SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM
FENOMENA DASAR MESIN
MODUL 1. PENGUKURAN KOEFISIEN ALIRAN
Oleh Kelompok L :
1. Paul Paulus Pangeran - 2111171045
2. M S Fahrizal - 2111171041
3. Satrio Bilal Saputro - 2111171042
4. Andri Muladi - 2111171040
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK MANUFAKTUR
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI – 2020
A. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PRATIKUM
 Tujuan
Menghitung dan membandingkan nilai koefisien debit venturimeter,
koefisien debit orificemeter dan koefisien kerugian head minor terhadap
variasi nilai debit aliran yang ada.
 Ruang Lingkup Pratikum
Percobaan yang dilakukan hanya meliputi:
1. Perhitungan dan analisa koefisien debit venturimeter.
2. Perhitungan dan analisa koefisien debit orificemeter.
3. Perhitungan dan analisa koefisien kerugian head minor pada
pembesaran penampang tiba-tiba (sudden expansion channel), saluran
venturi, union socket, elbow 90°.
B. DASAR TEORI
 Dasar Teori Venturimeter
Saluran venturi adalah saluran konvergen-divergen yang dapat digunakan
sebagai alat ukur debit atau kecepatan aliran. Panjang saluran konvergen
cenderung lebih pendek dibandingkan dengan saluran divergen.
Persamaan kontinuitas untuk saluran tersebut adalah
Gambar 1. Aliran pada Saluran Venturi.
= (1)
. = . (2)
. = . (3)
Penerapan persamaan Bernoulli untuk saluran venturi dengan asumsi
kerugian head diabaikan dapat ditulis sebagai berikut
.
+
.
+ =
.
+
.
+ (4)
Jika elevasi titik 1 dan titik 2 sama, maka
.
+ = + (5)
= (6)
Dari persamaan 3 dan 6 kecepatan atau debit aliran di titik 2 dapat dicari
melalui persamaan berikut
=
( )
(7)
= = =
( )
(8)
Dimana
= . . ℎ dan = . . ℎ (9)
Nilai debit yang didapatkan dari persamaan 8 adalah nilai debit aliran yang
terukur oleh venturimeter dimana kerugian head aliran pada saluran
venturi tidak diperhitungkan. Nilai debit sebenarnya (QAV) dapat dicari
dengan cara mengalikan debit hasil perhitungan persamaan 8 (QV) dengan
koefisien debit venturimeter (CDV).
= . (10)
Pada praktikum kali ini, nilai koefisien debit venturimeter tidak diketahui,
namun nilai debit sebenarnya dapat dilihat dari penunjukan nilai di
rotameter. Sehingga, dengan membagi nilai debit venturi dengan nilai
debit sebenarnya (atau debit rotameter, Qrot), nilai koefisien debit dapat
dihitung.
 Dasar Teori Orificemeter
Orificemeter adalah alat ukur debit yang bekerja dengan cara menghambat
aliran fluida menggunakan membran berlubang. Perbedaan tekanan pada
sisi hulu dan hilir setelah melewati membran dapat digunakan untuk
menghitung besarnya kecepatan atau debit aliran dengan menggunakan
persamaan 11 dan 12, dimana harga p1 dan p2 dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 9. Harga h1 dan h2 masing-masing adalah tinggi
kolom air pada manometer.
=
( )
(11)
= = =
( )
(12)
Serupa dengan venturimeter, alat ini (orificemeter) memiliki nilai
koefisien debit orificemeter (CDO) untuk perhitungan debit aliran
sebenarnya (CAO). Nilai debit sebenarnya dihitung dengan mengalikan
nilai koefisien debit venturi dengan nilai debit hasil perhitungan
menggunakan persamaan 12 (QO).
( ) = ( ). (13)
Atau dengan kata lain, jika debit sebenarnya dan pengurangan tekanan
bagian hulu dan hilir orificemeter terukur, maka nilai koefisien debit
orificemeter dapat dihitung. Nilai koefisien debit ini dipengaruhi oleh nilai
debit aliran yang diukur, sehingga perlu dilakukan perhitungan pada
beberapa variasi nilai debit aliran.
 Dasar Teori Kerugian Head Minor
Energi aliran pada saluran akan berkurang akibat adanya beberapa
kerugian aliran, antara lain yaitu kerugian aliran major dan minor.
Parameter energi pada aliran fluida seringkali dinyatakan dalam satuan
panjang, besaran ini dikenal dengan nama head. Kerugian aliran dapat
disebut kerugian head karena masih membahas tentang pengurangan
energi aliran antara bagian hulu dan hilir.
Kerugian head major disebabkan oleh adanya gesekan yang terjadi antara
fluida yang bergerak dengan dinding saluran yang diam. Adapun kerugian
head minor disebabkan oleh adanya perubahan bentuk pola aliran akibat
adanya sambungan, percabangan, katup, perubahan dimensi dan atau
geometri penampang saluran, dsb.
Besarnya kerugian head minor (HL-minor) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut jika nilai kecepatan aliran (V) dan
koefisien kerugian minor (KL) diketahui.
= (14)
Pada praktikum kali ini, harga koefisien kerugian minor dari saluran
dengan pembesaran penampang tiba-tiba (sudden expansion channel)
saluran venturi, union socket (atau dikenal dengan watermur) dan elbow
90° (belokan 90°) dihitung dengan menggunakan persamaan 14. Harga
kecepatan aliran dihitung dari debit dan diameter saluran, sedangkan
kerugian head aliran didapat melalui pengukuran tinggi kolom air bagian
hulu dan hilir.
C. TEORI TAMBAHAN
 Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan
fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip
ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran
tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang
bernama Daniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-
termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida
termampatkan (compressible flow).
1) Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis
minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-
termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-
asumsi sebagai berikut:
• Aliran bersifat tunak (steady state)
• Tidak terdapat gesekan
2) Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi
kinetik per satuan volum (1/2 PV^2 ), dan energi potensial per satuan
volume (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu
garis arus.Dalam bagian ini kita hanya akan mendiskusikan bagaimana
cara berfikir Bernoulli sampai menemukan persamaannya, kemudian
menuliskan persamaan ini. Akan tetapi kita tidak akan menurunkan
persamaan Bernoulli secara matematis.
 Penerapan Asas Bernoulli
Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi
merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih
sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa
pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya
tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa
bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian
tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian
tengahnya. Fluida dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar
lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi
sempit, dengan demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan.
Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida. Venturimeter
digunakan sebagai pengukur volume fluida misalkan udara yang mengalir
tiap detik.
Venturimeter dapat dibagi 4 bagian utama yaitu :
a. Bagian Inlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter
yang sama seperti diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan
awal ditempatkan pada bagian ini.
b. Inlet Cone : Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang
berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida.
c. Throat (leher) : Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir
bagian ini berbentuk bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak
mengurangi atau menambah kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet
cone.
Pada venturimeter, fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke
bagian outlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan
tekanan awal. Pada bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan
tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut
atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian
throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini
berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi
meter yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimana bagian
kecil berada pada throat, dan pada Outlet cone ini tekanan kembali normal.
Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka
tekanan fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan
fluida yang memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur
tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat
permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan
dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat
ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah
meteran yang dirancangan dengan tepat
Ada dua jenis venturimeter yaitu venturimeter tanpa manometer dan
venturimeter menggunakan manometer yang berisi zat cair lain. Yang
akan digunakan disini adalah venturimeter menggunakan manometer yang
berisi zat cair lain. Untuk menentukan kelajuan aliran v1 dinyatakan dalam
besaran-besaran luas penampang A1 dan A2 serta perbedaan ketinggian
zat cair pada tabung U yang berisi raksa (h).
Menurut prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida bertambah, maka tekanan
fluida tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang
sempit lebih kecil tetapi laju aliran fluida lebih besar. Ini dikenal dengan
julukan efek Venturi dan menujukkan secara kuantitatif bahwa jika laju
aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida menjadi kecil. Demikian pula
sebaliknya, jika laju aliran fluida rendah maka tekanan fluida menjadi
besar (Roslianda, 2017).
D. INSTALASI ALAT
Unit percobaan flow measuring seperti terlihat pada gambar berikut
E. PERALATAN
1. MCB
2. Katup 1 & 2
3. Rotameter
4. Saklar
5. Kolom air (Manometer)
6. Tabung eksperimen
7. Tangki air
8. Pompa
F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dipastikan tangki penampung air terisi kira-kira dua pertiga tinggi tangki.
2. Kabel listrik diubungkan ke sumber daya.
3. Saklar MCB diatur pada posisi on.
4. Tombol saklar darurat (tombol panik) dipastikan tidak dalam kondisi aktif.
5. Seluruh katup diatur pada kondisi terbuka penuh.
6. Tombol on-off ditekan untuk mengontrol operasional pompa air.
7. Debit aliran pada tabung eksperimen diatur dengan mengkondisikan katup
1 dan 2 secara bergantian (konsultasikan detail operasional dengan
pembimbing praktikum).
8. Debit sebenarnya dicatat sesuai nilai yang ditunjukkan oleh rotameter.
9. Ketinggian kolom air saluran dicatat dengan pembesaran penampang tiba-
tiba, saluran venturi, orificemeter, union socket dan elbow 90°.
10. Diulangi percobaan dengan nilai debit yang berbeda (konsultasikan nilai
debit dengan pembimbing praktikum).
G. TABEL PERCOBAAN
1 GPM = 0,000076 ⁄
NO
[ ⁄ ] [mm] [mm] [mm] [mm] [mm]
1 0,000152 272 260 267 202 252
2 0,000228 257 256 302 169 284
3 0,000304 310 301 384 162 370
4 0,00038 384 380 502 160 468
5 0,000456 444 432 597 97 537
6 0,000532 540 524 757 56 673
NO
[ ⁄ ] [mm] [mm] [mm] [mm] [mm]
1 0,000152 261 230 211 207 200
2 0,000228 286 177 208 216 210
3 0,000304 362 180 234 255 239
4 0,00038 481 177 298 307 272
5 0,000456 544 92 278 278 205
6 0,000532 681 47 304 297 207
H. TABEL PERHITUNGAN
NO −
[mm]
−
[mm]
−
[mm]
−
[mm]
−
[mm]
−
[mm]
1 12 65 15 31 4 7
2 1 133 18 109 -8 6
3 9 222 14 182 -21 16
4 4 342 34 304 -9 35
5 12 500 60 452 0 73
6 16 701 84 634 7 90
NO
[ ⁄ ] [ ⁄ ] [ ⁄ ]
1 0,000152 0,000143 1,062937063 0,000159325 0,954026168
2 0,000228 0,000205 1,112195122 0,000298755 0,763166229
3 0,000304 0,000264 1,151515152 0,000386045 0,787472572
4 0,00038 0,000328 1,158536585 0,00049893 0,761630542
5 0,000456 0,000397 1,14861461 0,000608375 0,749537165
6 0,000532 0,00047 1,131914894 0,000720522 0,73835386
. = 25 mm = 0,025 m
= 12,5 mm = 0,0125 m
= 25,8 mm = 0,0258 m
= 25,8 mm = 0,0258 m
NO
[ ⁄ ]
⁄
.
[m]
⁄
.
[m]
⁄
[m]
⁄
[m]
1 0,000152 0,004892027 0,078272428 0,004312906 0,004312906
2 0,000228 0,01100706 0,176112964 0,009704039 0,009704039
3 0,000304 0,019568107 0,313089713 0,017251626 0,017251626
4 0,00038 0,030575167 0,489202677 0,026955665 0,026955665
5 0,000456 0,044028241 0,704451854 0,038816158 0,038816158
6 0,000532 0,059927328 0,958837246 0,052833104 0,052833104
NO
[ ⁄ ] . .
1 0,000152 2,452971043 0,830432905 0,927448826 1,623035446
2 0,000228 0,090850779 0,755197103 -0,824398956 0,618299217
3 0,000304 0,45993207 0,709061942 -1,217276584 0,927448826
4 0,00038 0,130825122 0,699096747 -0,333881577 1,298428356
5 0,000456 0,272552338 0,709771714 0 1,880660119
6 0,000532 0,266990045 0,731093835 0,132492689 1,703477436
I. ANALISA DATA
1. Pada pratikum modul 1 ini setiap kelompok disuruh mencari koefisien
debit venturimeter dan orificemeter, serta koefisien kerugian head minor
suden control, venturi ch, union socket, dan elbow 90 terhadap variasi nilai
debit aliran yang diberikan data nya oleh aslab.
2. Data yang diberikan yaitu debit rotameter, dan ketinggian air yang dibaca
manometer di titik 1 saat masuk dan titik 2 saat keluar, setelah dianalisa
tekanan masuk pada venturimeter dan orifice meter lebih kecil dibanding
tekanan pada saat keluar saluran.
3. Berdasarkan perhitungan dan analisa didapat :
 Debit dibaca venturimeter (QV) terkecil adalah 0,000143057 ⁄
dan yang terbesar adalah 0,0004698 ⁄
 Koefisien debit venturimeter (CDV) terkecil adalah 1,062937063
dan yang terbesar adalah 1,158536585
 Debit dibaca orificemeter terkecil (QO) adalah 0,000159325 ⁄
dan yang terbesar adalah 0,000720522 ⁄
 Koefisien debit orificemeter (CDO) terkecil adalah 0,749537165
dan yang terbesar adalah 0,954026168
 Koefisien kerugian head minor (KL) suden control terkecil adalah
0,130825122 dan yang terbesar adalah 2,452971043
 Koefisien kerugian head minor (KL) venturi ch terkecil adalah
0,699096747 dan yang terbesar adalah 0,830432905
 Koefisien kerugian head minor (KL) union socket terkecil adalah
-1,217276584 dan yang terbesar adalah 0,927448826
 Koefisien kerugian head minor (KL) elbow 90 terkecil adalah
0,618299217 dan yang terbesar adalah 1,880660119
J. KESIMPULAN
Berdasarkan data percobaan yang sudah dihitung dan dianalisa maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui hasil dari pengukuran debit aliran menggunakan alat
ukur venturimeter, orificemeter
2. Pada pengukuran menggunakan venturimeter dan orificemeter tekanan
disaluran masuk lebih besar dari saluran keluar dikarenakan ketinggian air
di titik masuk yang dibaca pada manometer lebih tinggi dari ketinggian air
di titik keluar
3. Berdasarkan uji coba cek debit menggunakan venturimeter ataupun
orificemeter, lebih mendekati debit rotameter jika menggunakan uji coba
debit venturimeter, ini dikarenakan hasil perhitungan yang sudah dianalisa
(QV mendekati Qrot)
4. Untuk koefisien kerugian head minor (KL) didapat minus karena tekanan
disaluran keluar saja yang tinggi , akan tetapi nilai KL selalu mutlak
5. Koefisien kerugian head minor tertinggi didapat pada sambungan suden.
6. Berdasarkan uji perhitungan maka dapat mengetahui besar koefisien
kerugian head minor dari sambungan suden, union socket dan elbow 90.
K. DAFTAR PUSTAKA
(2020). In L. MKE, Modul Fenomena Dan Pengukuran Dasar Mesin (pp. 1-
20). Cimahi: Modul Fenomena Dan Pengukuran Dasar Mesin.
Roslianda. (2017, Oktober 18). Roslianda Blogspot. Retrieved September 1,
2020, from http://roslianda.blogspot.com/2017/10/laporan-praktikum-
fisika-venturimeter.html
L. TUGAS LAPORAN AKHIR
1. Buat perhitungan koefisien debit venturimeter, orificemeter dan
koefisien kerugian head minor dari sudden expansion channel, saluran
venturi, union socket dan elbow 90°!
2. Buat diagram koefisien debit terhadap debit aliran (debit rotameter) dan
koefisien kerugian head minor terhadap debit aliran (debit
rotameter) untuk hasil perhitungan no 1!
3. Apakah nilai koefisien debit dan koefisien kerugian head minor berubah
seiring adanya variasi debit aliran?
4. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan munculnya pengurangan
tekanan dari bagian hulu ke hilir di setiap bagian percobaan ini?
5. Berikan kesimpulan dari hasil analisa anda dari percobaan ini!
6. Lengkapi laporan dengan foto percobaan!
“ Jawab ”
1. a. Mencari koefisien debit venturimeter (CDV) untuk NO 1 :
 = 1 4
⁄ . 3,14. = 1 4
⁄ 3,14 (0,0125 ) =
0,000122656
 − = . . (ℎ − ℎ ) = 1000 9,81 (0,267 − 0,202) =
637,65
 = 0,0125
0,025 = 0,5
 = = =
( )
=
,
( , )
=
0,000143057 ⁄
 = =
,
,
= 1,062937063
 Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan
exel sebagai berikut
b. Mencari koefisien debit orificemeter (CDO) untuk konfigurasi 1 :
 = 1 4
⁄ . 3,14. = 1 4
⁄ 3,14 (0,0155 ) =
0,000188596
 − = . . (ℎ − ℎ ) = 1000 9,81 (0,261 − 0,23) =
304,11
 = 0,0155
0,025 = 0,62
 = = =
( )
=
,
( , )
=
0,000159325 ⁄
 = =
,
,
= 0,954026168
 Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan
exel sebagai berikut
c. Mencari Koefisien Kerugian Head Minor (KL) Suden Konfigurasi 1
 = 0,000152
 = 1 4
⁄ . 3,14. = 1 4
⁄ 3,14 (0,025 ) =
0,000490625
 2 = = 0,309808917 /
 = 0,004892027
 ℎ − ℎ = 0,012
 = = 2,452971043
 Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan
exel sebagai berikut

