SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
SOSIALISASI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI,
KABUPATEN/KOTA, PEMERINTAH PUSAT/KEMENTERIAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN PASCA UU 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Disampaikan oleh:
Drs. SUGIYONO, M. Si
DIREKTUR SUPD II
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
--Hotel Red Top, Jakarta 19 April 2016--
RAPAT KOORDINASI DALAM RANGKA PERSIAPAN
PENGALIHAN P3D URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2
2
PEMAHAMAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Versi UU No 23 Tahun 2014
3
Pengertian
Urusan
Pemerintahan
adalah kekuasaan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden yang
pelaksanaannya dilakukan oleh
kementerian negara dan
penyelenggara Pemerintahan Daerah
untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan
masyarakat
4
PRESIDEN
BUPATI/
WALIKOTA
GUBERNUR
Kementerian/LPNK
KORBINWASKORBINWAS
Sebagian
Urusan
Koordinasi,
Pembinaan,
Pengawasan
NASIONAL
LOKAL
Psl 17 UUD 1945
PEMEGANG KEKUASAAN
PEMERINTAHAN – PSL 4 (1)
UUD 1945
H U B U N G A N K E K U A S A A N P E M E R I N T A H A N
P U S A T D A N D A E R A H
4
THE ULTIMATE
RESPONSIBILITY LIES
UPON THE PRESIDENT
REGIONAL
WAKIL PEMERINTAH
PUSATDPRD PROV
DPRD
KAB/KOTA
Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
5
U R U S A N PEMERINTAHAN
KONKURENABSOLUT
1. PERTAHANAN
2. KEAMANAN
3. AGAMA
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR
NEGERI
6. MONETER &
FISKAL
PILIHAN
(8)
WAJIB
(24)
Dibagi berdasarkan
kriteria
Eksternalitas,
Akuntabilitas dan
Efisiensi
URUSAN
PEMERINTAHAN
UMUM
YAN DASAR
(6)
NON YAN DASAR
(18)
S P M
N S P K
1. PENDIDIKAN
2. KESEHATAN
3. PU DAN PR
4. PERUMAHAN
RAKYAT DAN KAW
PERMUKIMAN
5. TRAMTIBUM &
LINMAS
6. SOSIAL Dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas kuangan
daerah, sumber daya personil, dan ketersediaan sarana dan prasarana.
URUSAN PEMERINTAHAN
6
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
YANG DISELENGGARAKAN DAERAH
Urusan Pemerintahan
Wajib Pelayanan Dasar
6 URUSAN:
• pendidikan
• kesehatan
• pekerjaan umum
dan penataan ruang
• perumahan rakyat
dan kawasan
permukiman
• ketenteraman,
ketertiban umum,
dan pelindungan
Masyarakat
• sosial.
Urusan Pemerintahan Wajib
Non Pelayanan Dasar
18 URUSAN
• tenaga kerja
• pemberdayaan perempuan dan
pelindungan anak
• pangan
• pertanahan
• lingkungan hidup
• administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil
• pemberdayaan masyarakat dan
Desa
• pengendalian penduduk dan
keluarga berencana
• perhubungan;
• komunikasi & informatika
• koperasi, usaha kecil, dan
menengah
• penanaman modal
• kepemudaan dan olah raga
• statistik
• persandian
• kebudayaan;
• perpustakaan;
• kearsipan.
Urusan Pemerintahan
Pilihan
8 URUSAN:
• kelautan dan
perikanan
• pariwisata
• pertanian
• kehutanan;
• energi dan sumber daya
mineral;
• perdagangan;
• perindustrian; dan
• transmigrasi.
Urusan berbasis
ekosistem
Kelautan dan Perikanan
Kehutanan; Energi dan
Sumber Daya Mineral;
PROVINSI
Kab/Kota
Dapat bagi
hasil
DIT. SUPD II
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
DIREKTORAT
SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH (SUPD) II
1
2
3
4
5
Pekerjaan UMUM
PERUMAHAN Rakyat dan
Kawasan PERMUKIMAN
Kelautan dan PERIKANAN
PerhubUNGAN
Komunikasi & INFORMATIKA,
STATISTIK dan Persandian
SUPD
II
8
9
Pasal 14 ayat (1)
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan,
serta ESDM dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi.
Pasal 14 ayat (6)
Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk
penghitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang
berada dalam batas wilayah 4 mil diukur dari garis pantai ke arah
laut lepas dan ke arah perairan kepulauan.
Pasal 14 ayat (7)
Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota kurang dari 4 mil, batas
wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis
tengah dari Daerah yang berbatasan.
Urusan Pemerintahan Kelautan dan Perikanan
dalam UU No. 23/2014
10
KEWAJIBAN KL DAN DAERAH
PEMETAAN
MENETAPKAN
SPM
KELEMBAGAAN
PERENCANAAN
PENGANGGARAN
RPP
PERANGKAT
DAERAH
A
B
C
TIPOLOGI
MENETAPKAN
NSPK
Indikator umum
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah,
Kapasitas APBD
indikator teknis
11
Pasal 24
1. K/L bersama Pemda melakukan Pemetaan Urusan.
2. Hasil pemetaan ditetapkan dengan peraturan menteri setelah mendapatkan
rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri.
3. Pemetaan Urusan dan pembinaan kepada Daerah dikoordinasikan oleh Menteri
Dalam Negeri.
PEMETAAAN
1. Untuk menentukan intensitas Urusan Pemerintahan
Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
berdasarkan jumlah penduduk, besarnya APBD, dan
luas wilayah.
2. Untuk menentukan Daerah yang mempunyai Urusan
Pemerintahan Pilihan berdasarkan potensi, proyeksi
penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan.
3. Digunakan oleh Daerah dalam penetapan :
a. kelembagaan,
b. perencanaan,
c. penganggaran
4. Digunakan oleh K/L sebagai dasar untuk pembinaan
kepada Daerah secara nasional.
Pemetaan
Urusan
12
Pasal 14 ayat (1)
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan,
serta ESDM dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi.
Pasal 14 ayat (6)
Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk
penghitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang
berada dalam batas wilayah 4 mil diukur dari garis pantai ke arah
laut lepas dan ke arah perairan kepulauan.
Pasal 14 ayat (7)
Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota kurang dari 4 mil, batas
wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis
tengah dari Daerah yang berbatasan.
Urusan Pemerintahan Kelautan dan Perikanan
dalam UU No. 23/2014
13
PEMBAGIAN URUSAN DAN KEWENANGAN TERKAIT
KELAUTAN DAN PERIKANAN (Lampiran UU 23/2014)
SUB
URUSAN
PEMERINTAH
PUSAT
DAERAH
PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
Kelautan,
Pesisir,
dan Pulau-
Pulau Kecil
a. Pengelolaan ruang laut di
atas 12 mil dan strategis
nasional.
b. Penerbitan izin
pemanfaatan ruang laut
nasional.
c. Penerbitan izin
pemanfaatan jenis dan
genetik (plasma nutfah)
ikan antarnegara.
d. Penetapan jenis ikan yang
dilindungi dan diatur
perdagangannya secara
internasional.
e. Penetapan kawasan
konservasi.
f. Database pesisir dan pulau-
pulau kecil.
a. Pengelolaan ruang
laut sampai
dengan 12 mil di
luar minyak dan
gas bumi.
b. Penerbitan izin dan
pemanfaatan
ruang laut di
bawah 12 mil di
luar minyak dan
gas bumi.
c. Pemberdayaan
masyarakat pesisir
dan pulau-pulau
kecil.
14
SUB
URUSAN
PEMERINTAH
PUSAT
DAERAH
PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/
KOTA
Perikanan
Tangkap
a. Pengelolaan
penangkapan ikan
diIWilayah laut di atas 12
