiri;
8) kesempatan untuk berinteraksi dengan para pakar. Dengan demikian
modifikasi harus dilakukan dibagian materi, proses, produk, dan
lingkungan belajar.
Selain memberikan kesempatan belajar sesuai dengan
kebutuhannya, anak cedas istimewa juga memerlukan layanan
konseling. Sebagaimana Hollingworth mengungkapkan
(Davis, 2012: 9) bahwa peserta didik yang memiliki
kecerdasan istimewa akan mengalami kesulitan dalam hal
kerentanan emosional, sehingga Hollingworth
merekomendasikan adanya konseling sebagai pendidikan
emosional bagi anak bekecerdasan istimewa.
Lebih lanjut Hollingworth menyatakan bahwa konseling
merupakan bagian integral dari program yang berkualitas
khusus untuk anak yang sangat cerdas. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa selain memerlukan kelas khusus berbasis
akselerasi atau pengayaan, peserta didik cerdas istimewa juga
membutuhkan layanan konseling dalam perjalanannya
menempuh pendidikan.
Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)

More Related Content

What's hot

Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraFilsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
 
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri Krisna Indah Puspitasari
 
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademikPpt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademikEkta Lifiana
 
Lamp 2. observasi layanan bk di kelas
Lamp 2. observasi layanan bk di kelasLamp 2. observasi layanan bk di kelas
Lamp 2. observasi layanan bk di kelasYocta Rahman
 
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAHBIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAHAna Onana
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALDadang DjokoKaryanto
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSWarman Tateuteu
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanJeanny Jannah
 
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolahkomisariatimmbpp
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusiWulan Yulian
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 

What's hot (20)

Sejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konselingSejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
 
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraFilsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
 
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
 
PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
 
Makalah permasalahan anak suwarna
Makalah permasalahan anak suwarnaMakalah permasalahan anak suwarna
Makalah permasalahan anak suwarna
 
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademikPpt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
 
Tuna ganda
Tuna gandaTuna ganda
Tuna ganda
 
Lamp 2. observasi layanan bk di kelas
Lamp 2. observasi layanan bk di kelasLamp 2. observasi layanan bk di kelas
Lamp 2. observasi layanan bk di kelas
 
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAHBIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
 
Power Point Gaya Belajar
Power Point Gaya BelajarPower Point Gaya Belajar
Power Point Gaya Belajar
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
 
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusi
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 

Similar to Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)

Konsep pengayaan
Konsep pengayaan Konsep pengayaan
Konsep pengayaan sintaroyani
 
Tgs pgyaan en pncpaian indktor
Tgs pgyaan en pncpaian indktorTgs pgyaan en pncpaian indktor
Tgs pgyaan en pncpaian indktorcuqonk
 
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxAyu Imtyas Rusdiansyah
 
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfAyu Imtyas Rusdiansyah
 
Isi asgmt pemulihan dan pengayaan
Isi asgmt pemulihan dan pengayaanIsi asgmt pemulihan dan pengayaan
Isi asgmt pemulihan dan pengayaanUlin Zuliha Baharom
 
PEMBELAJARAN TUNTAS, REMEDIAL, PENGAYAAN
PEMBELAJARAN TUNTAS, REMEDIAL, PENGAYAANPEMBELAJARAN TUNTAS, REMEDIAL, PENGAYAAN
PEMBELAJARAN TUNTAS, REMEDIAL, PENGAYAANNASuprawoto Sunardjo
 
Save ulang
Save ulangSave ulang
Save ulangamriani
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahHesal Sutika
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfHIDAYANTIHIDAYANTI3
 
ektrakurikuler.pdf
ektrakurikuler.pdfektrakurikuler.pdf
ektrakurikuler.pdfderiastuti3
 
Pembelajaran Deferensiasi.pptx
Pembelajaran Deferensiasi.pptxPembelajaran Deferensiasi.pptx
Pembelajaran Deferensiasi.pptxNRForever
 
3. Pembelajaran Deferensiasi.pptx
3.  Pembelajaran Deferensiasi.pptx3.  Pembelajaran Deferensiasi.pptx
3. Pembelajaran Deferensiasi.pptxOkkaIswan
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranAri Tanjung
 

Similar to Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented) (20)

Konsep pengayaan
Konsep pengayaan Konsep pengayaan
Konsep pengayaan
 
Tgs pgyaan en pncpaian indktor
Tgs pgyaan en pncpaian indktorTgs pgyaan en pncpaian indktor
Tgs pgyaan en pncpaian indktor
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
 
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 
Isi asgmt pemulihan dan pengayaan
Isi asgmt pemulihan dan pengayaanIsi asgmt pemulihan dan pengayaan
Isi asgmt pemulihan dan pengayaan
 
PEMBELAJARAN TUNTAS, REMEDIAL, PENGAYAAN
PEMBELAJARAN TUNTAS, REMEDIAL, PENGAYAANPEMBELAJARAN TUNTAS, REMEDIAL, PENGAYAAN
PEMBELAJARAN TUNTAS, REMEDIAL, PENGAYAAN
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
Manajemen Kesiswaan
Manajemen KesiswaanManajemen Kesiswaan
Manajemen Kesiswaan
 