d. Mencari Koefisien Kerugian Head Minor (KL) Venturi Konfigurasi
1
 = 0,000152
 = 1 4
⁄ . 3,14. = 1 4
⁄ 3,14 (0,0125 ) =
0,000122656
 2 = = 1,239235669 /
 = 0,078272428
 ℎ − ℎ = 0,065
 = = 0,830432905
 Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan
exel sebagai berikut
e. Mencari Koefisien Kerugian Head Minor (KL) Union Konfigurasi 1
 = 0,000152
 = 1 4
⁄ . 3,14. = 1 4
⁄ 3,14 (0,0258 ) =
0,000522527
 2 = = 0,290893836 /
 = 0,004312906
 ℎ − ℎ = 0,004
 = = 0,927448826
 Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan
exel sebagai berikut
f. Mencari Koefisien Kerugian Head Minor (KL) Elbow 90
Konfigurasi 1
 = 0,000152
 = 1 4
⁄ . 3,14. = 1 4
⁄ 3,14 (0,0258 ) =
0,000522527
 2 = = 0,290893836 /
 = 0,004312906
 ℎ − ℎ = 0,007
 = = 1,623035446
 Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan
exel sebagai berikut
2. a. Diagram koefisien debit venturimeter terhadap Qrot
b. Diagram koefisien debit orifice terhadap Qrot
1
1,02
1,04
1,06
1,08
1,1
1,12
1,14
1,16
1,18
CDV
Qrot
DIAGRAM CDV - Qrot Venturi
DIAGRAM CDV - Qrot
Venturi
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
CDO
Qrot
DIAGRAM CDO - Qrot Orifice
DIAGRAM CDO - Qrot
Orifice
c. Diagram koefisien kerugian head minor suden terhadap Qrot
d. Diagram koefisien kerugian head minor venturi terhadap Qrot
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
KL
Qrot
DIAGRAM KL - Qrot SUDEN
DIAGRAM KL - Qrot
SUDEN
0,6
0,65
0,7
0,75
0,8
0,85
KL
Qrot
DIAGRAM KL - Qrot VENTURI
DIAGRAM KL - Qrot
Venturi
e. Diagram koefisien kerugian head minor union terhadap Qrot
f. Diagram koefisien kerugian head minor elbow terhadap Qrot
3. Ia berubah, karena rumus untuk mencari KL mengandung debit rotameter
(Qrot) sehingga jika Qrot berubah maka KL juga akan berubah-rubah
-1,5
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
KL
Qrot
DIAGRAM KL - Qrot UNION
DIAGRAM KL - Qrot
UNION
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
2
KL
Qrot
DIAGRAM KL - Qrot ELBOW 90
DIAGRAM KL - Qrot
ELBOW 90
4. Faktor-faktornya adalah :
- Karena perubahan luas penampang saluran yang berubah-rubah
- Karena perubahan kecepatan fluida yang mengalir
- Karena luas penampang dan kecepatan aliran berubah maka perubahan
ketinggian (h) yang dibaca manometer pun berubah, maka tekanan pun
akan berubah karena rumus tekanan mengandung ketinggian (h)
- Karena kerugian minor (sambungan) juga yang menyebabkan
penurunan tekanan dari hulu ke hilir
5. Berdasarkan data percobaan yang sudah dihitung dan dianalisa maka
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Dapat mengetahui hasil dari pengukuran debit aliran
menggunakan alat ukur venturimeter, orificemeter
2) Pada pengukuran menggunakan venturimeter dan orificemeter
tekanan disaluran masuk lebih besar dari saluran keluar
dikarenakan ketinggian air di titik masuk yang dibaca pada
manometer lebih tinggi dari ketinggian air di titik keluar
3) Berdasarkan uji coba cek debit menggunakan venturimeter
ataupun orificemeter, lebih mendekati debit rotameter jika
menggunakan uji coba debit venturimeter, ini dikarenakan hasil
perhitungan yang sudah dianalisa (QV mendekati Qrot)
4) Untuk koefisien kerugian head minor (KL) didapat minus
karena tekanan disaluran keluar saja yang tinggi , akan tetapi
nilai KL selalu mutlak
5) Koefisien kerugian head minor tertinggi didapat pada
sambungan suden.
6) Berdasarkan tujuan pratikum ini maka dapat membandingan
debit rotameter dan debit venturimeter atau pun debit orifice
7) Berdasarkan tujuan pratikum ini maka dapat mengetahui besar
koefisien debit venturi dan orifice pada berbagai debit yang
diberikan
8) Berdasarkan tujuan pratikum ini maka dapat mengetahui besar
koefisien kerugian head minor dari sambungan suden, union
socket dan elbow 90.
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM
FENOMENA DASAR MESIN
MODUL 2. PENGUKURAN PARAMETER KINERJA
TURBIN KAPLAN
Oleh Kelompok L :
1. Paul Paulus Pangeran - 2111171045
2. M S Fahrizal - 2111171041
3. Satrio Bilal Saputro - 2111171042
4. Andri Muladi - 2111171040
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK MANUFAKTUR
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI – 2020
A. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PRATIKUM
 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menunjukan salah satu cara mengukur
beberapa parameter kinerja turbin air jenis kaplan (kecepatan putar, debit
air, dan torsi). Menujukan pengaruh dari debit air, pembebanan, dan besar
sudut guide vane terhadap kinerja turbin kaplan.
 Ruang Lingkup Pratikum
Percobaan yang dilakukan hanya meliputi:
1. Pengujian turbin kaplan (mengukur kecepatan putar, torsi, dan
menghitung daya).
2. Pengujian karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan
putar, torsi dan efisiensi) dengan variasi debit air yang masuk.
3. Pengujian karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan
putar, torsi dan efisiensi) dengan variasi pembebanan torque meter.
4. Pengujian karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan
putar, torsi dan efisiensi) dengan variasi sudut guide vane.
B. DASAR TEORI
 Dasar Teori Turbin Kaplan
Turbin Kaplan adalah salah satu turbo machines yang merubah energi
fluida menjadi energi mekanik. Turbin Kaplan ini menggunakan runner
blade (dapat disebut juga sebagai rotor) dan guide vane yang dapat
disesuaikan sudut bukaannya. Guide vane juga dapat berfungsi sebagai
nozzle untuk mengarahkan aliran fluida ke arah rotor dengan tujuan
mengarahkan dan menyesuaikan laju aliran. Perubahan sudut bukaan guide
vane ini akan mengakibatkan energi fluida yang diterima oleh runner
blade akan berubah, sehingga daya mekanik pada poros yang dihasilkan
oleh runner blade juga akan ikut berubah.
Pengukuran daya mekanik poros turbin dilakukan secara tidak langsung,
yakni dengan menghitung hasil pengukuran torka dan kecepatan putar
turbin. Pengukuran torka turbin dilakukan menggunakan torque meter yang
terdiri dari sistem pengereman jenis prony brake. Adapun kecepatan putar
poros diukur menggunakan tachometer.
Pengaturan laju volumetrik (debit) dan head aliran fluida menggunakan
inverter. Inverter ini digunakan untuk mengatur frekuensi listrik untuk
pompa. Berubahnya frekuensi listrik akan mengubah kecepatan putar motor
pompa. Pengukuran laju volumetrik aliran fluida menggunakan venturi
meter yang dilengkapi dengan pressure gauge
Daya mekanik turbin dapat dihitung menggunakan dynamo meter.
= . (1)
= − . + (2)
Gaya tegangan tali (L) dibaca dari load cell yang terhubung pada sabuk
yang bergesekan dengan puli di poros turbin. Sedangkan rp adalah jari-jari
puli dan rt adalah jari-jari tali.
Daya hidrolik (daya aliran air) dapat dihitung dengan persamaan berikut
. . (3)
Berat jenis fluida () didapatkan dari tabel sifat-sifat fluida. Head total turbin
(H) didapat dari perhitungan melalui persamaan berikut
= − (4)
Head di nozzle (Hnozzle) dan head di sisi outlet turbin (Houtlet turbin) dapat
dihitung dari hasil pengukuran tekanan di masing-masing titik pengukuran
dengan menggunakan persamaan berikut
= (5)
Debit (laju volumetrik) aliran fluida (Q) yang diukur menggunakan
venturi meter dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
= (6)
= (7)
Koefisien debit untuk venturi (Cv) didapat dari hasil pengujian Modul 1
tentang Pengukuran Koefisien Aliran. Luas penampang leher (penampang
terkecil dari venturi, A2) yang berbentuk lingkaran dapat dihitung.
Diameter leher (penampang terkecil, D2)
dan diameter penampang besar di sisi masuk venturi (D1) diketahui
masing-masing 55 mm dan 81 mm. Tekanan di sisi masuk (p1) dan di sisi
leher venturi (p2) masing-masing diukur menggunakan pressure gauge.
Efisiensi turbin kaplan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
= (8)
C. TEORI TAMBAHAN
 Pengertian Turbin Air
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi
energi listrik oleh generator.Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) turbin air merupakan peralatan utama selain
generator. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi
potensial air menjadi energi kinetik, turbin air dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.
 Fungsi Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan
turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan
menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan
ke generator.
 Prinsip Kerja Turbin Air
Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi
mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air
menjadi energi mekanis. Aliran air yang mempunyai energi potensial akan
disemprotkan ke sudu-sudu turbin oleh nozzle. Putaran dari sudu-sudu
tersebut akan mengakibatkan poros turbin ikut bergerak dan kemudian
putaran poros turbin akan diteruskan ke generator listrik untuk diubah
menjadi energi listrik.
 Komponen Turbin Air
a. Rotor, yaitu bagian yang berputar pada sisitem yang terdiri dari : -
Sudu-sudu, berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan
oleh nozzle. - Poros, berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang
berupa gerak putar yang dihasilkan oleh sudu. - Bantalan, berfungsi
sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan tujuan agar tidak
mengalami kebocoran pada sistem.
b. Stator, yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari : - Pipa
pengarah / nozzle yang berfungi untuk meneruskan aliran fluida sehingga
tekanan dan kecepatan fluida yang digunakan didalam sistem besar. -
Rumah turbin, berfungsi sebagai rumah kedudukan komponenkomponen
turbin.
 Klasifikasi Turbin Air
Berdasarkan arah alirannya, turbin dikelompokkan menjadi 2 kelompok,
yaitu turbin aliran radial dan turbin aliran aksial.
a. Turbin Aliran Radial Turbin aliran radial adalah turbin yang arah
alirannya tegak lurus dengan arah putaran poros turbin. Turbin dengan
aliran radial digunakan untuk laju alir ( aliran working fluid ) rendah dan
dengan perbedaaan tekanan ( difference pressure ) tinggi.
b. Turbin Aliran Aksial Turbin yang sejajar dengan arah putaran poros
turbin. Turbin dengan aliran aksial digunakan untuk laju alir tinggi dan
dengan perbedaan tekanan rendah ( 1 – 40 bar ). Axial-flow turbines
kebanyakan digunakan dalam aplikasi yang melibatkan fluida
kompresibel. Dalam banyak penggunaan, efisiensi Axial-flow turbines
lebih tinggi dibandingkan radial-inflow turbines.
 Turbin Pelton
Turbin Pelton termasuk jenis turbin impuls yang merubah seluruh energi
air menjadi energi kecepatan sebelum memasuki runner turbin. Perubahan
energi ini dilakukan didalam nozzle dimana air yang semula mempunyai
energi potensial yang tinggi diubah menjadi energi kinetis. Pancaran air
yang keluar dari nozzle akan menumbuk bucket yang dipasang tetap
sekeliling runner dan garis pusat pancaran air menyinggung lingkaran dari
pusat bucket. Kecepatan keliling dari bucket akibat tumbukan yang terjadi
tergantung dari jumlah dan ukuran pancaran serta kecepatannya.
