Teks ini membahas konsep pembelajaran pengetahuan dan estetika dalam seni rupa. Ia menjelaskan pentingnya pendekatan pembelajaran aktif untuk meningkatkan partisipasi siswa dan mencapai tujuan pembelajaran abad ke-21. Teks ini juga mendefinisikan model pembelajaran dan pendekatan serta menyarankan penggunaan pendekatan saintifik yang memberikan pengalaman belajar bervariasi bagi siswa.
1. | 135Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Kegiatan Belajar (KB)
PEMBELAJARAN PENGETAHUAN
DAN ESTETIKA SENI RUPA
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
etelah Anda mempelajari Kegiatan Belajar 3 tentang Bentuk, Tema
dan Nilai Estetik/Seni dalam Seni Rupa selanjutnya pada Kegiatan
Belajar 4 Anda akan mempelajari Pembelajaran Pengetahuan dan
Estetika Seni Rupa berdasarkan kajian ilmu pendidikan seni dan teori filsafat seni
agar pengorganisasian dan penyampaian pembelajaran seni rupa yang disampaikan
mudah dipahami. Pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari dalam Kegiatan
Belajar 4 ditampilkan dalam bagan peta konsep di bawah ini. Pembelajaran
Pengetahuan dan Estetika Seni Rupa secara khusus akan membahas tentang model
Pembelajaran Aktif yang diimplementasikan untuk mengajarkan Pengetahuan dan
Estetika Seni Rupa.
2. Relevansi
Pada pembahasan Kegiatan Belajar 4 akan diuraikan materi tentang
Pembelajaran Pengetahuan dan Estetika Seni Rupa. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa keberhasilan suatu pembelajaran akan terwujud secara
optimal bila keseluruhan pembelajaran berorientasi pada peserta didik.
Keberhasilan pencapaian kompetensi belajar akan sangat bergantung kepada
beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana
cara seorang guru melaksanakan pembelajaran. Implementasi pendekatan active
learning dalam pembelajaran seni rupa terbukti mampu menjadikan peserta didik
terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang bersifat kontekstual. Sehingga
tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran menjadi lebih optimal.
Selain itu pembelajaran aktif juga memberikan kesempatan peserta didik untuk
terlibat dan mengekspresikan segala potensi yang dimilikinya.
S
2. 136 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Pada hakikatnya mata pelajaran Seni Budaya (seni rupa) di pendidikan
menengah sangat kontekstual, karenanya para pendidik harus memiliki wawasan
“memanfaatkan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan, apresiasi dan
kreasi seni”. Peran dari pendidikan seni demikian luas spektrumnya. Secara
khusus Kegiatan Belajar 4 akan membahas cara mengajarkan dan
mengembangkan kompetensi pengetahuan. Menurut pakar pendidikan seni Brent
G. Wilson, kompetensi pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang terminologi,
fakta, trends dan tata urutan/kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan
kategori, dan metodologi.
Pendekatan active learning berbasis keilmuan atau saintifik yang lebih
berorientasi pada peserta didik akan merubah aktivitas belajar pengetahuan seni
rupa yang umumnya bersifat pasif satu arah dari guru ke peserta didik kini
menjadi aktivitas belajar aktif yang memberi pengalaman belajar aktif yang
variatif dan menyenangkan. Beberapa metode yang akan digunakan dalam
mengaktifkan belajar peserta didik antara lain :1) metode pembelajaran discovery
learning, inquiry learning dan model berbasis masalah. Ketiga model
pembelajaran ini sesuai dengan tuntutan belajar saat ini yang melatih peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penggunaan metode ini
diharapkan akan mendorong peserta didik mengambil peran aktif sejak awal
sehingga pada akhirnya mampu mengembangkan kompetensi 4 C sesuai tuntutan
kompetensi pembelajaran Abad-21 yaitu: Creative Thingking, Creativity,
Communication and Colaboration.
4. Petunjuk Belajar
Kegiatan Belajar 4 dari empat kegiatan belajar yang terdapat pada Modul 1
ini merupakan pengetahuan dasar kesenirupaan yang wajib Anda kuasai dalam
pembelajaran Seni Budaya khususnya Seni Rupa dalam rangka memenuhi
persyaratan akademik pada Program Pendidikan Profesi Guru. Modul ini
menyajikan materi Pembelajaran Pengetahuan dan Estetika dalam Seni Rupa yang
perlu Anda pelajari selama Program PPG. Walaupun ketiga aktivitas
3. | 137Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
pembelajaran seni rupa ini diselenggarakan secara terpisah akan tetapi ketiganya
terintegrasi menjadi satu kesatuan capaian pembelajaran seni rupa.
Lingkup materi yang akan dibahas dapat Anda pelajari dari peta konsep di
atas. Fokus pembelajaran diarahkan pada implementasi pendekatan belajar aktif
pada mata pelajaran seni rupa, oleh karenanya Anda diharapkan bersikap pro aktif
dalam mempelajari dan menyelesaikan keseluruhan tugas yang diberikan. Di akhir
proses pembelajaran ini Anda sebagai guru akan merasakan kebermaknaan
pembelajaran ini sesuai dengan tugas Anda di sekolah dan peserta didik dapat lebih
aktif dan optimal mengembangkan potensi dirinya.
4. Peta Kompetensi Pembelajaran
Gambar 4.1. Pembelajaran Pengetahuan dan Estetika Seni Rupa
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Menguasai pendekatan, model dan metode pembelajaran pengetahuan dan
estetika dalam seni rupa.
2. Pokok-Pokok Materi
a. Konsep pendekatan, model dan metode pembelajaran seni rupa.
EstetikaPembelajaran
KARYA SENI RUPA
1. Pendekatan
Pembelajaran Aktif
2. Model Pembelajaran
Aktif
3. Ragam Metode
Pembelajaran Aktif
1. Ragam Hias Fauna
2. Sablon pada Kaos
3. Poster Pelestarian
Hewan Endemik
Tinjauan Estetis
Ideoplastis dan Fisioplastis
pada Karya Seni Rupa
Pengetahuan
4. 138 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
b. Implementasi pendekatan, model dan metode pembelajaran pengetahuan
seni rupa.
c. Implementasi pendekatan, model dan metode pembelajaran nilai estetika
seni rupa.
3. Uraian Materi
Sebagaimana dijelaskan di atas konten Modul 1 terdiri dari empat (4)
kegiatan belajar yang mendukung pemahaman segi konseptual seni rupa, khususnya
implementasi pendekatan, model dan metode pembelajaran, berikut ini uraian
materi Kegiatan Belajar 4. Setelah Anda mempelajari segi konseptual dalam Seni
Rupa pada KB 1, KB 2 dan KB 3, maka pada KB 4 pembahasan uraian materinya
terdiri atas 3 materi, yaitu:
A. Segi konseptual terkait pendekatan, model dan metode pembelajaran.
B. Implementasi pembelajaran pengetahuan dalam seni rupa.
C. Implementasi pembelajaran estetika dalam seni rupa
Berikut diuraikan segi konseptual secara umum dan contoh implementasi
pendekatan, model dan metode pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya
khususnya seni rupa.
a. Konseptual Terkait Pendekatan, Model dan Metode
Permasalahan terkait dengan pendekatan, dan model pembelajaran sering
muncul di kalangan guru. Guru-guru telah mengenal tetapi belum tentu semuanya
memahami model-model berikut metode pembelajarannya. Ada kalanya guru
mengenal model pembelajaran tertentu kemudian menuangkannya ke dalam
rencana pembelajaran, namun ketika diimplementasikan ternyata belum berhasil
karena metodenya tidak sesuai. Akhirnya, apa yang telah direncanakan hanya
sebatas tulisan saja. Fakta ini mengindikasikan bahwa guru masih mengalami
kesulitan dalam memahami dan mengimplementasikan pendekatan, model-model
dan metode-metode pembelajaran ke dalam pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampu, KI dan KD atau materi pelajaran,
karakteristik dan gaya belajar peserta didik.
5. | 139Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Pengembangan pendekatan, model dan metode pembelajaran merupakan
suatu rangkaian kegiatan dalam merancang pembelajaran sebagai bentuk
pertanggung-jawaban guru kepada peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk merealisasikannya guru perlu memahami prinsip-prinsip pedagogik salah
satunya memahami model-model pembelajaran. Guru dalam melaksanakan
pembelajaran dapat menggunakan berbagai pendekatan, antara lain berbasis
keilmuan/saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menekankan
pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui
kegiatan yang memberikan pengalaman belajar yang bervariasi, mengembangkan
sikap ilmiah, mendorong ekosistem sekolah berbasis aktivitas ilmiah, menantang,
dan memotivasi dengan beberapa kegiatan.
1. Hakikat Pembelajaran dan Pendekatan
Sebelum Anda mempelajari implementasi pembelajaran pengetahuan dan
estetika seni rupa, sekilas akan dijelaskan kembali segi konseptualnya agar Anda
memahami teorinya secara benar sesuai dokumen yang diterbitkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan bahwa
pembelajaran merupakan proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan pada permendikbud nomor 22 Tahun 2016 pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan dua Permendikbud tersebut, maka
pembelajaran dapat diartikan sebagai proses terjadinya interaksi peserta didik
dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan sumber
belajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Definisi tersebut tentunya
sejalan dengan definisi pembelajaran menurut UUSPN No.20 Tahun 2003 Bab1
Pasal 1 ayat 20, yaitu: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkunganbelajar”
Pembelajaran yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran
yang memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Anda sebagai guru dalam
6. 140 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
melaksanakan pembelajaran dapat menggunakan berbagai pendekatan, antara lain
berbasis keilmuan/saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang
menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi
pembelajaran melalui kegiatan yang memberikan pengalaman belajar yang
bervariasi, mengembangkan sikap ilmiah, mendorong ekosistem sekolah berbasis
aktivitas ilmiah, menantang, dan memotivasi dengan beberapa kegiatan yang
memberi pengalaman belajar yang variatif.
Anda dapat menerapkan berbagai model pembelajaran dengan pendekatan
berbasis keilmuan dalam rangka mengembangkan tiga ranah kompetensi yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Menurut Arends (1997) tidak
ada satupun model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya. Masing-
masing model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Model
pembelajaran tertentu tidak menutup kemungkinan akan menjadi sempurna dan
sesuai dengan tujuan belajar manakala dilengkapi dengan model pembelajaran lain.
Praktek ini mendorong tumbuhnya inovasi pembelajaran yang berdampak kepada
situasi pembelajaran aktif (active learning) berbasis keilmuan/saintifik..
Selain pendekatan berbasis keilmuan, ada beberapa pendekatan lain yang
dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, di antaranya (1) pendekatan
berbasis genre/teks (Genre Based Approach), (2) pendekatan Contexstual Teaching
and Learning (CTL), dan (3) pendekatan pendidikan matematika realistik (Realistic
Mathematic Education/RME). Namun dalam KB 4 pendekatan ini tidak diuraikan
semua pendekatan. Sebagaimana telah dijelaskan diawal KB 4 bahwa uraian materi
akan difokuskan pada pendekatan belajar aktif atau active learning yang berbasis
keilmuan Jika Anda ingin mengetahui lebih mendalam silahkan dipelajari dari
referensi online atau dokumen Permendikbud No. 103 Tahun 2014.
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 juga dijelaskan bahwa
lingkungan belajar yang diharapkan adalah berbasis aktivitas berdasarkan
karakteristik (1) interaktif dan inspiratif; (2) menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; (3) kontekstual dan kolaboratif;
(4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
7. | 141Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
peserta didik; dan (5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Pengertian dan Tujuan Pengembangan Model Pembelajaran
Pengertian model pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran adalah kerangka konseptual dan operasional
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.
Sedangkan pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang yang digunakan
seorang guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Cara
pandang tersebut perlu direalisasikan dalam pembelajaran dengan menggunakan
model atau metode pembelajaran tertentu.
Model pembelajaran dikembangkan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran berkaitan dengan pencapaian dan pengembangan kompetensi peserta
didik yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sesuai
dengan karakteristik pembelajaran yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014 dan Permendikbud No. 22 Tahun 2016, maka sebuah model
pembelajaran yang dikembangkan memiliki tujuan antara lain berikut.
1) Mendorong peserta didik untuk interaktif dalam pembelajarannya, baik dengan
gurunya, antar sesamanya, maupun antar dirinya dengan sumber belajar.
2) Memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan
kreativitas dan keinginan tahuannya terhadap pemahaman suatu konsep dan
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun
dalam kegiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri.
4) Memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan kolaboratif.
5) Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
peserta didik.
6) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat,
minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis.
