SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-82
Pengaruh Job Demands – Resources terhadap Burnout
pada Manajer Proyek Indonesia
Prasidananto Nur Santoso, Budi Hartono
Program Studi S2 Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Yogyakarta 55281
E-mail: pranursan@gmail.com
Intisari
Dinamika kerja menimbulkan tantangan bagi mental pekerja, salah satunya adalah stres
yang dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat modern. Masalahnya stres tidak
berhenti disitu saja, namun seringkali menjadi gejala awal timbulnya burnout. Burnout
merupakan sindrom psikologis yang ditandai dengan adanya kelelahan emosional dan
terlepasnya dari keterlibatan kerja. Pada konteks manajemen proyek, efek burnout dapat
mengurangi produktivitas dan menambah jumlah pekerjaan yang tertunda serta pada
akhirnya berkontribusi sebagai salah satu penyebab kegagalan proyek (Powell, 2003).
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu melakukan studi burnout pada manajer proyek
dengan tujuan menguji model konseptual kaitan job demands, job resources, dan burnout.
Penelitian dilakukan dengan metode snowball sampling secara cross-section survey.
Kuesioner dikirim kepada 349 Manajer Proyek, dengan pen galaman sebagai manajer
proyek minimal 2 tahun, dari berbagai perusahaan berbasis proyek di Indonesia. Sebanyak
78 manajer proyek yang memenuhi kualifikasi penelitian memberikan respon dengan
respon rate sebesar 27,22 persen. Data diolah menggunakan analisis faktor konfirmatori,
uji asosiasi, dan path analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya (JR)
menjadi prediktor bagi peningkatan dan penurunan tuntutan kerja (JD) sebesar 41% (β =
-0,413, t = -3,957, p. < 0,01). Sedangkan, JD merupakan prediktor bagi adanya burnout
(BO) sebesar 37% (β = 0,365, t = 3,087, p. < 0,01).
Kata Kunci: burnout, job demands, job resources, JDR model, manajer proyek Indonesia
1. Pendahuluan
Dinamika kerja saat ini menimbulkan tantangan baru bagi mental pekerja, salah satunya
adalah stres yang dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat modern. Penyakit mental telah
menyumbang 35% prevalensi kecacatan global di beberapa negara yang tergabung dalam
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Masalahnya stres tidak
berhenti disitu saja, namun sebaliknya justru seringkali menjadi gejala awal timbulnya dampak
lanjutan seperti burnout. Studi tentang fenomena burnout telah berlangsung lebih dari 35 tahun
dan telah menjadi tema yang dominan secara akademis, namun dari beberapa penelitian tersebut,
masih sangat sedikit yang membahas dalam konteks manajemen proyek, bahkan di Indonesia
belum pernah dilakukan.
Mempelajari fenomena burnout dianggap penting untuk dilakukan dengan didasarkan pada
isu bahwa hal tersebut terbukti menjadi beban ekonomi yang dapat terjadi seiring waktu,
karenanya pencegahan merupakan hal yang sangat penting dan hal itu mungkin untuk dilakukan
melalui kegiatan promotif di tempat kerja (Toppinen-tanner, 2011). Pada konteks manajemen
proyek, efek burnout dapat mengurangi produktivitas dan menambah jumlah pekerjaan yang
tertunda serta pada akhirnya berkontribusi sebagai salah satu penyebab kegagalan proyek (Powell,
2003).
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-83
Manajer proyek merupakan elemen kunci terhadap keberhasilan proyek, karenanya
keterlibatan mereka, motivasi, dan kinerjanya menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan.
Penelitian secara kuantitatif dilakukan oleh Emelander (2011) untuk mengetahui apakah manajer
proyek mengalami burnout dan mempelajari kaitannya dengan kepuasan dari intrinsic
motivational needs yang berbasis pada teori self-determination theory. Sampel penelitiannya
mengalami burnout dengan korelasi signifikan ditemukan pada seluruh aspek burnout terhadap
intrinsic motivational needs, dan juga antara setiap aspek burnout (exhaustion, cynicism,
inefficacy) terhadap setiap aspek self-determination theory (autonomy, relatedness, competency).
Hasilnya mendukung konsep bahwa individu mengalami burnout karena mereka kelelahan yang
disebabkan adanya ketidakseimbangan tuntutan dan sumber dayanya, serta minimnya otonomi
dan dukungan sosial.
Menggunakan model Demand – Control – Support sebagai kerangka penelitiannya, Pinto et
al. (2014) meneliti burnout pada personil manajemen proyek konstruksi di Amerika Utara.
Penelitiannya mengungkapkan bahwa tingkat tuntutan kerja yang tinggi dalam lingkup proyek
merupakan prediktor bagi burnout. Usia, anggaran proyek, dan durasi proyek tidak signifikan
pengaruhnya terhadap burnout. Sedangkan, terdapat efek gender bahwa wanita cenderung
mengalami kelelahan emosi yang lebih besar dibanding rekan-rekan prianya. Kontrol dan
dukungan sosial berfungsi sebagai moderator bagi dimensi kelelahan emosional dan sinisme,
sedangkan tuntutan pekerjaan merupakan prediktor kuat pada aspek kelelahan emosional dan
tidak signifikan terhadap personal efficacy. Manajer proyek yang bekerja dalam kondisi situasi
penuh tekanan, memiliki kewenangan kendali yang rendah, dan dukungan atasan yang tinggi
cenderung mengalami cynicism.
Profesional yang mengalami burnout kurang produktif dan menyebabkan penurunan
profitabilitas. Motil (2015) meneliti hubungan antara durasi proyek, anggaran, dan peran individu
pada sebuah proyek terhadap burnout. Hasilnya menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan
secara statistik antara variabel independen dan burnout, namun signifikansi statistik terdapat pada
anggaran proyek dalam memprediksi dimensi sinisme yang menunjukkan bahwa semakin besar
anggaran proyek, lebih rentan terjadi sinisme pada individu. Penelitian sebelumnya telah
menemukan bahwa peningkatan kadar sinisme dalam anggota tim proyek dapat menyebabkan
perasaan keterasingan dan pemisahan diri dari peran pekerjaannya. Dampak positif perubahan
sosial terhadap peningkatan kesadaran terhadap burnout adalah mampu memperluas pemahaman
individu dan organisasi tentang prediksi burnout yang akhirnya menurunkan intensitas turnover
karyawan sehingga meningkatkan produktivitas dan profitabilitas organisasi.
Leung et al. (2009) meneliti pengaruh berbagai jenis stres terhadap kinerja di manajemen
proyek konstruksi. Stres dalam penelitiannya dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: tekanan
kerja (job stress), burnout, dan tekanan fisiologis (physiological stress). Tekanan kerja
merupakan penyebab burnout yang bisa menjadi prediktor bagi munculnya tekanan fisiologis.
Tekanan kerja berpengaruh negatif hanya terhadap kinerja individu (task performance). Kinerja
individu terkait secara positif terhadap kinerja interpersonalnya, sedangkan burnout dan tekanan
fisiologis berpengaruh negatif terhadap kinerja organisasi. Beberapa pendekatan yang
direkomendasikan untuk mencegah stres diantaranya, pemantauan berkala terhadap tekanan kerja
sebagai dasar untuk alokasi beban kerja, pertemuan organisasi dan berbagi tugas perlu tersedia
bagi manajer proyek untuk mencegah burnout, dan jika gejala stres fisiologis ditunjukkan oleh
manajer proyek maka perlu tersedia perawatan profesional.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, diperoleh pokok permasalahan
adalah belum pernah dilakukan penelitian sejenis dalam konteks proyek di Indonesia sehingga
terdapat kemungkinan perbedaan temuan dengan penelitian yang telah ada. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji model konseptual hubungan sebab akibat antara job demand, job
resources, dan burnout dalam konteks manajemen proyek di Indonesia. Penelitian dilakukan
dalam satu waktu (cross-section survey) dengan metode pengambilan sampel snowball sampling
pada responden manajer proyek di berbagai jenis perusahaan berbasis proyek di Indonesia. Hasil
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-84
analisis menunjukkan hubungan karakteristik kerja terhadap burnout, sehingga dapat dikelola
faktor penyebabnya agar efek negatif burnout dapat dicegah.
2. Metodologi
2.1 Prosedur
Penelitian ini dilakukan dalam satu waktu pada berbagai jenis perusahaan berbasis proyek
secara cross-sectional survey dengan metode pengambilan sampel menggunakan snowball
sampling (non-probability sampling). Beberapa tahapan penelitian yang dilakukan pada
penelitian ini, yaitu: Studi literatur dilakukan untuk memahami konsep burnout sebagai dasar
hipotesis dan instrumen pengukuran (kuesioner). Kuesioner penelitian diadopsi dari Bahasa
Inggris dengan melalui proses translasi ke Bahasa Indonesia dengan acuan metode back
translation. Pilot study dilakukan pada respoden non-sampel. Selanjutnya, survei utama
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel utama manajer proyek baik secara
langsung dalam bentuk hard copy maupun secara tidak langsung melalui online survey. Analisis
data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan prinsip statistika dibantu oleh software
statistik (Ms. Excel 2013, SPSS 23, dan LISREL 9.2 Student Version-2015). Tahapan penelitian
selengkapnya tampak pada Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
2.2 Dasar Teori dan Definisi Operasional
2.2.1 Manajemen Proyek dan Tantangan Manajer Proyek
Kegiatan proyek adalah setiap kegiatan yang sepesifik/unik yang dilakukan dengan cara
spesifik untuk meraih tujuan yang spesifik (Mantel et al. 2011). Proyek merupakan usaha
sementara yang dilakukan untuk membuat suatu produk, pelayanan, atau hasil yang unik.
Pelaksanaan proyek diukur dengan tiga kriteria, yaitu: waktu, anggaran, dan scope/kualitas
(Mantel et al. 2011). Manajemen Proyek merupakan penerapan pengetahuan, keahlian, metode,
Tidak
Uji Validitas
• Face Validity
• Content Validity
Mulai
Studi
Literatur
Penyusunan
Hipotesis
Model
Konseptual
Pilot Study
Instrumen
Riset (Back
Translate)
Instrumen lulus uji
validitas ?
Survei Utama
• Target : Manajer Proyek Indonesia (n: 349)
• Metode Survei : Cross-Section
• Metode Sampling : Non Probability
(Snowball Sampling)
Ya
Selesai
Kesimpulan
Pembahasan
Pengujian Statistik
• Uji Validitas Konstruk
(Pearson) dan Reliabilitas
(Cronbach Alpha)
• Analisis Faktor Konfirmatori
(CFA) & summated scale
• Uji Asosiasi (regresi-
korelasi)
• Path Analysis
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-85
dan teknik agar kegiatan proyek dapat memenuhi persyaratan proyek yang telah ditentukan (PMI,
2013).
Manajer proyek dan timnya dituntut bersiap menghadapi lingkungan kerja yang kompleks,
penuh tuntutan dan penuh tekanan/stres. Sifat alamiah di mana selalu ada konflik dan stres dalam
peran profesional manajer proyek dan anggota timnya telah menjadi bahasan dalam beberapa
literatur manajemen proyek (Pinto et al. 2014).
Dijelaskan pula dalam Pinto et al. (2014) bahwa profesi manajer proyek dicirikan sebagai
sebuah peran yang memiliki kegiatan beragam dengan keterbatasan sumber daya, berada di
lingkungan yang cakupan tanggung jawabnya luas namun dengan otoritas yang terbatas. Berbeda
dengan manajer operasi, seorang manajer proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan proyek
dengan sedikit/tanpa kewenangan yang jelas dalam mengatur sumber daya yang dibutuhkan dari
departemen fungsional (Mantel et al. 2011).
2.2.2 Job Demands – Resources (JD-R)
Konsep Job Demands-Resources (JD-R) diungkapkan oleh Bakker dan Demerouti (2007)
yang mengelompokkan kondisi kerja dalam dua kategori umum yang disebut sebagai karakteristik
kerja, yaitu: Job Demands (tuntutan pekerjaan) dan Job Resources (sumber daya kerja).
Job Demands adalah tuntutan pekerjaan yang menjadi stressor bagi manajer proyek. Hal
itu mengacu pada aspek pekerjaan berupa fisik, psikologis, sosial, dan organisasi, yang
membutuhkan usaha/keahlian fisik dan psikologis (kognitif dan emosional) tertentu (Bakker dan
Demerouti, 2007). Job Demands pada penelitian ini terdiri dari dua dimensi, yaitu:
a. Workload merupakan tuntutan pekerjaan terkait dengan beban kerja yang diterima baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
b. Role ambiguity merupakan kondisi ketidakjelasan peran yang terjadi ketika pekerja berada
dalam ketidaktahuan terhadap harapan yang dituntut dari dirinya (Cook, 2006).
Job Resources merupakan aspek sumber daya dari suatu pekerjaan berupa fisik,
psikologis, sosial, dan organisasi yang berdampak pada pencapaian tujuan kerja, mengurangi
tuntutan kerja terkait dengan kerugian fisiologis dan psikologis, serta mendorong adanya
pertumbuhan, pembelajaran, dan pengembangan individu (Bakker dan Demerouti, 2007). Job
Resources dalam penelitian ini menggunakan dimensi Autonomy terkait dengan kesempatan atau
kebebasan bagi pekerja, yang melekat pada pekerjaan, dalam menentukan berbagai elemen tugas
