Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Manajemen Kesiswaan
1. 1
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, sekolah sebagai sebuah
sistem, seharusnya memiliki sebuah mekanisme yang mampu mengatur dan
mengoptimalkan berbagai komponen dan sumber daya pendidikan yang ada.
Salah satu aktivitas dalam manajemen penyelenggaraan sebuah lembaga
pendidikan adalah manajemen kesiswaan.
Dalam lembaga pendidikan, siswa atau murid merupakan subjek didik yang
dilayani untuk mendapatkan pendidikan. Keberhasilannya dalam meperoleh
layanan pendidikan siswa tersebut tidak hanya bergantung pada layanan proses
belajar mengajar yang diberikan kepadanya, tetapi juga pengelolaan keberadaan
siswa sebagai subjek di lembaga pendidikan.
Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum menerapkan
manajamen kesiswaan sesuai dengan prosedur yang seharusnya, ini bisa
disebabkan karena kurangnya pemahaman mengenai manajemen kesiswaan oleh
oknum-oknum di sekolah tersebut.
Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik membahas mengenail hal-hal
yang berkaitan dengan manajemen kesiswaan, sehingga pada gilirannya nanti
diharapkan dapat diimplementasikan dalam proses pedidikan, sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen kesiswaan?
2. Apa tujuan dari manajemen kesiswaan?
3. Apa prinsip-prinsip dari manajemen kesiswaan?
4. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam manajemen kesiswaan?
5. Bagaimana peranan guru dalam manajemen kesiswaan?
2. 2
C. Tujuan
1. Mengetahuai pengertian dari manajemen kesiswaan.
2. Mengetahui tujuan dari manajemen kesiswaan.
3. Mengetahui prinsip-prinsip dari Manajemen kesiswaan.
4. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan dalam manajemen
pendidikan.
5. Mengetahui peranan guru dalam manajemen kesiswaan.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan
kesiswaan. Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata
monus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.
Manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian menjadi suatu
rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumberdaya secara
efisien disertai penetapan cara pelaksanaanya oleh seluruh jajaran dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.1
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata siswa berarti
Murid, Pelajar. Secara etimologi, siswa adalah siapa yang terdaftar
sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan.2
Dengan demikian,
manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan
keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.3
1
Syaiful Sagala, Manajemen Strategi dalam Penigkatan Mutu Penndiidikan, (bandung : Alfabeta,
2007), 52.
2
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta : Rajawali, 1986), 11.
3
Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2004), 45.
4. 4
Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data
peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara
operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari
manajemen sekolah yang memiliki peran yang cukup besar dalam
menentukan keberhasilan manajemen sekolah. Manajemen kesiswaan
dapat diartikan sebagai suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari awal masuk (bahkan, sebelum masuk) hingga akhir (tamat)
dari lembaga pendidikan.4
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal
yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan,
penerimaan, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai siswa
menamatkan pendidikan melalui penciptaan suasana yang kondusif
terhadap berlangsungya proses belajar megajar yang efektif.5
2. Tujuan Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan
dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan
sekolah.6
Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan
sekolah adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan),
bakat dan minat siswa.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
4
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta : Erlangga 2007), 141.
5
Soetipja Dan Raflis Kosasi, Profesi Guru, (Jakarta ; PT. Rineke Cipta, 2004), 165.
6
Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2004), 46.
5. 5
d. Dengan terpenuhinya a, b, dan c di atas diharapkan siswa dapat
mencapai kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar
dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan
pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial
emosional, di samping ketrampilan-ketrampilan lain.
Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu
pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak
yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosial,
sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi masing-masing.
Untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang
peserta didik. Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan
ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku klapper,
buku laporan keadaan siswa, buku presensi siwa, buku rapor, daftar
kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya. 7
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan
Berkenaan dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip
dasar yang harus mendapat perhatian berikut ini8
:
a. Siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, sehingga
harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
b. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi
fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya.