mil.
b. Estimasi stok ikan
nasional dan jumlah
tangkapan ikan yang
diperbolehkan (JTB).
c. Penerbitan izin usaha
perikanan tangkap
untuk:
a) kapal perikanan
berukuran di atas 30
Gross Tonase (GT);
dan
b) di bawah 30 Gross
Tonase (GT) yang
menggunakan modal
asing dan/atau
tenaga kerja asing.
a. Pengelolaan penangkapan
ikan di wilayah laut sampai
dengan 12 mil.
b. Penerbitan izin usaha
perikanan tangkap untuk
kapal perikanan berukuran di
atas 5 GT sampai dengan 30
GT.
c. Penetapan lokasi
pembangunan serta
pengelolaan pelabuhan
perikanan provinsi.
d. Penerbitan izin pengadaan
kapal penangkap ikan dan
kapal pengangkut ikan
dengan ukuran di atas 5 GT
sampai dengan 30 GT.
e. Pendaftaran kapal perikanan
di atas 5 GT sampai dengan 30
GT.
a. Pemberdaya
an nelayan
kecil dalam
Daerah
kabupaten/k
ota.
b. Pengelolaan
dan
penyelengga
raan Tempat
Pelelangan
Ikan (TPI).
15
SUB
URUSAN
PEMERINTAH
PUSAT
DAERAH
PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
Perikanan
Budidaya
a. Sertifikasi dan izin edar
obat/dan pakan ikan.
b. Penerbitan izin
pemasukan ikan dari luar
negeri dan pengeluaran
ikan hidup dari wilayah
Republik Indonesia.
c. Penerbitan Izin Usaha
Perikanan (IUP) di bidang
pembudidayaan ikan
lintas Daerah provinsi
dan/atau yang
menggunakan tenaga
kerja asing.
Penerbitan IUP di
bidang
pembudidayaan
ikan yang
usahanya lintas
Daerah
kabupaten/kota
dalam
1 (satu) Daerah
provinsi.
a. Penerbitan IUP di
bidang
pembudidayaan
ikan yang
usahanya dalam 1
(satu) Daerah
kabupaten/kota.
b. Pemberdayaan
usaha kecil
pembudidayaan
ikan.
c. Pengelolaan
pembudidayaan
ikan.
16
SUB
URUSAN
PEMERINTAH
PUSAT
DAERAH
PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
Pengawasan
Sumber
Daya
Kelautan dan
Perikanan
Pengawasan sumber daya
kelautan dan perikanan di
atas 12 mil, strategis
nasional dan ruang laut
tertentu.
Pengawasan sumber
daya
kelautan dan perikanan
sampai dengan 12 mil.
Pengolahan
dan
Pemasaran
a. Standardisasi dan sertifikasi
pengolahan hasil perikanan.
b. Penerbitan izin pemasukan
hasil perikanan konsumsi
dan nonkonsumsi ke dalam
wilayah Republik Indonesia.
Penerbitan izin usaha
pemasaran dan pengolahan
hasil perikanan lintas
Daerah provinsi dan lintas
negara.
Penerbitan izin usaha
pemasaran dan
pengolahan
hasil perikanan lintas
Daerah
kabupaten/kota dalam
1 (satu) Daerah provinsi.
17
SUB
URUSAN
PEMERINTAH
PUSAT
DAERAH
PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu
dan
Keamanan Hasil
Perikanan
Penyelenggaraan
karantina
ikan, pengendalian mutu
dan keamanan hasil
perikanan.
Pengembangan
SDM
Masyarakat
Kelautan
dan Perikanan
a. Penyelenggaraan
penyuluhan perikanan
nasional.
b. Akreditasi dan
sertifikasi penyuluh
perikanan.
c. Peningkatan kapasitas
SDM masyarakat
kelautan dan
perikanan.
18
Penguatan
Kewenangan
Pemerintah Daerah Provinsi
8
19
Kewenangan Daerah Provinsi di Laut
Pasal 27
(1) Daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut yang
ada di wilayahnya.
(2) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar
minyak dan gas bumi;
b. Pengaturan administratif;
c. Pengaturan tata ruang;
d. Ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dan
e. Ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara.
(3) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur
dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.
(4) (4) Apabila wilayah laut antardua Daerah provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat)
mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut dibagi sama jarak atau
diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari wilayah antardua Daerah provinsi
tersebut.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku terhadap
penangkapan ikan oleh nelayan kecil.
20
Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan
Pasal 28
(1) Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan mempunyai kewenangan
mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27.
(2) Selain mempunyai kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan mendapat penugasan dari
Pemerintah Pusat untuk melaksanakan kewenangan Pemerintah
Pusat di bidang kelautan berdasarkan asas Tugas Pembantuan.
(3) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan
setelah Pemerintah Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan memenuhi
norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.
21
Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan
Pasal 29
(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan di Daerah Provinsi yang
Berciri Kepulauan, Pemerintah Pusat dalam menyusun perencanaan
pembangunan dan menetapkan kebijakan DAU dan DAK harus
memperhatikan Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan.
(2) Penetapan kebijakan DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan cara menghitung luas lautan yang menjadi kewenangan Daerah
Provinsi yang Berciri Kepulauan dalam pengelolaan sumber daya alam di
wilayah laut. daya alam di wilayah laut.
(3) Dalam menetapkan kebijakan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintah Pusat harus memperhitungkan pengembangan Daerah Provinsi
yang Berciri Kepulauan sebagai kegiatan dalam rangka pencapaian prioritas
nasional berdasarkan kewilayahan.
22
Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan
Pasal 29
(4) Berdasarkan alokasi DAU dan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3), Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan menyusun strategi
percepatan pembangunan Daerah dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Strategi percepatan pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) meliputi prioritas pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam
di laut, percepatan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya,
pengembangan sumber daya manusia, pembangunan hukum adat terkait
pengelolaan laut, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Daerah
Provinsi yang Berciri Kepulauan.
(6) Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan di Daerah Provinsi
yang Berciri Kepulauan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Pemerintah
Pusat dapat mengalokasikan dana percepatan di luar DAU dan DAK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
5
1. PERLU ADANYA NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA
(NSPK) SEBAGAI PEDOMAN BAGI PROVINSI UNTUK
MELAKSANAKAN KEWENANGANNYA (Pasal 16 ayat 1 dan 2)
2. PERLU PENGATURAN MENGENAI HAL-HAL APA SAJA YANG
MASIH MELEKAT DI KAB/KOTA SEHUBUNGAN BERPINDAHNYA
KEWENANGAN LAUT KE PROVINSI SEPERTI PELESTARIAN PESISIR;
PERIJINAN LOKASI DAN LAIN-LAIN
IMPLIKASI UU NO. 23/2014 TERHADAP KEWENANGAN
URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
5
1. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT
DISELENGGARAKAN:
a. SENDIRI OLEH PEMERINTAH PUSAT;