8. 142 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
7) Memadukan antara pemahaman materi ajar (content knowledge) dan
pemahaman cara mendidik (pedagogical knowledge) yang berbaur menjadi satu
yang perlu dimiliki oleh seorang guru. Ini yang disebut dengan konsep
Pedagogical Content Knowledge. Konsep ini dapat mewujudkan pembelajaran
yang efektif untuk menjelaskan materi tertentu, serta pemahaman tentang apa
yang membuat materi tertentu lebih mudah dipelajari
Setelah Anda memahami tujuan digunakannya suatu model pembelajaran
diharapkan Anda dapat memilih model pembelajaran yang tepat sehingga
pembelajaran berlangsung lebih baik dan efektif. Pembelajaran yang disajikan
diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk berfikir kritis, logis, dan
sistematis sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan, serta memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills atau HOTS). Untuk
lebih memahami HOTS, berikut ini dijelaskan konsep dan aplikasinya dalam model
pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupa.
3. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) dalam Model Pembelajaran
Berdasarkan kategori tingkat berpikir yang dikemukakan oleh Anderson,
dkk (2001), ada kemampuan berpikir yang lebih tinggi yang harus dikuasai oleh
peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Oleh sebab itu, guru dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya memiliki
kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta
pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari pasangan KD pada
KI 3 dan KD pada KI4 melalui pengembangan dan penggunaan model
pembelajaran yangs sesuai. Karakteristik pembelajaran yang mendorong
kemampuan berpikir HOTS, antara lain sebagai berikut.
1) Mengundang peran aktif peserta didik.
2) Mendorong aktivitas fisik dan mental peserta didik lebih tinggi.
3) Mendorong kreatifitas peserta didik memecahkan masalah dan menemukan
solusi.
4) Terbuka peluang bagi peserta didik menggunakan teknik, media, dan peralatan
yang beragam.
9. | 143Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
5) Peserta didik menggunakan pengetahuan, emosi, keterampilan, dan ekspresi
lainnya dari sudut pandang beragam.
6) Pengetahuan yang dikembangkan pada dimensi konseptual dan procedural yang
mendorong
tumbuhnya keterampilan metakognitif.
7) Didesain dalam kondisi nyata/hampir nyata, situasi baru yang terduga, hingga
situasi baru yang tak terduga.
4. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Salah satu framework yang banyak mendapatkan perhatian akhir-akhir ini
adalah Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) untuk mulai
diujicobakan dalam implementasi kurikulum dan proses pembelajaran. TPACK
dianggap sebagai kerangka kerja yang dapat memberikan arah baru bagi guru
dalam proses pembelajaran dengan memadukan penguasan teknologi, pedagogi,
penguasaan materi, metode pengajarannya dalam memecahkan masalah di kelas.
Secara konseptual, ada tujuh variabel yang mempengaruhi TPACK (Shulman,
1986; Mishra & Koehler, 2006; Cox & Graham, 2009), yaitu:
a. Technological Knowledge (TK) adalah pengetahuan tentang bagaimana
mengoperasikan komputer dan perangkat lunak yang relevan untuk proses
pembelajaran;
b. Pedagogical Knowledge (PK) adalah kemampuan dalam pengelolaan proses
pembelajaran peserta didik;
c. Content Knowledge (CK) adalah materi subjek pengetahuan seperti
pengetahuan tentang bahasa, Matematika, Ilmu Alam, Seni, dll.;
d. Technological Content Knowledge (TCK) adalah pengetahuan tentang
bagaimana konten dapat diteliti atau diwakili oleh teknologi seperti misalnya:
menggunakan simulasi komputer untuk mewakili dan mempelajari pergerakan
kerak bumi;
e. Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah pengetahuan tentang bagaimana
cara untuk mewakili dan merumuskan subjek yang membuatnya dipahami oleh
orang lain (Shulman, 1986, hal. 9);
10. 144 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
f. Technological Pedagogical Knowledge (TPK) adalah pengetahuan tentang
bagaimana teknologi dapat memfasilitasi pendekatan pedagogik seperti
menggunakan diskusi asynchronous seperti forum untuk mendukung konstruksi
sosial pengetahuan; dan
g. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) adalah pengetahuan
tentang bagaimana memfasilitasi pembelajaran peserta pelatihan dari konten
tertentu melalui pendekatan pedagogik dan teknologi sehingga diketahui
hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Secara skematik keterkaitan hubungan unsur-unsur TPACK di atas
divisualisasikan pada Gambar 1.
Gambar 4.2. Kerangka kerja TPACK dan komponen pengetahuannya
Sumber: Koehler & Mishra (2009)
4. Model-model Pembelajaran
Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model
pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi,
menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada peserta didik, otentik, kontekstual,
dan bermakna bagi kehidupan peserta didik sehari-hari, antara lain:
11. | 145Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Model Penyingkapan (Discovery learning), (2) Model Penemuan (Inquiry
learning), (3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),
(4) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), dan model
pembelajaran lain yang telah lama dikenal dan digunakan oleh guru seperti Jigsaw,
TPS (Think Pair Share), GI (Group Investigation), NHT (Number Head Together),
Picture and Pigture, TSTS (Two Stay and Two Stray), dan lain-lain yang bukan
berbasis ceramah atau hafalan. Namun pembahasan KB 4 tidak menguraikan
seluruh model-model pembalajaran tetapi memfokuskan pada Model Problem
Based Learning (PBL) Selanjutnya akan diuraikan contoh implementasi Model
PBL dalam pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupa.
a. Beberapa Definisi tentang Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses
rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa/mahasiswa
berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa
(Sukmadinata, 2004). Pendapat senada dikemukakan Soekamto dan Winataputra
(1997) bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi-kan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi
para perancang desain pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dua pandang tersebut diperkuat Kuswana
(2005) yang mendefinisikan model pembelajaran sebagai suatu rencana atau pola
yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan
memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting
lainnya.
Menurut Chauchan (Sukmadinata, 2003: 243), suatu model pembelajaran
dapat memberikan beberapa manfaat: Pertama, memberikan pedoman bagi guru
dan siswa bagaimana proses mencapai tujuan pembelajaran. Kedua, membantu
dalam pengembangan kurikulum bagi kelas dan mata pelajaran lain. Ketiga,
12. 146 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
membantu dalam memilih media dan sumber. Keempat, membantu meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
Pemilihan sebuah model mengajar harus sesuaikan dengan potensi
mahasiswa, daya dukung, lingkungan yang ada, keterampilan pengajar, dan
pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama dilakukan antara
pengajar dan peserta didik.
b. Komponen-komponen model menutur Joice dan Weil
Sebuah model pembelajaran akan berjalan dengan baik bila didukung oleh
komponen-komponen model pembelajaran yang diterapkan. Menurut Joyce dan
Weil (2000), setiap model pembelajaran memiliki komponen sebagai berikut:
Sintakmatik, sistem sosial, prinsip rekasi, daya dukung, serta dampak instruksional
dan dampak pengiring.
Sintakmatik merupakan tahapan implementasi model pembelajaran. Sistem
social menggambarkan situasi dan norma-norma yang dipakai dalam
mengimplementasikan model pembelajaran, pada bagian ini tergambar pola
interaksi antara pendidik dan peserta didik. Daya dukung berupa bahan-bahan, alat-
alat yang dibutuhkan dalam model pembelajaran. Dampak pembelajaran
(instructional effect) berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan, dampak pengiring atau penyerta (nurturant effect) merupakan luaran
dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam membentuk pengalaman tanpa
arahan dari pendidik secara langsung.
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong peserta didik untuk belajar
melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau
permasalahan yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan
dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah
permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan” yang diberikan setelah conoth-
contoh soal disajikan oleh guru. Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas
sebuah fenomena. Fokusnya adalah bagaimana peserta didik mengidentifikasi isu
13. | 147Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
pembelajaran dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian. Pada
pembelajaran ini melatih peserta didik terampil menyelesaikan masalah. Oleh
karenanya pembelajarannya selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan
kontekstual.
b. Implementasi Pembelajaran Pengetahuan dalam Seni Rupa
Implementasi pendekatan dengan model pembelajaran harus dikembangkan
menjadi pengalaman-pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran tersebut bukan
rangkaian kegiatan yang semuanya harus dilaksanakan setiap pertemuan. Guru
dapat memfokuskan kegiatan mana yang akan dibelajarkan, sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Penerapan pembelajaran dengan
pendekatan keilmuan tersebut harus selalu dikontekstualisasikan dengan
kompetensi, muatan, dan konteks pembelajaran, sehingga menghasilkan model-
model pembelajaran yang lebih kaya dan bervariasi (customized models). Model
pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014
dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang
menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan
berprakarsa, berpusat pada peserta didik, otentik, kontekstual, dan bermakna bagi
kehidupan peserta didik sehari-hari. Adapun metode yang akan digunakan
selanjutnya dipilih sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, pendekatan, materi,
dan model pembelajarannya. Berikut ini contoh implementasinya dalam mata
pelajaran seni budaya, khususnya pembelajaran pengetahuan seni rupa.
1. Perencanaan Pembelajaran Pengetahuan Seni Rupa
Secara khusus Kegiatan Belajar 4 pada Modul 1 ini membahas cara
mengajarkan dan mengembangkan kompetensi pengetahuan dengan pendekatan
active learning dan model pembelajaran berbasis masalah, discovery learning dan
inquiry learning. Menurut pakar pendidikan seni Brent G. Wilson, kompetensi
pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang terminologi, fakta, trends dan tata
urutan/kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan kategori, dan metodologi.
Adapun materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran pengetahuan ini adalah
14. 148 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
“Pengetahuan tentang Perancangan dan Produksi Karya Seni Rupa”, yang
pembelajarannya dilakukan dengan pendekatan pembelajaran aktif berbasis
keilmuan.
Sebelum memulai pembelajaran pengetahuan seni rupa berikut ini secara
singkat akan diuraikan segi konseptual dalam pembelajaran aktif agar Anda lebih
mudah membuat perencanaan pembelajarannya. Adapun uraian materi
Pembelajaran Aktif dipaparkan merujuk pada dokumen yang diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan SMA tahun 2017.
a. Pengertian Pembelajaran Aktif
Istilah pembelajaran aktif diperkenalkan oleh seorang sarjana Inggris yaitu
R. W. Revans (1907-2003). Pembelajaran aktif menurut Bonwell (1991)
merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik berpartisipasi dalam
proses pembelajara, di mana peserta didik melakukan suatu kegiatan sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan guru.
Selanjutnya, Weltman (2012) menyatakan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu
proses belajar di mana peserta didik secara aktif atau berdasarkan pengalaman
belajarnya terlibat aktif dalam proses belajar. Pembelajaran aktif ini berfokus pada
tanggung jawab belajar peserta didik.
Michel Prince (2004) mendefinisikan pembelajaran aktif sebagai proses
belajar yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
aktif menuntut peserta didik melakukan kegiatan belajar bermakna dan berfikir
tentang apa yang mereka lakukan. Definisi ini dapat mencakup kegiatan, seperti
pekerjaan rumah, kegiatan di kelas, maupun kegiatan di masyarakat. Inti
pembelajaran aktif adalah aktivitas peserta didik dan keterlibatannya dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran aktif merujuk pembelajaran kolaboratif di mana
peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam konteks pembelajaran aktif ditekankan bahwa untuk belajar peserta
didik harus melakukan lebih dari sekadar mendengarkan. Peserta didik harus
membaca, menulis, mendiskusikan, atau terlibat dalam memecahkan masalah.
Kegiatan belajar ini terkait dengan hasil belajar yang ingin dicapai mencakup tiga
15. | 149Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
dimensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Untuk mencapainya peserta
didik harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran berfikir tingkat tinggi. Dengan
demikian pembelajaran aktif ada kaitannya kemampuan berfikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Pembelajaran aktif juga merupakan proses pembelajaran yang memberikan
ruang yang cukup bagi aktivitas peserta didik untuk mengakses berbagai informasi
dari berbagai sumber. Keaktifan peserta didik tidak hanya sekedar keaktifan fisik
tapi juga keaktifan mental. Pembelajaran aktif sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajaran bermuara pada belajar mandiri. Kemandirian belajar ini merupakan
metakognitif. Metakognitif mengarah kepada kemampuan mengasses kognitif dan
kemampuan mengelola perkembangan kognitifnya sendiri/self-regulated learning.
Peserta didik yang memiliki metakognitif akan mampu menyelesaikan tugas
belajarnya dengan baik, mereka mampu merencanakan pembelajaran, mengatur
diri, mengontrol diri, dan mengevaluasi pembelajarannya. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran yang dirancang harus mampu melibatkan peserta didik secara aktif.
Peserta didik dan guru dalam belajar aktif memiliki peran yang sama untuk
menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna.