Kecepatan pancaran tergantung dari tinggi air di atas nozzlenya serta
effisiensinya. Turbin pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar
oleh pancaran air yang disemprotkan oleh nozzle. Turbin pelton adalah
salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin pelton adalah
turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Bentuk sudu turbin terdiri
dari 2 bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran
air akan mengenai tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke
kedua arah sehingga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan
membebaskan sudu dari gaya-gaya samping.
Keuntungan turbin pelton :
1. Daya yang dihasilkan besar.
2. Konstruksi yang sederhana.
3. Mudah dalam perawatan.
4. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.
Kerugian turbin pelton :
Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau
bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak. Turbin
pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama.
Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi
penurunan tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian
pengarah pancaran atau nosel. Energi yang masuk ke roda jalan dalam
bentuk energi kinetik. Pada waktu melewati roda turbin, energi kinetik
dikonversikan menjadi kerja poros dan sebagian kecil energi terlepas dan
sebagian lagi digunakan untuk melawan gesekan dengan permukaan sudu
turbin (repository.untag, 2020)
D. INSTALASI ALAT
Unit alat untuk pengukuran parameter kinerja turbin Kaplan terdiri dari 4 buah
alat ukur tekanan (pressure gauge) elektronik, 2 buah tachometer, 1 buah
dynometer, 1 buah inverter dan tombol kontrol. Sepasang pressure gauge
dihubungkan pada venturi meter untuk pengukuran debit aliran dan sepasang
lagi dihubungkan dengan sisi masuk dan sisi keluar turbin. Dua buah
tachometer yang ada masing-masing dihubungkan ke motor pompa dan poros
turbin untuk mengukur kecepatan putar poros.
E. PERALATAN
1. Turbin Kaplan
2. Venturi
3. Tombol gaya pengereman
4. Press-gauge venturi
5. Tachometer pompa
6. Tachometer turbin
7. Manometer turbin
8. Pengatur putaran pompa
9. Tombol utama
10. Tombol panik
F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tombol panik ditekan
2. Sumber listrik dihubungkan
3. Diatur posisi pengatur putaran pompa nol (minimum)
4. Pengatur beban terbuka (Gambar 1.)
5. Tombol panik (putar) dilepaskan
6. Dinyalakan saklar utama tekan dengan tombol run
7. Diatur putaran pompa, diputar saklar ke kanan (tahapan; atur nol, tekan
Rev, diatur frekuensi sambil diperhatikan putaran pompa atau turbin)
8. Dilakukannya pengaturan sesuai kebutuhan, berikan beban secukupnya
9. Setelah pengambilan data tekanan, debit dapat diturunkan dengan
diaturnya putaran pompa
10. Dimatikan, diturunkan putaran pompa secara pelahan sampai nol.
11. Ditekan tombol emergensi atau ditekan tombol stop.
G. TABEL PERCOBAAN
 Tabel percobaan hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran,
kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan debit air yang masuk.
Konfigurasi
ke
1 2 3 4 5 6
npompa
[rpm]
2760 2400 2100 1800 1500 1200
p1venturi
[ ]
17 10 6 3 1 0
p2venturi
[ ]
2 -1 -2 -3 -3 -3
pnozzle
[ ]
13 7 4 2 0 -3
poutlet turbin
[ ]
-2 -3 -6 -4 -4 -4
Gaya
tegangan
tali
[N]
41 36 32 29 26 23
nturbin
[rpm]
1510 1240 1000 750 500 240
 Tabel percobaan hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran,
kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan beban yang diberikan.
Konfigurasi
ke
1 2 3
npompa
[rpm]
2400 2400 2400
p1venturi
[ ]
10 10 10
p2venturi
[ ]
-1 -1 -1
pnozzle
[ ]
7 7 7
poutlet turbin
[ ]
-3 -3 -3
Gaya
tegangan
tali
[N]
36 22 7
nturbin
[rpm]
1240 1210 1180
 Tabel percobaan hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran,
kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dengan sudut guide vane.
Konfigurasi
ke
1 2 3 4 5
npompa
[rpm]
2400 2400 2400 2400 2400
p1venturi
[ ]
10 7 6 6 9
p2venturi
[ ]
-1 -5 -7 -7 -3
pnozzle
[ ]
7 4 2 3 6
poutlet turbin
[ ]
-3 -6 -4 -3 -1
Gaya
tegangan
tali
[N]
36 34 33 31 30
nturbin
[rpm]
1240 1080 860 500 285
H. TABEL PERHITUNGAN
 Debit yang diberikan
 Beban yang diberikan
 Sudut guide vane
I. ANALISA DATA
1. Pada percobaan modul 2 kami diberikan data putaran pompa, putaran
turbin, p1 venturi, p2 venturi, p nozzle, p outlet turbin, gaya tegangan tali
dari variasi debit air yang masuk, beban, dan sudut guide vane untuk
mencari daya keluaran, torsi, dan efisiensi dari turbin kaplan
2. Untuk analisis variasi debit yang diberikan :
- Daya keluaran (daya mekanik) turbin terbesar yaitu 161,9978333 Nm/s
didapat ketika putaran turbin maksimum di 1510 rpm,
- Torsi terbesar yaitu 1,025 Nm didapat ketika putaran turbin maksimum
di 1510 rpm
- Efisiensi turbin terbesar yaitu 0,968586803 atau 96,8 % didapat ketika
putaran turbin di 500 rpm
3. Untuk analisis variasi beban yang diberikan :
- Daya keluaran (daya mekanik) turbin terbesar yaitu 116,808 Nm/s
didapat ketika putaran turbin maksimum di 1240 rpm,
- Torsi terbesar yaitu 0,9 Nm didapat ketika putaran turbin maksimum di
1240 rpm
- Efisiensi turbin terbesar yaitu 0,853777129 atau 85,3 % didapat ketika
putaran turbin di 1240 rpm
4. Untuk analisis sudut guide vane yang diberikan :
- Daya keluaran (daya mekanik) turbin terbesar yaitu 116,808 Nm/s
didapat ketika putaran turbin maksimum di 1240 rpm,
- Torsi terbesar yaitu 0,9 Nm didapat ketika putaran turbin maksimum di
1240 rpm
- Efisiensi turbin terbesar yaitu 0,853777129 atau 85,3 % didapat ketika
putaran turbin di 1240 rpm
J. KESIMPULAN
 Untuk variasi debit air yang masuk
1. Semakin tinggi putaran turbin belum tentu menghasilkan effisiensi
turbin yang tinggi, begitupun sebaliknya, karena untuk
mendapatkan efisiensi turbin tidak hanya memperhatikan putaran
turbin saja, melainkan banyak parameter lainnya seperti daya
hidrolik, debit air yang diberikan
2. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi juga daya
mekaniknya
3. Pada perhitungan ini ada efisiensi turbin didapat 1,883370484 , ini
dinyatakan salah karena tidak memenuhi syarat efisiensi
dikarenakan mungkin salah mencatat data pada saat percobaan
dilaboratorium
 Untuk variasi Beban
1. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi daya mekanik
dan efisiensi turbin nya
2. Semakin tinggi daya keluaran maka semakin tinggi efisiensi turbin
nya
 Untuk variasi Sudut
1. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi daya mekanik
nya
2. Pada putaran turbin 1080 terjadi penurunan efisiensi turbin
K. DAFTAR PUSTAKA
Turbin Pelton. (n.d.). Retrieved Agustus 2, 2020, from Turbin Pelton:
http://repository.untag-sby.ac.id/323/3/BAB%202.pdf
(2020). In L. MKE, Modul Fenomena Dan Pengukuran Dasar Mesin (pp. 1-
20). Cimahi: Modul Fenomena Dan Pengukuran Dasar Mesin.
L. TUGAS LAPORAN AKHIR
1. Buat kurva hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran,
kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan debit air yang masuk!
2. Buat kurva hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran,
kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan beban yang diberikan!
3. Buat kurva hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran,
kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan sudut guide vane!
4. Analisa hasil percobaan anda, bandingkan dengan referensi yang telah anda
cari pada tugas laporan pendahuluan!
“Jawab”
1. a. Kurva Torsi Terhadap Putaran Turbin
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
0 500 1000 1500 2000
Torsi
(Nm)
n turbin (rpm)
KURVA TORSI - PUTARAN TURBIN
(DEBIT DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
DAYA KELUARAN
(DEBIT DIUBAH)
b. Kurva Daya Mekanik Terhadap Putaran Turbin
c. Kurva Efisiensi Terhadap Putaran Turbin
0
50
100
150
200
0 500 1000 1500 2000
Daya
Mekanik
n turbin (rpm)
KURVA DAYA MEKANIK - PUTARAN TURBIN
(DEBIT DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
KECEPATAN PUTAR
(DEBIT DIUBAH)
0
0,5
1
1,5
2
0 500 1000 1500 2000
Efisiensi
n turbin (rpm)
KURVA EFISIENSI - PUTARAN TURBIN
(DEBIT DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
TORSI (DEBIT
DIUBAH)
2. a. Kurva Torsi Terhadap Putaran Turbin
b. Kurva Daya Mekanik Terhadap Putaran Turbin
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1160 1180 1200 1220 1240 1260
Torsi
(Nm)
n turbin (rpm)
KURVA TORSI - PUTARAN TURBIN
(BEBAN DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
TORSI (BEBAN
DIUBAH)
0
20
40
60
80
100
120
140
1160 1180 1200 1220 1240 1260
Daya
Mekanik
n turbin (rpm)
KURVA DAYA MEKANIK - PUTARAN TURBIN
(BEBAN DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
KECEPATAN PUTAR
(BEBAN DIUBAH)
c. Kurva Efisiensi Terhadap Putaran Turbin
3. a. Kurva Torsi Terhadap Putaran Turbin
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1160 1180 1200 1220 1240 1260
Efisiensi
n turbin (rpm)
KURVA EFISIENSI - PUTARAN TURBIN
(BEBAN DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
DAYA KELUARAN
(BEBAN DIUBAH)
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
0 500 1000 1500
Torsi
(Nm)
n turbin (rpm)
KURVA TORSI - PUTARAN TURBIN (SUDUT
DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
TORSI (BEBAN
DIUBAH)
b. Kurva Torsi Terhadap Putaran Turbin
c. Kurva Efisiensi Terhadap Putaran Turbin
`
0
20
40
60
80
100
120
140
0 500 1000 1500
Daya
Mekanik
n turbin (rpm)
KURVA DAYA MEKANIK - PUTARAN TURBIN
(SUDUT DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
KECEPATAN PUTAR
(SUDUT DIUBAH)
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
0 500 1000 1500
Efisiensi
n turbin (rpm)
KURVA EFISIENSI - PUTARAN TURBIN
(SUDUT DIUBAH)
KURVA EFISIENSI -
DAYA KELUARAN
(SUDUT DIUBAH)
4. Analisa kami
 Untuk variasi debit air yang masuk
4. Semakin tinggi putaran turbin belum tentu menghasilkan effisiensi
turbin yang tinggi, begitupun sebaliknya, karena untuk
mendapatkan efisiensi turbin tidak hanya memperhatikan putaran
turbin saja, melainkan banyak parameter lainnya seperti daya
hidrolik, debit air yang diberikan
5. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi juga daya
mekaniknya
6. Pada perhitungan ini ada efisiensi turbin didapat 1,883370484 , ini
dinyatakan salah karena tidak memenuhi syarat efisiensi
dikarenakan mungkin salah mencatat data pada saat percobaan
dilaboratorium
 Untuk variasi Beban
3. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi daya mekanik
dan efisiensi turbin nya
4. Semakin tinggi daya keluaran maka semakin tinggi efisiensi turbin
nya
 Untuk variasi Sudut
3. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi daya mekanik
nya
4. Pada putaran turbin 1080 terjadi penurunan efisiensi turbin
 Pada laporan pendahuluan kami mendapatkan berbagai grafik
percobaan dari sumber internet yang mirip-mirip seperti pratikum kali
ini, akan tetapi akan berbeda haslinya karena variasi debit, beban,
sudut nya saja yang berbeda, prinsip dan cara menghitungnya sama.