b. DENGAN CARA MELIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
ATAU KEPADA INSTANSI VERTIKAL YANG ADA DI DAERAH BERDASARKAN ASAS
DEKONSENTRASI; ATAU
c. DENGAN CARA MENUGASI DAERAH BERDASARKAN ASAS TUGAS PEMBANTUAN.
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KELEMBAGAAN DAERAH
DALAM PELAKSANAAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH PROVINSI
DISELENGGARAKAN:
a. SENDIRI OLEH DAERAH PROVINSI;
b. DENGAN CARA MENUGASI DAERAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN ASAS TUGAS
PEMBANTUAN; ATAU
c. DENGAN CARA MENUGASI DESA.
5
3. PERLU PENGATURAN PEMINDAHAN P3D (PERSONIL,
PEMBIAYAAN, SARPRAS DAN DOKUMEN) (Pasal 404)
4. TAHAP TRANSISI DILAKUKAN MELALUI MEKANISME TUGAS
PEMBANTUAN DARI PROVINSI KE KAB/KOTA (Pasal 19 Ayat 1)
5. HARUS ADA PEDOMAN KELEMBAGAAN DARI PUSAT YANG
BERLAWANAN DENGAN REVISI PP 41/2007 TENTANG SOTK
(TIPOLOGI DAN NOMENKLATUR)
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KELEMBAGAAN
DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN
5
1. PERSONIL DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KAB/KOTA
DAPAT BERALIH STATUS MENJADI PEGAWAI PROVINSI (Pasal
404), DAN BAGI PERSONIL KAB/KOTA YG TIDAK MAU BERALIH
STATUS, KEKOSONGAN DIISI OLEH PERSONIL PROVINSI
2. TATA CARA PERUBAHAN STATUS KEPEGAWAIAN DI FASILITASI
BADAN KEPEGAWAIAN NASIONAL (BKN) REGIONAL
3. PUSAT MENENTUKAN STANDAR KOMPETENSI BAGI PEJABAT
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TERKAIT SELEKSI TERBUKA
DALAM UU ASN
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PERSONIL
DAERAH
5
1. KEWAJIBAN PENGANGGARAN MENJADI KEWENANGAN
PROVINSI (MONEY FOLLOW FUNCTION)
2. BANTUAN KEUANGAN PUSAT KEDEPAN HANYA UNTUK PROVINSI
TERKAIT KEWENANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL DARI
PEMERINTAH PUSAT (Pasal 91)
3. PEMERINTAH PUSAT DALAM MENYUSUN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAN MENETAPKAN KEBIJAKAN DAU DAN DAK
HARUS MEMPERHATIKAN DAERAH PROVINSI YANG BERCIRI
KEPULAUAN (Pasal 29)
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KEUANGAN
DAERAH
5
1. BEBERAPA SUB URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG BERALIH KE
PROVINSI MELIPUTI: SUB URUSAN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL;
PERIKANAN TANGKAP; PERIKANAN BUDIDAYA; PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN SERTA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN (Lampiran
Y pada UU 23/2014)
2. PERIJINAN PERIKANAN TANGKAP DAN PERIKANAN BUDIDAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN BERALIH KE PROVINSI
3. HARUS ADA NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA (NSPK) YANG JELAS
MENGATUR PERIJINAN TERSEBUT;
4. ADA NSPK YG BERSIFAT CROSS-CUTTING KETIKA MENYANGKUT K/L TERKAIT
SEPERTI PENGATURAN WISATA BAHARI DGN KEMENTERIAN PARIWISATA; HUTAN
BAKAU TERKAIT KEMENTERIAN KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP ,
PETERNAKAN MUTIARA DLL
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PELAYANAN
PUBLIK
5
1. BINWAS TEKNIS DILAKUKAN LANGSUNG OLEH KEMENTERIAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN (Pasal 374 ayat 1 dan ayat 3)
2. BINWAS UMUM DILAKUKAN OLEH MENTERI DALAM NEGERI
(Pasal 374 ayat 2)
3. PENGAWASAN TERHADAP UPTD ATAU CABANG DINAS
PROVINSI DILAKUKAN OLEH INSPEKTORAT PROVINSI
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN (BINWAS)
10 ASPEK PEMBINAAN UMUM SUB URUSAN
URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
1. Pembagian Urusan Pemerintahan
2. Kelembagaan Daerah.
3. Kepegawaian Perangkat Daerah
4. Keuangan Daerah;
5. Pembangunan Daerah;
6. Pelayanan publik di Daerah;
7. Kerja sama Daerah;
8. Kebijakan Daerah;
9. Kepala Daerah dan DPRD; dan
10. Bentuk pembinaan lain sesuai dng ketentuan per
UU an
31
Pembangunan Daerah
 Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan
pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja,
lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan publik dan daya saing Daerah.
 Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari
pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan
ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan
nasional.
 Kementerian atau LPNK berasarkan pemetaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan
Dasar dan Urusan Pemerintahan Pilihan melakukan
sinkronisasi dan harmonisasi dengan Daerah untuk
mencapai target pembangunan nasional.
32
Menghimbau
1. K/L
Untuk segera melakukan
penyesuaian regulasi
terkait dengan bidang
kelautan dan perikanan
sesuai dengan amanat UU
23/2014 2. PEMDA
Segera melakukan
pembentukan PERDA yang
sesuai dengan spirit
penyelenggaraan PEMDA
yang terbarukan
Regulasi tersebut merupakan salah satu payung
hukum dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan bidang kelautan dan perikanan.
10
Kab/Kota :
260 Daerah
Ada perubahan kewenangan yang diberikan
kepada Provinsi, Kab/Kota terkait
 Bagi daerah yang melaksanakan pemilukada diwajibkan
menetapkan RPJMD dan Ditetapkan dengan PERDA, paling
lama 6 (ENAM) bulan setelah KDH terpilih dilantik.
PERUBAHAN KEWENANGAN
Pilkada serentak
2015
269Daerah
Provinsi :
9 Daerah
34
Untuk Biaya Penyelenggaraan
Aparatur
APBD
2/3
1/3 Untuk Biaya Pembangunan.
35
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
UU 23/2014
Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah
sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
Sistem Perencanaan
Pembangunan
Nasional
Sistem Perencanaan
Pembangunan
Daerah (Provinsi)
Sistem Perencanaan
Pembangunan
Daerah – (Kab/Kota)
RPJMN RKP
RENSTRA
K/L
RENJA
K/L
RPJPN
RPJMD
Prov.
RKPD
Prov.
RENSTRA
SKPD-Prov.
RENJA
SKPD-Prov.
RPJPD
Prov.
RPJMD
K/K
RKPD K/K
RENSTRA
SKPD-K/K
RENJA
SKPD-K/K
RPJPD
K/K
RTRW
RTRW
36
KEUANGAN DAERAH
PUSAT PEMDA
PAD/DBH
Fiscal gap
SPM
DAK
32 Urusan
Pelayanan Dasar
SPM
Urs. Pilihan
Urs.Wajib Non Pelayanan Dasar
Pendanaan
berdasarkan pada
standar
pelayanan teknis
dan regional cost
DAU
DEKON
TP
DAERAH TIDAK BISA
MELAKSANAKAN
SENDIRI
37
KESIMPULAN
1. PEMERINTAH DAERAH MELAKSANAKAN URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN
PERIKANAN SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA
BERPEDOMAN PADA LAMPIRAN UU 23/2014;
2. TERKAIT HAL DIATAS, PERLU DIPERHATIKAN TENTANG PELAKSANAAN
P3D
3. PEMERINTAH PUSAT BERWENANG MENYUSUN DAN MENETAPKAN
NSPK SEBAGAI PEDOMAN DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAH YANG MENJADI KEWENANGANNYA;
4. SEMUA PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN LANGSUNG
DENGAN DAERAH WAJIB MENDASAR DAN MENYESUAIKAN
PENGATURANNYA DENGAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014.
DIT. SUPD II
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaianmateri rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaianNoorvita Ika Mardianti
 