Dalam dokumen Pembinaan SMA tahun 2017 dijelaskan bahwa ada
beragam strategi pendekatan "Pembelajaran aktif" seperti belajar melalui bermain,
belajar berbasis teknologi, pembelajaran berbasis aktivitas belajar, pembelajaran
kerja kelompok, pembelajaran proyek, dan lain-lain. Pembelajaran aktif
membutuhkan lebih dari sekadar mendengarkan tetapi membutuhkan partisipasi
aktif dari setiap peserta didik. Peserta didik harus melakukan berbagai aktivitas
belajar sekaligus berfikir tentang bagaimana mencapai tujuan belajarnya. Hal ini
merupakan metakognitif. Dengan demikian pembelajaran aktif dapat
menumbuhkan metakognitif peserta didik.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif
Barnes (1989) menekankan prinsip-prinsip pembelajaran aktif, sebagai
berikut.
1) Purposive: relevan antara tugas dan tujuan pembelajaran.
16. 150 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
2) Reflective: refleksi peserta didik tentang makna dari apa yang dipelajari.
3) Negotiated: tujuan dan metode pembelajaran disepakati antara peserta didik dan
guru.
4) Critical: peserta didik menghargai cara-cara yang berbeda untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
5) Complex: peserta didik membandingkan tugas dengan kompleksitas yang ada
dalam kehidupannya.
6) Situation-driven: kebutuhan terhadap situasi dipertimbangkan dalam rangka
membangun tugas-tugas belajar.
7) Engaged: tantangan nyata tercermin dalam kegiatan yang dilakukan peserta
didik dalam belajar.
Pembelajaran aktif membutuhkan lingkungan belajar yang tepat melalui
penerapan strategi pembelajaran yang tepat karena akan menghasilkan perolehan
hasil belajar yang tepat pula. Ada beberapa pertimbangan dalam merancang proses
pembelajaran aktif, antara lain pembelajaran yang dirancang sebagai berikut.
1) Sejalan dengan strategi filsafat konstruktivisme dan dari filsafat tradisional.
2) Memperkenalkan penelitian berbasis belajar melalui penyelidikan dan berisi
konten ilmiah yang otentik.
3) Mendorong keterampilan kepemimpinan dan mendorong peserta didik dalam
pengembangan diri.
4) Mendorong pembelajaran kolaboratif untuk membangun komunitas belajar.
5) Mampu menumbuhkan lingkungan yang dinamis melalui pembelajaran
interdisipliner (antarmata pelajaran) dan menghasilkan kegiatan dengan
pengalaman belajar yang lebih baik.
6) Mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya dengan pengalaman baru yang
bermanfaat bagi peserta didik.
7) Mampu meningatkan kinerja pembelajaran peserta didik yang dipelajari di kelas
maupun di luar kelas.
c. Karakteristik Pembelajaran Aktif
17. | 151Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Karakteristik pembelajaran pada Kurikulum 2013 sebagaimana diatur dalam
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tetang Standar Proses, guru harus merancang
proses pembelajaran sejalan dengan pembelajaran aktif dengan karakteristik
berikut.
1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik berperan lebih aktif
dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri untuk menumbuhkan
semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inspirasi, inovasi dan
kemandirian.
2) Guru berperan membimbing peserta didik memperoleh beragam pengalaman
belajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar memberikan peluang bagi
peserta didik agar dapat memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui
usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat
mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu.
3) Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar
akademis namun juga untuk pencapaian kompetensi secara utuh dan seimbang.
4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas peserta didik
dan memperhatikan kemajuan peserta didik untuk menguasai kompetensi.
5) Penilaian proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur ketercapaian
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
6) Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi namun
mengutamakan keterlibatan peserta didik secara aktif baik fisik maupun mental.
7) Suasana atau kondisi pembelajaran mendukung untuk mengembangkan
keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan peserta didik.
8) Peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan
terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran melalui aktivitas : mengamati,
bertanya, diskusi, debat, membaca, membuat ringkasan, kerja kelompok,
mencari informasi, observasi, melakukan penelitian, bermain peran, studi kasus,
melakukan penyingkapan informasi yang belum mengemuka, menganalisis
data, presentasi, membuat proyek untuk menghasilkan karya kontekstual,
menyelesaikan permasalahan kontekstual dalam pembelajaran, dan sebagainya.
18. 152 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
9) Mencermati deskripsi pengertian, tujuan, prinsip dan karakteristik pembelajaran
aktif tersebut di atas maka model pembelajaran yang cocok dengan pendekatan
tersebut adalah sebagai berikut:
2. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
dalam Pembelajaran Pengetahuan Seni Rupa
Sebagaimana dijelaskan pada uraian sebelumnya, Kegiatan Belajar 4 pada
Modul 1 ini memfokuskan pembahasan pada pembelajaran pengetahuan seni rupa
dengan topik “Perancangan Karya Seni dengan Inspirasi Ragam Hias Indonesia”.
Alur kegiatan pembelajaran pengetahuan seni rupa dengan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBL) sebagai berikut.
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah: tahap ini untuk memfokuskan
peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
Identifikasi masalah: Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
modern disegala aspek kehidupan masyarakat Indonesia, banyak generasi muda
yang kurang memahami dan mengapresiasi kekayaan budaya tradisi Indonesia.
Padahal jumlah suku bangsa lndonesia terbanyak di Asia Tenggara. Artinya,
lndonesia memiliki keragaman budaya tradisional yang sangat kaya yang
merupakan potensi luar biasa untuk menjadi sumber inspirasi dalam berkarya
seni dan kriya Indonesia.
Gambar 4.3. Peta Suku Bangsa di Indonesia
Sumber: Museum Nasional Indonesio, Jakarta
(digambar ulang oleh: Gunawan Kartapranota)
19. | 153Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Budaya tradisi dapat dikelompokkan menjadi budaya non-benda dan
artefak/objek budaya. Budaya non-benda di antaranya pantun, cerita rakyat,
tarian, dan upacara adat. Sedangkan artefak/objek budaya diantaranya pakaian
daerah, wadah, senjata dan rumah adat. Pada kehidupan sehari-hari, produk
budaya tradisional non-benda maupun artefak tidak dipisah-pisahkan melainkan
menjadi satu kesatuan dan saling melengkapi.
Setiap daerah dapat mengembangkan karya seni dan kiya khas daerah yang
mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masing-masing. Kekayaan
budaya tradisi lndonesia adalah kearifan lokal (local genius) yang dapat menjadi
sumber inspirasi yang tidak ada habisnya. Permasalahannya adalah bagaimana
memilih sumber inspirasi dari budaya Indonesia yang demikian kaya sebagai
tema/topik pembelajaran. Mempelajari kebudayaan Indonesia yang kaya
ragamnya, baik yang bersifat benda dan non-benda maka tema atau topik
pengetahuan seni rupa yang dibahas yaitu: “Perancangan Karya Seni dengan
Inspirasi Ragam Hias Indonesia” dengan langkah pembelajaran selanjutnya
adalah mengorganisasikan pembelajaran.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran: Pengorganisasian pembelajaran
merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai
pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji. Untuk mempermudah
mekanisme kegiatan pembelajaran dilakukan langkah-langkah berikut:
1) Peserta didik membuat kelompok dengan teman sekelas, terdiri atas 4-5
orang dengan pengaturan tempat duduk melingkar atau berbentuk setengah
lingkaran. Pada tahap ini peserta didik belajar mencari informasi tentang
ragam hias dari berbagai sumber dengan metode diskusi kelompok.
2) Peserta didik melakukan pemetaan ragam hias Indonesia berdasarkan
wilayah atau pulau-pulau besar di Indonesia, misalnya: P. Jawa, P. Sumatra.
P. Kalimantan, dan seterusnya.
a) Awal proses pembelajaran pengetahuan seni rupa dilakukan secara
mandiri sesuai pembagian tugas dalam kelompok. Beberapa kelompok
bertugas melakukan pemetaan ragam hias di pulau-pulau besar mewakili
wilayah Barat, Tengah dan Timur Indonesia. Lalu peserta didik diberi
20. 154 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
tugas mengidentifikasi dan menginventaris ragam hias di daerah tertentu
menggunakan Lembar Kerja 1 berikut ini:
LK Tugas 1
Identifikasi Ragam Hias Indonesia
Nama Peserta Didik: …………….
Nama Pulau/Daerah : Sumatera
No Ragam Hias
Nama
Motif
Penjelasan
1.
Sumber: https://cantik.tempo.co
Pintu
Aceh
Motif ini melambangkan
sikap masyarakat Aceh yang
mudah menerima perbedaan.
2.
Sumber:
https://solup.blogspot.com
Gorga Gorga dapat disebut sebagai
corak atau motif yang tidak
hanya dipahat/diukir tetapi
juga dilukis, dan pada
umumnya Gorga Batak hanya
menggunakan cat tiga
warna: merah, hitam,
dan putih.
3.
Sumber:
http://ragammotifmelayuriau.blogspot.com
Pucuk
Rebung
Motif ini melambangkan sebagai
sesuatu kekuatan yang muncul
dari dalam.Walaupun motif
pucuk rebung tersebut berbeda-
beda tetapi mempunyai
pengertian yang kurang lebih
sama yaitu segala sesuatu
berasal dari tunasnya (dari
kekuatan di dalamnya).
4 Siger
Lampung
Batik motif ini sangat
mencerminkan ciri khas
lampung yaitu siger. Motif siger
melambangkan kejayaan dan
kekayaan karena bentuk
mahkotanya, melainkan juga
mengangkat nilai feminism
21. | 155Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
No Ragam Hias
Nama
Motif
Penjelasan
Sumber:
https://infobatik.id/410-2/
yang menyatakan bahwa laki-
laki adalah pemimpin dalam
rumah tangga, dan perempuan
sebagai manajer yang mengatur
segala sesuatunya dalam rumah
tangga.
5
Sumber:
https://infobatik.id/410-2/
Siger
Lampung
Batik motif ini sangat
mencerminkan ciri khas
lampung yaitu siger. Motif siger
melambangkan kejayaan dan
kekayaan karena bentuk
mahkotanya, melainkan juga
mengangkat nilai feminism
yang menyatakan bahwa laki-
laki adalah pemimpin dalam
rumah tangga, dan perempuan
sebagai manajer yang mengatur
segala sesuatunya dalam rumah
tangga.
6
Sumber:
https://infobatik.id/410-2/
Tumpuk
Manggis
Tumpuk Manggis memiliki arti
tersendiri yaitu; melukiskan
penampang buah manggis yang
terbelah pada bagian tengahnya,
menampakkan kulit luar, daging
kulit, dan isi buah secara
keseluruhan. Ilustrasi ini
bermakna kebaikan budi pekerti,
kehalusan akhlak, dan kebaikan
hati tak dapat dilihat dari kulit
luarnya saja.
b) Setelah terkumpul beragam ragam hias Indonesia lalu peserta didik merangkum
hasil kerja mereka menggunakan Lembar Kerja 2. Pemetaan Ragam Hias
Indonesia. Berikut contoh Lembar Kerjanya:
22. 156 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
LK Tugas 2
Pemetaan Ragam Budaya Indonesia
Nama Kelompok : ……………………….
Lokasi Ragam Hias Judul Penjelasan
1. Jawa
Barat
Sumber:
https://ardikar.wordpress.com
Anggrek Ragam flora dengan lengkung
dan gari-garis yang
meruncing (riritan), latar putih
dan warna gelap dan banyak
titik yang dibuat dengan
teknik cocolan jarum, serta
bentuk isen-isen (sawut) yang
pendek dan kaku.
2. Cirebon
Sumber:
http://www.jdlines.com
Megamendung Motif ini melambangkan
awan pembawa hujan sebagai
lambang kesuburan dan
pemberi kehidupan.
3. Solo
Sumber:
beberapa-macam-motif-batik-
jawa-tengah
Sidohulur Wilayah Solo ini membuat
batik dengan memiliki banyak
simbol dan juga makna yang
berasal dari kebudayaan
Hindu. Penggunaan simbol ini
juga banyak mendapatkan
pengaruh dari keraton Solo
yang masih kuat pengaruhnya
dalam masyarakat.
4.Yogyakarta
Sumber:
beberapa-macam-motif-batik-
jawa-tengah
Gurda Pemaknaan kata gurda berasal
dari kata garuda, yaitu nama
sejenis burung besar yang
menurut pandangan hidup
orang Jawa khususnya
Yogyakarta mempunyai
kedudukan yang sangat
penting. Menurut orang
Yogyakarta burung ini
dianggap sebagai binatang
yang suci.
23. | 157Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Lokasi Ragam Hias Judul Penjelasan
5.Jawa
Tengah
Sumber:
beberapa-macam-motif-batik-
jawa-tengah
Bango Tulak Bango-tulak diambil dari
nama seekor burung yang
mempunyai warna hitam dan
putih yaitu tulak. Warna
hitam diartikan sebagai
lambang kekal (Jawa:
langgeng), sedang warna
putih sebagai lambang hidup
(sinar kehidupan), dengan
demikian hitam-putih
melambangkan hidup kekal.
