Hizbut Tahrir didirikan di Palestina pada tahun 1953 oleh Taqiuddin al-Nabhani. Konsep dasar pemikiran Hizbut Tahrir adalah bahwa al-'aqidah Islamiyah adalah dasar negara Islam dan sumber hukum dan perundang-undangan. Hizbut Tahrir menyebar ke berbagai negara dengan tujuan mendirikan kembali Khilafah Islamiyah.
1. HIZBUT TAHRIR
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh
Bapak Bakhrul Huda, M.E.I
Oleh:
Annisa Zahrah Tsani
Alfadia Fitri ‘Aini
M. Syahri Ramadhan
G91219065
G91219062
G71219048
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
2. i
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan begitu
banyak Rahmatnya, sehingga makalah kami yang berjudul Hizbut Tahrir Indonesia dapat
terselesaikan.
Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan bagi mahasiswa khususnya
menyangkut mata kuliah Pancasila dan kewarganegaraan. Kami menyadari bahwa makalah ini
tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya peran dari semua anggota yang bekerja sama kerja
sama dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga atas kerja sama setiap anggota akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
komentar, kritik dan saran yang membangun merupakan suatu hal yang kami harapkan untuk
memperbaiki segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini semoga segala usaha kami di
ridhoi oleh Allah SWT.
Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan menambah wawasan
bagi mahasiswa dan kami selaku penulis.
Surabaya, 20 Februari 2020
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Sejarah Hizbut Tahrir................................................................................................. 3
B. Konsep Dasar Pemikiran HT...................................................................................... 5
C. Sejarah Hizbut Tahrir di Indonesia ........................................................................... 8
D. Model Penyebaran Paham HTI ................................................................................ 11
E. Gerakan Sosial dan Tipologi ..................................................................................... 13
F. Ancaman dan Bahaya HTI Bagi NKRI ................................................................... 15
G. Pemikiran Para Ahli Tentang HTI........................................................................... 19
H. Bahaya Hizbut Tahrir................................................................................................ 20
I. Kesesatan Ormas HTI Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam................... 21
BAB III.................................................................................................................................... 23
PENUTUP............................................................................................................................... 23
A. Kesimpulan................................................................................................................. 23
B. Saran............................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah wahyu Allah, bukan buah pemikiran dari manusia, bukan pula
hasil pemikiran dari nabi Muhammad. Secara epistimologi menurut Syaltout
islam adalah agama Allah yang diwasiatkan dengan ajaran-ajaran sebagaimana
terdapat didalamnya pokok – pokok dan syariat kepada nabi Muhammad saw
dan mewajibakan kepadanya untuk menyampaikanya kepada seluruh umat
manusia serta mengajak mereka untuk memeluknya.1 Marcel Boisard dalam
Humanisme del islam misalnya, mengartikan islam sebagai tunduk, menyerah
dengan percaya, aktif, dengan kemerdekaan, selain itu islam juga berarti damai
lahir batin.2
Dari uraian diatas menyatakan bahwa islam adalah damai, tetapi akhir-akhir
ini banyak terdapat isu yang menyatakkan bahwa islam saat ini membawa
kekerasan dan cenderung memberontak atau melawan terhadap pemerintah.
Mereka hanya menginginkan keadilan bagi semuanya. Pemberontakan mereka
bertujuan untuk mengembalikan kaum muslimin untuk kembali taat pada hukum
– hukum Allah yakni hukum islam karena meraka beranggapan bahwa sistem
perundangan dan hukum di negara tidak sesuai dengan hukum syariat islam,
serta membebaskan sistem hidup dan pengaruh dari negara barat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Hizbut Tahrir?
2. Bagaimana konsep pemikiran dari HT?
3. Bagaimana sejarah masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia?
4. Bagaimana model penyebaran HT ke Indonesia?
5. Apa bahaya dan ancaman yang ditimbulkan Hizbut Tahrir untuk NKRI?
1 Muhammad, syaltout.Al islam saqidah wa Syariah. (Mesir: Dar aql-Qalam,1966) cet III, hal 9
2 Abdul Aziz Thaba, islam dan negara dalam politik orde baru. Jakarta: Gema insani press,1996.
Hal 39.
5. 2
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah terbentuknya Hizbut Tahrir.
2. Mengetahui konsep pemikiran HT.
3. Mengetahui sejarah masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia.
4. Mengetahui model penyebaran HT ke Indonesia.
5. Mengetahui bahaya dan ancaman yang ditimbulkan Hizbut Tahrir untuk
NKRI
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir atau Hizb ut-Tahrir, menurut bahasa Arab Hizbu ()حزب yang
artinya partai dan sedangkan al-Tahrir ()التحرير yang artinya pembebasan
menurut bahasa Hizbut Tahrir ialah partai pembebasan.3
Hizb al-Tahrir berdiri di al-Quds Palestina tahun 1953. Hizb al-Tahrir
didirikan oleh Taqi al-Din al-Nabhani. Taqqiyudin al-Nabhani merupakan salah
seorang ulama berpengaruh di Palestina, doktor lulusan Universitas al-Azhar,
Kairo Mesir, yang sebelumnya adalah seorang Hakim agung di Mahkamah
Isti’naf, al-Quds, Palestina.4
Pada tahun 1932 An-nabhani menamatkan kuliahnya di darul ulum, kairo,
mesir dan pada tahun yang sama ia juga manamatkan kuliahnya di al-azhar asy-
syarif menurut sistem lama, dimana para mahasiswanya dapat memilih beberapa
syekh al-azhar dan menghadiri halaqoh-halaqoh mereka mengenai Bahasa arab,
dan ilmu syariat seperti fiqih, hadits, tafsir, tauhid dan yang sejenisnya. Dalam
forum – forum halaqoh ilmiah tersebut beliau dikenal teman -temanya dari al-
azhar sebagi sosok dengan pemikiran generial, pendapat yang kokoh,
pemahaman dan pemikiran yang mendalam, serta kemampuan tinggi untuk
meyakinkan orang dalam perdebatan perdebatan dan diskusi-diskusi fikrah.