Orientasi dewan pali dan oi
Orientasi dewan pali dan oiOrientasi dewan pali dan oi
Orientasi dewan pali dan oihoyin rizmu
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivUjang Sukarna
 
Orientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okiOrientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okihoyin rizmu
 
Perdes no. 08 th 2015 ttg BUMDes
Perdes no. 08 th 2015 ttg BUMDesPerdes no. 08 th 2015 ttg BUMDes
Perdes no. 08 th 2015 ttg BUMDesari saridjo
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahArdi Susanto
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...keuangandesa
 
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015Pemdes Wlahar Wetan
 
Administrasi dan pelaporan keuangan tpk
Administrasi dan pelaporan keuangan tpkAdministrasi dan pelaporan keuangan tpk
Administrasi dan pelaporan keuangan tpkhusnijaeh
 
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )azhari sofyan
 
PERBUP KEBUMEN No. 64 Tahun 2020
PERBUP KEBUMEN No. 64 Tahun 2020PERBUP KEBUMEN No. 64 Tahun 2020
PERBUP KEBUMEN No. 64 Tahun 2020NoerCholies1
 
Orientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinOrientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinhoyin rizmu
 
Orientasi Dewan 4 LAWANG
Orientasi Dewan 4 LAWANGOrientasi Dewan 4 LAWANG
Orientasi Dewan 4 LAWANGhoyin rizmu
 
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaPresentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaTPRP Strategic Partner
 

What's hot (20)

materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaianmateri rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
 
Orientasi dewan pali dan oi
Orientasi dewan pali dan oiOrientasi dewan pali dan oi
Orientasi dewan pali dan oi
 
Paparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi ivPaparan blhd banten ketua komisi iv
Paparan blhd banten ketua komisi iv
 
Orientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okiOrientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten oki
 
Perdes no. 08 th 2015 ttg BUMDes
Perdes no. 08 th 2015 ttg BUMDesPerdes no. 08 th 2015 ttg BUMDes
Perdes no. 08 th 2015 ttg BUMDes
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
1 sk. kader posyandu
1 sk. kader posyandu1 sk. kader posyandu
1 sk. kader posyandu
 
Sk pengabdian pencatatan sipil kabupaten muna
Sk pengabdian pencatatan sipil kabupaten munaSk pengabdian pencatatan sipil kabupaten muna
Sk pengabdian pencatatan sipil kabupaten muna
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
 
Kebijakan BSPS
Kebijakan BSPSKebijakan BSPS
Kebijakan BSPS
 
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
Kerangka acuan kerja tpk ta. 2015
 
04 perka nomor_7_tahun_2016
04 perka nomor_7_tahun_201604 perka nomor_7_tahun_2016
04 perka nomor_7_tahun_2016
 
Administrasi dan pelaporan keuangan tpk
Administrasi dan pelaporan keuangan tpkAdministrasi dan pelaporan keuangan tpk
Administrasi dan pelaporan keuangan tpk
 
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
 
Sk bupati muna
Sk bupati munaSk bupati muna
Sk bupati muna
 
PERBUP KEBUMEN No. 64 Tahun 2020
PERBUP KEBUMEN No. 64 Tahun 2020PERBUP KEBUMEN No. 64 Tahun 2020
PERBUP KEBUMEN No. 64 Tahun 2020
 
Orientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinOrientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasin
 
Orientasi Dewan 4 LAWANG
Orientasi Dewan 4 LAWANGOrientasi Dewan 4 LAWANG
Orientasi Dewan 4 LAWANG
 
Sk kepala desa
Sk kepala desaSk kepala desa
Sk kepala desa
 
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten LamaPresentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama
 

Viewers also liked

Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Teguh Aafila
 
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikananpengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikananNoorvita Ika Mardianti
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahMassaputro Delly TP
 