Oleh karena itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam,
sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara
optimal.
7
Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2004), 47.
8
Hasbullah, Otonomi pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 121.
6. 6
c. Pada dasarnya siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka
menyenangi apa yang diajarkan.
d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah
kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
4. Kegiatan Dalam Manajemen Kesiswaan
Kegiatan dalam manajemen kesiswaan dapat dipilih menjadi tiga
bagian besar, yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan
penamatan program siswa disekolah.9
a. Penerimaan Siswa
Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada
siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi
persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu.
b. Pembinaan Siswa
Yang dimaksud dengan pembinaansiswa adalah pemberian
layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam
maupundi luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan kepada siswa
dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar
akan tugas-tugas belajarnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam rangka pembinaan siswa ini adalah: 1) memberikan orientasi
kepada siswa baru, 2) mengatur dan atau mencatat kehadiran siswa, 3)
mencatat prestasi dan kegiatan siswa, dan 4) mengatur disiplin siswa
di sekolah.10
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
siswa ini adalah11
:
1) Orientasi siswa baru.
9
Prof. Soetipjo, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), 165.
10
Prof. Soetipjo, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), 166.
11
Prof. Soetipjo, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), 166.
7. 7
2) Pengaturan kehadiran siswa. Beberapa alat yang dapat digunakan
untuk melakukan pencatatan kehadiran siswa ini diantaranya
adalah:
a) Papan absensi harian siswa (per kelas dan per sekolah)
b) Buku absensi harian siswa
c) Rekapitulasi absensi siswa.
3) Pencatatan siswa di kelas. Dalam rangka pembinaan siswa perlu
juga dilakukan pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat berupa:
a) daftar siswa di kelas, b) grafik prestasi belajar, dan c) daftar
kegiatan siswa
4) Pembinaan disiplin siswa. Disiplin merupakan suatu keadaan di
mana sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan
tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di
sekolah dan/kelas di mana mereka berada.
5) Tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat
yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa
agar dapat mempraktekkan disiplin di sekolah. Disiplin sekolah
dapat diberikan antara lain melalui ganjaran dan hukuman.
Ganjaran adalah sesuatu yang bersifat menyenangkan yang
diterima siswa karena berprestasi, berusaha dengan baik atau
bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh bagi yang lain,
sedangkan hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan
yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena mereka
bertingkah laku yang tidak pada tempatnya. Kalau ganjaran
diberikan untuk membuat siswa melakukan hal yang positif,
makahukuman diberikan dengan maksud agar siswa jera atau
tidak ingin berbuat lagi hal-hal yang negatif. Hukuman diberikan
kepada siswa dalam batas-batasyang wajar, sehingga misi
mendidik siswa tercapai.
6) Promosi dan mutasi. Promosi atau kenaikan kelas adalah
perpindahan siswa dari suatu kelas ke kelas lainnya yang
8. 8
lebihtinggi setelah memenuhi persyaratan- persyaratan tertentu.
Promosi/ kenaikan kelas dilaksanakan dengan berpedoman
kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan bersama
antara semua guru dan kepala sekolah dalam rapat kenaikan kelas.
Keputusan kenaikan kelas ini hendaknya diambil dari landasan
yang mewakili sosok siswa secara utuh, baik ditinjau dari ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Premosi harus
dilaksanakan dengan sangat hati-hati dalam arti harus
dipertimbangkan beberapa prinsip dasar yang penting, yaitu
bahwa:
a) Promosi harus dilaksanakan atas dasar pertimbangan keadaan
siswa secara pribadi.
b) Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor yang dicapai oleh siswa.
c) Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan
prestasi yang dicapai siswa.
d) Promosi harus mempertimbangkan mata pelajaran-mata
pelajaran yang akan ditempuh siswa di kelas yang lebih
tinggi. Mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu
sekolah ke sekolah lainnya karena alasan-alasan tertentu.