Kebanyakan waktu beliau gunakan untuk menimba ilmu dan belajar ia
bersungguh sungguh, tekun dan sangat bersemangat. 5
Sejak remaja an-nabhani sudah memulai aktivitas politiknya karena
pengaruh dari kakeknya, syekh yusuf an-nabhani yang pernah terlibat diskusi-
diskusi dengan orang-orang yang terpengaruh peradapan barat. Perdebatan-
perdebatan politik dan aktivitas geraknya diantara para mahsiswa di Al-azhar
3 M.Fadli Aulia “Makalah Hibut Tahrir Indonesia”,https:// www.academia.edu, hlm 02
4 Ibid
5 Mohammad, herry dkk. Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh abad 20 (Jakarta :Gema insani,
2006) hal 303
7. 4
dan di Darul ulum, telah menyingkapkan kepedulian akan masalah-masalah
politik.
Syekh taqiyyudin an-nabhani wafat pada tahun 1398 H/1977 M dan
dimakamkan di Al auza’I, Lebanon. Ia wafat dengan meninggalkan banyak
karya buku-buku penting yang dianggap sebagai kekayaan pemikiran yang tak
ternilai harganya bagi umat islam. Dari karya-karya yang di tuliskan oleh syekh
Taqiyyudi An-Nabhani menunjukkan bahwa ia adalah orang yang pandai dan
seorang analisis yang cermat. Karya-karyanya baik yang berkaitan denagn
politik maupun pemikiran, dicirikan dengan adanya kesadaran, kecermatan dan
kejelasan serta sangat sistematis. Sehingga ia dapat menampilkan islam sebagai
ideologi yang sempurna dan komprehensif yang dinisbatkan dari dalil-dalil syari
yang terkandung dalam al-kitab (al-qur’an) dan as-sunnah. Sedikitrnya ada 20
buku yang terlahir dari pemikiranya, puluhan makalah, dan kumpulan pidato dan
khutbah.6
Setelah dia meninggal (1977 M), kepemimpinan digantikan oleh ‘Abd al-
Qadim Zallum hingga tahun 2003, kemudian dilanjutkan oleh Atha’ Abu
Rashthah hingga saat ini (2011).7 Hizbut Tahrir lahir secara resmi ketika kelima
anggota: Taqiyuddin An-Nabhani, Dawud Hamdan, Munir Syakir, Adil Al-
Nablusi dan Ghanim Abduh mengajukan secara resmi pendirian partai politik
kepada kementrian dalam negeri Yordania. Permohonan ini ditolak dikarenakan
dianggap membahayakan dan bertentangan dengan Undang-undang Yordania.
Hizbut Tahrir merupakan sebuah partai politik. Kegiatan utama partai ini adalah
politik dan berideologi islam.8
Hizbut Tahrir beraktivitas di seluruh lapisan masyarakat di dunia islam,
dengan mengajak kaum muslim untuk melanjutkan kehidupan Islam di bawah
naungan Negara Khilafah Islam. Juga untuk memeperkuat komunitas muslim
6 Mohammad, herry dkk. Tokoh-tokoh islamyang berpengaruh abad 20 (Jakarta: Gema insani,
2006) hal 305
7 Dr. Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir Indonesia
(Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta 2012)
8 Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal (Transmisi Revivalisme Islam Timur ke Indonesia),
Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm 56
8. 5
yang hidup secara islami, dengan terikat pada hukum-hukum Islam dan
menciptakan identitas islam yang kuat.9
Kegiatan Hizbut Tahrir pada tahun pertama, terpusat di Baitul Maqdis. Para
aktifis Hizbut Tahrir melakukan sosialisasi gagasan dengan memanfaatkan
waktu setelah salat Jum’at dan melakukan kegiatan pengkaderan secara rahasia
untuk menghindari penangkapan apparat setempat.10
Hizbut Tahrir telah menyebar ke berbagai Negara di hampir seluruh Timur
Tengah, Inggris, Jerman, Belanda, Austria, Pakistan, Malaysia, Singapura,
Australia, Jepang, Uzbekistan, Azerbazian, Kazakhstan, Kirgistan, dan di
beberapa Negara bagian Amerika Serikat. Hizbut tahrir sebagai organisasi legal
hanya di Indonesia, walaupun pada awal pembentukannya pada tahun 1982
hingga kejatuhan Orde Baru Hizbut Tahrir juga mengalami represi. Karena
disemua tempat dilarang, termasuk di Yordania, dimana Hizbut Tahrir
internasional berada, Hizbut Tahrir tidak tumbuh sebagai organisasi resmi.
Hizbut Tahrir bergerak di bawah tanah dan tidak memiliki organisasi formal.