Analisisdanevaluasihukumtentangpengadilanperikanan (1)
Analisisdanevaluasihukumtentangpengadilanperikanan (1)Analisisdanevaluasihukumtentangpengadilanperikanan (1)
Analisisdanevaluasihukumtentangpengadilanperikanan (1)Ahmad Dahlan
 
Analisis dan evaluasi hukum tentang pengadilan perikanan
Analisis dan evaluasi hukum tentang pengadilan perikananAnalisis dan evaluasi hukum tentang pengadilan perikanan
Analisis dan evaluasi hukum tentang pengadilan perikananAhmad Dahlan
 
Epd inovasi daerah format kendali hulu hilir aceh
Epd inovasi daerah format kendali hulu hilir acehEpd inovasi daerah format kendali hulu hilir aceh
Epd inovasi daerah format kendali hulu hilir acehmaulana wicaksana
 
Paparan camat tulakan deteksi dini 2013
Paparan camat tulakan deteksi dini 2013Paparan camat tulakan deteksi dini 2013
Paparan camat tulakan deteksi dini 2013Adhi Pradana
 
Dewey_HahnLAAirPollutionArticle
Dewey_HahnLAAirPollutionArticleDewey_HahnLAAirPollutionArticle
Dewey_HahnLAAirPollutionArticleScott Dewey
 
Tindak lanjut dan implementasi perda pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pu...
Tindak lanjut dan implementasi perda pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pu...Tindak lanjut dan implementasi perda pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pu...
Tindak lanjut dan implementasi perda pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pu...Didi Sadili
 
Draf juknis pegawas perikanan bidang penangkapan ikan
Draf juknis pegawas perikanan bidang penangkapan ikanDraf juknis pegawas perikanan bidang penangkapan ikan
Draf juknis pegawas perikanan bidang penangkapan ikanAi Kustiani
 
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...yudha_a
 
Tugas lppd
Tugas lppdTugas lppd
Tugas lppdgradyg
 
KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2017
KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2017KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2017
KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 201701112015
 
8. rpp pengolahan hasil perikanan
8. rpp pengolahan hasil perikanan8. rpp pengolahan hasil perikanan
8. rpp pengolahan hasil perikananM Nur Hidayat
 
Unclos 1982
Unclos 1982Unclos 1982
Unclos 1982Sei Enim
 
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011A Harisman
 
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalPerbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalRizal Fahmi
 
Seminar proyek perubahan sa'dianoor
Seminar proyek perubahan   sa'dianoorSeminar proyek perubahan   sa'dianoor
Seminar proyek perubahan sa'dianoorabah aliya
 

Viewers also liked (20)

Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014
 
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikananpengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 
Analisisdanevaluasihukumtentangpengadilanperikanan (1)
Analisisdanevaluasihukumtentangpengadilanperikanan (1)Analisisdanevaluasihukumtentangpengadilanperikanan (1)
Analisisdanevaluasihukumtentangpengadilanperikanan (1)
 
Analisis dan evaluasi hukum tentang pengadilan perikanan
Analisis dan evaluasi hukum tentang pengadilan perikananAnalisis dan evaluasi hukum tentang pengadilan perikanan
Analisis dan evaluasi hukum tentang pengadilan perikanan
 
Rakorda iii
Rakorda iiiRakorda iii
Rakorda iii
 
Epd inovasi daerah format kendali hulu hilir aceh
Epd inovasi daerah format kendali hulu hilir acehEpd inovasi daerah format kendali hulu hilir aceh
Epd inovasi daerah format kendali hulu hilir aceh
 
Paparan camat tulakan deteksi dini 2013
Paparan camat tulakan deteksi dini 2013Paparan camat tulakan deteksi dini 2013
Paparan camat tulakan deteksi dini 2013
 
Dewey_HahnLAAirPollutionArticle
Dewey_HahnLAAirPollutionArticleDewey_HahnLAAirPollutionArticle
Dewey_HahnLAAirPollutionArticle
 
Tindak lanjut dan implementasi perda pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pu...
Tindak lanjut dan implementasi perda pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pu...Tindak lanjut dan implementasi perda pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pu...
Tindak lanjut dan implementasi perda pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pu...
 
Draf juknis pegawas perikanan bidang penangkapan ikan
Draf juknis pegawas perikanan bidang penangkapan ikanDraf juknis pegawas perikanan bidang penangkapan ikan
Draf juknis pegawas perikanan bidang penangkapan ikan
 
Permendagri no. 111 thn 2014
Permendagri no. 111 thn 2014Permendagri no. 111 thn 2014
Permendagri no. 111 thn 2014
 
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
 
Tugas lppd
Tugas lppdTugas lppd
Tugas lppd
 
KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2017
KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2017KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2017
KEBIJAKAN ANGGARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2017
 
8. rpp pengolahan hasil perikanan
8. rpp pengolahan hasil perikanan8. rpp pengolahan hasil perikanan
8. rpp pengolahan hasil perikanan
 
Unclos 1982
Unclos 1982Unclos 1982
Unclos 1982
 
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
 
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalPerbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
 
Seminar proyek perubahan sa'dianoor
Seminar proyek perubahan   sa'dianoorSeminar proyek perubahan   sa'dianoor
Seminar proyek perubahan sa'dianoor
 

Similar to Kewenangan Daerah Provinsi di Laut

Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
 
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdfPolicy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdfDadang Setiawan
 
Program Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di IndonesiaProgram Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di IndonesiaDidi Sadili
 
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptxRencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptxzulfaalya1
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaKaisarDatin
 
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.pptRakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.pptOceanEnviro
 
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdfMIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdfDewiSyamsul
 
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Oswar Mungkasa
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Ringkasan UU 23_2014.pptx
Ringkasan UU 23_2014.pptxRingkasan UU 23_2014.pptx
Ringkasan UU 23_2014.pptxtukikdl
 
peran perikanan dalam pembangunan nasional
peran perikanan dalam pembangunan nasionalperan perikanan dalam pembangunan nasional
peran perikanan dalam pembangunan nasionalPT. SASA
 
MATERI KONSEPSI RPP PUPK.pptx
MATERI KONSEPSI RPP PUPK.pptxMATERI KONSEPSI RPP PUPK.pptx
MATERI KONSEPSI RPP PUPK.pptxHabil Maranda
 
Lampiran uu no 23_2014_l
Lampiran uu no 23_2014_lLampiran uu no 23_2014_l
Lampiran uu no 23_2014_lireene10
 

Similar to Kewenangan Daerah Provinsi di Laut (20)

Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
 
4 Kemendagri (1).pdf
4 Kemendagri (1).pdf4 Kemendagri (1).pdf
4 Kemendagri (1).pdf
 
Kewenangan Pemerintah.pdf
Kewenangan Pemerintah.pdfKewenangan Pemerintah.pdf
Kewenangan Pemerintah.pdf
 