More Related Content

What's hot

Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Valve Part 2 (karakteristik + sumber energi)
Valve Part 2 (karakteristik + sumber energi)Valve Part 2 (karakteristik + sumber energi)
Valve Part 2 (karakteristik + sumber energi)Fathan Fariza
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Hamid Abdillah
 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxZwingCADAcademy
 
Katup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada PneumatikKatup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada PneumatikToro Jr.
 
Laporan Operasi Sistem Energi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Laporan Operasi Sistem Energi Pembangkit Listrik Tenaga DieselLaporan Operasi Sistem Energi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Laporan Operasi Sistem Energi Pembangkit Listrik Tenaga DieselYogi Faturahman
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)gunawanzharfan
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriAndri Santoso
 
Sistim pneumatik dan hidrolik
Sistim pneumatik dan hidrolikSistim pneumatik dan hidrolik
Sistim pneumatik dan hidrolikmacyie9897
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoullilaporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulliRizqi Umi Rahmawati
 

What's hot (20)

Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Valve Part 2 (karakteristik + sumber energi)
Valve Part 2 (karakteristik + sumber energi)Valve Part 2 (karakteristik + sumber energi)
Valve Part 2 (karakteristik + sumber energi)
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase
 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
 
Katup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada PneumatikKatup-katup Pada Pneumatik
Katup-katup Pada Pneumatik
 
Kompressor
Kompressor Kompressor
Kompressor
 
Pasak
PasakPasak
Pasak
 
Laporan Operasi Sistem Energi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Laporan Operasi Sistem Energi Pembangkit Listrik Tenaga DieselLaporan Operasi Sistem Energi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Laporan Operasi Sistem Energi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
 
Sentrifugal
SentrifugalSentrifugal
Sentrifugal
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andri
 
Teori dasar pompa
Teori dasar pompaTeori dasar pompa
Teori dasar pompa
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
Sistim pneumatik dan hidrolik
Sistim pneumatik dan hidrolikSistim pneumatik dan hidrolik
Sistim pneumatik dan hidrolik
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoullilaporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
laporan pembuatan alat semprot asas bernoulli
 
Modul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor InduksiModul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor Induksi
 

Similar to LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
MF GN 2023-11 PENGUKUR ALIRAN VENTURI.pptx
MF GN 2023-11 PENGUKUR ALIRAN VENTURI.pptxMF GN 2023-11 PENGUKUR ALIRAN VENTURI.pptx
MF GN 2023-11 PENGUKUR ALIRAN VENTURI.pptxGRMD
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapFransiska Puteri
 
Badrawada 2092
Badrawada 2092Badrawada 2092
Badrawada 2092idnasam
 
Modul pengukuran. aliran fluida.
Modul   pengukuran. aliran fluida.Modul   pengukuran. aliran fluida.
Modul pengukuran. aliran fluida.bacukids
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMarfizal Marfizal
 
How to measure preassure & flow utut muhammad
How to measure preassure & flow utut muhammadHow to measure preassure & flow utut muhammad
How to measure preassure & flow utut muhammadumammuhammad27
 
eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2DEDI RIWANTO
 
Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group eIndiana Agak
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMarfizal Marfizal
 

Similar to LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM (20)

Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
MF GN 2023-11 PENGUKUR ALIRAN VENTURI.pptx
MF GN 2023-11 PENGUKUR ALIRAN VENTURI.pptxMF GN 2023-11 PENGUKUR ALIRAN VENTURI.pptx
MF GN 2023-11 PENGUKUR ALIRAN VENTURI.pptx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
 
Venturimeter
VenturimeterVenturimeter
Venturimeter
 
fluida dinamis kelas XI SMA
fluida dinamis kelas XI SMAfluida dinamis kelas XI SMA
fluida dinamis kelas XI SMA
 
Badrawada 2092
Badrawada 2092Badrawada 2092
Badrawada 2092
 
Modul pengukuran. aliran fluida.
Modul   pengukuran. aliran fluida.Modul   pengukuran. aliran fluida.
Modul pengukuran. aliran fluida.
 
8. fluida2-fan
8. fluida2-fan8. fluida2-fan
8. fluida2-fan
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
 
How to measure preassure & flow utut muhammad
How to measure preassure & flow utut muhammadHow to measure preassure & flow utut muhammad
How to measure preassure & flow utut muhammad
 
eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2
 
Dinamika fluida
Dinamika fluidaDinamika fluida
Dinamika fluida
 
Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group e
 
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itbLaporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
 
Hukum bernoulli
Hukum bernoulliHukum bernoulli
Hukum bernoulli
 
Fluida Dinamis
Fluida DinamisFluida Dinamis
Fluida Dinamis
 
Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
 
Mekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 okMekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 ok
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