Hizbut Tahrir menjalankan aktivitas organisasi dengan tingkat kerahasiaan yang
tinggi. Mereka menggunakan cara-cara khusus agar susah dideteksi oleh aparat-
aparat negara. Karena semakin berkembangnya teknologi komunikasi seperti
telepon, fax, dan internet, memudahkan mereka untuk saling berhubungan dan
mudah menghilangkan jejak.11
B. Konsep Dasar Pemikiran HT
Hizbut Tahrir (HT) menyatakan bahwa al-‘aqidah al-islamiyyah adalah
dasar (azas) negara dan dalam waktu yang bersamaan adalah azas konstitusi dan
perundang-undangan yang bersifat syar’i12di setiap zaman dan tempat13.
Menurut HT pada negara Islam (al-daulah al-islamiyyah) tidak boleh ada ide,
9 Ibid
10 Ibid, hlm 56
11 Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal (Transmisi Revivalisme Islam Timur ke Indonesia),
Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm 60
12 Min Mansyurat Hizb al-Tahrir, Muqaddimah al-Dustur aw al-Asbab al-
Mujibah lahu, (Beirut-Lebanon: Dar al-Ummat, 2009/1430), halaman 4
13 Ibid, halaman 6
9. 6
paham, hukum dan ukuran kecuali yang bersumber pada al-‘aqidah al-
islamiyyah14. Dalam buku Muqaddimah al-Dustur tertulis sebagai berikut,
منب غير ألنه الدولة في يتبنى أن الديمقراطية بمفهوم يسمح فال عنها منبثق غير بمفهوم تسمح فالعن ثق
عنها المنبثقة للمفاهيم مخالفته عن فضال اإلسالمية العقيدة
“Tidak boleh ada paham selain yang bersumber darinya (al-‘aqidah al-
islamiyyah), negara tidak diperkenankan mengadopsi paham demokrasi karena
tidak bersumber dari al-‘aqidah al-islamiyyah, lebih-lebih paham demokrasi itu
bertentangan dengan paham-paham yang bersumber darinya.” 15
Tujuan berdirinya HT adalah untuk mengembalikan kehidupan islam
melalui dakwah dan jihad yang hanya dapat diatasi oleh tegaknya pemerintahan
islam atau khilafah Islamiyah.16 Hizbut Tahrir bercita-cita membangun tatanan
masyarakat dan sistem politik berdasarkan landasan aqidah islam. Hizbut tahrir
bermaksud untuk membangun kembali umat islam dari kemerosotan,
membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-undangan, dan hukum-
hukum yang tidak berasal dari islam, membebaskan kaum muslim dari pengaruh
Barat serta membangun kembali dawlah Khilafah Islamiyah.
Dapat dipahami bahwa partai tersebut haruslah partai islam yang tegak di
atas akidah islam, mengadopsi hukum-hukum syari’at, dan berjuang
menegakkan khilafah. Sebaliknya, partai komunis maupun kapitalis, kesukuan,
dan nasionalis merupakan partai yang mengajak pada demokrasi, sekularisme,
dan freemasonsary.17
Disamping itu, tujuan hizbut tahrir yang lainya adalah menyampaikan
hidayah (petunjuk syariat) bagi umat manusia, memimpin umat islam untuk
14 ‘Abd al-Qadim Zallum, Nidzam al-hukmi fi al-Islam, (Beirut-Lebanon: Dar al-Ummat,
2002/1422) halaman 19
15 Ibid, halaman 7
16 Dr. Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir Indonesia
(Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta 2012)
17 Ibid, hlm 32
10. 7
mentang ide-ide sistem perundang undangan yang kufur maupun kekufuran itu
sendiri secara menyeluruh, sehingga islam dapat menyelimuti seluruh dunia.18
Dasar Pemikiran Khilafah, yaitu Para ulama menerangkan bahwa dalil-dalil
kewajiban Khilafah ada 4 (empat), yaitu: al-Qur’an, as-Sunnah, Ijma’ Shahabat,
dan Qaidah Syar’iyyah.
1. Dalil al-Qur’an, antara lain firman Allah SWT:
يأيهال اْيذنءامنْوأ اْيطعْوللا اوأْيطعْوال ارسْولوأْاأل ولىْمْنم ركم
“Wahai orang-orang yang beriman tatilah Alllah dan taatilah Rasul-Nya,
dan Ulil Amri diantara kamu.” (Qs An-nisa’:59)
Wajhul Istidlal (cara penarikan kesimpulan dari dalil) dari ayat ini
adalah, ayat ini telah memerintahkan kaum muslimin untuk mentaati Ulil
Amri di antara mereka, yaitu Imam (Khalifah).
Perintah untuk mentaati Ulil Amri ini adalah dalil wajibnya mengangkat
Ulil Amri, sebab tak mungkin Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk
mentaati seseuatu yang tidak ada. Dengan kata lain, perintah untuk mentaati
Ulil Amri ini berarti perintah mengangkat Ulil Amri. Jadi ayat ini
menunjukan bahwa mengangkat seorang imam adalah wajib hukumnya.19
2. Dalil dari As Sunnah, antar lain dari Nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa yang mati sedangkan dilehernya tidak ada baiat (kepada
seorang imam /Khilafah) maka matinya adalah mati jahiliyah.”HR Muslim,
no1851).
Dalah (penunjukan makna) dari hadis diatas jelas, bahwa jika
seorang muslim mati jahiliyyah karena tidak punya baiat, berarti baiat itu
wajib hukumnya. Sedangkan baiat itu tidak ada kecuali baiat kepada
seorang imam (Khalifah). Mka hadis ini menunjukan bhwa mengangkat
seorang imam (Khalifah) itu wajib hukumnya.