Sos dak 2012 kelautan & perikanan
Sos dak 2012   kelautan & perikananSos dak 2012   kelautan & perikanan
Sos dak 2012 kelautan & perikanan
 
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdfPolicy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
 
Program Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di IndonesiaProgram Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di Indonesia
 
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptxRencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.pptRakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
 
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdfMIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
 
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
 
Juknis dak2015
Juknis dak2015Juknis dak2015
Juknis dak2015
 
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Ringkasan UU 23_2014.pptx
Ringkasan UU 23_2014.pptxRingkasan UU 23_2014.pptx
Ringkasan UU 23_2014.pptx
 
peran perikanan dalam pembangunan nasional
peran perikanan dalam pembangunan nasionalperan perikanan dalam pembangunan nasional
peran perikanan dalam pembangunan nasional
 
MATERI KONSEPSI RPP PUPK.pptx
MATERI KONSEPSI RPP PUPK.pptxMATERI KONSEPSI RPP PUPK.pptx
MATERI KONSEPSI RPP PUPK.pptx
 
sempro.pptx
sempro.pptxsempro.pptx
sempro.pptx
 
Lampiran uu no 23_2014_l
Lampiran uu no 23_2014_lLampiran uu no 23_2014_l
Lampiran uu no 23_2014_l
 

Recently uploaded

Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (15)

Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 

Kewenangan Daerah Provinsi di Laut

  • 1. SOSIALISASI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, PEMERINTAH PUSAT/KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PASCA UU 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Disampaikan oleh: Drs. SUGIYONO, M. Si DIREKTUR SUPD II DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI --Hotel Red Top, Jakarta 19 April 2016-- RAPAT KOORDINASI DALAM RANGKA PERSIAPAN PENGALIHAN P3D URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
  • 2. 2 2
  • 3. PEMAHAMAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Versi UU No 23 Tahun 2014 3 Pengertian Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat
  • 4. 4 PRESIDEN BUPATI/ WALIKOTA GUBERNUR Kementerian/LPNK KORBINWASKORBINWAS Sebagian Urusan Koordinasi, Pembinaan, Pengawasan NASIONAL LOKAL Psl 17 UUD 1945 PEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN – PSL 4 (1) UUD 1945 H U B U N G A N K E K U A S A A N P E M E R I N T A H A N P U S A T D A N D A E R A H 4 THE ULTIMATE RESPONSIBILITY LIES UPON THE PRESIDENT REGIONAL WAKIL PEMERINTAH PUSATDPRD PROV DPRD KAB/KOTA Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
  • 5. 5 U R U S A N PEMERINTAHAN KONKURENABSOLUT 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL PILIHAN (8) WAJIB (24) Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi URUSAN PEMERINTAHAN UMUM YAN DASAR (6) NON YAN DASAR (18) S P M N S P K 1. PENDIDIKAN 2. KESEHATAN 3. PU DAN PR 4. PERUMAHAN RAKYAT DAN KAW PERMUKIMAN 5. TRAMTIBUM & LINMAS 6. SOSIAL Dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas kuangan daerah, sumber daya personil, dan ketersediaan sarana dan prasarana. URUSAN PEMERINTAHAN
  • 6. 6 URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG DISELENGGARAKAN DAERAH Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar 6 URUSAN: • pendidikan • kesehatan • pekerjaan umum dan penataan ruang • perumahan rakyat dan kawasan permukiman • ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan Masyarakat • sosial. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar 18 URUSAN • tenaga kerja • pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak • pangan • pertanahan • lingkungan hidup • administrasi kependudukan dan pencatatan sipil • pemberdayaan masyarakat dan Desa • pengendalian penduduk dan keluarga berencana • perhubungan; • komunikasi & informatika • koperasi, usaha kecil, dan menengah • penanaman modal • kepemudaan dan olah raga • statistik • persandian • kebudayaan; • perpustakaan; • kearsipan. Urusan Pemerintahan Pilihan 8 URUSAN: • kelautan dan perikanan • pariwisata • pertanian • kehutanan; • energi dan sumber daya mineral; • perdagangan; • perindustrian; dan • transmigrasi. Urusan berbasis ekosistem Kelautan dan Perikanan Kehutanan; Energi dan Sumber Daya Mineral; PROVINSI Kab/Kota Dapat bagi hasil
  • 7. DIT. SUPD II DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH DIREKTORAT SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH (SUPD) II 1 2 3 4 5 Pekerjaan UMUM PERUMAHAN Rakyat dan Kawasan PERMUKIMAN Kelautan dan PERIKANAN PerhubUNGAN Komunikasi & INFORMATIKA, STATISTIK dan Persandian SUPD II
  • 8. 8
  • 9. 9 Pasal 14 ayat (1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan, serta ESDM dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi. Pasal 14 ayat (6) Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk penghitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang berada dalam batas wilayah 4 mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan ke arah perairan kepulauan. Pasal 14 ayat (7) Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota kurang dari 4 mil, batas wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari Daerah yang berbatasan. Urusan Pemerintahan Kelautan dan Perikanan dalam UU No. 23/2014
  • 10. 10 KEWAJIBAN KL DAN DAERAH PEMETAAN MENETAPKAN SPM KELEMBAGAAN PERENCANAAN PENGANGGARAN RPP PERANGKAT DAERAH A B C TIPOLOGI MENETAPKAN NSPK Indikator umum Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Kapasitas APBD indikator teknis
  • 11. 11 Pasal 24 1. K/L bersama Pemda melakukan Pemetaan Urusan. 2. Hasil pemetaan ditetapkan dengan peraturan menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri. 3. Pemetaan Urusan dan pembinaan kepada Daerah dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. PEMETAAAN 1. Untuk menentukan intensitas Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar berdasarkan jumlah penduduk, besarnya APBD, dan luas wilayah. 2. Untuk menentukan Daerah yang mempunyai Urusan Pemerintahan Pilihan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan. 3. Digunakan oleh Daerah dalam penetapan : a. kelembagaan, b. perencanaan, c. penganggaran 4. Digunakan oleh K/L sebagai dasar untuk pembinaan kepada Daerah secara nasional. Pemetaan Urusan
  • 12. 12 Pasal 14 ayat (1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan, serta ESDM dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi. Pasal 14 ayat (6) Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk penghitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang berada dalam batas wilayah 4 mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan ke arah perairan kepulauan. Pasal 14 ayat (7) Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota kurang dari 4 mil, batas wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari Daerah yang berbatasan. Urusan Pemerintahan Kelautan dan Perikanan dalam UU No. 23/2014
  • 13. 13 PEMBAGIAN URUSAN DAN KEWENANGAN TERKAIT KELAUTAN DAN PERIKANAN (Lampiran UU 23/2014) SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA Kelautan, Pesisir, dan Pulau- Pulau Kecil a. Pengelolaan ruang laut di atas 12 mil dan strategis nasional. b. Penerbitan izin pemanfaatan ruang laut nasional. c. Penerbitan izin pemanfaatan jenis dan genetik (plasma nutfah) ikan antarnegara. d. Penetapan jenis ikan yang dilindungi dan diatur perdagangannya secara internasional. e. Penetapan kawasan konservasi. f. Database pesisir dan pulau- pulau kecil. a. Pengelolaan ruang laut sampai dengan 12 mil di luar minyak dan gas bumi. b. Penerbitan izin dan pemanfaatan ruang laut di bawah 12 mil di luar minyak dan gas bumi. c. Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
  • 14. 14 SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/ KOTA Perikanan Tangkap a. Pengelolaan penangkapan ikan diIWilayah laut di atas 12 mil. b. Estimasi stok ikan nasional dan jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan (JTB). c. Penerbitan izin usaha perikanan tangkap untuk: a) kapal perikanan berukuran di atas 30 Gross Tonase (GT); dan b) di bawah 30 Gross Tonase (GT) yang menggunakan modal asing dan/atau tenaga kerja asing. a. Pengelolaan penangkapan ikan di wilayah laut sampai dengan 12 mil. b. Penerbitan izin usaha perikanan tangkap untuk kapal perikanan berukuran di atas 5 GT sampai dengan 30 GT. c. Penetapan lokasi pembangunan serta pengelolaan pelabuhan perikanan provinsi. d. Penerbitan izin pengadaan kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan dengan ukuran di atas 5 GT sampai dengan 30 GT. e. Pendaftaran kapal perikanan di atas 5 GT sampai dengan 30 GT. a. Pemberdaya an nelayan kecil dalam Daerah kabupaten/k ota. b. Pengelolaan dan penyelengga raan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
  • 15. 15 SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA Perikanan Budidaya a. Sertifikasi dan izin edar obat/dan pakan ikan. b. Penerbitan izin pemasukan ikan dari luar negeri dan pengeluaran ikan hidup dari wilayah Republik Indonesia. c. Penerbitan Izin Usaha Perikanan (IUP) di bidang pembudidayaan ikan lintas Daerah provinsi dan/atau yang menggunakan tenaga kerja asing. Penerbitan IUP di bidang pembudidayaan ikan yang usahanya lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi. a. Penerbitan IUP di bidang pembudidayaan ikan yang usahanya dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota. b. Pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan. c. Pengelolaan pembudidayaan ikan.
  • 16. 16 SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di atas 12 mil, strategis nasional dan ruang laut tertentu. Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan sampai dengan 12 mil. Pengolahan dan Pemasaran a. Standardisasi dan sertifikasi pengolahan hasil perikanan. b. Penerbitan izin pemasukan hasil perikanan konsumsi dan nonkonsumsi ke dalam wilayah Republik Indonesia. Penerbitan izin usaha pemasaran dan pengolahan hasil perikanan lintas Daerah provinsi dan lintas negara. Penerbitan izin usaha pemasaran dan pengolahan hasil perikanan lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
  • 17. 17 SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Penyelenggaraan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. Pengembangan SDM Masyarakat Kelautan dan Perikanan a. Penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional. b. Akreditasi dan sertifikasi penyuluh perikanan. c. Peningkatan kapasitas SDM masyarakat kelautan dan perikanan.