  • 1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN MODUL 1. PENGUKURAN KOEFISIEN ALIRAN Oleh Kelompok L : 1. Paul Paulus Pangeran - 2111171045 2. M S Fahrizal - 2111171041 3. Satrio Bilal Saputro - 2111171042 4. Andri Muladi - 2111171040 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MANUFAKTUR UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI – 2020
  • 2. A. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PRATIKUM  Tujuan Menghitung dan membandingkan nilai koefisien debit venturimeter, koefisien debit orificemeter dan koefisien kerugian head minor terhadap variasi nilai debit aliran yang ada.  Ruang Lingkup Pratikum Percobaan yang dilakukan hanya meliputi: 1. Perhitungan dan analisa koefisien debit venturimeter. 2. Perhitungan dan analisa koefisien debit orificemeter. 3. Perhitungan dan analisa koefisien kerugian head minor pada pembesaran penampang tiba-tiba (sudden expansion channel), saluran venturi, union socket, elbow 90°. B. DASAR TEORI  Dasar Teori Venturimeter Saluran venturi adalah saluran konvergen-divergen yang dapat digunakan sebagai alat ukur debit atau kecepatan aliran. Panjang saluran konvergen cenderung lebih pendek dibandingkan dengan saluran divergen. Persamaan kontinuitas untuk saluran tersebut adalah Gambar 1. Aliran pada Saluran Venturi.
  • 3. = (1) . = . (2) . = . (3) Penerapan persamaan Bernoulli untuk saluran venturi dengan asumsi kerugian head diabaikan dapat ditulis sebagai berikut . + . + = . + . + (4) Jika elevasi titik 1 dan titik 2 sama, maka . + = + (5) = (6) Dari persamaan 3 dan 6 kecepatan atau debit aliran di titik 2 dapat dicari melalui persamaan berikut = ( ) (7) = = = ( ) (8) Dimana = . . ℎ dan = . . ℎ (9) Nilai debit yang didapatkan dari persamaan 8 adalah nilai debit aliran yang terukur oleh venturimeter dimana kerugian head aliran pada saluran venturi tidak diperhitungkan. Nilai debit sebenarnya (QAV) dapat dicari dengan cara mengalikan debit hasil perhitungan persamaan 8 (QV) dengan koefisien debit venturimeter (CDV). = . (10) Pada praktikum kali ini, nilai koefisien debit venturimeter tidak diketahui, namun nilai debit sebenarnya dapat dilihat dari penunjukan nilai di
  • 4. rotameter. Sehingga, dengan membagi nilai debit venturi dengan nilai debit sebenarnya (atau debit rotameter, Qrot), nilai koefisien debit dapat dihitung.  Dasar Teori Orificemeter Orificemeter adalah alat ukur debit yang bekerja dengan cara menghambat aliran fluida menggunakan membran berlubang. Perbedaan tekanan pada sisi hulu dan hilir setelah melewati membran dapat digunakan untuk menghitung besarnya kecepatan atau debit aliran dengan menggunakan persamaan 11 dan 12, dimana harga p1 dan p2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 9. Harga h1 dan h2 masing-masing adalah tinggi kolom air pada manometer. = ( ) (11) = = = ( ) (12) Serupa dengan venturimeter, alat ini (orificemeter) memiliki nilai koefisien debit orificemeter (CDO) untuk perhitungan debit aliran sebenarnya (CAO). Nilai debit sebenarnya dihitung dengan mengalikan
  • 5. nilai koefisien debit venturi dengan nilai debit hasil perhitungan menggunakan persamaan 12 (QO). ( ) = ( ). (13) Atau dengan kata lain, jika debit sebenarnya dan pengurangan tekanan bagian hulu dan hilir orificemeter terukur, maka nilai koefisien debit orificemeter dapat dihitung. Nilai koefisien debit ini dipengaruhi oleh nilai debit aliran yang diukur, sehingga perlu dilakukan perhitungan pada beberapa variasi nilai debit aliran.  Dasar Teori Kerugian Head Minor Energi aliran pada saluran akan berkurang akibat adanya beberapa kerugian aliran, antara lain yaitu kerugian aliran major dan minor. Parameter energi pada aliran fluida seringkali dinyatakan dalam satuan panjang, besaran ini dikenal dengan nama head. Kerugian aliran dapat disebut kerugian head karena masih membahas tentang pengurangan energi aliran antara bagian hulu dan hilir. Kerugian head major disebabkan oleh adanya gesekan yang terjadi antara fluida yang bergerak dengan dinding saluran yang diam. Adapun kerugian head minor disebabkan oleh adanya perubahan bentuk pola aliran akibat adanya sambungan, percabangan, katup, perubahan dimensi dan atau geometri penampang saluran, dsb. Besarnya kerugian head minor (HL-minor) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut jika nilai kecepatan aliran (V) dan koefisien kerugian minor (KL) diketahui. = (14) Pada praktikum kali ini, harga koefisien kerugian minor dari saluran dengan pembesaran penampang tiba-tiba (sudden expansion channel) saluran venturi, union socket (atau dikenal dengan watermur) dan elbow 90° (belokan 90°) dihitung dengan menggunakan persamaan 14. Harga kecepatan aliran dihitung dari debit dan diameter saluran, sedangkan
  • 6. kerugian head aliran didapat melalui pengukuran tinggi kolom air bagian hulu dan hilir. C. TEORI TAMBAHAN  Prinsip Bernoulli Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli. Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak- termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow). 1) Aliran Tak-termampatkan Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak- termampatkan adalah sebagai berikut: di mana: v = kecepatan fluida g = percepatan gravitasi bumi h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi p = tekanan fluida ρ = densitas fluida
  • 7. Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi- asumsi sebagai berikut: • Aliran bersifat tunak (steady state) • Tidak terdapat gesekan 2) Aliran Termampatkan Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut: Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi kinetik per satuan volum (1/2 PV^2 ), dan energi potensial per satuan volume (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.Dalam bagian ini kita hanya akan mendiskusikan bagaimana cara berfikir Bernoulli sampai menemukan persamaannya, kemudian menuliskan persamaan ini. Akan tetapi kita tidak akan menurunkan persamaan Bernoulli secara matematis.  Penerapan Asas Bernoulli Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Fluida dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan. Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida. Venturimeter digunakan sebagai pengukur volume fluida misalkan udara yang mengalir tiap detik. Venturimeter dapat dibagi 4 bagian utama yaitu :
  • 8. a. Bagian Inlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan pada bagian ini. b. Inlet Cone : Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida. c. Throat (leher) : Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone. Pada venturimeter, fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian outlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat, dan pada Outlet cone ini tekanan kembali normal. Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang dirancangan dengan tepat Ada dua jenis venturimeter yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter menggunakan manometer yang berisi zat cair lain. Yang akan digunakan disini adalah venturimeter menggunakan manometer yang berisi zat cair lain. Untuk menentukan kelajuan aliran v1 dinyatakan dalam
  • 9. besaran-besaran luas penampang A1 dan A2 serta perbedaan ketinggian zat cair pada tabung U yang berisi raksa (h). Menurut prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida bertambah, maka tekanan fluida tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang sempit lebih kecil tetapi laju aliran fluida lebih besar. Ini dikenal dengan julukan efek Venturi dan menujukkan secara kuantitatif bahwa jika laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida menjadi kecil. Demikian pula sebaliknya, jika laju aliran fluida rendah maka tekanan fluida menjadi besar (Roslianda, 2017). D. INSTALASI ALAT Unit percobaan flow measuring seperti terlihat pada gambar berikut
  • 10. E. PERALATAN 1. MCB 2. Katup 1 & 2 3. Rotameter 4. Saklar 5. Kolom air (Manometer) 6. Tabung eksperimen 7. Tangki air 8. Pompa F. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Dipastikan tangki penampung air terisi kira-kira dua pertiga tinggi tangki. 2. Kabel listrik diubungkan ke sumber daya. 3. Saklar MCB diatur pada posisi on. 4. Tombol saklar darurat (tombol panik) dipastikan tidak dalam kondisi aktif. 5. Seluruh katup diatur pada kondisi terbuka penuh. 6. Tombol on-off ditekan untuk mengontrol operasional pompa air. 7. Debit aliran pada tabung eksperimen diatur dengan mengkondisikan katup 1 dan 2 secara bergantian (konsultasikan detail operasional dengan pembimbing praktikum). 8. Debit sebenarnya dicatat sesuai nilai yang ditunjukkan oleh rotameter. 9. Ketinggian kolom air saluran dicatat dengan pembesaran penampang tiba- tiba, saluran venturi, orificemeter, union socket dan elbow 90°. 10. Diulangi percobaan dengan nilai debit yang berbeda (konsultasikan nilai debit dengan pembimbing praktikum). G. TABEL PERCOBAAN 1 GPM = 0,000076 ⁄