3. Dalil lain dari as-Sunnah misalnya sabda Nabi Muhammad SAW:
18 Hizbut Tahrir. Mengenal hizbut tahrir dan strategi dakwah hizbut tahrir (Bogor: Pustaka
thariqul izzah,2013) hal 26
19 Intelectual Moeslim Community Jatim. Pemikiran Intelektual Muslim.2019 CV BUDI UTAMA
Yogyakarta hlm.14
11. 8
“Jika ada tiga orang yang keluar dalam suatu perjalanan, maka hendaklah
mereka mengankat salah seorang dari mereka untuk menjadi amir
(pemimpin).” (HR Abu Dawud).
4. Dalil dari Ijma’ Sahabat:
Misalnya Ibnu Khaldun sebagai berikut:
“Mengangkat seorang imam (Khalifah) wajib hukumnya, dan
kewajibannya dapat diketahui dalam syariah dari ijma’(kesepakatan) para
sahabat dan tabi’in.” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah, hlm. 191)
5. Adapun dalil Qaidah Syari’ah, adalah kaidah yang berbunyi:
“Jika sesuatu kewajiban tidak terlaksana kecuali dengan sesuatu, maka
sesuatu itu wajib pula hukunya.”
C. Sejarah Hizbut Tahrir di Indonesia
Hizbut tahrir sebagai gerakan di Indonesia terjadi pertama kali pada tahun
1982-1983 melalui M. Mustofa, dan Abdurrahman Al-Baghdadi.20 HT
mendeklarasikan diri dengan nama HTI pada tahun 2000. Bagi HT Internasional,
Indonesia telah menjadi salah satu sasaran penting bagi tegaknya Khilafah. Hal
ini terbukti dengan koferensi Khilafah Internasional pertama pada 28 Mei 2000,
dan Koferensi Khilafah Internasional (KKI). Kedua pada 12 Agustus 2007.21
Selama ia belajar di Yordania, Mustofa ikut aktif dalam gerakan dakwah
bawah tanah Hizbut Tahrir di sana. Awal mula ia mengikuti pergerakan ini
karena ketertarikannya kepada buku-buku karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani,
pendiri Hizbut Tahrir. Ketika sampai di Yordania, secara tidak sengaja ia
bertemu dengan para aktivis Hizbut Tahrir dan mendapatkan buku-buku
Taqiyuddin lebih lengkap. Mustofa menganggap pemikiran Taqiyuddin telah
sampai taraf mujtahid mualaq. Selain itu ketertarikannya terhadap pergerakan
ini adalah, meskipun selalu berada di bawah tekanan pemerintah, Hizbut Tahrir
tidak pernah terprovokasi untuk menggunakan kekerasan apalagi mengangkat
senjata. Kegiatan utama mereka adalah menyebarkan pemikiran islam dan
20 Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal (Transmisi Revivalisme Islam Timur ke Indonesia),
Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm 100
21 Dr. Ainur Rofiq al-Amin, Proyek Khilafah HTI (Yogyakarta LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta
2015), hlm 08
12. 9
memperkuat aqidah dan ideology islam di tengah-tengah umat, melalui berbagai
forum halaqah.22
Pada tahun 1982, Mustofa pulang dari Yordania dalam rangka cuti satu
semester. Dalam kesempatan ini ia memperkenalkan dan mengajarkan
pemikiran Hizbut Tahrir kepada para mahasiswa IPB yang memang sejak lama
mengaji kepada ayahnya dan memberikan kepada mereka buku-buku karya para
ulama Hizbut Tahrir. Yang pertama kali diperkenalkan dengan pemikiran ini
adalah Fathul Hidayah, seorang mahasiswa IPB yang kemudian menjadi motor
penggerak Hizbut Tahrir pada masa-masa awal. Tampaknya, para mahasiswa
banyak yang tertarik dengan pemikiran Hizbut Tahrir dan meminta kepadanya
untuk membedah lebih jauh pemikiran-pemikiran tersebut. Selanjutnya berbagai
halaqah ia adakan bersama para mahasiswa IPB, baik di Pesantren Al-Ghazali,
di masjid IPB maupun di rumah-rumah mahasiswa dengan narasumber Mustofa
dan Abdurrahman.23
Ketika Mustofa harus kembali ke Yordania, maka untuk meneruskan
belajar, kegiatan halaqah, sosialisasi serta pembangunan jaringan diteruskan
oleh Fathul Hidayat (sekarang aktivis bulan bintang), dan teman-temannya
antara lain Asep Saifullah, Adian Husaini (sekarang sekjen KISDI), Hasan Rifai
Al-Faridi (aktivis Dompet Republika) dab sebagainya di bawah bimbingan
Abdurrahman Al-Baghdadi dibantu oleh Abas Aula dan Abdul Hannan dua-
duanya alumnus pendidikan di Madinah.24
Dalam waktu yang relatif cepat, gerakan ini telah menyebar ke daerah-
daerah lain. Sekitar tahun 1985, gerakan Hizbut Tahrir berkembang ke kampus-
kampus di luar Bogor seperti UGM, Unpad, Unair, IKIP Malang, hingga ke luar
Jawa seperti Unhas. Perkembangan dan penyebaran yang cepat ini
dimungkinkan karena adanya komunikasi dan jaringan lembaga dakwah kampus
yang telah ada sebelumnya.25
22 Ibid, hlm 100
23 Ibid, hlm 101
24 Ibid, hlm 102
25 Ibid, hlm 125
13. 10
Memang harus diketahui Indonesia menjadi wilayah yang subur bagi
pertumbuhan HTI sementara di Timur tengah (Syiria, Yordania, Arab Saudi
Dan –lain-lain) dan sebagian negara Barat (Belanda, Perancis) Hizb al-Tahrir
dilarang. Di Indonesia mereka semakin lama semakin berkembang dan berhasil
mengorganisir pengikutnya dengan baik. Dengan demikian logis bila media
resmi HTI paska Konferensi Internasional ke dua dan Mutamar Ulama’
Nasional pada 2009 menegaskan bahwa HTI tela tumbuh menjadi Inspirator