6.Surabaya
Sumber:
https://yulianti.wordpress.com
Ayam Jago
Batik ini terinspirasi oleh
cerita Sawunggaling yang
selalu membawa ayam jago
dan selalu menang bila
bertanding
7. Madura
Sumber:
https://yulianti.wordpress.com
Setorajan Corak dan warnanya pun
mirip dengan Sidoarjo. Yang
menjadi kekhasan batik
Tanjungbumi adalah selalu
ada warna merahnya, dan ada
cecek (titik-titik).
8.Minahasa
Sumber:
https://infobatik.id/batik-
minahasa
Ma‟sungkulan Motif batik Minahasa pada
waruga bagian atas yang
berbentuk segitiga tersebut
terdapat Relief yang
ditampilkan yaitu tonaas,
dimana ragam hias ini di bagi
menjadi dua bagian, yaitu;
Tonaas ang kayobaan
atau pria tangguh yang
dapat menguasai makhluk
hidup lain.
Tuama loor atau leos
sebagai representasi
seorang laki-laki
berwujud manusia
kangkang.
24. 158 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Lokasi Ragam Hias Judul Penjelasan
9.Minahasa
Sumber:
https://www.brilio.net
creator/6-motif-keren-batik-
bercerita-dari-sulawesi
Tari
Mak‟engket
Motif pada kain tenun ini
merupakan tarian spiritual
dari Minahasa, di mana tarian
menggambarkan rasa syukur
manusia pada Yang Kuasa
atas berkatnya, rasa syukur
atas rumah baru yang dihuni,
dan rasa suka cita para
pemuda pemudi.
10.Toraja
Sumber:
https://www.jatikom.com
Motif Batik
Pare Allo
Motif Pare Allo yang berarti
matahari dan bentuk bulat
menyerupai matahari yang
bersinar. Ada yng disebut
Pa‟teddong yang berarti
kepala kerbau dan menjadi
lambang kebesaran di daerah
Toraja Kemudian ada yang
dinamakan Poya Mundudan
yang dalam bahasa Indonesia
berarti burung belibis.
11.Sulawesi
Barat
Sumber:
https://www.jati.com
Tenun Sure Motif Sure‟ memiliki garis
geometri sederhana dan
menjadi motif klasik.
Sementara itu motif
Bunga adalah perpanjangan
dari motif Sure‟ yang
ditambah dengan berbagai
dekorasi.
3) Peserta didik mendiskusikan dalam kelompok tentang klasifikasi Ragam Hias
Indonesia berdasarkan karakteristik motifnya, misalnya: motif flora, motif fauna
dan motif figure manusia.
4) Peserta didik menuliskan jenis-jenis ragam hias berdasarkan motifnya, nama
atau judul disertai penjelasan singkat pada Lembar Kerja 3, seperti contoh
berikut ini.
25. | 159Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
LK Tugas 3
Pemetaan Ragam Budaya Indonesia
Nama Kelompok : ……………….
No Ragam Hias Jenis Motif Penjelasan
1. NTB
Sumber:
https://www.kaskus.co.id
Motif Nggusu
Tolu atau Pado
Tolu
(Geometris)
Motif kain tenun Nggosu
Telu atau Pado Tolu ini
berupa bentuk segitiga
atau puncak kerucut yang
lancip. Bentuk ini
mengandung makna
bahwa kekuasaan
tertinggi di tangan Allah.
Sedangkan warna merah
yang mendominasi kain
tenun ini mengandung
nilai keberanian.
2.Bengkulu
Sumber:
https://www.kaskus.co.id
Motif Batik
Rafflesia
(Flora)
Bahwa Bengkulu dikenal
dengan bunga raflesianya.
Sehingga bunga raflesia
dapat di jadikan motif kain
batik. Batik ini awal
mulanya di gunakan oleh
bangsawan saja namun saat
ini banyak yang
menggunakan batik ini
sehingga semakin populer.
3.Papua Barat
Sumber:
https://rumahulin.com/batik
Motif Ukiran
Rumah Mod
Aki Aksa
(Geometris)
Menurut adat dan
kepercayaan masyarakat
disana, tiang-tiang ini
diukir serta dilengkapi
patung nenek moyang
sebagai penahan
kekuatan jahat ilmu
hitam dan untuk
melindungi diri dari
musuh dan ancaman
orang-orang yang berniat
26. 160 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
No Ragam Hias Jenis Motif Penjelasan
jahat.
4.NTT, Sumba
Sumber:
https://gpswisataindonesia.
com
Motif Kuda
(Fauna)
Corak Kuda pada kain adat
Sumba digambarkan dalam
macam-macam perilaku,
misalnya dalam keadaan
mengangkat salah satu
kakinya ke atas, ke
belakang dan lain
sebagainya.
Ada pula corak kuda dalam
tenun ikat Sumba tidak
sepenuhnya nyata tetapi
didasari pada mitos atau
legenda, yaitu motif Kuda
bersayap.
5. NTT, Sumba
Sumber:
https://gpswisataindonesia.
com
Motif Rusa
(Fauna)
Corak rusa pada tenun ikat
Sumba, merupakan
lambang kaum bangsawan.
Dahulu hanya kalangan
bangsawan saja yang
diperbolehkan berburu rusa,
sehingga corak Rusa pada
mulanya hanya terdapat
pada kain-kain milik
bangsawan.
6. NTB
Sumber:
https://www.kamerabudaya.c
om
Motif Tokek
(Fauna)
Tokek diyakini sebagai
hewan keberuntungan bagi
suku Sasak di Lombok.
Jadi kain tenun yang
bermotif figur tokek,
diyakini akan memberi
keberuntungan
bagipemakainya.
7. Kalimantan
Sumber:
https://www.scribd.com
Motif Burung
Enggang/
Ranglok
Burung Enggang oleh
masyarakat Dayak di
Kalimantan dikeramatkan
dan dipercaya sebagai
simbol pemimpin rimba
yang turun ke bumi untuk
memberi perlindungan.
27. | 161Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
No Ragam Hias Jenis Motif Penjelasan
8.Lampung
Sumber:
https://www.scribd.com
Motif Gajah
(Fauna)
Gajah menjadi bagian dari
kebudayaan Thailand dan
dijadikan simbol kekuatan dan
panjang umur. Kekokohan dan
kekuatan gajah sebagai
lambang penopang dan
penyangga alam
semesta.Gajah juga menjadi
lambang kebijaksanaan, belas
kasihan, dan keabadian ()
9.Kalimantan
Sumber:
https://www.scribd.com
Motif Figur
Manusia
(Manusia)
Figur manusia dan hewan
burung Enggang
melambangkan keharmonisan
hidup masyarakat Dayak
dengan lingkungan alamnya.
5) Guru membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; Pada tahap ini peserta
didik mengumpulkan informasi untuk memperoleh data dalam rangka
menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji. Guru membimbing peserta
didik untuk memilih dan mengembangkan tema serta produk karya seni yang
akan dibuat sebagai upaya meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap seni
dan budaya Indonesia. Proses belajar menggunakan metode Peta Konsep atau
Mind Mapping. Langkah-langkah berpikir sebagai berikut:
a) Peserta didik melakukan pengembangan Tema dan Sub Tema sesuai materi
seni rupa yang akan diajarkan adalah Pengetahuan tentang Perancangan dan
Produksi Karya Seni Rupa dengan tema pembelajaran adalah
“Perancangan Karya Seni dengan Inspirasi Ragam Hias Indonesia”.
Pemetaan Tema menghasilkan 4 Sub Tema yakni: Ragam Hias Flora,
Ragam Hias Fauna, Ragam Hias Geometris dan Ragam Hias Figur
Manusia.
28. 162 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
PETA KONSEP
Gambar 4.4 Peta Konsep Perancangan Karya Seni
dengan Inspirasi Ragam Hias
Proses penentuan Sub Tema dibimbing oleh guru menggunakan
metode diskusi kelas. Pilihan Sub Tema dilakukan berdasarkan kesepakatan
bersama. Diskusi kelas berlangsung selama kurang lebih 10-15 menit.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mengutarakan pilihan
dan pendapatnya. Akhirnya disepakati untuk memilih Ragam Hias Motif
Fauna yang dinilai menarik dan belum banyak ditampilkan dalam
pembuatan ragam hias maupun karya seni rupa Indonesia.
b) Peserta didik mengidentifikasi berbagai jenis fauna/hewan yang terdapat
pada ragam hias Indonesia. Setelah itu peserta didik mendiskusikan dan
memilih jenis fauna yang akan dijadikan sumber inspirasi bersama dalam
perancangan dan produksi karya seni rupa. Diskusi kelas dilakukan dalam
waktu 15 menit. Berikut contoh Lembar Kerja 4. Referensi Motif Fauna
pada Ragam Hias Indonesia.
Ragam Hias Motif
FLORA
Ragam Hias Motif
FIGUR MANUSIA
TEMA
Perancangan
Karya Seni
dengan
Inspirasi
Ragam Hias
Indonesia
Ragam Hias Motif
FAUNA
Ragam Hias Motif
GEOMETRIS
29. | 163Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Lembar Kerja 4
Referensi Motif Fauna pada Ragam Hias Indonesia
Nama Kelompok: …………………………………….
Setelah melakukan diskusi kelompok selama 15 menit dengan metode
brainstorming yang didukung dengan pencarian data yang relevan terkait fauna
yang akan dipilih maka akhirnya terpilih “Burung Enggang atau Rangkong”.
Alasan memilih jenis fauna tersebut adalah sebagai berikut:
Populasi burung Enggang atau Rangkong (dalam bahasa Inggris:
Hornbill) yang terdapat di hutan Kalimantan Barat semakin hari semakin
sedikit dikarenakan deforestasi hutan dan perburuan liar oleh orang-orang yang
tidak bertanggungjawab, padahal burung Enggang berperan penting terhadap
kestabilan hutan di Kalimantan dan sekitarnya. Berdasarkan data merah IUCN
sejak 2015, Rangkong Gading berstatus kritis. Secara umum burung Rangkong
Ragam Hias Terpilih
Motif Rusa Motif Gajah Motif Burung
Enggang
Motif Tokek
30. 164 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
yang tergolong dalam kelompok Bucerotidae memiliki paruh yang besar
menyerupai bentuk cula atau tanduk sapi dengan warna kuning jingga yang
dalam bahasa ilmiah Yunani disebut “buceros‟ yang berarti „tanduk sapi‟.
Tubuh burung Rangkong di Indonesia bisa mencapai ukuran berkisar 100-150
cm dengan bobot terberat hingga 3,6 kg. Warna bulu Rangkong indah
didominasi warna hitam pada tubuhnya dan warna hitam-putih pada bagian
ekor, sedangkan warna bagian leher serta kepala bervariasi. Suaranya keras
terdengar kemana-mana. Makanannya buah, namun sesekali memakan serangga
kecil atau ulat. (https://brainly.co.id)
b. Mengembangkan dan menyajikan hasil pembuatan Peta Konsep Perancangan
Karya Seni Rupa dengan Inspirasi Ragam Hias Indonesia. Pada tahap ini
peserta didik dilatih berpikir kritis dan mencari data pendukung yang relevan
dari berbagai sumber belajar (buku, foto atau referensi internet) untuk
memudahkan peserta didik menemukan solusi kreatif dalam pembuatan Peta
Konsep Pengembangan Ide Pokok Perancangan Karya Seni Rupa. Peta konsep
perancangan karya seni rupa dikembangkan dengan mengangkat ide yang
bersumber dari motif ragam hias fauna yaitu: “Burung Enggang atau
Rangkong”. Proses pembelajaran dilakukan dilakukan dengan metode diskusi
kelas dalam bentuk curah pendapat (brainstrorming) selama 30 menit. Curah
pendapat dilakukan dengan semangat untuk menemukan ide-ide kreatif yang
segar dan pemilihan medium berkesenian yang atraktif.
Pencarian Ide Karya Seni Rupa
Pengetahuan dan apresiasi peserta didik terhadap seni dan budaya
tradisi Indonesia, khususnya ragam hias dapat mendorong munculnya ide untuk
pembuatan karya seni rupa, baik seni murni, seni terapan dan media baru. lde
bisa muncul secara tidak berurutan, dan tidak lengkap, tetapi dapat juga muncul
secara utuh. Salah satu dari ide-ide tersebut bisa saja dikembangkan menjadi
suatu bentuk karya seni yang unik.
Untuk memudahkan pencarian ide atau gagasan untuk rancangan karya
seni yang akan dibuat dengan inspirasi ragam hias motif
31. | 165Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
“Burung Enggang atau Rangkong”, mulailah dengan memikirkan hal-hal di
bawah ini.