  • 11. NO [ ⁄ ] [mm] [mm] [mm] [mm] [mm] 1 0,000152 272 260 267 202 252 2 0,000228 257 256 302 169 284 3 0,000304 310 301 384 162 370 4 0,00038 384 380 502 160 468 5 0,000456 444 432 597 97 537 6 0,000532 540 524 757 56 673 NO [ ⁄ ] [mm] [mm] [mm] [mm] [mm] 1 0,000152 261 230 211 207 200 2 0,000228 286 177 208 216 210 3 0,000304 362 180 234 255 239 4 0,00038 481 177 298 307 272 5 0,000456 544 92 278 278 205 6 0,000532 681 47 304 297 207 H. TABEL PERHITUNGAN NO − [mm] − [mm] − [mm] − [mm] − [mm] − [mm] 1 12 65 15 31 4 7 2 1 133 18 109 -8 6 3 9 222 14 182 -21 16 4 4 342 34 304 -9 35 5 12 500 60 452 0 73 6 16 701 84 634 7 90
  • 12. NO [ ⁄ ] [ ⁄ ] [ ⁄ ] 1 0,000152 0,000143 1,062937063 0,000159325 0,954026168 2 0,000228 0,000205 1,112195122 0,000298755 0,763166229 3 0,000304 0,000264 1,151515152 0,000386045 0,787472572 4 0,00038 0,000328 1,158536585 0,00049893 0,761630542 5 0,000456 0,000397 1,14861461 0,000608375 0,749537165 6 0,000532 0,00047 1,131914894 0,000720522 0,73835386 . = 25 mm = 0,025 m = 12,5 mm = 0,0125 m = 25,8 mm = 0,0258 m = 25,8 mm = 0,0258 m NO [ ⁄ ] ⁄ . [m] ⁄ . [m] ⁄ [m] ⁄ [m] 1 0,000152 0,004892027 0,078272428 0,004312906 0,004312906 2 0,000228 0,01100706 0,176112964 0,009704039 0,009704039 3 0,000304 0,019568107 0,313089713 0,017251626 0,017251626 4 0,00038 0,030575167 0,489202677 0,026955665 0,026955665 5 0,000456 0,044028241 0,704451854 0,038816158 0,038816158 6 0,000532 0,059927328 0,958837246 0,052833104 0,052833104 NO [ ⁄ ] . . 1 0,000152 2,452971043 0,830432905 0,927448826 1,623035446 2 0,000228 0,090850779 0,755197103 -0,824398956 0,618299217 3 0,000304 0,45993207 0,709061942 -1,217276584 0,927448826 4 0,00038 0,130825122 0,699096747 -0,333881577 1,298428356
  • 13. 5 0,000456 0,272552338 0,709771714 0 1,880660119 6 0,000532 0,266990045 0,731093835 0,132492689 1,703477436 I. ANALISA DATA 1. Pada pratikum modul 1 ini setiap kelompok disuruh mencari koefisien debit venturimeter dan orificemeter, serta koefisien kerugian head minor suden control, venturi ch, union socket, dan elbow 90 terhadap variasi nilai debit aliran yang diberikan data nya oleh aslab. 2. Data yang diberikan yaitu debit rotameter, dan ketinggian air yang dibaca manometer di titik 1 saat masuk dan titik 2 saat keluar, setelah dianalisa tekanan masuk pada venturimeter dan orifice meter lebih kecil dibanding tekanan pada saat keluar saluran. 3. Berdasarkan perhitungan dan analisa didapat :  Debit dibaca venturimeter (QV) terkecil adalah 0,000143057 ⁄ dan yang terbesar adalah 0,0004698 ⁄  Koefisien debit venturimeter (CDV) terkecil adalah 1,062937063 dan yang terbesar adalah 1,158536585  Debit dibaca orificemeter terkecil (QO) adalah 0,000159325 ⁄ dan yang terbesar adalah 0,000720522 ⁄  Koefisien debit orificemeter (CDO) terkecil adalah 0,749537165 dan yang terbesar adalah 0,954026168  Koefisien kerugian head minor (KL) suden control terkecil adalah 0,130825122 dan yang terbesar adalah 2,452971043  Koefisien kerugian head minor (KL) venturi ch terkecil adalah 0,699096747 dan yang terbesar adalah 0,830432905  Koefisien kerugian head minor (KL) union socket terkecil adalah -1,217276584 dan yang terbesar adalah 0,927448826  Koefisien kerugian head minor (KL) elbow 90 terkecil adalah 0,618299217 dan yang terbesar adalah 1,880660119
  • 14. J. KESIMPULAN Berdasarkan data percobaan yang sudah dihitung dan dianalisa maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui hasil dari pengukuran debit aliran menggunakan alat ukur venturimeter, orificemeter 2. Pada pengukuran menggunakan venturimeter dan orificemeter tekanan disaluran masuk lebih besar dari saluran keluar dikarenakan ketinggian air di titik masuk yang dibaca pada manometer lebih tinggi dari ketinggian air di titik keluar 3. Berdasarkan uji coba cek debit menggunakan venturimeter ataupun orificemeter, lebih mendekati debit rotameter jika menggunakan uji coba debit venturimeter, ini dikarenakan hasil perhitungan yang sudah dianalisa (QV mendekati Qrot) 4. Untuk koefisien kerugian head minor (KL) didapat minus karena tekanan disaluran keluar saja yang tinggi , akan tetapi nilai KL selalu mutlak 5. Koefisien kerugian head minor tertinggi didapat pada sambungan suden. 6. Berdasarkan uji perhitungan maka dapat mengetahui besar koefisien kerugian head minor dari sambungan suden, union socket dan elbow 90. K. DAFTAR PUSTAKA (2020). In L. MKE, Modul Fenomena Dan Pengukuran Dasar Mesin (pp. 1- 20). Cimahi: Modul Fenomena Dan Pengukuran Dasar Mesin. Roslianda. (2017, Oktober 18). Roslianda Blogspot. Retrieved September 1, 2020, from http://roslianda.blogspot.com/2017/10/laporan-praktikum- fisika-venturimeter.html L. TUGAS LAPORAN AKHIR 1. Buat perhitungan koefisien debit venturimeter, orificemeter dan koefisien kerugian head minor dari sudden expansion channel, saluran venturi, union socket dan elbow 90°!
  • 15. 2. Buat diagram koefisien debit terhadap debit aliran (debit rotameter) dan koefisien kerugian head minor terhadap debit aliran (debit rotameter) untuk hasil perhitungan no 1! 3. Apakah nilai koefisien debit dan koefisien kerugian head minor berubah seiring adanya variasi debit aliran? 4. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan munculnya pengurangan tekanan dari bagian hulu ke hilir di setiap bagian percobaan ini? 5. Berikan kesimpulan dari hasil analisa anda dari percobaan ini! 6. Lengkapi laporan dengan foto percobaan! “ Jawab ” 1. a. Mencari koefisien debit venturimeter (CDV) untuk NO 1 :  = 1 4 ⁄ . 3,14. = 1 4 ⁄ 3,14 (0,0125 ) = 0,000122656  − = . . (ℎ − ℎ ) = 1000 9,81 (0,267 − 0,202) = 637,65  = 0,0125 0,025 = 0,5  = = = ( ) = , ( , ) = 0,000143057 ⁄  = = , , = 1,062937063  Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan exel sebagai berikut
  • 16. b. Mencari koefisien debit orificemeter (CDO) untuk konfigurasi 1 :  = 1 4 ⁄ . 3,14. = 1 4 ⁄ 3,14 (0,0155 ) = 0,000188596  − = . . (ℎ − ℎ ) = 1000 9,81 (0,261 − 0,23) = 304,11  = 0,0155 0,025 = 0,62  = = = ( ) = , ( , ) = 0,000159325 ⁄  = = , , = 0,954026168  Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan exel sebagai berikut c. Mencari Koefisien Kerugian Head Minor (KL) Suden Konfigurasi 1  = 0,000152  = 1 4 ⁄ . 3,14. = 1 4 ⁄ 3,14 (0,025 ) = 0,000490625  2 = = 0,309808917 /  = 0,004892027  ℎ − ℎ = 0,012
  • 17.  = = 2,452971043  Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan exel sebagai berikut  d. Mencari Koefisien Kerugian Head Minor (KL) Venturi Konfigurasi 1  = 0,000152  = 1 4 ⁄ . 3,14. = 1 4 ⁄ 3,14 (0,0125 ) = 0,000122656  2 = = 1,239235669 /  = 0,078272428  ℎ − ℎ = 0,065  = = 0,830432905  Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan exel sebagai berikut
  • 18. e. Mencari Koefisien Kerugian Head Minor (KL) Union Konfigurasi 1  = 0,000152  = 1 4 ⁄ . 3,14. = 1 4 ⁄ 3,14 (0,0258 ) = 0,000522527  2 = = 0,290893836 /  = 0,004312906  ℎ − ℎ = 0,004  = = 0,927448826  Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan exel sebagai berikut f. Mencari Koefisien Kerugian Head Minor (KL) Elbow 90 Konfigurasi 1  = 0,000152  = 1 4 ⁄ . 3,14. = 1 4 ⁄ 3,14 (0,0258 ) = 0,000522527  2 = = 0,290893836 /  = 0,004312906  ℎ − ℎ = 0,007  = = 1,623035446
  • 19.  Lalu untuk NO 2 dan seterusnya didapat dengan menggunakan exel sebagai berikut 2. a. Diagram koefisien debit venturimeter terhadap Qrot b. Diagram koefisien debit orifice terhadap Qrot 1 1,02 1,04 1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 CDV Qrot DIAGRAM CDV - Qrot Venturi DIAGRAM CDV - Qrot Venturi 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 CDO Qrot DIAGRAM CDO - Qrot Orifice DIAGRAM CDO - Qrot Orifice
  • 20. c. Diagram koefisien kerugian head minor suden terhadap Qrot d. Diagram koefisien kerugian head minor venturi terhadap Qrot 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 KL Qrot DIAGRAM KL - Qrot SUDEN DIAGRAM KL - Qrot SUDEN 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 KL Qrot DIAGRAM KL - Qrot VENTURI DIAGRAM KL - Qrot Venturi
  • 21. e. Diagram koefisien kerugian head minor union terhadap Qrot f. Diagram koefisien kerugian head minor elbow terhadap Qrot 3. Ia berubah, karena rumus untuk mencari KL mengandung debit rotameter (Qrot) sehingga jika Qrot berubah maka KL juga akan berubah-rubah -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 KL Qrot DIAGRAM KL - Qrot UNION DIAGRAM KL - Qrot UNION 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 KL Qrot DIAGRAM KL - Qrot ELBOW 90 DIAGRAM KL - Qrot ELBOW 90