model dan benchmark bagi gerakan dakwah Hizb al-Tahrir di negara-negara
lain di dunia padahal sesuai nasroh pada 1990 indonesia menjadi wilayah diluar
majal (Wilayah yang menjadi salah satu target dakwah untuk didirikan
Khilafah) tentu beralasan bila pada 2011 Ismail Yusanto menjelaskan lima
alasan peluang besar Indonesia bagi berdirinya Khilafah.26
Banyak definisi tentang Khilafah. Definisi Khilafah menurut Taqiyuddin
An Nabhani (pendiri Hizbut Tahrir) adalah sebagai berikut:
“Khalifah adalah kepemimpinan umumbagi kaum muslimin seluruh di
dunia untuk menegakkan hhukum-hukum Syariah Islam dan
mengembankan dakwah Islam keseluruh dunia.”27
Dari definisi Khilafah di atas, dapat dipahami tiga poin penting:
1. Khilafah itu adalah suatu kepemimipinan umum bagi kaum muslimin
seluruhnya di dunia. Jadi Khilafah bukan kepemimpinan khusus (ri’asah
khashash), seperti kepemimpinan seorang wali (gubernur) di suatu wilayah
propinsi, atau seperti kepemimpinan seorang Qodhi Qudhat dalam bidang
peradilan Islam (Al- Qadha’).
2. Fungsi pertama Khilafah adalah menerapkan Syari’ah Islam dalam segala
aspek kehidupan, baik itu politik (pemerintahan), ekonomi, social, budaya,
pendidikan, politik luar negeri, dan sebagainya. Penerapan Syari’ah ini
adalah politik dalam negeri dari negara Khilafah.
26 Intelectual moeslim Community Jatim, Bunga Rampai Pmemikiran Intelektual MuslimSeputar
Syariah dan Khilafah, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2019), hlm 11
27 Ibid, hlm 11
14. 11
3. Fungsi kedua Khilafah adalah mengemban (menyebarkan) dakwah Islam
keseluruh dunia. Metode dakwah ini adalah dengan menjlankan jihad fi
sabilillah inilah yang menjadi dasar politik luar negeri dari negara Khilafah.
Sejauh penelusuran yang dilakukan, Hizb al-Tahrir tidak membedakan
antara negara dan pemerintah, sekalipun dalam karya-karyanya mereka sering
kali menyebut negara (al-Dawlah) dan pemerintah (al-hukm). Bagi mereka
adalah eksistensi yang mengeksekusi program-program atau standar,
pemahaman dan kemantapan atau keyakinan yang diterima atau dimiliki umat,
atau institusi yang melaksanakan hukum shara’ kepada kaum muslimin.28
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sejak awal memang didesain sebagai
organisai politik. Tetapi, berbeda dengan organisasi politik yang dikenal selama
ini, HTI tidak mendaftarkan diri secara formal sebagai parpol yang ikut dalam
pemilu. Hal ini dikarenakan menurut seorang aktivisnya, dalam situasi sekarang
ini banyaknya partai islam justru membingungkan umat islam. Oleh karena itu,
kelompok ini tidak mengikuti jejak partai-partai lain yang berdasarkan islam
untuk ikut andil salam pemilu yang kemudian dapat menjadi anggota
legislatif.29
Hizbu al-Tahrir mendefinisikan negara Islam sebagai eksistensi polotik
praktis yang menerapkan Islam, serta menyebarkannya ke seluruh dunia dakwah
dan jihad. Sedangkan dari aspek lain, negara Islam harus mempunyai sistem
keamanan yang mandiri. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan tentang dar al-
islam. Dar al-Islam adalah negara yang menerapkan hukum Islam dan
keamananya, baik dalam negeri maupun di luar negeri di tangan Islam, walaupun
mayoritas penduduknya non-muslim.30
D. Model Penyebaran Paham HTI
28 Ainur Rofiq al-Amin, Proyek KHilafah HTI (Yogyakarta: LKis Pelangi Aksara Yogyakarta
2015, hlm 33
29 Endang Turmudi dan Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia,(Jakarta: LIPI Press
2004), hlm 267
30 Dr. Ainur Rofiq al-Amin, Proyek Khilafah HTi (Yogyakarta lKiS Pelangi Aksara Yogyakarta
2015, hlm 39
15. 12
Para aktivis Hizbut Tahrir tidak secara terbuka mengidentifikasi diri dan
pemikiran mereka sebagai Hizbut Tahrir., tetapi mereka melebur dengan
kelompok dan pemikiran yang lain dalam wadah bersama, yakni Lembaga
Dakwah Kampus.31
Meskipun gerakan degan memanfaatkan jaringan dakwah kampus ini
bersaing dengan gerakan Tarbiyah yang juga menggunakan jaringan yang sama,
namun jaringan Hizbut Tahrir yang dibangun oleh Fathul Hidayah, dan kawan-
kawan seangkatannya ini berhasil menembus ke Universitas Trisakti,
Universitas Erlangga, Universitas Brawijaya, Unpad, Undip, dan universitas
lain. Di tengah persaingan ini, mereka membuat jalur dan jaringan sendiri.32
Gerakan dakwah Hizbut Tahrir berlangsung dengan swadaya para
aktivisnya sendiri (self financing), selain di kalangan komunitas kampus, saat ini
Hizbut Tahrir telah berkembang di pabrik-pabrik, pesantren, sekolah,
perkantoran, masjid, komplek perumahan bahkan ormas.33
Tahap pertama menyebarkan paham HTI yaitu dengan cara dakwah bai
berbagai kalangan melalui khutbah dan pengajian-pengajian, diskusi atau
seminar, serta dialog dengan tokoh dan bersilaturahmi dengan ulama, serta
penyebaran buletin dan pemasangan spanduk-spanduk. Tahap pertama ini
disebut dengan taskif yaitu merupakan pembinaan dan persiapan.