1. Karya seni rupa apa saja yang akan dibuat ?
2. Mengapa karya seni tersebut dibuat ?
3. Bahan/material apa yang apa saja yang akan digunakan ?
4. Alat apa yang dibutuhkan ?
5. Bagaimana proses pembuatan karya tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dan didiskusikan dalam
bentuk curah pendapat (brainstorming). Pada proses brainstorming ini, setiap
anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang
beragam dan sebanyak-banyaknya.
ini contoh Peta Konsep Pengembangan Ide Pokok Perancangan Karya Seni
Rupa dengan sumber inspirasinya Burung Enggang/Rangkong.
Gambar 5. Skema Pengembangan Ide Pokok Perancangan Karya Seni Rupa.
Objek Burung
Enggang/
Rangkong
Selendang Batik Motif
Burung Enggang
Karya Lukis Dekoratif
dengan Objek
Burung Enggang
Karya Patung
Burung Enggang
Gambar Ragam Hias
Motif Burung Enggang
Desain Kaos Digital Print
Motif Burung Enggang
Mug Keramik
dengan Objek
Burung Enggang
32. 166 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
c. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dilakukan setelah pemilihan
sumber inspirasi “Burung Enggang/Rangkok” dan pengembangan ide pokok
untuk pembuatan karya seni rupa, baik dua dimensi maupun tiga dimensi
dipetakan dalam skema seperti dalam gambar 5 di atas. Analisa perancangan
karya seni rupa dengan inspirasi ragam hias Indonesia motif fauna akan
menerjemahkan bentuk burung Enggang menjadi ide untuk pembuatan karya
seni murni (mis: seni lukis, dan seni patung), dan seni terapan (kriya keramik,
kriya tekstil, desain tekstil, poster, dsb). Tahapan penerjemahan ide/gagasan
meliputi : a) pemahaman terhadap makna simbol; b) mencari kata kunci yang
dapat menjadi dasar dari pengembangan ide produk; c) mencari ide-ide fungsi
dan bentuk karya seni. Berikut ini penjelasan tahap Penerjemahan Sumber
Inspirasi (Ide) menjadi Karya Seni Rupa:
a) Pemahaman terhadap makna simbol:
Burung Enggang atau Rangkong yang termasuk hewan endemik Kalimantan
hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Dayak di
Kalimantan. Makna burung Enggang bagi masyarakat Dayak sebagai
berikut:
(1) Burung Enggang menjadi salah satu tanda kedekatan masyarakat
Nusantara dengan alam sekitarnya
(2) Burung Enggang adalah simbol panglima burung yang melindungi
seluruh isi hutan Kalimantan.
(3) Burung Enggang adalah lambang dan simbol kebesaran dan kemuliaan
suku Dayak.
(4) Burung Enggang adalah lambang persatuan dan perdamaian.
(5) Burung Enggang merupakan simbol pemimpin yang ideal dan dicintai
rakyatnya. Sayapnya yang tebal menggambarkan pemimpin yang
melindungi rakyatnya.
(6) Burung Enggang merupakan lambang kesetiaan dan kerukunan. Burung
Enggang hidup berpasangan dan tidak dapat hidup tanpa pasangannya.
33. | 167Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Enggang jantan akan memberi makan Enggang betina saat mengerami
telurnya selama 4 bulan.
b) Mencari kata kunci yang dapat menjadi dasar dari pengembangan ide
produk;
Mencermati beragam makna simbol atau lambang burung Enggang/
Rangkong di atas dapat disimpulkan bahwa kata kunci yang dapat
merepresentasikan burung Enggang adalah : „burung Enggang /Rangkong‟
dan „pelindung masyarakat‟.
c) Mencari ide-ide fungsi dan bentuk karya seni
Merujuk pada analisa Peta Konsep Pengembangan Ide Pokok Perancangan
Karya Seni Rupa dapat diidentifikasi bahwa Burung Rangkong dapat
dijadikan sumber inspirasi yang menarik dalam pembuatan karya seni rupa
dengan fungsi dan bentuk yang variatif, baik dua dimensi maupun tiga
dimensi. Metode brainstorming digunakan dalam diskusi kelompok.
Pemilihan alternatif fungsi dan bentuk karya seni perlu disesuaikan dengan
potensi peserta didik.
Gambar 6. Contoh Alternatif Pengembangan Karya Seni Rupa
Alternatif Pengembangan Karya Seni
Rupa
Fungsi Ekspresi :
1. Karya Lukis dengan
corak Rangkong
Naturalis, Dekoratif,
Kubistis. dll.
2. Karya Patung dengan
bahan kayu, logam,
dan keramik.
3. Karya Fotografi Seni
dengan objek
Rangkong.
Fungsi Pakai :
1. Kriya Tekstil Batik
(selendang, kain,
busana).
2. Desain T-shirt, tote
bag dan bantal, tas
bermotif Rangkong
3. Desain Poster tema
Pelestarian Lingkungan
4. Desain Casing Hp dan
Casing Laptop.
Fungsi Hias :
1. Urban toys motif
Rangkong
2. Lukis Rangkong
pada payung hias.
34. 168 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Proses visualisasi ide/gagasan menjadi karya seni rupa dengan fungsi dan wujud
yang beragam dapat dipelajari melalui skema berikut ini.
Gambar 7. Contoh Tahap Pengembangan Ide menjadi Karya Seni Rupa
Setelah tahap Perancangan Karya Seni Rupa selesai dijelaskan maka
selanjutnya Anda dapat menjelaskan langkah-langkah Pembuatan Karya Seni Rupa,
sehingga peserta didik memiliki gambaran apa saja yang harus dilakukannya.
Berikut ini langkah-langkah yang harus dikerjakan:
a. Membuat Gambar Skets
lde-ide atau rancangan dari karya seni rupa yang menarik bisa digambarkan
atau dibuatkan sketsnya agar ide yang abstrak dapat divisualisasikan secara konkrit.
lde-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran kertas,
dengan menggunakan pensil, spidol atau bolpoint. Sebaiknya peserta didik dilatih
lebih spontan dalam membuat skets dengan menghindari penggunaan penghapus.
Beri motivasi peserta didik untuk gambarkan ide sebanyak-banyaknya, skets dapat
berupa gambar karya seni murni yang mengutamakan ekspresi dan imajinasi
personal, bisa juga berupa karya desain dengan variasi produk, satu produk yang
SIMBOL:
Burung Enggang
MAKNA:
Panglima hutan
memberikan
perlindungan
terhadap isi
hutan
KARYA SENI
Karya Lukis
Karya Patung
Karya Keramik
Desain Poster
Desain Kaos,
Urban toys, dll
KATA KUNCI:
Burung Enggang
dan Perlindungan
35. | 169Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
memiliki fungsi sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda, produk dengan bentuk
yang sama dengan warna dan motif yang berbeda.
b. Pemilihan Ide Terbaik
Setelah peserta didik Anda beri motivasi untuk menghasilkan banyak ide
dan menggambarkannya dengan skets, ajak peserta didik untuk mulai
pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan
untuk dibuat. Perhatikan potensi sumber daya alam dan ketersediaan peralatan yang
ada, sehingga ide-ide yang terpilih dapat direalisasikan secara optimal.
c. Pembuatan Prototype atau Model
Skets dari ide-ide yang akan dibuat adalah format dua dimensi. Artinya
wujud karya seni hanya digambarkan pada bidang datar. Jika peserta didik akan
membuat karya disain produk berbentuk tiga dimensi, maka, studi bentuk
selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan pembuatan model.
Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material
sebenarnya. Ukurannyapun dapat lebih kecil atau sesuai dengan ukuran sebenarnya.
Jika karya seni yang akan dibuat adalah karya seni murni, maka tidak perlu
dilakukan pembuatan model.
d. Perencanaan Produksi
Tahap perencanaan proses produksi atau proses pembuatan karya perlu
dilakukan dengan persiapan yang baik terkait pengadaan bahan dan alat agar proses
kerja berjalan lancar. Prosedur dan langkah-langkah kerja dituliskan secara jelas
dan detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan lancar dan mudah.
Penting diperhatikan pula penggunaan teknologi terkini dalam
pembelajaran Seni Budaya, khususnya dalam pembuatan karya Desain. Salah satu
strategi pembelajarannya adalah penerapan Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK). Misalnya dalam membuat desain tekstil untuk Kaos atau T-
Shirt dan produk tekstil lainnya dapat digunakan teknik digital printing yang lebih
praktis dan efisien dibandingkan teknik sablon atau cetak manual. Penguasaan
36. 170 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
teknik penggunaan komputer dengan berbagai softwarenya penting dipelajari dan
digunakan dalam proses produksi karya-karya desain.
Untuk lebih jelasnya Anda dapat menyaksikan prosesnya dalam video
pembelajaran KB 4 ini atau mempelajarinya dari video tutorial yang dapat diunduh
dari Youtube atau sumber online lainnya.
TUGAS TERSTRUKTUR 1
Pengembangan Desain dan Persiapan Produksi Kriya dengan lnspirasi
budaya nonbenda
1. Carilah ide produk kriya dengan inspirasi tradisi budaya Indonesia. Pencarian
ide dapat dilakukan dengan curah pendapat (brainstorming) dalam kelompok
2. Buat beberapa sketsa ide bentuk dari produk tersebut. Pertimbangkan faktor
estetika dan kenyamanan penggunaan dari produk tersebut
3. Pilih salah satu ide bentukyang paling baik
4. Pikirkan dan tentukan teknik-teknik yang akan digunakan untuk membuatnya
serta bahan dan alat yang dibutuhkan
5. Buatlah produk tersebut proses pembuatan model ini (jika diperlukan) dapat
dilakukan untuk mengetahui bahan, teknik dan alat yang tepat untuk digunakan
pada proses produksi yang sesungguhnya
6. Buat petunjuk pembuatan produk tersebut dalam bentuk tulisan maupun gambar
7. Susunlah semua sketsa, gambar, studi model, dan daftar bahan dan alat serta
petunjuk penggunaan yang dibutuhkan ke dalam sebuah laporan portofolio yang
baik dan rapi.
c. Implementasi Pembelajaran Estetika dalam Seni Rupa
Setelah pada pembahasan sebelumnya Anda mempelajari bagaimana
mengajarkan pengetahuan seni rupa, maka pada bagian ini Anda akan mempelajari
Implementasi Pembelajaran Estetika Seni Rupa dengan model Pembelajaran
Berbasis Masalah yang akan memberikan beragam pengalaman belajar yang
bermakna dan bermanfaat. Pembahasan tentang nilai estetik yang terdapat pada
37. | 171Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
karya seni rupa telah disinggung pada Kegiatan Belajar 3, namun nilai karya seni
rupa tersebut belum dibahas dalam konteks pembelajaran dengan model Problem
Based Learning. Oleh karena itu pada bagian ini Anda akan mempelajari cara
mengajarkan nilai estetik dalam seni rupa pada peserta didik.
Secara khusus KB 4 akan mengajarkan bagaimana mengidentifikasi dan
menganalisis aspek ideoplastis dan fisioplastis dari suatu karya seni rupa.
Mengingat tema, medium dan material yang digunakan dalam penciptaan karya
seni rupa tidak sama dan jenis karya seni rupa sangat beragam maka contoh
pembelajaran nilai estetik seni rupa akan menyajikan beberapa karya seni yang
meliputi karya seni murni, seni terapan dan seni media baru yang berciri dua
dimensi maupun tiga dimensi. Model pembelajaran yang digunakan dalam
melakukan tinjauan estetis karya seni rupa adalah metode diskusi kelas dengan
variabel yang diamati unsur ideoplastis dan fisioplastis.
1. Tinjauan Estetik Ideoplastis dan Fisioplastis pada Karya Seni Rupa
Sebagaimana dijelaskan pada KB 3 sebelumnya bahwa suatu karya seni
rupa terdiri unsur fisioplastis dan ideoplastis yang terintegrasi menjadi satu
kesatuan. Untuk memudahkan peserta didik memahami cara mengulas nilai estetik
pada karya seni rupa, maka berikut ini diberikan contoh analisanya:
a. Tinjauan Estetik Ideoplastis dan Fisioplastis pada Karya Seni Murni (Seni
Lukis)
Fokus peninjauan ideoplastis tertuju pada ide atau gagasan yang terdapat pada
karya seni rupa yang dapat dikenali melalui tema atau judul karya lukis. Sedang
unsur fisioplastis dapat langsung dikenali dari struktur visualnya yang meliputi
unsur-unsur rupa 2 dimensi dan prinsip-prinsip seni, media (bahan dan alat) dan
teknik. Berikut ini contoh ulasannya.