seperti metode bekerja, kecepatan bekerja dan tujuan bekerja (De Jong, 1995).
2.2.3 Burnout
Kombinasi tekanan (stress) yang berasal dari faktor pribadi dan organisasi yang tidak
teridentifikasi dan terkelola dengan baik dalam jangka waktu lama dapat berkontribusi terhadap
burnout. Maslach et al. (2001) menyatakan bahwa burnout merupakan respon berkepanjangan
terhadap tekanan kronis terkait interpersonal dan emosional di tempat kerja, yang diwujudkan
secara multidimensi dalam bentuk adanya kelelahan emosional (exhaustion), sikap tidak peduli
(cynicism/disengagement), dan kehilangan efektifitas diri/kemampuan berprestasi (inefficacy).
2.3 Hipotesis
Pada penelitian ini penentuan variabel, dimensi, dan hipotesis ditentukan melalui studi
literatur terkait dengan kosep burnout dalam konteks project management, antara lain: Fernet et
al. (2013) menyatakan bahwa tuntutan pekerjaan merupakan prediktor paling penting dari
burnout. Alarcon (2011) dalam meta analisisnya menyebutkan bahwa ambiguitas peran (role
ambiguity) dan beban kerja (workload) merupakan elemen dalam job demands yang menjadi
penyebab utama burnout. Job demands terlebih dulu akan menimbulkan efek kelelahan emosi
(emotional exhaustion), disusul berikutnya oleh kemunculan elemen – elemen burnout yang lain.
Bakker et al. (2006) dalam perspektif psikologi organisasi menemukan bahwa burnout lebih
mungkin terjadi ketika tuntutan pekerjaan tinggi dikombinasikan dengan sumber daya yang
rendah. Otonomi dapat membantu mengatasi tuntutan pekerjaan karena karyawan bisa
memutuskan sendiri kapan dan bagaimana cara menyikapi tuntutan kerja mereka. Pinto et al.
(2014) meneliti burnout pada personil manajemen proyek dan mengungkapkan bahwa tingkat
tuntutan kerja yang tinggi dalam lingkup proyek merupakan prediktor bagi burnout.
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-86
Terdapat beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu hubungan antara job
demands dan job resources sebagai variabel bebas terhadap burnout (variabel terikat). Mengacu
pada uraian penelitian sebelumnya, peneliti menetapkan tiga hipotesis berikut, yaitu:
a. Job resources berpengaruh terhadap Job demands (H1).
b. Job demands berpengaruh terhadap Burnout (H2).
c. Job resources berpengaruh terhadap Burnout (H3).
2.4 Partisipan
Populasi dalam penelitian ini adalah manajer proyek pada perusahaan berbasis proyek di
Indonesia yang telah berpengalaman menjadi manajer proyek minimal 2 tahun. Pada penelitian
ini tidak diketahui jumlah populasi riil seluruh manajer proyek di Indonesia, sehingga penentuan
sampel yang diteliti menggunakan pendekatan Tabel Isaac-Michael (Sugiyono, 2015).
Berdasarkan pendekatan tabel tersebut diperoleh target responden sebanyak 349 manajer proyek
(n ideal).
Dari angket survei yang disebar, sebanyak 78 responden memenuhi kualifikasi pengalaman
manajer proyek dengan respon rate sebesar 27,22%. Responden terdiri dari 82% pria dan 18%
wanita. Manajer proyek yang berpartisipasi dalam survei berasal dari berbagai jenis proyek, yaitu:
4% dari Konsultan, 18% dari Telekomunikasi, 28% dari Konstruksi, dan 50% dari Information
Technology. Proporsi responden berdasarkan pengalaman sebagai manajer proyek tercantum
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Pengalaman Responden
Pengalaman Manajer Proyek Jumlah Persentase
2 – 5 Tahun 44 56
5,1 – 10 Tahun 24 31
> 10 Tahun 10 13
Total 78 100
2.5 Pengukuran
Pengukuran job demands mengacu pada penelitian Kim & Wright (2007), skala yang
digunakan adalah likert dengan skor satu (sangat tidak setuju) hingga skor lima (sangat setuju),
terdiri dari tiga item untuk dimensi workload (cronbach alpha = 0,754) dan empat item untuk
dimensi role ambiguity (cronbach alpha = 0,738). Pada dimensi workload, digunakan item seperti
”Saya merasa sibuk atau tergesa-gesa”. Sedangkan, pada dimensi role ambiguity digunakan item
seperti ”Pekerjaan saya jelas, tujuan terencana, dan ada sasaran”.
Sedangkan, pengukuran job resources mengacu pada penelitian De Jong (1995), skala yang
digunakan adalah likert dengan skor satu (sangat sedikit) hingga skor lima (sangat banyak), terdiri
dari sepuluh item untuk dimensi autonomy (cronbach alpha = 0,890). Item yang digunakan seperti
”Kesempatan yang ditawarkan dalam pekerjaan untuk menentukan sendiri tujuan pekerjaan”.
Pengukuran burnout umumnya menggunakan instrumen komersial berlisensi yang dikenal
sebagai maslach burnout inventory (MBI) yang diciptakan oleh Maslach (Maslach et al. 1997).
Namun, pada penelitian ini digunakan instrumen Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) yang
diciptakan oleh Demerouti et al. 2010. Instrumen tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan,
yaitu: tersedia untuk penelitian secara umum (non komersial) dan bukti empiris dari penelitian
validasi oleh Qiao dan Schaufeli (2011) yang menunjukkan adanya korelasi kuat antara kedua
alat ukur burnout (OLBI dan MBI) melebihi 0,70 (p < 0,01). Hal itu menunjukkan bahwa kedua
alat ukur tersebut memiliki konsistensi hasil yang tinggi.
OLBI memiliki keunggulan dapat digunakan dalam konteks pekerjaan apapun dengan
cakupan yang luas, tidak hanya aspek affective dari kelelahan, namun juga aspek fisik dan
kognitifnya. Instrumen tersebut dapat digunakan untuk pengukuran pada pekerja dengan aktivitas
fisik sebagai unsur utamanya, maupun pekerja yang terkait dengan aktivitas memproses informasi
dalam pekerjaannya (Demerouti et al. 2001).
Kuesioner OLBI memiliki dua dimensi, yaitu: exhaustion (cronbach alpha = 0,798) dan
disengagement (cronbach alpha = 0,753). Setiap dimensi terdiri dari delapan item dengan
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-87
karakter item yang berunsur negatif dan positif. Item yang berunsur negatif seperti ”Ada hari-hari
ketika saya merasa lelah sebelum saya tiba di tempat kerja”. Sedangkan, item yang berunsur
positif seperti ”Saya selalu menemukan aspek-aspek baru dan menarik dalam pekerjaan saya”.
Skala yang digunakan adalah likert dengan skor satu (sangat tidak setuju) sampai skor empat
(sangat setuju). Item yang berunsur positif harus dikodekan secara terbalik (reverse) untuk menilai
burnout. Skor keseluruhan akan menunjukkan bahwa skor yang semakin tinggi (menuju skor
empat) berarti semakin tinggi juga nilai exhaustion dan disengagement, maka semakin terindikasi
adanya burnout.
3 Hasil Dan Pembahasan
3.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan pada setiap item pertanyaan di setiap dimensi menggunakan korelasi
pearson. Item yang memiliki intra korelasi tinggi dalam satu dimensi, dianggap valid dan layak
digunakan pada analisis data. Sedangkan, beberapa item yang tidak valid (memiliki nilai intra
korelasi rendah) tidak disertakan dalam analisis.
Pada variabel job demands dan job resources, seluruh item penyusun untuk setiap
dimensinya dianggap valid karena memiliki intra korelasi yang tinggi (signifikan pada p.<0.05).
Pada variabel burnout, beberapa item dihilangkan karena dianggap tidak valid, sehingga yang
dicantumkan pada Tabel 2 merupakan item yang valid dengan intra korelasi tinggi di antara item
penyusunnya di setiap dimensi.
Tabel 2. Validitas Variabel Burnout
**. Korelasi signifikan pada p.<0.01 (2-tailed).
*. Korelasi signifikan pada p.<0.05 (2-tailed).
3.2. Confirmatory Factor Analysis (CFA)
CFA dilakukan untuk menguji model teoritis yang telah dibangun pada setiap variabel
berdasarkan spesifikasi model konstruksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil CFA harus
memiliki kesesuaian model (goodness of fit statistic) yang sesuai standar sehingga factor loading
bisa digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Pada proses CFA, peneliti melakukan
pengolahan data dengan tahapan mengacu pada Hair et al. (2010) dan menggunakan bantuan
software LISREL 9.2 (Student Version-2015). Secara umum setiap variabel yang diuji CFA tidak
terindikasi offending estimate yang ditunjukkan dari angka error variance yang positif dan
standardized loading factor (λ) < 1, serta nilai standard error yang tidak terlalu besar (Θδ<1).
Model menunjukkan hasil yang valid dilihat dari nilai t-value > 1,96 (nilai kritis) dan standardized
loading factor (λ) ≥ 0,5. Uji kesesuaian model CFA dilakukan dengan memeriksa nilai chi square,
p-value, RMSEA, dan parameter kesesuaian lain seperti tercantum pada Tabel 3. Secara umum,
nilai – nilai tersebut menunjukkan kesesuaian yang baik (goodness of fit statistics) sehingga item
penyusunnya dianggap sesuai sebagai refleksi dari setiap variabel pengukuran.
BX01 BX02 BX03 BX04 BX05 BX06 BD02 BD03 BD04 BD05 BD06 BD08
BX01 1
BX02 .417**
1
BX03 .305**
.236*
1
BX04 .310**
.489**
.220 1
BX05 .349**
.508**
.475**
.325**
1
BX06 .453**
.502**
.299**
.545**
.472**
1
BD02 .412**
.581**
.191 .483**
.430**
.513**
1
BD03 .257*
.233*
.211 .551**
.201 .404**
.544**
1
BD04 .282*
.258*
.410**
.355**
.371**
.177 .332**
.418**
1
BD05 .293**
.363**
.136 .431**
.320**
.383**
.398**
.301**
.244*
1
BD06 .343**
.318**
.253*
.534**
.269*
.525**
.534**
.586**
.431**
.405**
1
BD08 -.053 .085 .356**
.096 .185 .094 .061 .242*
.233*
-.201 .254*
1
Tabel 4. Validasi Burnout
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-88
Tabel 3. Parameter Goodness Of Fit Uji CFA
Kriteria Variabel JR
Variabel
JD
Variabel
Burnout
Chi-Kuadrat (Max Likelihood ratio) 74.24 15.94 102.72
ECVI 1.48 0.59 1.98
NCP 39.24 2.94 49.72
NFI 0.890 0.901 0.850
IFI 0.940 0.980 0.920
CFI 0.930 0.979 0.920
RFI 0.860 0.840 0.810
PNFI 0.690 0.558 0.680
PGFI 0.530 0.440 0.560
AIC 110 259.68 156
3.3. Uji Asosiasi (Korelasi dan Regresi)
Uji korelasi antar dimensi pada setiap variabel dilakukan untuk mendapatkan gambaran
seberapa kuat hubungan yang dibentuk dari satu indikator terhadap indikator yang lain. Hal itu
sebagai dasar dalam pengujian regresi untuk menguji seberapa jauh suatu indikator dapat
diprediksi oleh indikator yang lain. Uji korelasi menggunakan pearson correlation diperoleh hasil
seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Korelasi Antar Dimensi
JDW JDR JR BX BD
JDW 1
JDR .267*
1
JR -.236*
-.423**
1
BX .347**
.327**
-.162 1
BD .258*
.121 -.091 .690**
1
**. Korelasi signifikan pada p.<0.01 (2-tailed).
*. Korelasi signifikan pada p.<0.05 (2-tailed).
Di dalam variabel job demands terdapat korelasi positif antar dimensinya, yaitu antara beban
kerja (JDW) dengan ketidakjelasan peran (JDR) (r = 0,267; p.< 0,05). Kedua dimensi tersebut
juga sama – sama berkorelasi positif terhadap exhaustion (BX) dengan r = 0,347 untuk workload
(JDW) dan r = 0,327 untuk role ambiguity (JDR) pada tingkat signifikansi yang sama (p.< 0,01).
Hal tersebut sejalan dengan bukti empiris terkait konsep job-related stressors yang diuraikan
dalam penelitian Kim dan Wright (2007) dimana kedua dimensi tersebut merupakan penyebab
(antecedents) pada kelelahan kerja. Hasil tersebut menunjukkan secara positif bahwa dinamika
beban kerja dan ketidakjelasan peran dari seorang manajer proyek saling terkait seiring dengan
karakter kerja manajer proyek dan scope proyek yang harus dikelolanya. Pada variabel burnout
terjadi korelasi positif yang tinggi antar dimensinya, yaitu: exhaustion (BX) dan disengagement
(BD) dengan r = 0,690 (p.< 0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua dimensi tersebut
merupakan inti indikator adanya burnout.
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan signifikansinya, selanjutnya dilakukan uji regresi
linier dengan syarat bahwa seluruh variabel dan dimensi dinyatakan valid, reliabel, dan telah
memenuhi asumsi liniearitas. Variabel JR berpengaruh secara signifikan terhadap JD pada sig.
0,000 (p. < 0,01) dan mampu menjelaskan variabel JD dengan nilai R2
sebesar 17,1% (Adj.R2
=
0,16; Std. error = 1,46). Besarnya pengaruh langsung JR terhadap JD tampak pada nilai Beta
sebesar 0,413 atau 41,3%. Nilai error besar disebabkan masih terdapat 82,9% variasi JD yang
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam model ini. Persamaan regresi untuk
hubungan ini adalah:
JD = 2,946 – 0,85JR (1)
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-89
Variabel JD signifikan berpengaruh terhadap BO pada sig. 0.003 (p. < 0,05). Sedangkan, JR
secara signifikan tidak berpengaruh yang ditunjukkan dengan signifikansi sig. 0,910 (p. > 0,05).
Kedua variabel bebas tersebut mampu menjelaskan variabel BO secara keseluruhan dengan nilai
R2
sebesar 13% (Adj.R2
= 0,106; Std. error = 1,74). Besarnya pengaruh JD terhadap BO tampak
pada nilai Beta sebesar 0,365 atau 36,5%. Sedangkan, JR tidak signifikan pengaruhnya terhadap
BO yang ditunjukkan dengan nila Beta sebesar 0,013 atau 1,3%. Pada kedua variabel bebas