  • 22. 4. Faktor-faktornya adalah : - Karena perubahan luas penampang saluran yang berubah-rubah - Karena perubahan kecepatan fluida yang mengalir - Karena luas penampang dan kecepatan aliran berubah maka perubahan ketinggian (h) yang dibaca manometer pun berubah, maka tekanan pun akan berubah karena rumus tekanan mengandung ketinggian (h) - Karena kerugian minor (sambungan) juga yang menyebabkan penurunan tekanan dari hulu ke hilir 5. Berdasarkan data percobaan yang sudah dihitung dan dianalisa maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Dapat mengetahui hasil dari pengukuran debit aliran menggunakan alat ukur venturimeter, orificemeter 2) Pada pengukuran menggunakan venturimeter dan orificemeter tekanan disaluran masuk lebih besar dari saluran keluar dikarenakan ketinggian air di titik masuk yang dibaca pada manometer lebih tinggi dari ketinggian air di titik keluar 3) Berdasarkan uji coba cek debit menggunakan venturimeter ataupun orificemeter, lebih mendekati debit rotameter jika menggunakan uji coba debit venturimeter, ini dikarenakan hasil perhitungan yang sudah dianalisa (QV mendekati Qrot) 4) Untuk koefisien kerugian head minor (KL) didapat minus karena tekanan disaluran keluar saja yang tinggi , akan tetapi nilai KL selalu mutlak 5) Koefisien kerugian head minor tertinggi didapat pada sambungan suden. 6) Berdasarkan tujuan pratikum ini maka dapat membandingan debit rotameter dan debit venturimeter atau pun debit orifice 7) Berdasarkan tujuan pratikum ini maka dapat mengetahui besar koefisien debit venturi dan orifice pada berbagai debit yang diberikan
  • 23. 8) Berdasarkan tujuan pratikum ini maka dapat mengetahui besar koefisien kerugian head minor dari sambungan suden, union socket dan elbow 90.
  • 24. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN MODUL 2. PENGUKURAN PARAMETER KINERJA TURBIN KAPLAN Oleh Kelompok L : 1. Paul Paulus Pangeran - 2111171045 2. M S Fahrizal - 2111171041 3. Satrio Bilal Saputro - 2111171042 4. Andri Muladi - 2111171040 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MANUFAKTUR UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI – 2020
  • 25. A. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PRATIKUM  Tujuan Percobaan ini bertujuan untuk menunjukan salah satu cara mengukur beberapa parameter kinerja turbin air jenis kaplan (kecepatan putar, debit air, dan torsi). Menujukan pengaruh dari debit air, pembebanan, dan besar sudut guide vane terhadap kinerja turbin kaplan.  Ruang Lingkup Pratikum Percobaan yang dilakukan hanya meliputi: 1. Pengujian turbin kaplan (mengukur kecepatan putar, torsi, dan menghitung daya). 2. Pengujian karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dengan variasi debit air yang masuk. 3. Pengujian karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dengan variasi pembebanan torque meter. 4. Pengujian karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dengan variasi sudut guide vane. B. DASAR TEORI  Dasar Teori Turbin Kaplan Turbin Kaplan adalah salah satu turbo machines yang merubah energi fluida menjadi energi mekanik. Turbin Kaplan ini menggunakan runner blade (dapat disebut juga sebagai rotor) dan guide vane yang dapat disesuaikan sudut bukaannya. Guide vane juga dapat berfungsi sebagai nozzle untuk mengarahkan aliran fluida ke arah rotor dengan tujuan mengarahkan dan menyesuaikan laju aliran. Perubahan sudut bukaan guide vane ini akan mengakibatkan energi fluida yang diterima oleh runner blade akan berubah, sehingga daya mekanik pada poros yang dihasilkan oleh runner blade juga akan ikut berubah. Pengukuran daya mekanik poros turbin dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan menghitung hasil pengukuran torka dan kecepatan putar
  • 26. turbin. Pengukuran torka turbin dilakukan menggunakan torque meter yang terdiri dari sistem pengereman jenis prony brake. Adapun kecepatan putar poros diukur menggunakan tachometer. Pengaturan laju volumetrik (debit) dan head aliran fluida menggunakan inverter. Inverter ini digunakan untuk mengatur frekuensi listrik untuk pompa. Berubahnya frekuensi listrik akan mengubah kecepatan putar motor pompa. Pengukuran laju volumetrik aliran fluida menggunakan venturi meter yang dilengkapi dengan pressure gauge Daya mekanik turbin dapat dihitung menggunakan dynamo meter.
  • 27. = . (1) = − . + (2) Gaya tegangan tali (L) dibaca dari load cell yang terhubung pada sabuk yang bergesekan dengan puli di poros turbin. Sedangkan rp adalah jari-jari puli dan rt adalah jari-jari tali. Daya hidrolik (daya aliran air) dapat dihitung dengan persamaan berikut . . (3) Berat jenis fluida () didapatkan dari tabel sifat-sifat fluida. Head total turbin (H) didapat dari perhitungan melalui persamaan berikut = − (4) Head di nozzle (Hnozzle) dan head di sisi outlet turbin (Houtlet turbin) dapat dihitung dari hasil pengukuran tekanan di masing-masing titik pengukuran dengan menggunakan persamaan berikut = (5) Debit (laju volumetrik) aliran fluida (Q) yang diukur menggunakan venturi meter dihitung dengan menggunakan persamaan berikut = (6) = (7) Koefisien debit untuk venturi (Cv) didapat dari hasil pengujian Modul 1 tentang Pengukuran Koefisien Aliran. Luas penampang leher (penampang terkecil dari venturi, A2) yang berbentuk lingkaran dapat dihitung. Diameter leher (penampang terkecil, D2) dan diameter penampang besar di sisi masuk venturi (D1) diketahui masing-masing 55 mm dan 81 mm. Tekanan di sisi masuk (p1) dan di sisi leher venturi (p2) masing-masing diukur menggunakan pressure gauge. Efisiensi turbin kaplan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
  • 28. = (8) C. TEORI TAMBAHAN  Pengertian Turbin Air Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) turbin air merupakan peralatan utama selain generator. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.  Fungsi Turbin Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.  Prinsip Kerja Turbin Air Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Aliran air yang mempunyai energi potensial akan disemprotkan ke sudu-sudu turbin oleh nozzle. Putaran dari sudu-sudu tersebut akan mengakibatkan poros turbin ikut bergerak dan kemudian putaran poros turbin akan diteruskan ke generator listrik untuk diubah menjadi energi listrik.  Komponen Turbin Air
  • 29. a. Rotor, yaitu bagian yang berputar pada sisitem yang terdiri dari : - Sudu-sudu, berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan oleh nozzle. - Poros, berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar yang dihasilkan oleh sudu. - Bantalan, berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem. b. Stator, yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari : - Pipa pengarah / nozzle yang berfungi untuk meneruskan aliran fluida sehingga tekanan dan kecepatan fluida yang digunakan didalam sistem besar. - Rumah turbin, berfungsi sebagai rumah kedudukan komponenkomponen turbin.  Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan arah alirannya, turbin dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu turbin aliran radial dan turbin aliran aksial. a. Turbin Aliran Radial Turbin aliran radial adalah turbin yang arah alirannya tegak lurus dengan arah putaran poros turbin. Turbin dengan aliran radial digunakan untuk laju alir ( aliran working fluid ) rendah dan dengan perbedaaan tekanan ( difference pressure ) tinggi. b. Turbin Aliran Aksial Turbin yang sejajar dengan arah putaran poros turbin. Turbin dengan aliran aksial digunakan untuk laju alir tinggi dan dengan perbedaan tekanan rendah ( 1 – 40 bar ). Axial-flow turbines kebanyakan digunakan dalam aplikasi yang melibatkan fluida kompresibel. Dalam banyak penggunaan, efisiensi Axial-flow turbines lebih tinggi dibandingkan radial-inflow turbines.  Turbin Pelton Turbin Pelton termasuk jenis turbin impuls yang merubah seluruh energi air menjadi energi kecepatan sebelum memasuki runner turbin. Perubahan energi ini dilakukan didalam nozzle dimana air yang semula mempunyai energi potensial yang tinggi diubah menjadi energi kinetis. Pancaran air yang keluar dari nozzle akan menumbuk bucket yang dipasang tetap sekeliling runner dan garis pusat pancaran air menyinggung lingkaran dari
  • 30. pusat bucket. Kecepatan keliling dari bucket akibat tumbukan yang terjadi tergantung dari jumlah dan ukuran pancaran serta kecepatannya. Kecepatan pancaran tergantung dari tinggi air di atas nozzlenya serta effisiensinya. Turbin pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan oleh nozzle. Turbin pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Bentuk sudu turbin terdiri dari 2 bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehingga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Keuntungan turbin pelton : 1. Daya yang dihasilkan besar. 2. Konstruksi yang sederhana. 3. Mudah dalam perawatan. 4. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir. Kerugian turbin pelton : Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak. Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama. Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi penurunan tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah pancaran atau nosel. Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Pada waktu melewati roda turbin, energi kinetik dikonversikan menjadi kerja poros dan sebagian kecil energi terlepas dan sebagian lagi digunakan untuk melawan gesekan dengan permukaan sudu turbin (repository.untag, 2020) D. INSTALASI ALAT Unit alat untuk pengukuran parameter kinerja turbin Kaplan terdiri dari 4 buah alat ukur tekanan (pressure gauge) elektronik, 2 buah tachometer, 1 buah