Mutasi adalah hak setiap siswa, oleh karena itu sekolah harus
dapat memberi kesempatan kepada siswanya yang akan
menggunakan haknya itu. Mutasi harus dilakukan melalui
prosedur tertentu dan dicatat oleh kedua sekolah, sekolah asal dan
sekolah tujuan.
c. Tamat Belajar
Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata
pelajaran atau telah menempuh kurikulum sekolah dengan
memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamatbelajar
dari kepala sekolah. Dalam hal yang demikian, siswa sudah tidak
mempunyai hak lagi untuk tetap tinggal di sekolah yang bersangkutan
9. 9
karena dianggap telah menguasai semua mata pelajaran atau
kurikulum sekolah.
Tamat belajar untuk sekolah menengah, pada dasarnya merupakan
pencapaian salah satu tangga untuk pendidikan lebih lanjut, atau
pencapaian suatu keterampilan yang dapat dipergunakan untuk
menopang kehidupannya di masyarakat.
5. Peranan Guru dalam Manajemen Kesiswaan
Keterlibatan guru dalam manajemen kesiswaan tidak sebanyak
keterlibatannya dalam mengajar. Dalam manajemen kesiswaan guru
lebih banyak berperan secara tidak langsung.
Beberapa peranan guru dalam manajemen kesiswaan itu
diantaranya adalah12
:
a. Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil
bagian. Di antara mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan
yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatan
penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
b. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa
cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru
dalam hal ini sangat penting, karena andaikata terjadi salah langkah
pada saat pertama, dapat berakibat kurang menguntungkan bagi jiwa
anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
c. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil
yang besar juga. Guru diharapkan mampu mencatat/merekan
kehaidran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik.
Data kehadiran ini dimungkinkan untuk bahan pertimbangan
penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam
menetapkan kenaikan kelas.
12
Prof. Soetipjo, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), 168.
10. 10
d. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru
juga harus mampu menciptakan suasana yang mendukung hal
tersebut. hal ini dapat mereka lakukan misalnya dengan membuat
grafik prestasi belajar siswa-siswanya.
e. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan
guru sangat penting karena guru dapat menjadi model. Untuk
membuat siswa mempunyai disiplin yang tinggi, maka guru harus
mampu menjadi contoh atau panutan bagi siswa-siswanya. Guru juga
harus mampu menegakkan disiplin dan tidak merusknya sendiri. Di
samping itu guru juga harus mampu mengambil keputusan secara
bijaksana dan konsisten untuk memberikan ganjaran dan hukuman
kepada para siswa yang pantas mendapatkannya.
11. 11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan
untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta
mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Kegiatan dalam manajemen kesiswaan dapat dipilih menjadi tiga bagian
besar, yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan
program siswa disekolah. Keterlibatan guru dalam manajemen kesiswaan
tidak sebanyak keterlibatannya dalam mengajar. Dalam manajemen
kesiswaan guru lebih banyak berperan secara tidak langsung.
B. Saran
Dalam lembaga pendidikan, siswa merupakan subjek didik yang dilayani
untuk mendapatkan pendidikan. Keberhasilanya dalam memperoleh layanan
pedidikan siswa tersebut tidak hanya bergantung pada layanan proses belajar
mengajar yang diberikan kepadanya, tetapi juga pengelolaan keberadaan
12. 12
siswa sebagai subjek didik di lembaga pendidikan. Oleh karena itu
mahasiswa diharapkan dapat memahami segala aspek tentang manajemen
kesiswaan karena keberadaan siswa di lembaga pendidikan perlu dikelola
dengan sebaik-sebaiknya.
13. 13
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali pers, 1986.
Hasbullah. Otonomi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2004.
Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga, 2007.
Sagala, Syaiful. Manajemen Strategi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta, 2007.
Soetipja, Rafis kosasi. Profesi Guru. Jakarta: PT. Rinneka Cipta, 2004.
Soetipjo. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.