terdapat perbandingan pengaruh yang jauh. Karenanya, koefisien variabel JR tidak berpengaruh
signifikan secara statistik. Nilai error besar karena masih terdapat 87% variasi BO yang dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam model ini. Persamaan regresi untuk hubungan
ini adalah:
BO = - 0,111+ 0,422JD + 0,032JR (2)
3.4. Pembahasan
Hasil uji model menunjukkan hubungan antar variabel dengan acuan model konseptual job
demand-resources telah sesuai dengan terpenuhinya beberapa indikator goodness of fit (chi
square = 0, P-value = 1, RMSEA = 0). Hasil perhitungan (output) program LISREL menunjukkan
bahwa hubungan JR – JD signifikan (t-value = -4,01), hubungan JD – BO signifikan (t-value =
3,15), dan hubungan JR – BO tidak signifikan (t-value = 0,12). Pembahasan hipotesis secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pembahasan Hipotesis 1
Hasil pengujian asosiasi (Tabel 4) menunjukkan korelasi negatif antara job resources
terhadap setiap dimensi pada variabel job demands (H1), yaitu: workload (r = -0,236, p. < 0,05)
dan role ambiguity (r = -0,423, p. < 0,01). Hubungan negatif antara kedua variabel terbukti
diterima dengan nilai t-value yaitu 4,01 > 1,96 (tingkat keyakinan 95%) dan nilai koefisien jalur
(β) sebesar -0,41. Penerimaan hipotesis ini sejalan dengan penelitian Bakker et al. (2006) yang
menyatakan bahwa burnout terjadi ketika tuntutan pekerjaan tinggi dikombinasikan dengan
sumber daya yang rendah. Otonomi membantu mengatasi tuntutan pekerjaan karena karyawan
bisa memutuskan sendiri kapan dan bagaimana cara menyikapi tuntutan kerja mereka. Bakker
dan Costa (2014) mengungkapkan bahwa konsep JD-R menyatakan bahwa sumber daya
memainkan peran buffer dalam hubungan antara job demands dan burnout.
Penelitian ini dapat membuktikan hubungan berkaitan dengan konsep JD-R dengan adanya
korelasi negatif pada keduanya, yang berarti adanya kemampuan job resources sebagai prediktor
bagi job demands sehingga dapat mengendalikan efek kemunculan burnout. Seorang manajer
proyek yang memiliki tingkat otonomi kerja tinggi (sumberdaya yang memadai) dalam
pekerjaannya akan mampu menghadapi beratnya tuntutan kerja yang dihadapi. Hal tersebut
penting untuk dicermati bahwa dengan mengelola tuntutan kerja dan sumber daya secara
seimbang dapat mengurangi potensi munculnya burnout dikarenakan manajer proyek memiliki
semacam “peredam” dalam menghadapi tuntutan kerja walau seberat apapun tekanannya.
Pembahasan Hipotesis 2
Hubungan positif variabel job demands terhadap burnout (H2) terbukti diterima karena nilai
t-value yaitu 3,15 > 1,96 (tingkat keyakinan 95%) dengan nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,37.
Terdapat hubungan dari sisi dimensional (Tabel 4) pada variabel job demands, yaitu: workload (r
= 0,347) dan role ambiguity (r = 0,327), keduanya terbukti berkorelasi positif terhadap exhaustion
(salah satu dimensi burnout) pada tingkat signifikansi yang sama (p.< 0,01). Penerimaan hipotesis
ini sejalan dengan penelitian Alarcon (2011) yang menyatakan bahwa ambiguitas peran (role
ambiguity) dan beban kerja (workload) merupakan elemen dalam job demands yang menjadi
penyebab utama burnout. Fernet et al. (2013) mengungkapkan bahwa tuntutan pekerjaan (JD)
merupakan prediktor paling penting dari burnout.
Mengacu pada beberapa hal tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa tuntutan kerja
pada manajer proyek dapat menjadi prediktor bagi munculnya burnout tergantung dari seberapa
besar dan kompleksnya tuntutan kerja yang dihadapi karena hal tersebut merupakan faktor
situasional seperti diungkapkan oleh Bakker dan Costa (2014). Seorang manajer proyek yang
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-90
merasa tertekan atau tidak mampu beradaptasi terhadap tuntutan pekerjaaannya akan cenderung
melihat lingkungan kerjanya secara negatif (sinisme/dissengagement) dikarenakan sudah
terdampak efek kelelahan secara mental dan fisiknya (exhaustion), hal itulah yang dianggap
sebagai munculnya burnout.
Pembahasan Hipotesis 3
Hubungan variabel job resources terhadap burnout (H3) tidak dapat dipenuhi karena nilai t-
value yaitu 0,12 < 1,96 (tingkat keyakinan 95%) dengan nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,01. Hal
itu menunjukkan hubungan kedua variabel tidak signifikan sehingga tidak dapat mendukung bukti
empiris yang diungkapkan oleh Fernet et al. (2013), yaitu: sumberdaya (job resources) sebagai
prediktor bagi sinisme (depersonalization/dissengagement) dan profesional efficacy. Mengacu
pada beberapa hal tersebut, maka peneliti menganalisis bahwa secara teoritis seharusnya job
resources juga mampu memprediksi burnout, tetapi tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini.
Hal itu bisa disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu: kemungkinan tidak adanya hubungan antar
variabel dalam konteks penelitian ini dan terkait dengan data sampel yang tidak cukup besar (n =
78) sehingga hubungan antar variabel tersebut tidak terdeteksi.
4 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat
diambil adalah penelitian ini dapat membuktikan hubungan berkaitan dengan konsep Job Demand
Resources (JD-R) dengan adanya korelasi negatif pada keduanya, yang berarti adanya
kemampuan job resources/JR sebagai prediktor bagi job demands/JD (β = -0,413, t = -3,957, p.
< 0,01), dengan persamaan regresi untuk hubungan ini adalah: JD = 2,946 – 0,85JR. Seorang
manajer proyek yang memiliki tingkat otonomi kerja tinggi dalam pekerjaannya akan mampu
menghadapi beratnya tuntutan kerja yang dihadapinya. Tekanan kerja yang diterima oleh manajer
proyek cukup sulit untuk dikurangi, karena secara alami karakter kerja proyek memang penuh
dengan tekanan. Untuk mengimbanginya bisa ditempuh dengan peningkatan sumber daya yang
memadai, tujuannya untuk menjaga keseimbangan antara job demands and job resources.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa Job Demands (JD) pada manajer proyek dapat
menjadi prediktor bagi munculnya burnout (β = 0,365, t = 3,087, p. < 0,05) dengan persamaan
regresi untuk hubungan ini adalah: BO = - 0,111+ 0,422JD + 0,032JR. Seorang manajer proyek
yang merasa tertekan atau tidak mampu beradaptasi terhadap tuntutan pekerjaaannya akan
cenderung melihat lingkungan kerjanya secara negatif (sinisme/dissengagement) dikarenakan
sudah terdampak efek kelelahan secara mental dan fisiknya (exhaustion), hal itulah yang dianggap
munculnya burnout. Perusahaan dapat mengusahakan adanya peningkatan kejelasan peran dan
tanggungjawab (role clarity), serta peningkatan otonomi kerja bagi para manajer proyeknya agar
tekanan kerja yang dihadapi tidak menjadi beban bagi kesehatan mentalnya.
Perlu studi lebih lanjut (replikasi) menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak (n >100)
dengan menambahkan beberapa variabel yang diduga kuat berpengaruh signifikan dan tidak
berkorelasi dengan variabel independen yang sudah ada pada model penelitian ini (bersifat bebas
dari multikolinearitas). Sampel aktual sebanyak 78 responden menunjukkan margin of error
sebesar 11%.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Project Management Institute (PMI) Indonesia Chapter
sebagai bagian dari responden dalam penelitian ini.
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-91
β
λ
Θδ
JD
JDW
JDR
JR
BO
BX
BD
GFI
RMR
RMSEA
ECVI
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Koefisien jalur
Standardized loading factor
Standard error
Job Demands
Workload
Role Ambiguity
Job Resources
Burnout
Exhaustion
Disenggagement
Goodnees Of Fit Index
Root Mean Square Error
Root Mean Square Error
Approximation
Expected Cross Validation
Index
NCP
AGFI
NFI
IFI
CFI
RFI
PNFI
PGFI
AIC
CN
GoF
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Non Centrality Parameter
Adjusted Goodness of Fit
Index
Normed Fit Index
Incremental Fit Index
Comparative Fit Index
Relative Fit Index
Parsimonious Normed
Fit Index
Parsimonious Goodness
of Fit Index
Akaike Information Criterion
Critical N
Goodness Of Fit
Daftar Pustaka
Alarcon, G.M., 2011, A meta-analysis of burnout with job demands, resources, and attitudes,
Journal of Vocational Behavior, 79, 549–562.
Bakker, A.B., Schaufeli, W.B., Demerouti, E., dan Euwema, M.C., 2006, An organizational and
social psychological perspective on burnout and work engagement, M. Hewstone, H. Schut,
J. de Wit, K.van den Bos & M. Stroebe (Eds.), The scope of social psychology: Theory and
applications, pp. 229-252, Andover: Psychology Press, UK.
Bakker, A.B., dan Demerouti, E., 2007, The Job Demands-Resources model: state of the art,
Journal of Managerial Psychology, 22 (3), 309-328.
Bakker, A.B., dan Costa, P.L, 2014, Chronic job burnout and daily functioning: A theoretical
analysis, Burnout Research, 1, 112–119.
Cook, S.L.S., 2006, Explaining Burnout : A mixed Method Investigation Of Information
Technology Workers, Disertasi, School of Business and Technology, Capella University,
USA.
De Jong, J., 1995, Job Autonomy, Well-Being, and Health : A Study Among Dutch Health Care
Workers, Datawyse B.V.I Universitaire Pers Maastricht, Netherlands.
Demerouti, E., Bakker, A.B., Nachreiner, F., dan Schaufeli, W.B., 2001, The Job Demand-
Resources Model of Burnout, Journal of Applied Psychology, 86 (3), 499-512.
Demerouti, E., Mostert, K., dan Bakker, A. B., 2010, Burnout and Work Engagement: A
Thorough Investigation of the Independency of Both Constructs, Journal of Occupational
Health Psychology 2010, 15 (3), 209–222.
Emelander, S.J., 2011, A study of burnout and intrinsic needs fulfillment among project managers
(Order No. 3443317), ProQuest Dissertations & Theses Global (854846638), School of
Business and Technology, Capella University, USA. [Online Accessed 29 Januari 2016]
Fernet, C., Austin, S., Trépanier, S., dan Dussault, M., 2013, How do job characteristics contribute
to burnout? Exploring the distinct mediating roles of perceived autonomy, competence, and
relatedness, European Journal of Work and Organizational Psychology, 22 (2), 123-137.
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., dan Anderson, R.E., 2010, Multivariate Data Analysis, 7th
ed., Pearson Prentice Hall, New Jersey.
Kim, S., dan Wright, B.E., 2007, IT Employee Work Exhaustion Toward an Integrated Model of
Antecedents and Consequences, Review of Public Personnel Administration, 27 (2), 147-170.
Leung, M.-Y., Chan, Y.S. dan Dongyu, C., 2009, Structural linear relationships between job
stress, burnout, physiological stress, and performance of construction project managers,
Engineering, Construction and Architectural Management, 18 (3), 312-328.
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017
Yogyakarta, 8 November 2017
Program Studi Teknik Industri
Departemen Teknik Mesin dan Industri
ISBN 978-602-73461-6-1
ER-92
Mantel, S.J., Meredith, J.R., Shafer, S.M., dan Sutton, M.M., 2011, Project Management In
Practice, 4th
ed., John Wiley & Sons, USA.
Masclach, C., Leiter, M.P., dan Jackson, S.E., 1997, The Maslach Burnout Inventory Manual,
https://www.researchgate.net/publication/277816643. [Online Accessed 15 Februari 2016]
Maslach, C., Schaufeli, W.B., and Leiter, M.P., 2001, Annual Review of Psychology, 52, 397-422.
Motil, M.M., 2015, Project duration, budget, individual role, and burnout among construction
managers (Order No. 3705625), ProQuest Dissertations & Theses Global (1692569064).
[Online Accessed 15 Februari 2016]
Project Management Institute (PMI), 2013, A Guide to the Project Management Body Of
Knowledge (PMBOK), 5th
ed., USA.
Pinto, J.K., Dawood. S., dan Pinto, M.B., 2014, Project management and burnout : Implications
of the Demand – Control – Support model on project-based work, International Journal of
Project Management, 32, 578–589.
Powell, B., 2003, Root Causes of Project Failures : Stories of “Fixes that Fail”, Project
Management Dynamics Report on Pikes Peak Chapter of Project Management Institute (PMI)
Presentation, Continuous Improvement Associates, Colorado, USA,
http://www.exponentialimprovement.com, [Online Accessed 15 Februari 2016]
Qiao, H., dan Schaufeli, W.B., 2011, The Convergent Validity of Four Burnout Measures in a
Chinese Sample: A Confirmatory Factor-Analytic Approach, Applied Psychology : An
International Review, 60 (1), 87–111.
Sugiyono, 2015, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Santoso, S., 2016, Panduan Lengkap SPSS Versi 23, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Toppinen-Tanner, S., 2011, Process of burnout: structure, antecedents, and consequences,
People and Work Research Reports, Finnish Institute of Occupational Health, Juvenes Print,
Finland.