38. 172 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Tinjauan Karya 1
Gambar 8. Karya lukis “Upacara Adat Bali”, I Nyoman Gunarsa (1991)
Sumber: https://lukisanku.id/lukisan-upacara-adat-bali-i-nyoman-gunarsa/
Mencermati unsur-unsur visual pada karya lukis I Nyoman Gunarsa
yang berjudul “Upacara Adat Bali” (1991) terlihat unsur ideoplastis yang
menghadirkan subject matter peristiwa „Ngaben‟ yang merupakan upacara tradisi
kremasi atau pembakaran mayat dalam adat Bali. I Nyoman Gunarsa sebagai
pelukis yang berasal dari Bali berhasil menyajikan upacara Ngaben sebagai
peristiwa komunal yang istimewa yang dihadiri oleh keluarga, kerabat dan
masyarakat luas yang menghantarkan doa-doa bagi arwah-arwah yang jasadnya
dikremasi pada upacara Ngaben.
Nilai seni pada karya lukis bergaya ekspresionis dari I Nyoman Gunarsa
yang bertema religi dan budaya terdapat pada kualitas ekspresi dan nilai keindahan
positif yang sangat kuat terpancar dari visualisasi unsur fisioplastis yang estetis
melalui sapuan dan tarikan garis yang ekspresif dari warna merah, jingga, hijau,
biru, dan hitam dengan komposisi unsur-unsur visual yang dinamis dan artistik.
Penguasaan teknik melukis dengan media cat akrilik terlihat jelas pada tampilan
objek estetis yang diekspresikan dalam bentuk-bentuk mimesis yang sederhana,
esensial dan abstraktif namun masih dikenali kemiripannya dengan objek visual
yang sesungguhnya. I Nyoman Gunarsa ingin merepresentasikan suasana megah
dan agung dari upacara adat Bali tersebut yang terekspresikan secara nyata melalui
penghayatan emosi estetik yang kuat.
39. | 173Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
b. Tinjauan Estetik Ideoplastis dan Fisioplastis pada Karya Instalasi
Seperti halnya karya lukis yang berciri dua dimensi, unsur ideoplastis dan
fisioplastis pada karya instalasi yang berciri mix media akan teridentifikasi melalui
judul dan struktur visual karya instalasi walaupun media yang digunakan berbeda.
Berikut ini contoh ulasannya.
Tinjauan Karya 2
Gambar 9. Instalasi karya Jacky Lau (Oyang)
Sumber: Kabare.id, 2018
Perupa kontemporer Jacky Lau yang akrab dipanggil Oyang dalam karya
instalasinya menampilkan dua bentuk tiga dimensi dari bahan kawat logam
menyerupai objek ikan yang berukuran besar menggantung di atas ruangan dengan
mulut mengeluarkan limbah botol-botol plastik, kemasan karton, kaleng bekas, ban
sepeda dan bahan limbah lainnya yang kumpul didasar lantai. Unsur ideoplastis
dalam karya instalasi ini dapat dikenali dengan jelas melalui tema lingkungan yang
diusung oleh perupanya. Oyang menunjukkan keprihatinan dan kepeduliannya
terhadap masalah pencemaran lingkungan laut Indonesia. Kebersihan dan
keindahan lingkungan terancam oleh berbagai kasus pencemaran lingkungan.
Masalah pencemaran lingkungan telah menjadi isu global. Indonesia diberitakan
menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua. Keprihatinan terhadap
masalah ini mendorong Oyang menciptakan karya instalasi bertema sosial dengan
subject matter masalah lingkungan.
40. 174 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Unsur fisioplastis pada karya instalasi Oyang menampilkan bentuk mimesis
menyerupai bentuk ikan yang dibuat dari kawat logam yang dipadukan dengan
benda temuan atau found object yang dikumpulkan dari pantai-pantai yang
dikunjunginya. Keselurahan unsur-unsur visual tiga dimensi seperti bentuk, warna,
tekstur, dimensi ruang menyatu dengan tema sosial tentang masalah pencemaran
lingkungan. Oyang ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat dunia agar lebih
peduli terhadap masalah kebersihan lingkungan alam agar bumi menjadi planet
yang indah dan nyaman untuk dihuni, termasuk wilayah pantai dan laut Indonesia
yang terkenal pesona keindahannya. Nilai seni pada karya instalasi ini bukan pada
tampilan unsur-unsur visual dan konstruksi yang indah akan tetapi pada unsur
ideoplastisnya yang bermuatan nilai sosial dan kehidupan berupa pesan moral yang
disampaikan secara tersurat (denotatif) berdasarkan fakta yang menggugah
perasaan pengunjung yang melihat karya Oyang.
3. Tinjauan Estetis Ideoplastis dan Fisioplastis pada Karya Kriya
Menarik mengulas unsur ideoplastis dan fisioplastis pada karya Seni
Rupa Terapan khususnya pada karya kiya yang memiliki daya tarik visual
pada bentuknya yang bernilai fungsional dan bernilai hias. Karya seni rupa yang
akan diulas berikut ini adalah karya seni rupa terapan milik studio Quigley
Ceramics.
Tugas Karya 3
Gambar 10: Kriya keramik, Quigley_Ceramics (2019)
Sumber : https://www.instagram.com/p/BuedjmxBCWv/
41. | 175Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Pada gambar di atas ditampilkan produk kriya keramik dalam kondisi
sudah diberi glasir dan kondisi belum dibakar karena belum difinishing dengan
glasir. Untuk lebih jelas berikut ini diberikan contoh ulasannya.
Mencermati karya kriya keramik di atas dapat diidentifikasi bahwa unsur
ideoplastis pada karya ini berupa ide/gagasan penciptaan karya seni yang ditujukan
untuk menghasilkan benda pajangan berfungsi hias dengan bentuk menyerupai vas
bunga, wadah dan karya hiasan berbentuk bundar atau persegi.
Nilai seni pada kriya keramik ini terletak pada unsur fisioplastis berupa
dekorasi motif terawang bunga yang dipadukan dengan badan keramik berbentuk
daun yang berhiaskan tekstur timbul. Karakteristik bentuk daun dan bunga mawar
yang menyerupai bentuk di alam terlihat jelas pada garis-garis lengkung dari urat-
urat daun yang dinamis dan lapisan helai daun yang meliuk indah pada
bentuk vas.
Keindahan unsur ornamen yang sangat kuat terpancar dari bentuk fisiknya,
menunjukkan bahwa wadah tersebut tidak diperuntukkan sebagai vas bunga
melainkan sebagai „benda pajangan‟ dengan motif hias bunga dan daun. Nilai
keindahan visual terckspersikan melalui motif floral yang dikerjakan dengan
keterampilan kriya yang sangat mahir, khusus teknik ukir terawang yang indah,
halus dan mempesona. Pengerjaan ukiran pada badan keramik membutuhkan
kecermatan, keuletan dan ketelitian karena motit terawang sangat rawan, mudah
retak dan gumpil terlebih apabila karya tersebut belum dibakar, Finishing atau
sentuhan akhir glasir pada keramik akan memperkuat konstruksi bentuk wadah dan
menambah nilai estetik. Pemilihan glasir yang berwarna putih polos yang
dihasilkan dari proses pembakaran yang baik, tampak sangat tepat dan sesuai untuk
diaplikasikan pada kriya keramik ini karena menunjang nilai keindahan bentuk dan
ornamennya.
3. Tinjauan Estetis Ideoplastis dan Fisioplastis pada Karya Desain
Mengulas unsur ideoplastis pada karya seni rupa terapan agak berbeda
dengan mengulas karya seni murni karena unsur ideoplastis pada desain banyak
berelasi dengan fungsi terapan sebagai sarana memenuhi kebutuhan fungsi pakai,
42. 176 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
fungsi informasi dan fungsi promosi. Sedangkan unsur fisioplastis pada desain
memiliki kedekatan dengan aspek „ergonomis‟ khususnya untuk desain produk dan
aspek „komunikasi‟ khususnya untuk desain grafis dan desain komunikasi visual.
Berikut ini contoh ulasan pada karya desain grafis:
Tinjauan Karya 4
Gambar 11. Poster Lingkungan Hidup “Ubah Dunia dalam 1 JaM
Sumber Online:https://www.romadecade.org/contoh-poster/#!
Mencermati tampilan visual poster lingkungan hidup di atas yang bertajuk
“Ubah Dunia dalam 1 jam” terlihat unsur ideoplastis yang berhubungan dengan isu
hemat energi listrik yang melibatkan kepedulian masyarakat dunia. Poster ini
menampilkan unsur teks dan image yang sarat pesan namun simbol yang digunakan
mudah dipahami. Jenis font dan ukuran pada teks memiliki tingkat keterbacaan
yang baik. Gerakan sosial ini mengkampanyekan upaya hemat energi listrik kepada
masyarakat luas pada tanggal 31 Maret 2014 selama 1 jam dari pk 20.30 sampai pk
21.30. Desainer menyampaikan pesan tersebut melalui unsur fisioplastis berupa
pemanfaatan icon/lambang manusia dipadukan (+) dengan icon lampu bohlam yang
dimatikan selama 1 jam berarti (=) Penyelamatan Bumi. Upaya penghematan energi
ini akan mengubah dunia dan diharapkan hal ini dapat terus dikampanyekan.
Selanjutnya desainer menampilkan foto dua tangan sedang dalam posisi menadah
atau memegang bola dunia. Visualisasi ini ditampilkan sebagai bentuk kepedulian
43. | 177Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
masyarakat dunia terhadap masalah penghematan energi listrik yang akan
menyelamatkan dunia. Nilai seni yang terdapat pada poster ini termasuk nilai
kehidupan yang berfungsi memberi informasi edukatif untuk menyelamatkan dunia
melalui upaya hemat energi listrik. Desainer memanfaat secara kreatif unsur-unsur
visual dua dimensi seperti foto, icon visual, dan warna yang di layout sesuai dengan
pesan yang mau disampaikan.
TUGAS TERSTRUKTUR 2
Tinjauan Estetis Ideoplastis dan Fisioplastis pada Karya Desain
Carilah beragam karya seni rupa Indonesia dari berbagai sumber belajar.
Pilih satu karya yang menurut dirimu menarik. Buatlah tulisan essay yang mengulas
karya seni rupa tersebut. Tulisan diketik pada kertas A-4 dengan huruf Times New
Roman ukuran 12 pt, spasi 1,5. Perhatikan unsur ideoplastis dan fisioplastis dalam
mengulas karya-karya tersebut. Setelah selesai presentasikan tulisanmu di muka
kelas.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Dalam proses pembelajaran Seni Budaya di sekolah saat ini diperlukan
perubahan dalam konsep dan cara mengajar agar diperoleh hasil yang dapat
mencapai tujuan yang efektif. Untuk itu perlu dikembangkan kemampuan berpikir
dan keterampilan dalam perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan yang matang
agar menjadi sebuah pembelajaran yang bermakna dan efektif. Untuk dapat
menerapkan model pembelajaran yang mendukung pembelajaran aktif, guru perlu
memiliki pemahaman yang luas tentang hakikat dan metode pembelajaran serta
keterampilan dalam memilih, mengintegrasikan dan menerapkan model dan
metode pembelajaran seni rupa.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran pengetahuan seni rupa dengan
baik maka seorang guru penting memahami konten dari kompetensi pengetahuan
yang meliputi pengetahuan tentang terminologi, fakta, trends dan tata
44. 178 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
urutan/kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan kategori, dan metodologi.
Penggunaan pendekatan Active Learning dalam mengajarkan pengetahuan seni
rupa yang sebagian besar kegiatannya menerapkan pengalaman Belajar Berbasis
Masalah atau Problem Based Learning dan Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) dengan metode diskusi dan brainstorming untuk dapat
mengembangkan strategi pembelajaran “berpikir tingkat tinggi” (HOTS).
2. Tes Formatif 4
Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
alternatif pilihan jawaban yang dianggap Anda paling tepat.
1. Kegiatan yang dilakukan dalam praktek pembelajaran di bawah ini di antaranya:
a. peserta didik mengidentifikasi isu pembelajaran.
b. mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian.
c. melatih peserta didik terampil menyelesaikan masalah
Uraian di atas merupakan ciri dari model pembelajaran....
A. PBL (Project Based Learning)
B. NHT (Number Head Together),
C. Picture and Pigture,
D. TSTS (Two Stay and Two Stray)
E. Jigsaw
2. Pembelajaran merupakan proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
merupakan definisi pembelajaran menurut....
A. Permendikbud nomor 22 Tahun 2016
B. Permendikbud No. 103 Tahun 2014
C. Kurikulum Tahun 2013
D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
E. Kurikulum Berbasis Kompetensi
3. Perhatikan soal berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
45. | 179Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
b. Guru berperan membimbing peserta didik memperoleh beragam
pengalaman belajar.
c. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar
akademis namun juga untuk pencapaian kompetensi secara utuh dan
seimbang.
d. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas peserta
didik dan memperhatikan kemajuan peserta didik untuk menguasai
kompetensi.
e. Penilaian proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur ketercapaian
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
f. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi namun
mengutamakan keterlibatan peserta didik secara aktif baik fisik maupun
mental.