Tahap kedua, networking atau menjalin persaudaraan (ukhuwah) dengan
berbagai kalangan. Tahap kedua ini disebut dengan tafa’ul, yaitu melakukan
interaksi dengan masyarakat yang tujuannya untuk menyatukan langkah dalam
menjaga integritas umat sebagai satu kesatuan.
Tahap ketiga, pengambil alihan kekuasaan melalui jalan damai atau tanpa
kekerasan. Yang terakhir ini dapat dilakukan apabila ada penolakan terhadap
syariat islam. Karena HTI mencontoh cara-cara ini dari langkah-langkah yang
31 Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal (Transmisi Revivalisme Islam Timur ke Indonesia),
Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm 125
32 Ibid, hlm 126
33 Ibid, hlm 126
16. 13
digunakan Nabi Muhammad SAW yang melakukannya tidak dengan kekerasan
baik secara individual maupun institusional.34
E. Gerakan Sosial dan Tipologi
Istilah gerakan sosial muncul pertama kali dalam studi mengenai aksi kolektif.
Yaitu studi dalam bidang psikologi sosial yang membahas fenomena berbagai
bentuk aksi kolektif yang terjadi di masyarakat lewat sudut pandang psikologi.
Wilkinson (1978: 12) mengartikan gerakan sosial sebagai “usaha kolektif yang
disengaja untuk mempromosikan perubahan dalam suatu cara dan maksud, tidak
mengecualikan kekerasan keilegalan, revolusi, atau kemunduran menuju
komunitas utopis.
Gerakan Sosial sebagai Upaya Politik
Snow dan Soule (2010: 56) mengatakan bahwa gerakan sosial memiliki lima
elemen yaitu sebagai berikut:
Pertama, gerakan sosial senantiasa menentang atau mempertahankan struktur
kekuasaan yang ada. Kedua, mereka kecenderungan bersifat kolektif daripada
individual. Ketiga, mereka bertindak dalam tingkatan yang berbeda-beda di
luar institusi sosial dan organisasi formal. Keempat, mereka bergerak melalui
tingkatan organisasi yang berbeda-beda. Kelima, mereka bergerak secara
kontinyu dengan tingkatan yang berbeda-beda.
dari pemaparan Snow dan Soule di atas, bisa disimpulkan bahwa gerakan
sosial merupakan salah satu upaya politik. Secara jelas, Snow dan Soule
mengartikan gerakan sosial sebagai kelompok yang menentang kekuasaan
dan berupaya merubah sistem dari kekuasaan yang ada sesuai harapan
mereka. Namun itu semua dilakukan dalam kerangka nonkonstitusional.
Artinya, hal tersebut dilakukan dengan tidak memasuki sistem politik formal
melalui jalur pemilu dan parlemen. Biasanya aksi kolektifnya dilakukan
dalam bentuk demonstrasi, penandatanganan petisi dan lainnya, dengan
tujuan mempengaruhi persepsi publik hingga sepakat dengan sesuatu yang
ditawarkan oleh gerakan tersebut.
Gerakan Sosial Berbasis Religi
34 Endang Turmudi dan Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia,(Jakarta: LIPI Press
2004), hlm 272
17. 14
Zald menyatakan bahwa pengaruh religi dalam kehidupan sosial semakin kuat
(Snow dan Soule, 2010: 694). Zald mengatakan pula bahwa religi merupakan
salah satu institusi yang memfasilitasi gerakan sosial yang lebih luas. Oleh
karena itu Zald mengatakan pula bahwa sosiologi agama dan sosiologi
gerakan sosial dapat dipadukan dalam kesatuan pembahasan. Terutama sejak
1981, proses dalam penulisan literatur gerakan sosial semakin meningkat.
Khususnya perbincangan mengenai peranan kultur dan ideologi dalam
gerakan sosial. Terjadi banyak perbincangan pula yang mengaitkan hubungan
antara religi dan gerakan sosial yang semakin meluas.