More Related Content

Similar to Burnout in Indonesian Project Manager

Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...Robertus Arian Datusanantyo
 
42124-Article Text-66987-1-10-20210722.pdf
42124-Article Text-66987-1-10-20210722.pdf42124-Article Text-66987-1-10-20210722.pdf
42124-Article Text-66987-1-10-20210722.pdfDelvinaAudina
 
Social and organizational foundations of ergonomics (muhammad rifky fadillah ...
Social and organizational foundations of ergonomics (muhammad rifky fadillah ...Social and organizational foundations of ergonomics (muhammad rifky fadillah ...
Social and organizational foundations of ergonomics (muhammad rifky fadillah ...Muhammad Rifky Fadillah
 
PPT SEMPRO - LARISSA.pptx
PPT SEMPRO - LARISSA.pptxPPT SEMPRO - LARISSA.pptx
PPT SEMPRO - LARISSA.pptxDISensor
 
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human EngineeringAlya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineeringalyaseptianisa
 
Tugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmTugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmsumiati sumi
 
Forum 3 minggu 4 metodologi penelitian bisnis
Forum 3 minggu 4 metodologi penelitian bisnisForum 3 minggu 4 metodologi penelitian bisnis
Forum 3 minggu 4 metodologi penelitian bisnisDonny_suryo
 
Turning potential power into professional
Turning potential power into professionalTurning potential power into professional
Turning potential power into professionalSetiono Winardi
 
Review jurnal 2 faktor organisasi dengan variabel drsain pekerjaan
Review jurnal 2 faktor organisasi dengan variabel  drsain pekerjaanReview jurnal 2 faktor organisasi dengan variabel  drsain pekerjaan
Review jurnal 2 faktor organisasi dengan variabel drsain pekerjaanfathussyakir
 
BLHH 1032 TOPIK 1.pptx
BLHH 1032 TOPIK 1.pptxBLHH 1032 TOPIK 1.pptx
BLHH 1032 TOPIK 1.pptxalihafiz5577
 
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-editTemu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-editNantaSigit1
 
Social and organizational foundations of ergonomics
Social and organizational foundations of ergonomics Social and organizational foundations of ergonomics
Social and organizational foundations of ergonomics ReinandaIsfania
 
Psikologi rekayasa(1)
Psikologi rekayasa(1)Psikologi rekayasa(1)
Psikologi rekayasa(1)Shera nisaka
 
ppt Pengaruh gaya Kepemipinan alam Lingkungan Kerja.pptx
ppt Pengaruh gaya Kepemipinan alam Lingkungan Kerja.pptxppt Pengaruh gaya Kepemipinan alam Lingkungan Kerja.pptx
ppt Pengaruh gaya Kepemipinan alam Lingkungan Kerja.pptxriki304599
 
2.Mohamad Agus1);Irmayanti 2); Sugiyanto3).docx
2.Mohamad Agus1);Irmayanti 2); Sugiyanto3).docx2.Mohamad Agus1);Irmayanti 2); Sugiyanto3).docx
2.Mohamad Agus1);Irmayanti 2); Sugiyanto3).docxandy692840
 
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docxandy692840
 
Rangkuman tugas materi msdm
Rangkuman tugas materi msdmRangkuman tugas materi msdm
Rangkuman tugas materi msdmRIta Anggraeni
 

Similar to Burnout in Indonesian Project Manager (20)

Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
 
42124-Article Text-66987-1-10-20210722.pdf
42124-Article Text-66987-1-10-20210722.pdf42124-Article Text-66987-1-10-20210722.pdf
42124-Article Text-66987-1-10-20210722.pdf
 
Ipi189109
Ipi189109Ipi189109
Ipi189109
 
keselamatan kerja
keselamatan kerjakeselamatan kerja
keselamatan kerja
 
Social and organizational foundations of ergonomics (muhammad rifky fadillah ...
Social and organizational foundations of ergonomics (muhammad rifky fadillah ...Social and organizational foundations of ergonomics (muhammad rifky fadillah ...
Social and organizational foundations of ergonomics (muhammad rifky fadillah ...
 