Uraian di atas merupakan bagian dari....
A. Prinsip pembelajaran aktif
B. Karakteristik pembelajaran aktif
C. Dasar ideologi pembelajaran aktif
D. Definisi pembelajaran aktif
E. Contoh pembelajaran aktif
4. Pemahaman cara mendidik (pedagogical knowledge) yang berbaur menjadi satu
yang perlu dimiliki oleh seorang guru
A. Kolaboratif
B. Partisipasi aktif
C. content knowledge
D. Pedagogical Content Knowledge
E. Elaborasi
5. Relevan antara tugas dan tujuan pembelajaran merupakan istilah lain dari
prinsip pembelajaran aktif...
A. Critical
B. Complex
C. Purposive
46. 180 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
D. Situation-driven
E. Engaged
6. Pembelajaran aktif membutuhkan lingkungan belajar yang tepat melalui...
a. Penerapan strategi pembelajaran yang tepat
b. Pemilihan guru yang tepat
c. Lingkungan yang sehat
d. Desain pembelajaran
e. Situasi yang tepat
7. Pendekatan yang menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan
dengan materi pembelajaran melalui kegiatan yang memberikan pengalaman
belajar yang bervariasi, mengembangkan sikap ilmiah, mendorong ekosistem
sekolah berbasis aktivitas ilmiah, menantang, dan memotivasi dengan beberapa
kegiatan yang memberi pengalaman belajar yang variatif merupakan definisi
dari...
A. Pendekatan teknis
B. Pendekatan saintifik
C. Pendekatan berbasis keilmuan
D. Pendekatan kontekstual
E. Pendekatan terstruktur
8. Cara pandang yang digunakan seorang guru untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran merupakan definisi dari...
A. Metode pembelajaran
B. Sistem pembelajaran
C. Materi pembelajaran
D. Pendekatan pembelajaran
E. Evaluasi pembelajaran
9. Tertuju pada ide atau gagasan yang terdapat pada karya seni rupa yang dapat
dikenali melalui tema atau judul merupakan definisi dari...
A. Fokus peninjauan ideoplastis
B. Fokus peninjauan fisioplastis
47. | 181Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
C. Fokus peninjauan kontekstual
D. Fokus peninjauan karakteristik pembelajaran
E. Fokus peninjauan prinsip pembelajaran
10. Langsung dikenali dari struktur visualnya yang meliputi unsur-unsur rupa 2
dimensi dan prinsip-prinsip seni, media (bahan dan alat) dan teknik merupakan
definisi dari....
A. Unsur karya seni
B. Unsur fisioplastis
C. Unsur ragam pembelajaran
D. Dasar pembelajaran
E. Karakteristik pembelajaran
48. 182 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
TES SUMATIF
1. Definisi Seni bersifat majemuk, bisa dipahami sebagai berikut:
1. seni sebagai konsep
2. seni sebagai aktivitas
3. seni sebagai keterampilan
4. seni sebagai benda/karya seni
5. seni sebagai ekspresi
Sesuatu yang menghasilkan kesenangan, tetapi berbeda dengan sekadar rasa
gembira karena mempunyai unsur transendental atau spiritual definisi dari…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
2. Dalam mencipta karya seni rupa seorang seniman perlu memperhatikan unsur-
unsur dalam karya Seni Rupa yang meliputi :
1. Media
2. Struktur rupa
3. Gaya
4. Tema
5. Objek
Perpaduan sejumlah unsur-unsur rupa yang disusun membentuk suatu kesatuan
yang utuh sesuai dengan prinsip seni adalah pengertian dari...
A.1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
3. Karya seni rupa memiliki jenis dan fungsi yang beragam. Karya-karya tersebut
dapat di katagorikan menjadi:
1. Seni terapan
49. | 183Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
2. Seni media baru
3. Seni murni
4. Desain
5. Kriya
Suatu konsep atau bentuk seni yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
fungsi ekspresi melalui berbagai medium dalam wujud dua dimensi atau tiga
dimensi adalah ciri-ciri dari….
A.1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
4. Karya seni rupa memiliki jenis dan fungsi yang beragam. Karya-karya tersebut
dapat di katagorikan menjadi:
1. Seni terapan
2. Seni media baru
3. Seni murni
4. Seni Instalasi
5. Seni Jalanan
Karya seni rupa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
yang berkaitan dengan fungsi komunikasi, fungsi pakai dan fungsi hias
adalah…….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
5. Cermati penyataan berikut ini !
1) Mengatur komposisi warna dan efek visual
2) Membuat teks judul dan logo
50. 184 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
3) Membuat background
4) Membuat ilustrasi
5) Membuat sketsa
Urutan prosedur berkarya seni lukis yang benar adalah …
A. 1-2-3-4-5
B. 2-1-3-4-5
C. 3-5-1-4-2
D. 3-1-4-5-2
E. 5-4-3-2-1
6. Melukis dengan sapuan warna tipis dengan hasil transparan, merupakan salah
satu ciri teknik aquarel. Penguasaan teknik melukis semacam ini banyak
menjadi perhatian para pelukis pemandangan. Teknik aqurel memiliki
hubungan kuat dengan aspek….yang merupakan salah satu unsur dalam karya
seni
A. bentuk
B. subject matter
C. media
D. warna
E. komposisi
7. Dalam proses pembuatan kriya tekstil, salah satu bahan utama yang banyak
digunakan memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur,dan dapat disetrika
dalam temperatur panas yang tinggi merupakan karakter kain………..
A. polyester
B. katun
C. parasut
D. ripstop
E. satin
8. Membuat karya seni rupa dengan membuat alat cetakan, kemudian dituangkan
adonan berupa semen, dan gips, sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan
merupakan karakteristik dari teknik cor. Teknik semacam ini dijumpai dalam
proses pembuatan karya……
51. | 185Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
A. keramik
B. patung
C. instalasi
D. kriya
E. assembling
9. Berkarya membentuk dengan teknik bebas atau modeling merupakan teknik
berkarya seni rupa tiga dimensi dengan bahan lunak yang relatif mudah
dibentuk. Selain seni patung, teknik ini juga biasa digunakan dalam pembuatan
karya…..
A. seni grafis
B. seni kontruksi
C. seni instalasi
D. seni keramik
E. seni assembling
10. Dalam membuat poster perlu diperhatikan kesatuan utuh antara gambar yang
ditampilkan dengan kata yang ditulis. Kata-kata yang terdapat pada poster
hendaknya ditulis sesingkat mungkin. Poster yang baik memilik persyaratan
sebagai berikut:
1. sesuai konsep pencitaan
2. memiliki pesan yang kuat dan jelas.
3. gambar sesuai dengan tema
4. typografi yang unik
5. banyak warna kontras
Pernyataan yang tepat adalah…..
A. 1,4,5
B. 1,2,3
C. 2, 4,5
D. 3,4,5
E. 1,3.5
11. Peristiwa kebakaran hutan di Indonesia menggugah kesadaran para seniman
untuk melakukan pengamatan (survey) terhadap lokasi kebakaran yang telah
52. 186 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
terjadi sehingga pada akhirnya mereka mampu mengungkapkan perasaannya
dalam karya lukis dengan berbagai media, seperti cat air, cat akrilik, cat minyak
di atas media kertas dan kanvas dengan teknik lukis yang beragam Respons
seniman tersebut merupakan implementasi dari konsep seni sebagai …
A. Konsep seni sebagai bentuk fisioplastis dalam bentuk pendapat seniman lukis
B. Konsep seni sebagai bentuk fisioplastis dalam bentuk pengolahan unsur-unsur
seni
C. Konsep seni sebagai bentuk ideoplastis dalam bentuk pengolahan prinsip seni
lukis
D. Konsep seni sebagai bentuk ideoplastis dalam bentuk pengalaman seniman
lukis.
E. Konsep seni sebagai bentuk fisioplastis dalam bentuk pengembangan
imajinasi
12. Ivan Sagita dapat memvisualisasikan gagasannya dalam seni lukis dengan gaya
surealis yang mampu menggambarkan objek mirip bentuk realis namun
terlihat janggal dan dinilai cenderung mengubah realitas yang ada.
Pernyataan tersebut sejalan dengan konsep bentuk karya seni sebagai …
A. penciptaan karya seni dengan ekspresi bentuk mimesis
B. penciptaan karya seni dengan ekspresi bentuk imajinasi
C. penciptaan karya seni dengan ekspresi bentuk estetis
D. penciptaan karya seni dengan ekspresi bentuk naturalis
E. pencitaan karya seni dengan ekspresi bentuk representasi
13. Nilai kehidupan dalam karya perlu dijunjung tinggi dalam proses penciptaan
karya seni oleh penciptanya. Nilai kehidupan ini erat kaitannya dengan ….
A. Media karya seni
B. Bentuk karya seni
C. Subject matter karya seni
D. Teknik karya seni
E. Unsur karya seni
53. | 187Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
14. Maraknya kasus pelecehan seksual dikalangan remaja merupakan sebuah
penyakit masyarakat berupa tindakan sesorang yang menyalahgunakan
kepercayaan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompoknya. Dalam.
Permasalahan tersebut menginspirasi para seniman dalam membuat karya seni
seperti seni fotografi, seni lukis, poster, dan lain-lain. Contoh kasus tersebut
lebih menunjukan bahwa seniman mementingkan perhatian lebih pada aspek …
dalam berkaryanya
A. Teknik
B. Media
C. Isi
D. Eskpresi
E. kemanusiaan
15. Kehadiran karya seni kaligrafi dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan.
Pernyataan tersebut sejalan dengan nilai …
A. Ekstrinsik karya seni
B. Subjektif karya seni
C. Instrinsik karya seni
D. Objektif karya seni
E. Formalistic karya seni
16. Perwujudan gagasan menjadi suatu karya seni dapat dilakukan dengan
memanfaatkan material (bahan dan alat). Berikut merupakan contoh karya seni
rupa menggunakan medium baru ...
A. street-art, instalasi, relief kayu
B. sketsa, poster, pamflet
C. video-art, digital-art, animasi komputer
D. instalasi, fotografi, ilustrasi
E. relief logam, cukil kayu, makrame
17. Perkembangan ekososbud-ipteks telah memunculkan berbagai perwujudan
karya seni rupa dengan berbagai fungsi. Lukisan berikut merupakan contoh
karya seni rupa yang secara konseptual cenderung tergolong fungsi ...
54. 188 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
A. ekspresi
B. sosial
C. ekonomi
D. religius
E. komersial
18. Perkembangan teknologi saat ini perlu disikapi
dengan bijaksana. Keberadaan teknologi haruslah
berhati-hati dan penuh rasa tanggung jawab dalam
menggunakan fasilitas tersebut. Keberdaaan media
sosial memang banyak memberikan kemudahan
dalam berkomunikasi antar sesama namun jika kita
tidak pandai menyikapi maka akan melanggar
undang undang Informasi dan Transaksi Elektronik ( UU ITE). Sejalan dengan
pernyataan di atas, poster “Jarimu adalah harimaumu” Pesan poister di atas
bertemakan ...
A. Keindahan
B. Sosial
C. Edukasi
D. Religi
E. Kritik
19. Dalam penciptaan karya seni rupa dikenal ada yang cenderung menekankan
pada unsur “ideoplastis” dan ada yang menekankan pada aspek yang bersifat
“fisioplastis”. Berikut adalah salah satu ciri karya seni rupa yang menekankan
pada unsur “ideoplastis”, yaitu karya seni yang ...
A. didasari nilai “intrinsik”.
B. bersifat inderawi.
C. menekankan unsur bentuk.
D. menekankan pada masalah teknis.
Lukisan karya Dede Eri Supria
(sumber: http://www.mutualart.com)
55. | 189Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
E. didasari nilai “ekstrinsik”.
20. Karya seni grafis di bawah ini menyampaikan pesan dan kritik tentang
permasalahan kelestarian lingkungan hidup yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia.
Bila diamasti secara visual, teknik pembuatan karya seni grafis ini termasuk ...
A. Cetak dalam
B. Cetak saring
C. Cetak tinggi
D. Cetak sablon
E. Cetak digital
21. Karya lukis I Nyoman Gunarsa yang berjudul “Upacara Adat Bali” merupakan
ekspresi bentuk imajinasi, karena bergaya naturalis dan realis.