  • 31. dynometer, 1 buah inverter dan tombol kontrol. Sepasang pressure gauge dihubungkan pada venturi meter untuk pengukuran debit aliran dan sepasang lagi dihubungkan dengan sisi masuk dan sisi keluar turbin. Dua buah tachometer yang ada masing-masing dihubungkan ke motor pompa dan poros turbin untuk mengukur kecepatan putar poros. E. PERALATAN 1. Turbin Kaplan 2. Venturi 3. Tombol gaya pengereman 4. Press-gauge venturi 5. Tachometer pompa 6. Tachometer turbin 7. Manometer turbin 8. Pengatur putaran pompa 9. Tombol utama 10. Tombol panik
  • 32. F. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Tombol panik ditekan 2. Sumber listrik dihubungkan 3. Diatur posisi pengatur putaran pompa nol (minimum) 4. Pengatur beban terbuka (Gambar 1.) 5. Tombol panik (putar) dilepaskan 6. Dinyalakan saklar utama tekan dengan tombol run 7. Diatur putaran pompa, diputar saklar ke kanan (tahapan; atur nol, tekan Rev, diatur frekuensi sambil diperhatikan putaran pompa atau turbin) 8. Dilakukannya pengaturan sesuai kebutuhan, berikan beban secukupnya 9. Setelah pengambilan data tekanan, debit dapat diturunkan dengan diaturnya putaran pompa 10. Dimatikan, diturunkan putaran pompa secara pelahan sampai nol. 11. Ditekan tombol emergensi atau ditekan tombol stop. G. TABEL PERCOBAAN  Tabel percobaan hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan debit air yang masuk. Konfigurasi ke 1 2 3 4 5 6 npompa [rpm] 2760 2400 2100 1800 1500 1200 p1venturi [ ] 17 10 6 3 1 0 p2venturi [ ] 2 -1 -2 -3 -3 -3 pnozzle [ ] 13 7 4 2 0 -3 poutlet turbin [ ] -2 -3 -6 -4 -4 -4 Gaya tegangan tali [N] 41 36 32 29 26 23
  • 33. nturbin [rpm] 1510 1240 1000 750 500 240  Tabel percobaan hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan beban yang diberikan. Konfigurasi ke 1 2 3 npompa [rpm] 2400 2400 2400 p1venturi [ ] 10 10 10 p2venturi [ ] -1 -1 -1 pnozzle [ ] 7 7 7 poutlet turbin [ ] -3 -3 -3 Gaya tegangan tali [N] 36 22 7 nturbin [rpm] 1240 1210 1180  Tabel percobaan hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dengan sudut guide vane. Konfigurasi ke 1 2 3 4 5 npompa [rpm] 2400 2400 2400 2400 2400 p1venturi [ ] 10 7 6 6 9 p2venturi [ ] -1 -5 -7 -7 -3 pnozzle [ ] 7 4 2 3 6 poutlet turbin [ ] -3 -6 -4 -3 -1
  • 34. Gaya tegangan tali [N] 36 34 33 31 30 nturbin [rpm] 1240 1080 860 500 285 H. TABEL PERHITUNGAN  Debit yang diberikan  Beban yang diberikan  Sudut guide vane
  • 35. I. ANALISA DATA 1. Pada percobaan modul 2 kami diberikan data putaran pompa, putaran turbin, p1 venturi, p2 venturi, p nozzle, p outlet turbin, gaya tegangan tali dari variasi debit air yang masuk, beban, dan sudut guide vane untuk mencari daya keluaran, torsi, dan efisiensi dari turbin kaplan 2. Untuk analisis variasi debit yang diberikan : - Daya keluaran (daya mekanik) turbin terbesar yaitu 161,9978333 Nm/s didapat ketika putaran turbin maksimum di 1510 rpm, - Torsi terbesar yaitu 1,025 Nm didapat ketika putaran turbin maksimum di 1510 rpm - Efisiensi turbin terbesar yaitu 0,968586803 atau 96,8 % didapat ketika putaran turbin di 500 rpm 3. Untuk analisis variasi beban yang diberikan : - Daya keluaran (daya mekanik) turbin terbesar yaitu 116,808 Nm/s didapat ketika putaran turbin maksimum di 1240 rpm, - Torsi terbesar yaitu 0,9 Nm didapat ketika putaran turbin maksimum di 1240 rpm - Efisiensi turbin terbesar yaitu 0,853777129 atau 85,3 % didapat ketika putaran turbin di 1240 rpm 4. Untuk analisis sudut guide vane yang diberikan : - Daya keluaran (daya mekanik) turbin terbesar yaitu 116,808 Nm/s didapat ketika putaran turbin maksimum di 1240 rpm, - Torsi terbesar yaitu 0,9 Nm didapat ketika putaran turbin maksimum di 1240 rpm - Efisiensi turbin terbesar yaitu 0,853777129 atau 85,3 % didapat ketika putaran turbin di 1240 rpm
  • 36. J. KESIMPULAN  Untuk variasi debit air yang masuk 1. Semakin tinggi putaran turbin belum tentu menghasilkan effisiensi turbin yang tinggi, begitupun sebaliknya, karena untuk mendapatkan efisiensi turbin tidak hanya memperhatikan putaran turbin saja, melainkan banyak parameter lainnya seperti daya hidrolik, debit air yang diberikan 2. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi juga daya mekaniknya 3. Pada perhitungan ini ada efisiensi turbin didapat 1,883370484 , ini dinyatakan salah karena tidak memenuhi syarat efisiensi dikarenakan mungkin salah mencatat data pada saat percobaan dilaboratorium  Untuk variasi Beban 1. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi daya mekanik dan efisiensi turbin nya 2. Semakin tinggi daya keluaran maka semakin tinggi efisiensi turbin nya  Untuk variasi Sudut 1. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi daya mekanik nya 2. Pada putaran turbin 1080 terjadi penurunan efisiensi turbin K. DAFTAR PUSTAKA Turbin Pelton. (n.d.). Retrieved Agustus 2, 2020, from Turbin Pelton: http://repository.untag-sby.ac.id/323/3/BAB%202.pdf (2020). In L. MKE, Modul Fenomena Dan Pengukuran Dasar Mesin (pp. 1- 20). Cimahi: Modul Fenomena Dan Pengukuran Dasar Mesin.
  • 37. L. TUGAS LAPORAN AKHIR 1. Buat kurva hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan debit air yang masuk! 2. Buat kurva hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan beban yang diberikan! 3. Buat kurva hubungan karakteristik dari turbin kaplan (daya keluaran, kecepatan putar, torsi dan efisiensi) dangan sudut guide vane! 4. Analisa hasil percobaan anda, bandingkan dengan referensi yang telah anda cari pada tugas laporan pendahuluan! “Jawab” 1. a. Kurva Torsi Terhadap Putaran Turbin 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 0 500 1000 1500 2000 Torsi (Nm) n turbin (rpm) KURVA TORSI - PUTARAN TURBIN (DEBIT DIUBAH) KURVA EFISIENSI - DAYA KELUARAN (DEBIT DIUBAH)
  • 38. b. Kurva Daya Mekanik Terhadap Putaran Turbin c. Kurva Efisiensi Terhadap Putaran Turbin 0 50 100 150 200 0 500 1000 1500 2000 Daya Mekanik n turbin (rpm) KURVA DAYA MEKANIK - PUTARAN TURBIN (DEBIT DIUBAH) KURVA EFISIENSI - KECEPATAN PUTAR (DEBIT DIUBAH) 0 0,5 1 1,5 2 0 500 1000 1500 2000 Efisiensi n turbin (rpm) KURVA EFISIENSI - PUTARAN TURBIN (DEBIT DIUBAH) KURVA EFISIENSI - TORSI (DEBIT DIUBAH)
  • 39. 2. a. Kurva Torsi Terhadap Putaran Turbin b. Kurva Daya Mekanik Terhadap Putaran Turbin 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1160 1180 1200 1220 1240 1260 Torsi (Nm) n turbin (rpm) KURVA TORSI - PUTARAN TURBIN (BEBAN DIUBAH) KURVA EFISIENSI - TORSI (BEBAN DIUBAH) 0 20 40 60 80 100 120 140 1160 1180 1200 1220 1240 1260 Daya Mekanik n turbin (rpm) KURVA DAYA MEKANIK - PUTARAN TURBIN (BEBAN DIUBAH) KURVA EFISIENSI - KECEPATAN PUTAR (BEBAN DIUBAH)
  • 40. c. Kurva Efisiensi Terhadap Putaran Turbin 3. a. Kurva Torsi Terhadap Putaran Turbin 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1160 1180 1200 1220 1240 1260 Efisiensi n turbin (rpm) KURVA EFISIENSI - PUTARAN TURBIN (BEBAN DIUBAH) KURVA EFISIENSI - DAYA KELUARAN (BEBAN DIUBAH) 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0 500 1000 1500 Torsi (Nm) n turbin (rpm) KURVA TORSI - PUTARAN TURBIN (SUDUT DIUBAH) KURVA EFISIENSI - TORSI (BEBAN DIUBAH)
  • 41. b. Kurva Torsi Terhadap Putaran Turbin c. Kurva Efisiensi Terhadap Putaran Turbin ` 0 20 40 60 80 100 120 140 0 500 1000 1500 Daya Mekanik n turbin (rpm) KURVA DAYA MEKANIK - PUTARAN TURBIN (SUDUT DIUBAH) KURVA EFISIENSI - KECEPATAN PUTAR (SUDUT DIUBAH) 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 0 500 1000 1500 Efisiensi n turbin (rpm) KURVA EFISIENSI - PUTARAN TURBIN (SUDUT DIUBAH) KURVA EFISIENSI - DAYA KELUARAN (SUDUT DIUBAH)
  • 42. 4. Analisa kami  Untuk variasi debit air yang masuk 4. Semakin tinggi putaran turbin belum tentu menghasilkan effisiensi turbin yang tinggi, begitupun sebaliknya, karena untuk mendapatkan efisiensi turbin tidak hanya memperhatikan putaran turbin saja, melainkan banyak parameter lainnya seperti daya hidrolik, debit air yang diberikan 5. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi juga daya mekaniknya 6. Pada perhitungan ini ada efisiensi turbin didapat 1,883370484 , ini dinyatakan salah karena tidak memenuhi syarat efisiensi dikarenakan mungkin salah mencatat data pada saat percobaan dilaboratorium  Untuk variasi Beban 3. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi daya mekanik dan efisiensi turbin nya 4. Semakin tinggi daya keluaran maka semakin tinggi efisiensi turbin nya  Untuk variasi Sudut 3. Semakin tinggi putaran turbin maka semakin tinggi daya mekanik nya 4. Pada putaran turbin 1080 terjadi penurunan efisiensi turbin  Pada laporan pendahuluan kami mendapatkan berbagai grafik percobaan dari sumber internet yang mirip-mirip seperti pratikum kali ini, akan tetapi akan berbeda haslinya karena variasi debit, beban, sudut nya saja yang berbeda, prinsip dan cara menghitungnya sama.