PPT SEMPRO - LARISSA.pptx
PPT SEMPRO - LARISSA.pptxPPT SEMPRO - LARISSA.pptx
PPT SEMPRO - LARISSA.pptx
 
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human EngineeringAlya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
 
Tugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmTugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdm
 
Forum 3 minggu 4 metodologi penelitian bisnis
Forum 3 minggu 4 metodologi penelitian bisnisForum 3 minggu 4 metodologi penelitian bisnis
Forum 3 minggu 4 metodologi penelitian bisnis
 
Turning potential power into professional
Turning potential power into professionalTurning potential power into professional
Turning potential power into professional
 
Review jurnal 2 faktor organisasi dengan variabel drsain pekerjaan
Review jurnal 2 faktor organisasi dengan variabel  drsain pekerjaanReview jurnal 2 faktor organisasi dengan variabel  drsain pekerjaan
Review jurnal 2 faktor organisasi dengan variabel drsain pekerjaan
 
BLHH 1032 TOPIK 1.pptx
BLHH 1032 TOPIK 1.pptxBLHH 1032 TOPIK 1.pptx
BLHH 1032 TOPIK 1.pptx
 
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-editTemu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
Temu 1-analisis-pengukuran-kerja-edit
 
Social and organizational foundations of ergonomics
Social and organizational foundations of ergonomics Social and organizational foundations of ergonomics
Social and organizational foundations of ergonomics
 
Psikologi rekayasa(1)
Psikologi rekayasa(1)Psikologi rekayasa(1)
Psikologi rekayasa(1)
 
ppt Pengaruh gaya Kepemipinan alam Lingkungan Kerja.pptx
ppt Pengaruh gaya Kepemipinan alam Lingkungan Kerja.pptxppt Pengaruh gaya Kepemipinan alam Lingkungan Kerja.pptx
ppt Pengaruh gaya Kepemipinan alam Lingkungan Kerja.pptx
 
Psikologi dalam dunia kerja
Psikologi dalam dunia kerjaPsikologi dalam dunia kerja
Psikologi dalam dunia kerja
 
2.Mohamad Agus1);Irmayanti 2); Sugiyanto3).docx
2.Mohamad Agus1);Irmayanti 2); Sugiyanto3).docx2.Mohamad Agus1);Irmayanti 2); Sugiyanto3).docx
2.Mohamad Agus1);Irmayanti 2); Sugiyanto3).docx
 
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
6. 1) Jajang Sutija, 2) Sugiyanto_Direvisi. docx (2) (1).docx
 
Rangkuman tugas materi msdm
Rangkuman tugas materi msdmRangkuman tugas materi msdm
Rangkuman tugas materi msdm
 

More from Prasidananto Nur Santoso (8)

Explanatory Factor Analysis with R
Explanatory Factor Analysis with RExplanatory Factor Analysis with R
Explanatory Factor Analysis with R
 
Sistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan BencanaSistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan Bencana
 
Risk assessment bengkel
Risk assessment bengkel   Risk assessment bengkel
Risk assessment bengkel
 
Statistik Lanjut
Statistik LanjutStatistik Lanjut
Statistik Lanjut
 
Data Mining
Data MiningData Mining
Data Mining
 
System Engineering
System EngineeringSystem Engineering
System Engineering
 
Supply Chain Management in SME's (Information Perspective)
Supply Chain Management in SME's (Information Perspective)Supply Chain Management in SME's (Information Perspective)
Supply Chain Management in SME's (Information Perspective)
 
Penelitian Kualitatif (Qualitative Research)
Penelitian Kualitatif (Qualitative Research)Penelitian Kualitatif (Qualitative Research)
Penelitian Kualitatif (Qualitative Research)
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 