A. pernyataan benar dan alasan benar.
B. pernyataan benar sebaliknya alasan salah.
C. pernyataan salah dan alasan salah.
D. pernyataan salah, sebaliknya alasan benar.
E. pernyataan dan alasan berkaitan.
Lukisan Karya I Nyoman Gunarsa
Sumber: Taring Padi (2014)
56. 190 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
22. Karakteristik lingkungan belajar yang diharapkan sesuai Permendikbud No.
103 Tahun 2014 dijelaskan pada pernyataan berikut, kecuali ...
A. pembelajaran aktif dari guru ke peserta didik.
B. menekankan kontekstual dan kolaboratif.
C. Proses pembelajaran interaktif dan inspiratif.
D. sesuai bakat, minat, kemampuan peserta didik.
E. memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif.
23. Berikut ini adalah beberapa kegiatan sebagai implementasi model
pembelajaran Problem Based Learning, yaitu: Mereka harus menganalisis dan
mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Berdasarkan
pernyataan dan uraian di atas maka karakteristik model pembelajaran yang
tepat adalah:
A. pengajuan pertanyaan atau masalah
B. berfokus pada keterkaitan antardisiplin
C. dilaksanakan penyelidikan autentik
D. menghasilkan produk dan memamerkannya
E. dilaksanakan secara kolaborasi.
24. Tahapan penerjemahan ide/gagasan meliputi : a) pemahaman terhadap makna
simbol; b) mencari kata kunci yang dapat menjadi dasar dari pengembangan
ide produk; c) mencari ide-ide fungsi dan bentuk karya seni. Berdasarkan
tahapan di atas, maka kegiatan yang tidak cocok dengan tahapan mencari ide-
ide fungsi dan bentuk karya seni adalah:
A. Siswa berdiskusi untuk memilih dan menentukan jenis seni murni dalam
mengerjakan tugasnya
B. Siswa berdiskusi untuk memilih dan menentukan jenis seni terapan dalam
mengerjakan tugasnya
C. Siswa berdiskusi tentang fungsi seni untuk dalam mewujudkan tugas yang
akan dibuatnya
57. | 191Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
D. Siswa berdiskusi tentang wujud seni yang akan dibuat secara
berkelompoknya
E. Siswa berdiskusi untuk memilih dan menentukan seni keramik sebagai
tugas kelompoknya
25. Siswa dengan tekun mencipta desain motif batik melalui pemanfaatan tiga
bentuk-bentuk daun dari tumbuhan yang berbeda yang dibawa dari rumahnya.
Dari bentuk-bentuk daun yang dibawanya tersebut dijadikan stimulasi untuk
dikembangkan masing-masing minimal tiga bentuk desain motif batik. Mereka
mencipta motif batik flora dengan cara penggayaan (stilasi), masing-masing
daun dibuat minimal 5 bentuk motif batik. Peristiwa pembelajaran di atas
merupakan salah satu implementasi yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk
menguasi keterampilan pembelajaran abad 21, yaitu:
A. berpikir kritis
B. komunikasi
C. kolaborasi
D. kreativitas
E. motivasi
26. Kemampuan siswa dalam merancang poster pada saat ini selain menguasai
dasar-dasar manual, juga perlu menguasai teknik digital. Pemanfaatan sumber-
sumber inspirasi berupa gambar yang berasal dari media digital (HP atau
internet) dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran merancang poster di atas merupakan salah satu implementasi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk menguasai
keterampilan pembelajaran abad 21, yaitu:
A. berpikir kritis
B. komunikasi
C. kolaborasi
D. kreativitas
E. motivasi
58. 192 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
27. Karya seni grafis dapat berfungsi untuk
menyampaikan gagasan, kritik, ajakan kepada
masyarakat untuk berbuat lebih baik dan bijak dalam
menyikapi permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Karya seni grafis di samping ini menyampaikan
pesan moral ... untuk para pengemban wakil rakyat
dalam pemerintahan.
A. tanggung jawab
B. kebersamaan
C. cinta tanah air
D. semangat juang
E. integritas
28. Tema dalam karya seni merupakan ide pokok dalam suatu karya seni yang
dapat dipahami dan dikenali melalui pemilihan subject matter (pokok soal) dan
judul karya. Pokok persoalan nilai seni merupakan esesnsi pokok dalam
proses penciptaan seni. Aspek nilai dalam seni masuk dalam aspek ...
A. nilai „ekstrinsik‟ seni berupa nilai agama, moral, psikologi, sosial dan
politik
B. nilai „ekstrinsik‟ seni berupa nilai struktur bentuk, agama, moral, psikologi,
sosial dan politik
C. nilai „ekstrinsik‟ seni berupa kesimbangan visual, agama, moral, psikologi,
sosial dan politik
D. nilai „ekstrinsik‟ seni berupa kesatuan karya, agama, moral, psikologi, sosial
dan politik
E. nilai „ekstrinsik‟ seni berupa unsur warna, agama, moral, psikologi, sosial
dan politik
29. Praktek pembelajaran melukis bagi siswa SMP dirasakan menjadi beban bagi
siswa dan sekaligus bagi guru karena praktek melukis memerlukan alat dan
bahan yang mahal. Untuk menghadapi maslah tersebut, Pak Akhmad melaukan
Sumber: Taring Padi (2014)
59. | 193Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
pembelajaran secara inovatif bersama siswanya dalam praktek pembelajaran
melukis dengan cara menggunakan gambar-gambar yang ada dalam majalah
dan koran bekas sehingga tercipta karya lukis yang inovatif.
A. Ekspresif
B. Inovatif
C. Kolase
D. Montase
E. Mozaik
30. Praktek pembuatan seni patung dengan menggunakan bahan seperti resin dan
atau kaolin dosok menggunakan teknik tertentu. Teknik pembuatan patung
yang cocok dengan pernyataan tersebut adalah teknik ...
A. Assembling
B. Carving
C. Casting
D. Moulding
E. Pinching
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Sumatif yang terdapat
di bagian akhir Modul 1 ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan
rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Tingkat penguasaan =
60. 194 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Modul 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi
Kegiatan Belajar 4 pada Modul 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
61. | 195Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Sem C, 2000. Aplikasi Estetika dalam Seni Rupa, Jakarta: FPBS IKIP.
Barret, T.1994. Criticizing Art Understanding the Contemporary, California:
Mayfield Publishing Company
Feldman, Edmund Burke, 1967. Art as Image and Idea, New York: Prentice Hall,
Inc.
Gie, The Liang,1976. Garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan), Yogyakarta: UGM
Press
Jazuli, M. 2008. Pendidikan Seni Budaya: Suplemen Pembelajaran Seni Tari.
Semarang: Unnes Press
Juih, dkk. 2000. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Yudistira
Nusantara, Susanto, Mikke. 2003. Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Jendela
Nurhidayat, Andre. 2005. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Grasindo
Read, Herbert, 1970. Education Through Art. London . Faber Ad Faber
Soedarso, S.P.1988. Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni.
Yogyakarta: Suku Dayar Sana.
Sachari, Agus (editor). 1986. Seni Desain dan Teknologi Antalogi Kritik, Opini dan
Filosofi. Bandung: Pustaka
Sumardjo, Jakob, 2000. Filsafat Seni, Bandung: Penerbit ITB
Suryajaya, Martin, 2016. Sejarah Estetka: Era Klasik Sampai Kontemporer, Gang
Kabel, Taman Semanan Indah, Jakarta Barat.
________ ,Tim Estetika, (2008) Estetika: sastra, seni dan budaya, Fakultas Bahasa
dan Seni: UNJ Press, Jakarta Timur.
Tim Depdikbud,1986. Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Selatan, Proyek
Inventarisasi dan Dolumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta: Depdikbud.
Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara; Kajian Khusus Tentang Ornamen
Indonesia. Semarang: Dahara Prize.
Mayasari Maria Sicilia, dkk. 2014. Kajian Semiotik Ornamen Interior pada Lamin
Dayak Kenyah. Universitas Kristen Petra: Surabaya.
62. 196 | Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
Rujukan Internet:
http://ronalsaputraa.blogspot.com/2014/02/pulau-sumatera-pulau-emas.html
(Diakses pada Jumat, 28 Februari 2014. Pukul 11.48 WIB)
https://cantik.tempo.co/read/835328/mari-kenali-karakter-batik-sumatera (Diakses
pada Kamis, 12 Januari 2017. Pukul 16.00 WIB)
https://solup.blogspot.com/2018/07/jenis-jenis-gorga-ornamen-batak-toba.html
(Diakses pada Selasa, 17 Juli 2018. Pukul 16.00 WIB)
http://ragammotifmelayuriau.blogspot.com/2016/01/vbehaviorurldefaultvmlo.html
(Diakses pada Rabu, 01 Januari 2016. Pukul 18.00 WIB)
http://jambiindo.blogspot.com/2014/09/batik-jambi-motif-tumpuk-manggis.html
(Diakses pada Jumat, 18 September 2014. Pukul 18.00 WIB)
https://infobatik.id/410-2/ (Diakses pada Jumat, 04 Februari 2014. Pukul 02.00
WIB)
http://bloggazrorry.blogspot.com/2015/03/motif-ukir-ragam-hias-bali. (Diakses
pada Rabu, 04 Maret 2015. Pukul 12.00 WIB)
https://gpswisataindonesia.info/2019/03/kain-tenun-sumba-ntt/ (Diakses pada
Rabu, 03 Maret 2019. Pukul 12.00 WIB)
https://www.kaskus.co.id/thread/56f373e150741037138b4567/makna-filosofis-
motif-kain-tenun-lombok. (Diakses pada Rabu, 04 Maret 2015. Pukul
12.00 WIB)
http://macam-macamlagujawa.blogspot.com/2015/10/macam--lagu-jawa.html
(Diakses Pada Selasa, 10 Oktober 2015. Pukul 08.00 WIB)
https://ardikaryautama.wordpress.com/2015/06/06/batik-khas-jawa-barat-dan-
banten/ (Diakses pada Sabtu, 6 Juni 2015. Pukul 06.00 WIB)
https://infobatik.id/tiga-motif-batik-di-tasikmalaya/ Diakses Pada Senin, 15
September 2015. Pukul 18.45 WIB)
http://www.jdlines.com/2015/08/5-ciri-khas-motif-batik-cirebon.html (Diakses
Pada Jumat, 5 Agustus 2015. Pukul 17.00 WIB)
https://infobatik.id/ragam-batik-khas-jawa-tengah/ (Diakses Pada Rabu, 7 Mei
2017. Pukul 19.00 WIB)
beberapa-macam-motif-batik-jawa-tengah-dan-filosofinya/ (Diakses Pada Rabu, 30
September 2016. Pukul 09.00 WIB)
https://motifbatiks.blogspot.com/2017/11/motif-batik-pekalongan.html (Diakses
Pada Kamis, 11 November 2017. Pukul 16.00 WIB)
63. | 197Modul 1: Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Pembelajarannya
https://yuliantinote.wordpress.com/2008/08/21/batik-jawa-timur/ (Diakses Pada
Selasa, 21Agustus 2008. Pukul 09.00 WIB)
https://www.manadoterkini.com/2017/10/54073/kain-tenun-koffo-kekayaan-budaya
sulawesi-utara-hampir-punah/ (Diakses Pada Senin, 5 Oktober 2017. Pukul
09.00 WIB)
https://www.jatikom.com/2019/10/34-provinsi-motif-batik-indonesia.html (Diakses
Pada Rabu, 10 November 2019. Pukul 19.00 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi (Diakses Pada Rabu, 21 Oktober 2019.
Pukul 07.43 WIB)
https://infobatik.id/batik-minahasa (Diakses Pada Kamis, 16 Juni 2019. Pukul
15.40 WIB)
https://www.kamerabudaya.com/2018/06/batik-papua-sejarah-ciri-khas-filosofi-
motif-dan-perkembangannya.html (Diakses Pada Kamis, 18 Juni 2018.
Pukul 17.00 WIB)
Yusufarief, 2017. 30 Gambar Motif Batik Kalimantan Timur Terlengkap 2017.
https://rumahulin.com/batik-kalimantan-timur/ (Diakses Pada Senin, 03 April
2017. Pukul 15.43 WIB)
Fadillah,2017. Ragam Hias Flora. https://satujam.com/ragam-hias-flora/ 2017.
(Diakses Pada, 05 Agustus 2017)
Hairun Nisa, 2016. Motif Dasar Ragam Hias Geometris Nusantara.
https://tekooneko.com/ragam-hias-geometris/. (Diakses Pada, 20 December
2016)
Beri, 2016. Ragam Hias Geometrik. http://abbeart.blogspot.com/2016/08/ragam-
hias-flora-fauna-dan-geometrik.html. (Diakses Pada, 23 agustus 2016)
Esther Curry, https://id.pinterest.com/pin/600808406508661300/?nic=1. (Diakses
Pada, 6 Oktober 2019)
Ayub Yuaris, https://www.123rf.com/photo_7473233_butterfly.html. (Diakses
Pada, 6 Oktober 2019)