  • 19. 19 Kewenangan Daerah Provinsi di Laut Pasal 27 (1) Daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut yang ada di wilayahnya. (2) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas bumi; b. Pengaturan administratif; c. Pengaturan tata ruang; d. Ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dan e. Ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara. (3) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan. (4) (4) Apabila wilayah laut antardua Daerah provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat) mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari wilayah antardua Daerah provinsi tersebut. (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku terhadap penangkapan ikan oleh nelayan kecil.
  • 20. 20 Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan Pasal 28 (1) Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan mempunyai kewenangan mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27. (2) Selain mempunyai kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan mendapat penugasan dari Pemerintah Pusat untuk melaksanakan kewenangan Pemerintah Pusat di bidang kelautan berdasarkan asas Tugas Pembantuan. (3) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan setelah Pemerintah Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
  • 21. 21 Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan Pasal 29 (1) Untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan di Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan, Pemerintah Pusat dalam menyusun perencanaan pembangunan dan menetapkan kebijakan DAU dan DAK harus memperhatikan Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan. (2) Penetapan kebijakan DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara menghitung luas lautan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah laut. daya alam di wilayah laut. (3) Dalam menetapkan kebijakan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Pusat harus memperhitungkan pengembangan Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan sebagai kegiatan dalam rangka pencapaian prioritas nasional berdasarkan kewilayahan.
  • 22. 22 Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan Pasal 29 (4) Berdasarkan alokasi DAU dan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan menyusun strategi percepatan pembangunan Daerah dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Strategi percepatan pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi prioritas pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam di laut, percepatan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya, pengembangan sumber daya manusia, pembangunan hukum adat terkait pengelolaan laut, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan. (6) Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan di Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Pemerintah Pusat dapat mengalokasikan dana percepatan di luar DAU dan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
  • 23. 5 1. PERLU ADANYA NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA (NSPK) SEBAGAI PEDOMAN BAGI PROVINSI UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGANNYA (Pasal 16 ayat 1 dan 2) 2. PERLU PENGATURAN MENGENAI HAL-HAL APA SAJA YANG MASIH MELEKAT DI KAB/KOTA SEHUBUNGAN BERPINDAHNYA KEWENANGAN LAUT KE PROVINSI SEPERTI PELESTARIAN PESISIR; PERIJINAN LOKASI DAN LAIN-LAIN IMPLIKASI UU NO. 23/2014 TERHADAP KEWENANGAN URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
  • 24. 5 1. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DISELENGGARAKAN: a. SENDIRI OLEH PEMERINTAH PUSAT; b. DENGAN CARA MELIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT ATAU KEPADA INSTANSI VERTIKAL YANG ADA DI DAERAH BERDASARKAN ASAS DEKONSENTRASI; ATAU c. DENGAN CARA MENUGASI DAERAH BERDASARKAN ASAS TUGAS PEMBANTUAN. IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KELEMBAGAAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH PROVINSI DISELENGGARAKAN: a. SENDIRI OLEH DAERAH PROVINSI; b. DENGAN CARA MENUGASI DAERAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN ASAS TUGAS PEMBANTUAN; ATAU c. DENGAN CARA MENUGASI DESA.
  • 25. 5 3. PERLU PENGATURAN PEMINDAHAN P3D (PERSONIL, PEMBIAYAAN, SARPRAS DAN DOKUMEN) (Pasal 404) 4. TAHAP TRANSISI DILAKUKAN MELALUI MEKANISME TUGAS PEMBANTUAN DARI PROVINSI KE KAB/KOTA (Pasal 19 Ayat 1) 5. HARUS ADA PEDOMAN KELEMBAGAAN DARI PUSAT YANG BERLAWANAN DENGAN REVISI PP 41/2007 TENTANG SOTK (TIPOLOGI DAN NOMENKLATUR) IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KELEMBAGAAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
  • 26. 5 1. PERSONIL DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KAB/KOTA DAPAT BERALIH STATUS MENJADI PEGAWAI PROVINSI (Pasal 404), DAN BAGI PERSONIL KAB/KOTA YG TIDAK MAU BERALIH STATUS, KEKOSONGAN DIISI OLEH PERSONIL PROVINSI 2. TATA CARA PERUBAHAN STATUS KEPEGAWAIAN DI FASILITASI BADAN KEPEGAWAIAN NASIONAL (BKN) REGIONAL 3. PUSAT MENENTUKAN STANDAR KOMPETENSI BAGI PEJABAT DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TERKAIT SELEKSI TERBUKA DALAM UU ASN IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PERSONIL DAERAH
  • 27. 5 1. KEWAJIBAN PENGANGGARAN MENJADI KEWENANGAN PROVINSI (MONEY FOLLOW FUNCTION) 2. BANTUAN KEUANGAN PUSAT KEDEPAN HANYA UNTUK PROVINSI TERKAIT KEWENANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL DARI PEMERINTAH PUSAT (Pasal 91) 3. PEMERINTAH PUSAT DALAM MENYUSUN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN MENETAPKAN KEBIJAKAN DAU DAN DAK HARUS MEMPERHATIKAN DAERAH PROVINSI YANG BERCIRI KEPULAUAN (Pasal 29) IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KEUANGAN DAERAH
  • 28. 5 1. BEBERAPA SUB URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG BERALIH KE PROVINSI MELIPUTI: SUB URUSAN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL; PERIKANAN TANGKAP; PERIKANAN BUDIDAYA; PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN SERTA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN (Lampiran Y pada UU 23/2014) 2. PERIJINAN PERIKANAN TANGKAP DAN PERIKANAN BUDIDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BERALIH KE PROVINSI 3. HARUS ADA NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA (NSPK) YANG JELAS MENGATUR PERIJINAN TERSEBUT; 4. ADA NSPK YG BERSIFAT CROSS-CUTTING KETIKA MENYANGKUT K/L TERKAIT SEPERTI PENGATURAN WISATA BAHARI DGN KEMENTERIAN PARIWISATA; HUTAN BAKAU TERKAIT KEMENTERIAN KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP , PETERNAKAN MUTIARA DLL IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK
  • 29. 5 1. BINWAS TEKNIS DILAKUKAN LANGSUNG OLEH KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (Pasal 374 ayat 1 dan ayat 3) 2. BINWAS UMUM DILAKUKAN OLEH MENTERI DALAM NEGERI (Pasal 374 ayat 2) 3. PENGAWASAN TERHADAP UPTD ATAU CABANG DINAS PROVINSI DILAKUKAN OLEH INSPEKTORAT PROVINSI IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (BINWAS)
  • 30. 10 ASPEK PEMBINAAN UMUM SUB URUSAN URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Pembagian Urusan Pemerintahan 2. Kelembagaan Daerah. 3. Kepegawaian Perangkat Daerah 4. Keuangan Daerah; 5. Pembangunan Daerah; 6. Pelayanan publik di Daerah; 7. Kerja sama Daerah; 8. Kebijakan Daerah; 9. Kepala Daerah dan DPRD; dan 10. Bentuk pembinaan lain sesuai dng ketentuan per UU an
  • 31. 31 Pembangunan Daerah  Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah.  Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.  Kementerian atau LPNK berasarkan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Pilihan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan Daerah untuk mencapai target pembangunan nasional.
  • 32. 32 Menghimbau 1. K/L Untuk segera melakukan penyesuaian regulasi terkait dengan bidang kelautan dan perikanan sesuai dengan amanat UU 23/2014 2. PEMDA Segera melakukan pembentukan PERDA yang sesuai dengan spirit penyelenggaraan PEMDA yang terbarukan Regulasi tersebut merupakan salah satu payung hukum dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kelautan dan perikanan.
  • 33. 10 Kab/Kota : 260 Daerah Ada perubahan kewenangan yang diberikan kepada Provinsi, Kab/Kota terkait  Bagi daerah yang melaksanakan pemilukada diwajibkan menetapkan RPJMD dan Ditetapkan dengan PERDA, paling lama 6 (ENAM) bulan setelah KDH terpilih dilantik. PERUBAHAN KEWENANGAN Pilkada serentak 2015 269Daerah Provinsi : 9 Daerah
  • 35. 35 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH UU 23/2014 Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Provinsi) Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah – (Kab/Kota) RPJMN RKP RENSTRA K/L RENJA K/L RPJPN RPJMD Prov. RKPD Prov. RENSTRA SKPD-Prov. RENJA SKPD-Prov. RPJPD Prov. RPJMD K/K RKPD K/K RENSTRA SKPD-K/K RENJA SKPD-K/K RPJPD K/K RTRW RTRW
  • 36. 36 KEUANGAN DAERAH PUSAT PEMDA PAD/DBH Fiscal gap SPM DAK 32 Urusan Pelayanan Dasar SPM Urs. Pilihan Urs.Wajib Non Pelayanan Dasar Pendanaan berdasarkan pada standar pelayanan teknis dan regional cost DAU DEKON TP DAERAH TIDAK BISA MELAKSANAKAN SENDIRI
  • 37. 37 KESIMPULAN 1. PEMERINTAH DAERAH MELAKSANAKAN URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA BERPEDOMAN PADA LAMPIRAN UU 23/2014; 2. TERKAIT HAL DIATAS, PERLU DIPERHATIKAN TENTANG PELAKSANAAN P3D 3. PEMERINTAH PUSAT BERWENANG MENYUSUN DAN MENETAPKAN NSPK SEBAGAI PEDOMAN DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH YANG MENJADI KEWENANGANNYA; 4. SEMUA PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN LANGSUNG DENGAN DAERAH WAJIB MENDASAR DAN MENYESUAIKAN PENGATURANNYA DENGAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014.
  • 38. DIT. SUPD II DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH SEKIAN DAN TERIMA KASIH