Ditambah pula dengan kemunculan fenomena sekularisasi politik yang
semakin meluas, justru semakin menambah kemunculan gerakan sosial
berbasis agama. Misalnya, kebangkitan ambisi politik fundamentalis di Iran,
Afghanistan, dan sepanjang Dunia Arab. Tetapi gerakan fundamentalis juga
muncul pada religi dibelahan dunia timur seperti Hinduisme dan Shikhisme.
Berikutnya, gerakan fundamentalis dipandang sebagai konsep yang
menentang dalam studi gerakan sosial.
Gerakan Islam Politik Fundamentalis
Menurut Masdar Hilmy, gerakan Islam politik atau gerakan Islamis secara
terang-terangan menjadikan Islam sebagai ideologi. Artinya, mereka
memandang Islam bukanlah semata-mata agama ritual. Bagi mereka, Islam
adalah sebuah tatanan nilai yang mengatur jalannya seluruh aspek kehidupan
manusia. Mulai dari hubungan antara manusia dengan Tuhannya sehingga ke
aspek sosial seperti ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya. Hampir
seluruh gerakan Islamis berangkat dari pemikiran salafi. Yaitu pemikiran
yang mencoba mengembalikan Islam pada sumber utamanya yakni Al-Qur’an
dan sunnah sebagai sumber yang paripurna dalam Islam. Sebab Tuhan dan
Nabi tak mungkin salah. Gerakan salafi ini muncul akibat berkembangnya
tradisionalisme Islam yang mengagumkan ulamaulama tradisional daripada
dua sumber utama tersebut. Fenomena gerakan Islamis muncul dalam dua
arus utama Islam yaitu Sunni dan Syiah. Gerakan Islamis Syiah lebih dahulu
menunjukkan kesuksesannya dalam menggulingkan rezim sekuler Syah
Pahlevi. Mereka menggantinya dengan negara Islam yang dipimpin ulama
18. 15
kharismatik, Ayatullah Khomeini. Sementara gerakan Islamis Sunni dipimpin
oleh kalangan intelektual yang bukan ulama. Contohnya adalah Ikhwanul
Muslimin (IM) yang dipimpin oleh Hasan Al Banna dan Hizbut Tahrir (HT)
yang dipimpin oleh Taqiyudhin An Nabhani. Gerakan Islamis Sunni inilah
yang kemudian membawa pengaruh besar dalam penyebaran gerakan Islamis
di seluruh dunia. Gerakan Islamis Sunni berangkat dari pemahaman Al
Qur’an dan sunnah secara politik. Di dalam Al Qur’an misalnya terdapat
beberapa ayat yang menyatakan bahwa hanya Allah lah yang diperbolehkan
membuat hukum dan dilarang memberikan ketaatan kepada pemimpin yang
bukan Islam. Pemimpin yang bukan Islam diartikan sebagai pemimpin yang
tidak memperjuangkan ideologi Islam tentunya. Tafsiran Al Qur’an tersebut
diperkuat dengan pemahaman sunnah yang dipahami secara politik pula.
Dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW tidak hanya berfungsi
menyeru ke dalam ajaran-ajaran Islam. Tetapi dakwah rasul juga bertujuan
untuk merebut kekuasaan dari orang-orang kafir lalu menggantinya dengan
kekuasaan Islam, yang menjadikan nilaiIslam sebagai landasannya.
F. Ancaman dan Bahaya HTI Bagi NKRI
Menurut Undang-undang no. 17 tahun 2013 tentang Organisasi
kemasyarakatan sebenarnya sudah menjelaskan secara rinci mekanisme dan
syarat pembentukan maupun pembubaran ormas dinilai melanggar persyaratan
pendirian yang diatur, maka pemerintah dapat menggunakan mekanisme
selanjutnya yang tertuang dalam undang-undang. Misalnya, apabila HTI dinilai
bertentangan dengan pancasila, maka pemerintah dalam melakukan beberapa
tahapan-tahapan dan tindakan yang diatur dalam pasal 68 hingga pasal 72 UU
Ormas.35
Menurut Mentri koordinator Bidang politik, Hukum, dan Keamanan
Wiranto menyatakan, Membubarkan HTI bukan tanpa alasan Pembubaran
didasari oleh ideologi Khilafah yang didakwahkan HTI, mengancam kedaulatan
politik negara yang berbentuk NKRI. Ideologi Khilafah yang disuarakan HTI,
menurut Wiranto, bersifat transnasional. Artinya, ideologi ini meniadakan
35 Nasional Kompas: HTI Resmi Dibubarkan Pemerintah,Diakses pada 28 Oktober 2019
19. 16
konsep nation state. “untuk mendirikan negara Islam dalam konteks luas
sehingga negara dan bangsa jadi absurd,” kata Wiranto dalam keterangan pers
dikantornya, jum’at 12 Mei 2017. “Termasuk Indonesia yang berbasis Pancasila
dan UUD 1945.” 36
Mantan pengikut HTI memberikan kesaksiannya bagaimana bahayanya
paham yang diusung HTI terhadao keutuhan NKRI. Ainur Rofiq Al-Amin,
merupakan eks HTI yang membagi pengalamannya. Ia mengaku memutuskan
keluar dari HTI setelah memahami bahwa paham yang dianut HTI tidak sesuai
dengan landasan NKRI. “intinya kita memiliki perkembangan pemikiran, ada
berubah pemikiran, dengan membaca, merefleksi, berdiskusi, dan akhirnya kita
memahami bahwa HTI itu salah, karena tidak sesuai dengan NKRI dan
seterusnya,” kata Rofiq. Rosiq menyebutkan bahwa di dalam HTI memang
diberikan doktrin-doktrin bahwa selama ini NKRI menggunakan system kufur.