Save ulang
Save ulangSave ulang
Save ulang
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiah
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
Bam
BamBam
Bam
 
ektrakurikuler.pdf
ektrakurikuler.pdfektrakurikuler.pdf
ektrakurikuler.pdf
 
Pembelajaran Deferensiasi.pptx
Pembelajaran Deferensiasi.pptxPembelajaran Deferensiasi.pptx
Pembelajaran Deferensiasi.pptx
 
3. Pembelajaran Deferensiasi.pptx
3.  Pembelajaran Deferensiasi.pptx3.  Pembelajaran Deferensiasi.pptx
3. Pembelajaran Deferensiasi.pptx
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

Pendidikan Anak Berbakat (Gifted & Talented)

  • 1. Nama : Puput Pamela NPM : 19170005 Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Riau Kepulauan Batam Pendidikan Anak Berbakat
  • 3. Kelas Unggulan Kelas Unggulan adalah kelas yang diikuti oleh sejumlah siswa yang unggul dalam tiga ranah penilaian dengan kecerdasan di atas rata-rata yang dikelompokkan secara khusus. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk membina siswa dalam mengembangkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan potensinya seoptimal mungkin sehingga memilki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbaik sebagaimana semangat konsep wawasan keunggulan
  • 4. Program kelas unggulan ini diselesaikan dalam waktu 3 tahun, mempunyai kurikulum tersendiri, menambah penambahan mata pelajaran sesuai jurusan yang dipilih. Dalam proses belajar siswa kelas unggulan ditargetkan mencapai ketuntasan belajar di atas kelas reguler. Kelas unggulan merupakan kelas percontohan yang dapat dilakukan dengan melibatkan semua Stakeholder sekolah mulai dari orang tua, siswa, guru-guru, karyawan, lingkungan, pengawas, instansi Diknas dan semua pihak yang terkait dengan urusan pendidikan.
  • 5. Pada dasarnya bentuk pelaksanaan pendidikan bagi anak yang berprestasi atau di atas rata- rata (dalam istilah Sutratinah, anak supernormal) dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Acceleration (percepatan) b. Segregation (pengelompokan) c. Enrichment (pengayaan)
  • 6. A. Acceleration (percepatan) Penyelenggaraan program akselerasi ini merupakan salah satu implementasi dari Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4, yaitu “Bahwa warga Negara yang memiliki kercerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”.Departemen Pendidikan Nasional menetapkan lima tujuan yang mendasari diselenggarakannya program akselarasi bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman penyelenggaraan akselarasi, yaitu:
  • 7. 1. Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya. 2. Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan pendidikan bagi dirinya. 3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran bagi peserta didik cerdas istimewa. 4. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik. 5. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
  • 8. Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan program akselarasi tentunya sekolah penyelenggara harus mengelola pendidikan dengan maksimal. Pengelolaan program akselarasi sangat berbeda dengan kelas reguler. Mulai dari pembukaan layanan akselarasi. Prosedur rekruitmen dan pengembangan peserta didik. Sistem pembelajaran dan kurikulum. Pengelolaan ruang belajar, pengayaan, dan penilaian Yang sangat penting adalah tenaga pendidik yang mengajar di kelas akselarasi mampu menyesuaikan diri dengan karakteristik peserta didik.Oleh sebab itu sekolah penyelenggara akselarasi masih mengaku berbagai kendala dan problematika dalam penyelenggaraannya. Oleh sebab itu perlu adanya kemantapan eksistensi dari satu organisasi atau sekolah yang ingin menyelenggarakan program percepatan belajar ini.
  • 9. B. Segregation (pengelompokan) Segregation adalah pengelompokan atau pengasingan, siswa disendirikan menjadi kelompok khusus semacam Ability Grouping (kelompok kecakapan). Segregation dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  • 10. a. Kelas biasa ditambah dengan kelas khusus. Anak di atas rata-rata mengikuti secara penuh seluruh kegiatan di sekolahnya setelah itu mendapat pelajaran tambahan dalam kelas khusus. b. Mengikuti kelas biasa (regular class) tetapi tidak penuh 100% (hanya ± 75 %) ditambah dengan mengikuti kelas khusus (special class), karena jumlah jam pelajaran, maka anak di atas masih mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan- kegiatan lain yang dibutuhkan untuk pengembangan aspek kepribadian, karena jumlah jam belajar yang cukup lama di kelas khusus, anak di atas rata-rata masih memperoleh kesempatan bersaing dengan teman sesama di atas rata-rata.
  • 11. c. Secara penuh anak di atas rata-rata dimasukkan dalam kelas khusus. Ini berarti guru-guru, kurikulum, metode dan komponen pendidikan yang lain dilaksanakan secara khusus. Pihak guru dapat dengan mudah melakukan tugasnya karena murid yang dihadapi mempunyai tingkat kecerdasan yang sederajat. Pihak murid merasa ada persaingan dengan teman- teman yang memiliki kemampuan seimbang, sehingga dapat mempercepat pelajaran sesuai dengan kondisi mental peserta didik. d. Alternatif terakhir dengan mendirikan sekolah khusus untuk anak di atas rata-rata agar mereka mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk 23 mengembangkan diri, karena dapat bersaing dengan anak lain yang juga sama-sama super dengan segala fasilitas yang diperlukan.