Recently uploaded (18)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 

Burnout in Indonesian Project Manager

  • 1. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-82 Pengaruh Job Demands – Resources terhadap Burnout pada Manajer Proyek Indonesia Prasidananto Nur Santoso, Budi Hartono Program Studi S2 Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No.2, Yogyakarta 55281 E-mail: pranursan@gmail.com Intisari Dinamika kerja menimbulkan tantangan bagi mental pekerja, salah satunya adalah stres yang dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat modern. Masalahnya stres tidak berhenti disitu saja, namun seringkali menjadi gejala awal timbulnya burnout. Burnout merupakan sindrom psikologis yang ditandai dengan adanya kelelahan emosional dan terlepasnya dari keterlibatan kerja. Pada konteks manajemen proyek, efek burnout dapat mengurangi produktivitas dan menambah jumlah pekerjaan yang tertunda serta pada akhirnya berkontribusi sebagai salah satu penyebab kegagalan proyek (Powell, 2003). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu melakukan studi burnout pada manajer proyek dengan tujuan menguji model konseptual kaitan job demands, job resources, dan burnout. Penelitian dilakukan dengan metode snowball sampling secara cross-section survey. Kuesioner dikirim kepada 349 Manajer Proyek, dengan pen galaman sebagai manajer proyek minimal 2 tahun, dari berbagai perusahaan berbasis proyek di Indonesia. Sebanyak 78 manajer proyek yang memenuhi kualifikasi penelitian memberikan respon dengan respon rate sebesar 27,22 persen. Data diolah menggunakan analisis faktor konfirmatori, uji asosiasi, dan path analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya (JR) menjadi prediktor bagi peningkatan dan penurunan tuntutan kerja (JD) sebesar 41% (β = -0,413, t = -3,957, p. < 0,01). Sedangkan, JD merupakan prediktor bagi adanya burnout (BO) sebesar 37% (β = 0,365, t = 3,087, p. < 0,01). Kata Kunci: burnout, job demands, job resources, JDR model, manajer proyek Indonesia 1. Pendahuluan Dinamika kerja saat ini menimbulkan tantangan baru bagi mental pekerja, salah satunya adalah stres yang dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat modern. Penyakit mental telah menyumbang 35% prevalensi kecacatan global di beberapa negara yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Masalahnya stres tidak berhenti disitu saja, namun sebaliknya justru seringkali menjadi gejala awal timbulnya dampak lanjutan seperti burnout. Studi tentang fenomena burnout telah berlangsung lebih dari 35 tahun dan telah menjadi tema yang dominan secara akademis, namun dari beberapa penelitian tersebut, masih sangat sedikit yang membahas dalam konteks manajemen proyek, bahkan di Indonesia belum pernah dilakukan. Mempelajari fenomena burnout dianggap penting untuk dilakukan dengan didasarkan pada isu bahwa hal tersebut terbukti menjadi beban ekonomi yang dapat terjadi seiring waktu, karenanya pencegahan merupakan hal yang sangat penting dan hal itu mungkin untuk dilakukan melalui kegiatan promotif di tempat kerja (Toppinen-tanner, 2011). Pada konteks manajemen proyek, efek burnout dapat mengurangi produktivitas dan menambah jumlah pekerjaan yang tertunda serta pada akhirnya berkontribusi sebagai salah satu penyebab kegagalan proyek (Powell, 2003).
  • 2. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-83 Manajer proyek merupakan elemen kunci terhadap keberhasilan proyek, karenanya keterlibatan mereka, motivasi, dan kinerjanya menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan. Penelitian secara kuantitatif dilakukan oleh Emelander (2011) untuk mengetahui apakah manajer proyek mengalami burnout dan mempelajari kaitannya dengan kepuasan dari intrinsic motivational needs yang berbasis pada teori self-determination theory. Sampel penelitiannya mengalami burnout dengan korelasi signifikan ditemukan pada seluruh aspek burnout terhadap intrinsic motivational needs, dan juga antara setiap aspek burnout (exhaustion, cynicism, inefficacy) terhadap setiap aspek self-determination theory (autonomy, relatedness, competency). Hasilnya mendukung konsep bahwa individu mengalami burnout karena mereka kelelahan yang disebabkan adanya ketidakseimbangan tuntutan dan sumber dayanya, serta minimnya otonomi dan dukungan sosial. Menggunakan model Demand – Control – Support sebagai kerangka penelitiannya, Pinto et al. (2014) meneliti burnout pada personil manajemen proyek konstruksi di Amerika Utara. Penelitiannya mengungkapkan bahwa tingkat tuntutan kerja yang tinggi dalam lingkup proyek merupakan prediktor bagi burnout. Usia, anggaran proyek, dan durasi proyek tidak signifikan pengaruhnya terhadap burnout. Sedangkan, terdapat efek gender bahwa wanita cenderung mengalami kelelahan emosi yang lebih besar dibanding rekan-rekan prianya. Kontrol dan dukungan sosial berfungsi sebagai moderator bagi dimensi kelelahan emosional dan sinisme, sedangkan tuntutan pekerjaan merupakan prediktor kuat pada aspek kelelahan emosional dan tidak signifikan terhadap personal efficacy. Manajer proyek yang bekerja dalam kondisi situasi penuh tekanan, memiliki kewenangan kendali yang rendah, dan dukungan atasan yang tinggi cenderung mengalami cynicism. Profesional yang mengalami burnout kurang produktif dan menyebabkan penurunan profitabilitas. Motil (2015) meneliti hubungan antara durasi proyek, anggaran, dan peran individu pada sebuah proyek terhadap burnout. Hasilnya menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel independen dan burnout, namun signifikansi statistik terdapat pada anggaran proyek dalam memprediksi dimensi sinisme yang menunjukkan bahwa semakin besar anggaran proyek, lebih rentan terjadi sinisme pada individu. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa peningkatan kadar sinisme dalam anggota tim proyek dapat menyebabkan perasaan keterasingan dan pemisahan diri dari peran pekerjaannya. Dampak positif perubahan sosial terhadap peningkatan kesadaran terhadap burnout adalah mampu memperluas pemahaman individu dan organisasi tentang prediksi burnout yang akhirnya menurunkan intensitas turnover karyawan sehingga meningkatkan produktivitas dan profitabilitas organisasi. Leung et al. (2009) meneliti pengaruh berbagai jenis stres terhadap kinerja di manajemen proyek konstruksi. Stres dalam penelitiannya dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: tekanan kerja (job stress), burnout, dan tekanan fisiologis (physiological stress). Tekanan kerja merupakan penyebab burnout yang bisa menjadi prediktor bagi munculnya tekanan fisiologis. Tekanan kerja berpengaruh negatif hanya terhadap kinerja individu (task performance). Kinerja individu terkait secara positif terhadap kinerja interpersonalnya, sedangkan burnout dan tekanan fisiologis berpengaruh negatif terhadap kinerja organisasi. Beberapa pendekatan yang direkomendasikan untuk mencegah stres diantaranya, pemantauan berkala terhadap tekanan kerja sebagai dasar untuk alokasi beban kerja, pertemuan organisasi dan berbagi tugas perlu tersedia bagi manajer proyek untuk mencegah burnout, dan jika gejala stres fisiologis ditunjukkan oleh manajer proyek maka perlu tersedia perawatan profesional. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, diperoleh pokok permasalahan adalah belum pernah dilakukan penelitian sejenis dalam konteks proyek di Indonesia sehingga terdapat kemungkinan perbedaan temuan dengan penelitian yang telah ada. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model konseptual hubungan sebab akibat antara job demand, job resources, dan burnout dalam konteks manajemen proyek di Indonesia. Penelitian dilakukan dalam satu waktu (cross-section survey) dengan metode pengambilan sampel snowball sampling pada responden manajer proyek di berbagai jenis perusahaan berbasis proyek di Indonesia. Hasil
  • 3. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-84 analisis menunjukkan hubungan karakteristik kerja terhadap burnout, sehingga dapat dikelola faktor penyebabnya agar efek negatif burnout dapat dicegah. 2. Metodologi 2.1 Prosedur Penelitian ini dilakukan dalam satu waktu pada berbagai jenis perusahaan berbasis proyek secara cross-sectional survey dengan metode pengambilan sampel menggunakan snowball sampling (non-probability sampling). Beberapa tahapan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu: Studi literatur dilakukan untuk memahami konsep burnout sebagai dasar hipotesis dan instrumen pengukuran (kuesioner). Kuesioner penelitian diadopsi dari Bahasa Inggris dengan melalui proses translasi ke Bahasa Indonesia dengan acuan metode back translation. Pilot study dilakukan pada respoden non-sampel. Selanjutnya, survei utama dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel utama manajer proyek baik secara langsung dalam bentuk hard copy maupun secara tidak langsung melalui online survey. Analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan prinsip statistika dibantu oleh software statistik (Ms. Excel 2013, SPSS 23, dan LISREL 9.2 Student Version-2015). Tahapan penelitian selengkapnya tampak pada Gambar 1. Gambar 1. Tahapan Penelitian 2.2 Dasar Teori dan Definisi Operasional 2.2.1 Manajemen Proyek dan Tantangan Manajer Proyek Kegiatan proyek adalah setiap kegiatan yang sepesifik/unik yang dilakukan dengan cara spesifik untuk meraih tujuan yang spesifik (Mantel et al. 2011). Proyek merupakan usaha sementara yang dilakukan untuk membuat suatu produk, pelayanan, atau hasil yang unik. Pelaksanaan proyek diukur dengan tiga kriteria, yaitu: waktu, anggaran, dan scope/kualitas (Mantel et al. 2011). Manajemen Proyek merupakan penerapan pengetahuan, keahlian, metode, Tidak Uji Validitas • Face Validity • Content Validity Mulai Studi Literatur Penyusunan Hipotesis Model Konseptual Pilot Study Instrumen Riset (Back Translate) Instrumen lulus uji validitas ? Survei Utama • Target : Manajer Proyek Indonesia (n: 349) • Metode Survei : Cross-Section • Metode Sampling : Non Probability (Snowball Sampling) Ya Selesai Kesimpulan Pembahasan Pengujian Statistik • Uji Validitas Konstruk (Pearson) dan Reliabilitas (Cronbach Alpha) • Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) & summated scale • Uji Asosiasi (regresi- korelasi) • Path Analysis
  • 4. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-85 dan teknik agar kegiatan proyek dapat memenuhi persyaratan proyek yang telah ditentukan (PMI, 2013). Manajer proyek dan timnya dituntut bersiap menghadapi lingkungan kerja yang kompleks, penuh tuntutan dan penuh tekanan/stres. Sifat alamiah di mana selalu ada konflik dan stres dalam peran profesional manajer proyek dan anggota timnya telah menjadi bahasan dalam beberapa literatur manajemen proyek (Pinto et al. 2014). Dijelaskan pula dalam Pinto et al. (2014) bahwa profesi manajer proyek dicirikan sebagai sebuah peran yang memiliki kegiatan beragam dengan keterbatasan sumber daya, berada di lingkungan yang cakupan tanggung jawabnya luas namun dengan otoritas yang terbatas. Berbeda dengan manajer operasi, seorang manajer proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan proyek dengan sedikit/tanpa kewenangan yang jelas dalam mengatur sumber daya yang dibutuhkan dari departemen fungsional (Mantel et al. 2011). 2.2.2 Job Demands – Resources (JD-R) Konsep Job Demands-Resources (JD-R) diungkapkan oleh Bakker dan Demerouti (2007) yang mengelompokkan kondisi kerja dalam dua kategori umum yang disebut sebagai karakteristik kerja, yaitu: Job Demands (tuntutan pekerjaan) dan Job Resources (sumber daya kerja). Job Demands adalah tuntutan pekerjaan yang menjadi stressor bagi manajer proyek. Hal itu mengacu pada aspek pekerjaan berupa fisik, psikologis, sosial, dan organisasi, yang membutuhkan usaha/keahlian fisik dan psikologis (kognitif dan emosional) tertentu (Bakker dan Demerouti, 2007). Job Demands pada penelitian ini terdiri dari dua dimensi, yaitu: a. Workload merupakan tuntutan pekerjaan terkait dengan beban kerja yang diterima baik secara kuantitatif maupun kualitatif. b. Role ambiguity merupakan kondisi ketidakjelasan peran yang terjadi ketika pekerja berada dalam ketidaktahuan terhadap harapan yang dituntut dari dirinya (Cook, 2006). Job Resources merupakan aspek sumber daya dari suatu pekerjaan berupa fisik, psikologis, sosial, dan organisasi yang berdampak pada pencapaian tujuan kerja, mengurangi tuntutan kerja terkait dengan kerugian fisiologis dan psikologis, serta mendorong adanya pertumbuhan, pembelajaran, dan pengembangan individu (Bakker dan Demerouti, 2007). Job Resources dalam penelitian ini menggunakan dimensi Autonomy terkait dengan kesempatan atau kebebasan bagi pekerja, yang melekat pada pekerjaan, dalam menentukan berbagai elemen tugas seperti metode bekerja, kecepatan bekerja dan tujuan bekerja (De Jong, 1995). 2.2.3 Burnout Kombinasi tekanan (stress) yang berasal dari faktor pribadi dan organisasi yang tidak teridentifikasi dan terkelola dengan baik dalam jangka waktu lama dapat berkontribusi terhadap burnout. Maslach et al. (2001) menyatakan bahwa burnout merupakan respon berkepanjangan terhadap tekanan kronis terkait interpersonal dan emosional di tempat kerja, yang diwujudkan secara multidimensi dalam bentuk adanya kelelahan emosional (exhaustion), sikap tidak peduli (cynicism/disengagement), dan kehilangan efektifitas diri/kemampuan berprestasi (inefficacy). 2.3 Hipotesis Pada penelitian ini penentuan variabel, dimensi, dan hipotesis ditentukan melalui studi literatur terkait dengan kosep burnout dalam konteks project management, antara lain: Fernet et al. (2013) menyatakan bahwa tuntutan pekerjaan merupakan prediktor paling penting dari burnout. Alarcon (2011) dalam meta analisisnya menyebutkan bahwa ambiguitas peran (role ambiguity) dan beban kerja (workload) merupakan elemen dalam job demands yang menjadi penyebab utama burnout. Job demands terlebih dulu akan menimbulkan efek kelelahan emosi (emotional exhaustion), disusul berikutnya oleh kemunculan elemen – elemen burnout yang lain. Bakker et al. (2006) dalam perspektif psikologi organisasi menemukan bahwa burnout lebih mungkin terjadi ketika tuntutan pekerjaan tinggi dikombinasikan dengan sumber daya yang rendah. Otonomi dapat membantu mengatasi tuntutan pekerjaan karena karyawan bisa memutuskan sendiri kapan dan bagaimana cara menyikapi tuntutan kerja mereka. Pinto et al. (2014) meneliti burnout pada personil manajemen proyek dan mengungkapkan bahwa tingkat tuntutan kerja yang tinggi dalam lingkup proyek merupakan prediktor bagi burnout.
