Panduan ini membahas berbagai jenis evaluasi ekonomi dalam penilaian teknologi kesehatan, termasuk cost-minimization analysis, cost-effectiveness analysis, cost-utility analysis, dan cost-benefit analysis. Evaluasi ekonomi bertujuan memberikan informasi kepada pengambil kebijakan apakah suatu intervensi kesehatan memiliki nilai lebih dengan mempertimbangkan manfaatnya dibandingkan biayanya.
2. BAB 9
PENDAHULUAN
Penilaian teknologi kesehatan (PTK) atau health technology assessment (HTA) merupakan
analisis kebijakan yang dilakukan secara sistematis dengan pendekatan multidisiplin untuk
menilai dampak penyebaran dan penggunaan teknologi kesehatan. Proses PTK meliputi
aspek klinis, epidemiologi, statistika, sosial-budaya, etika, dan ekonomis.
PTK di Indonesia merupakan amanat Perpres No. 12 tahun 2013 pasal 43
Komponen PTK adalah evaluasi ekonomi yang dapat membantu para penentu kebijakan
untuk memutuskan apakah suatu teknologi kesehatan layak untuk dimasukkan ke dalam
paket manfaat yang dijamin oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ataukah tidak.
3. Penilaian Teknologi Kesehatan
ASESMEN
( Assessment) MENELAAH & MENILAI
(APPRAISAL)
Assesment untuk mendapatkan mendapatkan bukti bahwa suatu intervensi tertentu
memiliki nilai ekonomis (disebut sebagai proses generate evidence atau melakukan studi
evaluasi ekonomi). Oleh universitas dan Lembaga riset
Appraisal adalah apakah asesmen yang dilakukan memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Komite PTK
4. Tujuan panduan ekonomi
Panduan ini bertujuan untuk membantu para pemangku kepentingan dalam
menilai dan melakukan kajian evaluasi ekonomi dalam bidang kesehatan,
sehingga diharapkan akan tercapai:
• Konsistensi dalam kajian PTK (standar metode dan laporan hasil kajian)
• Transparansi dan hasil yang sistematis (systematic manners)
5. LINGKUP
• Panduan evaluasi ekonomi ini dimaksudkan untuk menjadi acuan atau
standar dalam melaksanakan evaluasi ekonomi sebagai bagian dari PTK.
• PTK mencakup berbagai teknologi kesehatan seperti obat, alat kesehatan,
prosedur diagnostik dan terapi, dan sebagainya
• PTK dimaksudkan untuk membantu memutuskan apakah intervensi / obat
baru dapat masuk ke dalam paket manfaat karena memiliki “value for
money”, demikian juga untuk membantu dalam konteks PTK di rumah sakit
(hospital-based HTA) atau kajian oleh agen PTK lain sesuai dengan
kesepakatan dengan pihak penentu kebijakan dan BPJS.
6. BAB 10
EVALUASI EKONOMI
Memberikan informasi penting kepada para penentu kebijakan, dan ingin
menjawab pertanyaan apakah suatu prosedur, layanan, atau program
memiliki nilai lebih (worth doing) dibanding dengan alternatif lain dalam
pemanfaatan sumber daya yang terbatas.
7. JENIS EVALUASI EKONOMI
• Dapatkah intervensi ini dilaksanakan (can it work)? Jenis evaluasi ini
berkaitan dengan efikasi (kemanjuran)
• Apakah intervensi ini dapat berjalan dengan baik (does it work)? Jenis
evaluasi ini berkaitan dengan efektivitas atau manfaat dari hasilnya. Fakta
memang menunjukkan keberhasilan dalam uji klinis (clinical trial) yang
dikontrol ketat sangat berbeda dengan keberhasilan di dunia nyata.
• Apakah intervensi ini mampu menyentuh masyarakat yang benar-benar
membutuhkan? Isu ini terkait dengan ketersediaan serta isu pemerataan
yang adil (equity).
9. Cost-minimization analysis
CMA
CMA
• Digunakan untuk membandingkan dua atau lebih teknologi Kesehatan yang memberikan
hasil atau iuran klinis yang sama, serupa atau setara dan dianggap setara
Contohnya adalah perbandingan antara biaya tindakan bedah dengan rawat
inap dengan tindakan bedah tanpa rawat inap (pasien diijinkan pulang setelah
operasi selesai). Bila luaran klinis menurut dokter bedah adalah sama, maka
yang dibandingkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kedua
tata laksana pasien tersebut
10. Cost-effectiveness analysis
CEA
CEA
CEA
• Analisis efektivitas baiaya membandingkan dua atau lebih intervensi kesehtaan yang memberikan
bedaran iuran yang berbeda
misal berapa mmHg penurunan tekanan darah diastolik (oleh obat antihipertensi),
banyaknya kasus katarak yang dapat dioperasi dengan sejumlah biaya tertentu
(dengan prosedur yang berbeda), sampai jumlah kematian yang dapat dicegah atau
life year saved (misalnya pada program skrining kanker payudara, vaksinasi
meningitis, dan upaya preventif lainnya).
11. Cost utility analysis
CUA
• CUA mirip dengan CEA namun luarannya dinyatakan dengan utilitas yang terkait dengan
perubahan lama hidup dan kualitas hidup akibat intervensi kesehatan.
• Unit utilitas yang digunakan kemudian dihitung menjadi ‘jumlah tahun yang disesuaikan’ atau
quality-adjusted life years (QALY) setelah mempertimbangkan tambahan tahun hidup pasien
• QALY tersebut diukur dengan dua pendekatan, yakni kuantitas atau lama hidup (length of life)
dan kualitas hidup (quality of life).
12. Cost-benefit analysis
CBA
• CBA atau analisis manfaat biaya digunakan untuk membandingkan dua
atau lebih intervensi dengan tujuan dan luaran yang berbeda.
• Baik biaya maupun luaran diukur dalam nilai moneter (rupiah), yang
disesuaikan dengan kurun waktu perhitungan (discounted)
• Dasar dari CBA adalah surplus manfaat (net benefit), yaitu manfaat yang
dapat diperoleh dikurangi dengan surplus biaya. Dapat juga rasio benefit
dibandingkan dengan biaya. Bila nilainya positif, maka intervensi tersebut
memiliki “value for money”, dapat diterima untuk dilaksanakan.