  • 12. C. Enrichment (pengayaan) Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya
  • 13. Jenis Pembelajaran Pengayaan (Enrichment) Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan yaitu: a) Kegiatan eksploratoris yang bersifat umum yang dirancang dan disajikan kepada peserta didik. sajian yang dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat dan sebagainya, yang secara reguler tidak tercakup dalam kurikulum. b) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri. c) Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.
  • 14. Bentuk Pembelajaran Pengayaan (Enrichment) Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui: a) Belajar kelompok. Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remidial karena belum mencapai ketuntasan. b) Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati. c) Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum dibawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu. d) Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/ materi yang belum diketahui peserta didik. dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/ materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai kapasitas atau kapabilitas masing-masing.
  • 15. Program yang sesuai untuk siswa yang sangat cerdas
  • 16. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 pasal 135 ayat 2 mengungkapkan bahwa program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa :
  • 17. 1. Program percepatan Program percepatan menurut Pressey (Hidayat & Gunawan, 2013: 35) adalah kemajuan yang dicapai melalui suatu program pendidikan dengan waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih dini daripada pendidikan konvensional. Adanya akselerasi menurut Direktorat PSLB (2010: 59) dikarenakan adanya kebutuhan untuk belajar dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada peserta didik pada umumnya sehingga peserta didik bekecerdasan istimewa
  • 18. membutuhkan stimulasi belajar yang lebih cepat. Tujuan diadakannya akselerasi diungkapkan oleh NAGC Position Statement (Direktorat PSLB, 2010: 60) yaitu bertujuan untuk menyesuaikan kecepatan pembelajaran dengan kemampuan peserta didik, memberikan tantangan belajar pada tingkatan yang sesuai untuk menghindari kejenuhan belajar akibat dari pembelajaran yang diulang-ulang, dan mengurangi waktu untuk menyelesaikan sekolah secara tradisional
  • 19. 2) Program pengayaan Schiever & Maker (Direktorat PSLB, 2010: 110) mengungkapkan bahwa pengayaan digunakan sebagai kurikulum maupun sebai program layanan pembelajaran. Lebih lanjut Direktorat PSLB (2010: 111) menyatakan bahwa pengayaan tidak hanya sekedar menambah materi, namun juga melibatkan proses. Davis (2012: 118) mengungkapkan dengan rinci strategi dalam pengayaan memiliki tujuan isi yaitu merujuk kepada apa yang ada di dalam materi akan diperkaya dan dipersulit serta tujuan proses yaitu merujuk kepada prosedur mental pemecahan masalah, pemikiran kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran kritis, perencanaan, analisis, evaluasi dan sebagainya.
  • 20. Dari berbagai uraian pendapat ahli di atas dapat ditegaskan bahwa program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik bekecerdasan istimewa dapat berbentuk akselerasi maupun pengayaan dalam sebuah kelas khusus yang dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal dengan didukung sebuah kurikulum khusus.
  • 21. Kebutuhan peserta didik Cerdas Isimewa akan pengembangan kurikulum disampaikan oleh Sorenson & Francis (Direktorat PSLB, 2010: 41) yaitu 1) 26 kurikulum dengan kecepatan belajar yang dipercepat dengan sedikit repetisi; 2) sarana untuk menguasai kurikulum tradisional dalam waktu yang lebih singkat; 3) kesempatan untuk memperlajari materi yang lebih abstrak, lebih kompleks, dan lebih mendalam; 4) kesempatan untuk belajar dan menerapkan berbagai strategi pemecahan masalah; 5) pengalaman belajar dengan lingkungan yang berorientasi pada peserta didik; 6) kesempatan untuk belajar bekelanjutan dan mempraktikkan keterampilan meneliti; 7) kesempatan untuk bekerja secara mandiri; 8) kesempatan untuk berinteraksi dengan para pakar. Dengan demikian modifikasi harus dilakukan dibagian materi, proses, produk, dan lingkungan belajar.
  • 22. Selain memberikan kesempatan belajar sesuai dengan kebutuhannya, anak cedas istimewa juga memerlukan layanan konseling. Sebagaimana Hollingworth mengungkapkan (Davis, 2012: 9) bahwa peserta didik yang memiliki kecerdasan istimewa akan mengalami kesulitan dalam hal kerentanan emosional, sehingga Hollingworth merekomendasikan adanya konseling sebagai pendidikan emosional bagi anak bekecerdasan istimewa. Lebih lanjut Hollingworth menyatakan bahwa konseling merupakan bagian integral dari program yang berkualitas khusus untuk anak yang sangat cerdas. Dengan demikian dapat dipahami bahwa selain memerlukan kelas khusus berbasis akselerasi atau pengayaan, peserta didik cerdas istimewa juga membutuhkan layanan konseling dalam perjalanannya menempuh pendidikan.