  • 5. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-86 Terdapat beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu hubungan antara job demands dan job resources sebagai variabel bebas terhadap burnout (variabel terikat). Mengacu pada uraian penelitian sebelumnya, peneliti menetapkan tiga hipotesis berikut, yaitu: a. Job resources berpengaruh terhadap Job demands (H1). b. Job demands berpengaruh terhadap Burnout (H2). c. Job resources berpengaruh terhadap Burnout (H3). 2.4 Partisipan Populasi dalam penelitian ini adalah manajer proyek pada perusahaan berbasis proyek di Indonesia yang telah berpengalaman menjadi manajer proyek minimal 2 tahun. Pada penelitian ini tidak diketahui jumlah populasi riil seluruh manajer proyek di Indonesia, sehingga penentuan sampel yang diteliti menggunakan pendekatan Tabel Isaac-Michael (Sugiyono, 2015). Berdasarkan pendekatan tabel tersebut diperoleh target responden sebanyak 349 manajer proyek (n ideal). Dari angket survei yang disebar, sebanyak 78 responden memenuhi kualifikasi pengalaman manajer proyek dengan respon rate sebesar 27,22%. Responden terdiri dari 82% pria dan 18% wanita. Manajer proyek yang berpartisipasi dalam survei berasal dari berbagai jenis proyek, yaitu: 4% dari Konsultan, 18% dari Telekomunikasi, 28% dari Konstruksi, dan 50% dari Information Technology. Proporsi responden berdasarkan pengalaman sebagai manajer proyek tercantum dalam Tabel 1. Tabel 1. Pengalaman Responden Pengalaman Manajer Proyek Jumlah Persentase 2 – 5 Tahun 44 56 5,1 – 10 Tahun 24 31 > 10 Tahun 10 13 Total 78 100 2.5 Pengukuran Pengukuran job demands mengacu pada penelitian Kim & Wright (2007), skala yang digunakan adalah likert dengan skor satu (sangat tidak setuju) hingga skor lima (sangat setuju), terdiri dari tiga item untuk dimensi workload (cronbach alpha = 0,754) dan empat item untuk dimensi role ambiguity (cronbach alpha = 0,738). Pada dimensi workload, digunakan item seperti ”Saya merasa sibuk atau tergesa-gesa”. Sedangkan, pada dimensi role ambiguity digunakan item seperti ”Pekerjaan saya jelas, tujuan terencana, dan ada sasaran”. Sedangkan, pengukuran job resources mengacu pada penelitian De Jong (1995), skala yang digunakan adalah likert dengan skor satu (sangat sedikit) hingga skor lima (sangat banyak), terdiri dari sepuluh item untuk dimensi autonomy (cronbach alpha = 0,890). Item yang digunakan seperti ”Kesempatan yang ditawarkan dalam pekerjaan untuk menentukan sendiri tujuan pekerjaan”. Pengukuran burnout umumnya menggunakan instrumen komersial berlisensi yang dikenal sebagai maslach burnout inventory (MBI) yang diciptakan oleh Maslach (Maslach et al. 1997). Namun, pada penelitian ini digunakan instrumen Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) yang diciptakan oleh Demerouti et al. 2010. Instrumen tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan, yaitu: tersedia untuk penelitian secara umum (non komersial) dan bukti empiris dari penelitian validasi oleh Qiao dan Schaufeli (2011) yang menunjukkan adanya korelasi kuat antara kedua alat ukur burnout (OLBI dan MBI) melebihi 0,70 (p < 0,01). Hal itu menunjukkan bahwa kedua alat ukur tersebut memiliki konsistensi hasil yang tinggi. OLBI memiliki keunggulan dapat digunakan dalam konteks pekerjaan apapun dengan cakupan yang luas, tidak hanya aspek affective dari kelelahan, namun juga aspek fisik dan kognitifnya. Instrumen tersebut dapat digunakan untuk pengukuran pada pekerja dengan aktivitas fisik sebagai unsur utamanya, maupun pekerja yang terkait dengan aktivitas memproses informasi dalam pekerjaannya (Demerouti et al. 2001). Kuesioner OLBI memiliki dua dimensi, yaitu: exhaustion (cronbach alpha = 0,798) dan disengagement (cronbach alpha = 0,753). Setiap dimensi terdiri dari delapan item dengan
  • 6. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-87 karakter item yang berunsur negatif dan positif. Item yang berunsur negatif seperti ”Ada hari-hari ketika saya merasa lelah sebelum saya tiba di tempat kerja”. Sedangkan, item yang berunsur positif seperti ”Saya selalu menemukan aspek-aspek baru dan menarik dalam pekerjaan saya”. Skala yang digunakan adalah likert dengan skor satu (sangat tidak setuju) sampai skor empat (sangat setuju). Item yang berunsur positif harus dikodekan secara terbalik (reverse) untuk menilai burnout. Skor keseluruhan akan menunjukkan bahwa skor yang semakin tinggi (menuju skor empat) berarti semakin tinggi juga nilai exhaustion dan disengagement, maka semakin terindikasi adanya burnout. 3 Hasil Dan Pembahasan 3.1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan pada setiap item pertanyaan di setiap dimensi menggunakan korelasi pearson. Item yang memiliki intra korelasi tinggi dalam satu dimensi, dianggap valid dan layak digunakan pada analisis data. Sedangkan, beberapa item yang tidak valid (memiliki nilai intra korelasi rendah) tidak disertakan dalam analisis. Pada variabel job demands dan job resources, seluruh item penyusun untuk setiap dimensinya dianggap valid karena memiliki intra korelasi yang tinggi (signifikan pada p.<0.05). Pada variabel burnout, beberapa item dihilangkan karena dianggap tidak valid, sehingga yang dicantumkan pada Tabel 2 merupakan item yang valid dengan intra korelasi tinggi di antara item penyusunnya di setiap dimensi. Tabel 2. Validitas Variabel Burnout **. Korelasi signifikan pada p.<0.01 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada p.<0.05 (2-tailed). 3.2. Confirmatory Factor Analysis (CFA) CFA dilakukan untuk menguji model teoritis yang telah dibangun pada setiap variabel berdasarkan spesifikasi model konstruksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil CFA harus memiliki kesesuaian model (goodness of fit statistic) yang sesuai standar sehingga factor loading bisa digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Pada proses CFA, peneliti melakukan pengolahan data dengan tahapan mengacu pada Hair et al. (2010) dan menggunakan bantuan software LISREL 9.2 (Student Version-2015). Secara umum setiap variabel yang diuji CFA tidak terindikasi offending estimate yang ditunjukkan dari angka error variance yang positif dan standardized loading factor (λ) < 1, serta nilai standard error yang tidak terlalu besar (Θδ<1). Model menunjukkan hasil yang valid dilihat dari nilai t-value > 1,96 (nilai kritis) dan standardized loading factor (λ) ≥ 0,5. Uji kesesuaian model CFA dilakukan dengan memeriksa nilai chi square, p-value, RMSEA, dan parameter kesesuaian lain seperti tercantum pada Tabel 3. Secara umum, nilai – nilai tersebut menunjukkan kesesuaian yang baik (goodness of fit statistics) sehingga item penyusunnya dianggap sesuai sebagai refleksi dari setiap variabel pengukuran. BX01 BX02 BX03 BX04 BX05 BX06 BD02 BD03 BD04 BD05 BD06 BD08 BX01 1 BX02 .417** 1 BX03 .305** .236* 1 BX04 .310** .489** .220 1 BX05 .349** .508** .475** .325** 1 BX06 .453** .502** .299** .545** .472** 1 BD02 .412** .581** .191 .483** .430** .513** 1 BD03 .257* .233* .211 .551** .201 .404** .544** 1 BD04 .282* .258* .410** .355** .371** .177 .332** .418** 1 BD05 .293** .363** .136 .431** .320** .383** .398** .301** .244* 1 BD06 .343** .318** .253* .534** .269* .525** .534** .586** .431** .405** 1 BD08 -.053 .085 .356** .096 .185 .094 .061 .242* .233* -.201 .254* 1 Tabel 4. Validasi Burnout
  • 7. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-88 Tabel 3. Parameter Goodness Of Fit Uji CFA Kriteria Variabel JR Variabel JD Variabel Burnout Chi-Kuadrat (Max Likelihood ratio) 74.24 15.94 102.72 ECVI 1.48 0.59 1.98 NCP 39.24 2.94 49.72 NFI 0.890 0.901 0.850 IFI 0.940 0.980 0.920 CFI 0.930 0.979 0.920 RFI 0.860 0.840 0.810 PNFI 0.690 0.558 0.680 PGFI 0.530 0.440 0.560 AIC 110 259.68 156 3.3. Uji Asosiasi (Korelasi dan Regresi) Uji korelasi antar dimensi pada setiap variabel dilakukan untuk mendapatkan gambaran seberapa kuat hubungan yang dibentuk dari satu indikator terhadap indikator yang lain. Hal itu sebagai dasar dalam pengujian regresi untuk menguji seberapa jauh suatu indikator dapat diprediksi oleh indikator yang lain. Uji korelasi menggunakan pearson correlation diperoleh hasil seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Korelasi Antar Dimensi JDW JDR JR BX BD JDW 1 JDR .267* 1 JR -.236* -.423** 1 BX .347** .327** -.162 1 BD .258* .121 -.091 .690** 1 **. Korelasi signifikan pada p.<0.01 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada p.<0.05 (2-tailed). Di dalam variabel job demands terdapat korelasi positif antar dimensinya, yaitu antara beban kerja (JDW) dengan ketidakjelasan peran (JDR) (r = 0,267; p.< 0,05). Kedua dimensi tersebut juga sama – sama berkorelasi positif terhadap exhaustion (BX) dengan r = 0,347 untuk workload (JDW) dan r = 0,327 untuk role ambiguity (JDR) pada tingkat signifikansi yang sama (p.< 0,01). Hal tersebut sejalan dengan bukti empiris terkait konsep job-related stressors yang diuraikan dalam penelitian Kim dan Wright (2007) dimana kedua dimensi tersebut merupakan penyebab (antecedents) pada kelelahan kerja. Hasil tersebut menunjukkan secara positif bahwa dinamika beban kerja dan ketidakjelasan peran dari seorang manajer proyek saling terkait seiring dengan karakter kerja manajer proyek dan scope proyek yang harus dikelolanya. Pada variabel burnout terjadi korelasi positif yang tinggi antar dimensinya, yaitu: exhaustion (BX) dan disengagement (BD) dengan r = 0,690 (p.< 0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua dimensi tersebut merupakan inti indikator adanya burnout. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan signifikansinya, selanjutnya dilakukan uji regresi linier dengan syarat bahwa seluruh variabel dan dimensi dinyatakan valid, reliabel, dan telah memenuhi asumsi liniearitas. Variabel JR berpengaruh secara signifikan terhadap JD pada sig. 0,000 (p. < 0,01) dan mampu menjelaskan variabel JD dengan nilai R2 sebesar 17,1% (Adj.R2 = 0,16; Std. error = 1,46). Besarnya pengaruh langsung JR terhadap JD tampak pada nilai Beta sebesar 0,413 atau 41,3%. Nilai error besar disebabkan masih terdapat 82,9% variasi JD yang dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam model ini. Persamaan regresi untuk hubungan ini adalah: JD = 2,946 – 0,85JR (1)
  • 8. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-89 Variabel JD signifikan berpengaruh terhadap BO pada sig. 0.003 (p. < 0,05). Sedangkan, JR secara signifikan tidak berpengaruh yang ditunjukkan dengan signifikansi sig. 0,910 (p. > 0,05). Kedua variabel bebas tersebut mampu menjelaskan variabel BO secara keseluruhan dengan nilai R2 sebesar 13% (Adj.R2 = 0,106; Std. error = 1,74). Besarnya pengaruh JD terhadap BO tampak pada nilai Beta sebesar 0,365 atau 36,5%. Sedangkan, JR tidak signifikan pengaruhnya terhadap BO yang ditunjukkan dengan nila Beta sebesar 0,013 atau 1,3%. Pada kedua variabel bebas terdapat perbandingan pengaruh yang jauh. Karenanya, koefisien variabel JR tidak berpengaruh signifikan secara statistik. Nilai error besar karena masih terdapat 87% variasi BO yang dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam model ini. Persamaan regresi untuk hubungan ini adalah: BO = - 0,111+ 0,422JD + 0,032JR (2) 3.4. Pembahasan Hasil uji model menunjukkan hubungan antar variabel dengan acuan model konseptual job demand-resources telah sesuai dengan terpenuhinya beberapa indikator goodness of fit (chi square = 0, P-value = 1, RMSEA = 0). Hasil perhitungan (output) program LISREL menunjukkan bahwa hubungan JR – JD signifikan (t-value = -4,01), hubungan JD – BO signifikan (t-value = 3,15), dan hubungan JR – BO tidak signifikan (t-value = 0,12). Pembahasan hipotesis secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: Pembahasan Hipotesis 1 Hasil pengujian asosiasi (Tabel 4) menunjukkan korelasi negatif antara job resources terhadap setiap dimensi pada variabel job demands (H1), yaitu: workload (r = -0,236, p. < 0,05) dan role ambiguity (r = -0,423, p. < 0,01). Hubungan negatif antara kedua variabel terbukti diterima dengan nilai t-value yaitu 4,01 > 1,96 (tingkat keyakinan 95%) dan nilai koefisien jalur (β) sebesar -0,41. Penerimaan hipotesis ini sejalan dengan penelitian Bakker et al. (2006) yang menyatakan bahwa burnout terjadi ketika tuntutan pekerjaan tinggi dikombinasikan dengan sumber daya yang rendah. Otonomi membantu mengatasi tuntutan pekerjaan karena karyawan bisa memutuskan sendiri kapan dan bagaimana cara menyikapi tuntutan kerja mereka. Bakker dan Costa (2014) mengungkapkan bahwa konsep JD-R menyatakan bahwa sumber daya memainkan peran buffer dalam hubungan antara job demands dan burnout. Penelitian ini dapat membuktikan hubungan berkaitan dengan konsep JD-R dengan adanya korelasi negatif pada keduanya, yang berarti adanya kemampuan job resources sebagai prediktor bagi job demands sehingga dapat mengendalikan efek kemunculan burnout. Seorang manajer proyek yang memiliki tingkat otonomi kerja tinggi (sumberdaya yang memadai) dalam pekerjaannya akan mampu menghadapi beratnya tuntutan kerja yang dihadapi. Hal tersebut penting untuk dicermati bahwa dengan mengelola tuntutan kerja dan sumber daya secara seimbang dapat mengurangi potensi munculnya burnout dikarenakan manajer proyek memiliki semacam “peredam” dalam menghadapi tuntutan kerja walau seberat apapun tekanannya. Pembahasan Hipotesis 2 Hubungan positif variabel job demands terhadap burnout (H2) terbukti diterima karena nilai t-value yaitu 3,15 > 1,96 (tingkat keyakinan 95%) dengan nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,37. Terdapat hubungan dari sisi dimensional (Tabel 4) pada variabel job demands, yaitu: workload (r = 0,347) dan role ambiguity (r = 0,327), keduanya terbukti berkorelasi positif terhadap exhaustion (salah satu dimensi burnout) pada tingkat signifikansi yang sama (p.< 0,01). Penerimaan hipotesis ini sejalan dengan penelitian Alarcon (2011) yang menyatakan bahwa ambiguitas peran (role ambiguity) dan beban kerja (workload) merupakan elemen dalam job demands yang menjadi penyebab utama burnout. Fernet et al. (2013) mengungkapkan bahwa tuntutan pekerjaan (JD) merupakan prediktor paling penting dari burnout. Mengacu pada beberapa hal tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa tuntutan kerja pada manajer proyek dapat menjadi prediktor bagi munculnya burnout tergantung dari seberapa besar dan kompleksnya tuntutan kerja yang dihadapi karena hal tersebut merupakan faktor situasional seperti diungkapkan oleh Bakker dan Costa (2014). Seorang manajer proyek yang
  • 9. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-90 merasa tertekan atau tidak mampu beradaptasi terhadap tuntutan pekerjaaannya akan cenderung melihat lingkungan kerjanya secara negatif (sinisme/dissengagement) dikarenakan sudah terdampak efek kelelahan secara mental dan fisiknya (exhaustion), hal itulah yang dianggap sebagai munculnya burnout. Pembahasan Hipotesis 3 Hubungan variabel job resources terhadap burnout (H3) tidak dapat dipenuhi karena nilai t- value yaitu 0,12 < 1,96 (tingkat keyakinan 95%) dengan nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,01. Hal itu menunjukkan hubungan kedua variabel tidak signifikan sehingga tidak dapat mendukung bukti empiris yang diungkapkan oleh Fernet et al. (2013), yaitu: sumberdaya (job resources) sebagai prediktor bagi sinisme (depersonalization/dissengagement) dan profesional efficacy. Mengacu pada beberapa hal tersebut, maka peneliti menganalisis bahwa secara teoritis seharusnya job resources juga mampu memprediksi burnout, tetapi tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini. Hal itu bisa disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu: kemungkinan tidak adanya hubungan antar variabel dalam konteks penelitian ini dan terkait dengan data sampel yang tidak cukup besar (n = 78) sehingga hubungan antar variabel tersebut tidak terdeteksi. 4 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah penelitian ini dapat membuktikan hubungan berkaitan dengan konsep Job Demand Resources (JD-R) dengan adanya korelasi negatif pada keduanya, yang berarti adanya kemampuan job resources/JR sebagai prediktor bagi job demands/JD (β = -0,413, t = -3,957, p. < 0,01), dengan persamaan regresi untuk hubungan ini adalah: JD = 2,946 – 0,85JR. Seorang manajer proyek yang memiliki tingkat otonomi kerja tinggi dalam pekerjaannya akan mampu menghadapi beratnya tuntutan kerja yang dihadapinya. Tekanan kerja yang diterima oleh manajer proyek cukup sulit untuk dikurangi, karena secara alami karakter kerja proyek memang penuh dengan tekanan. Untuk mengimbanginya bisa ditempuh dengan peningkatan sumber daya yang memadai, tujuannya untuk menjaga keseimbangan antara job demands and job resources. Penelitian ini juga membuktikan bahwa Job Demands (JD) pada manajer proyek dapat menjadi prediktor bagi munculnya burnout (β = 0,365, t = 3,087, p. < 0,05) dengan persamaan regresi untuk hubungan ini adalah: BO = - 0,111+ 0,422JD + 0,032JR. Seorang manajer proyek yang merasa tertekan atau tidak mampu beradaptasi terhadap tuntutan pekerjaaannya akan cenderung melihat lingkungan kerjanya secara negatif (sinisme/dissengagement) dikarenakan sudah terdampak efek kelelahan secara mental dan fisiknya (exhaustion), hal itulah yang dianggap munculnya burnout. Perusahaan dapat mengusahakan adanya peningkatan kejelasan peran dan tanggungjawab (role clarity), serta peningkatan otonomi kerja bagi para manajer proyeknya agar tekanan kerja yang dihadapi tidak menjadi beban bagi kesehatan mentalnya. Perlu studi lebih lanjut (replikasi) menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak (n >100) dengan menambahkan beberapa variabel yang diduga kuat berpengaruh signifikan dan tidak berkorelasi dengan variabel independen yang sudah ada pada model penelitian ini (bersifat bebas dari multikolinearitas). Sampel aktual sebanyak 78 responden menunjukkan margin of error sebesar 11%. Ucapan Terimakasih Ucapan terimakasih disampaikan kepada Project Management Institute (PMI) Indonesia Chapter sebagai bagian dari responden dalam penelitian ini.
  • 10. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-91 β λ Θδ JD JDW JDR JR BO BX BD GFI RMR RMSEA ECVI = = = = = = = = = = = = = = Koefisien jalur Standardized loading factor Standard error Job Demands Workload Role Ambiguity Job Resources Burnout Exhaustion Disenggagement Goodnees Of Fit Index Root Mean Square Error Root Mean Square Error Approximation Expected Cross Validation Index NCP AGFI NFI IFI CFI RFI PNFI PGFI AIC CN GoF = = = = = = = = = = = Non Centrality Parameter Adjusted Goodness of Fit Index Normed Fit Index Incremental Fit Index Comparative Fit Index Relative Fit Index Parsimonious Normed Fit Index Parsimonious Goodness of Fit Index Akaike Information Criterion Critical N Goodness Of Fit Daftar Pustaka Alarcon, G.M., 2011, A meta-analysis of burnout with job demands, resources, and attitudes, Journal of Vocational Behavior, 79, 549–562. Bakker, A.B., Schaufeli, W.B., Demerouti, E., dan Euwema, M.C., 2006, An organizational and social psychological perspective on burnout and work engagement, M. Hewstone, H. Schut, J. de Wit, K.van den Bos & M. Stroebe (Eds.), The scope of social psychology: Theory and applications, pp. 229-252, Andover: Psychology Press, UK. Bakker, A.B., dan Demerouti, E., 2007, The Job Demands-Resources model: state of the art, Journal of Managerial Psychology, 22 (3), 309-328. Bakker, A.B., dan Costa, P.L, 2014, Chronic job burnout and daily functioning: A theoretical analysis, Burnout Research, 1, 112–119. Cook, S.L.S., 2006, Explaining Burnout : A mixed Method Investigation Of Information Technology Workers, Disertasi, School of Business and Technology, Capella University, USA. De Jong, J., 1995, Job Autonomy, Well-Being, and Health : A Study Among Dutch Health Care Workers, Datawyse B.V.I Universitaire Pers Maastricht, Netherlands. Demerouti, E., Bakker, A.B., Nachreiner, F., dan Schaufeli, W.B., 2001, The Job Demand- Resources Model of Burnout, Journal of Applied Psychology, 86 (3), 499-512. Demerouti, E., Mostert, K., dan Bakker, A. B., 2010, Burnout and Work Engagement: A Thorough Investigation of the Independency of Both Constructs, Journal of Occupational Health Psychology 2010, 15 (3), 209–222. Emelander, S.J., 2011, A study of burnout and intrinsic needs fulfillment among project managers (Order No. 3443317), ProQuest Dissertations & Theses Global (854846638), School of Business and Technology, Capella University, USA. [Online Accessed 29 Januari 2016] Fernet, C., Austin, S., Trépanier, S., dan Dussault, M., 2013, How do job characteristics contribute to burnout? Exploring the distinct mediating roles of perceived autonomy, competence, and relatedness, European Journal of Work and Organizational Psychology, 22 (2), 123-137. Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., dan Anderson, R.E., 2010, Multivariate Data Analysis, 7th ed., Pearson Prentice Hall, New Jersey. Kim, S., dan Wright, B.E., 2007, IT Employee Work Exhaustion Toward an Integrated Model of Antecedents and Consequences, Review of Public Personnel Administration, 27 (2), 147-170. Leung, M.-Y., Chan, Y.S. dan Dongyu, C., 2009, Structural linear relationships between job stress, burnout, physiological stress, and performance of construction project managers, Engineering, Construction and Architectural Management, 18 (3), 312-328.
  • 11. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 Yogyakarta, 8 November 2017 Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Mesin dan Industri ISBN 978-602-73461-6-1 ER-92 Mantel, S.J., Meredith, J.R., Shafer, S.M., dan Sutton, M.M., 2011, Project Management In Practice, 4th ed., John Wiley & Sons, USA. Masclach, C., Leiter, M.P., dan Jackson, S.E., 1997, The Maslach Burnout Inventory Manual, https://www.researchgate.net/publication/277816643. [Online Accessed 15 Februari 2016] Maslach, C., Schaufeli, W.B., and Leiter, M.P., 2001, Annual Review of Psychology, 52, 397-422. Motil, M.M., 2015, Project duration, budget, individual role, and burnout among construction managers (Order No. 3705625), ProQuest Dissertations & Theses Global (1692569064). [Online Accessed 15 Februari 2016] Project Management Institute (PMI), 2013, A Guide to the Project Management Body Of Knowledge (PMBOK), 5th ed., USA. Pinto, J.K., Dawood. S., dan Pinto, M.B., 2014, Project management and burnout : Implications of the Demand – Control – Support model on project-based work, International Journal of Project Management, 32, 578–589. Powell, B., 2003, Root Causes of Project Failures : Stories of “Fixes that Fail”, Project Management Dynamics Report on Pikes Peak Chapter of Project Management Institute (PMI) Presentation, Continuous Improvement Associates, Colorado, USA, http://www.exponentialimprovement.com, [Online Accessed 15 Februari 2016] Qiao, H., dan Schaufeli, W.B., 2011, The Convergent Validity of Four Burnout Measures in a Chinese Sample: A Confirmatory Factor-Analytic Approach, Applied Psychology : An International Review, 60 (1), 87–111. Sugiyono, 2015, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Santoso, S., 2016, Panduan Lengkap SPSS Versi 23, Elex Media Komputindo, Jakarta. Toppinen-Tanner, S., 2011, Process of burnout: structure, antecedents, and consequences, People and Work Research Reports, Finnish Institute of Occupational Health, Juvenes Print, Finland.