“ada doktrin bahwa Indonesia menggunakan system kufur. Kalau anda masih
menyetujui NKRI, ya mari jaga NKRI, tapi kalau anda ingin ganti khilafah ya
silahkan, saya nggak mau. Karena ulama kita sudah mengatakan bahwa NKRI
itu merupakan hasil ijtihad,” tuturnya.37
Beragam kegiatan dan gerakan mereka di dalam masyarakat bertujuan
menanamkan paham khilafah sebagai cara paling benar dalam menjalani
kehidupan bangsa dan negara. Dengan cara itu mereka mengajak masyarakat dan
rakyat untuk mengganti UUD 1945 dan Pancasila, mengubah system negara
NKRI menjadi Khilafah Islamiyah. Berikut ini adalah beberapa alasan HTI tidak
diperbolehkan aktif di Indonesia:
Pertama, HTI ingin menghancurkan Indonesia yang sudah dibentuk susah
payah oleh seluruh elemen bangsa pada masa lalu dari Sabang sampai Merauke.
HTI bersifat ideologis, paham mereka ingin menghancurkan budaya Indonesia
yang beraneka rupa dengan satu budaya bernuansa Arab (Timur Tengah). Segala
tata nilai, ritual budaya, dan atribut budaya nusantara dipandang kafir dan tidak
sesuai aliran keislaman yang dianut.
36 Ibid
37 https://www.timesindonesia.co.id/read/news/188385/mantan-pengikut-hti-ungkap-bahaya-
paham-hti-untuk-nkri,diakses pada 18 Mei 2020 pukul 13:47
20. 17
Kedua, HTI membenturkan elemen masyarakat, dengan cara mengadu
domba, contohnya masyarakat dengan ulama, agama islam dengan non agama
islam, dll. Dengan cara memecah belah ini, mereka ingin melemahkan persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia yang sudah lama jadi consensus bersama dalam
kehidupan berbangsa dan negara.
Ketiga, HTI menghalalkan segala cara untuk menghancurkan Pancasila
sebagai ideology negara. Mereka bisa melakukan aksi terror, penciptaan suasana
ketakutan dan cara kekerasan lainnya terhadap masyarakat untuk memuluskan
penyebaran paham mereka. Mereka juga memecah belah bangsa dengan
kegiatan dakwah dan ceramah agama.38
Sebelum ada HTI, bangsa Indonesia hidup rukun dan damai. Kehidupan
beragama damai, kehidupan antar kelompok sosial terjalin erat, adat istiadat dan
budaya setiap entitas budaya setiap daerah bisa berjalan dengan damai tanpa ada
pertentangan. Namun, setelah adanya paham HTI yang tersebar dalam
masyarakat, kehidupan beragama, interaksi sosial dan budata menjadi sesuatu
yang rentan pertentangan dan kericuhan oleh kelompok HTI yang menganggap
semua itu tak sesuai ajaran agama yang mereka anut. Mereka menjadi dalang
keretakan kehidupan berbangsa saat ini.39
Dikarenakan, menurut HTI, perjuangan harus dimulai dari merebut
kekuasaan, kemudian merubah sistem kenegaraan dari sekuler menjadi khilafa h,
kemudian memperbaiki masyarakat melalui mesin kekuasaan. Padahal menurut
ulama, perjuangan dimulai dari masyarakat, dengan menyebarkan pendidikan
keagamaan, baik secara ilmiah maupun amaliyah, sehingga terbentuk kesalehan
individu yang akan menciptakan kesalehan sosial.40
Pembinaan politik, yang dilakukan dengan membina ideologi dan politik,
adalah jalan untuk mewujudkan kesadaran politik pada diri umat dan individu-
individu. Inilah yang menjadikan umat Islam mampu memikul tujuannya yang
38 https://www.kompasiana.com/pebrianov/5bad4d0fbde5756f230a2982/bahaya-laten-hti-
perusak-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-indonesia?page=all,diakses pada 21 Mei 2020
pukul 21:00
39 ibid
40 Muhammad Ghofar Azizul, Salah Kaprah Khilafah,(Yogyakarta: Deepublish 2015), hlm 38
21. 18
asasi dan tugasnya yang mendasar, yaitu mengemban dakwah Islam keseluruh
dunia dan menyebarkan petunjuk ketengah-tengah umat manusia.
Maka dari itu, pembinaan politik dikalangan umat Islam harus dilakukan
dalam jangkauan seluas-luasnya, karena pembinaan politik itulah yang akan
membentuk kesadaran politik dikalangan umat Islam dan yang akan terus
melahirkan politisi-politisi yang cerdas.41
Menegakkan kembali al-khilafah al-islamiyyah pada saat semua negara di
dunia ini telah sepakat menjadi nation state (negara bangsa), sebagaimana NKRI,
merupakan ilusi atau kemungkinan yang sangat sulit dicapai karena beberapa
alasan :
1. Umat manusia, khususnya umat Islam yang senyatanya menganut berbagai
madzhab dan aliran yang sangat beragam, tidak akan menyepakati siapa
khalifahnya dan mustahil tunduk pada satu sistem pemerintahan al-khilafah
al-islamiyyah sebagaimana diperjuangkan oleh HTI dan yang sejenisnya.
2. Terjadi perebutan kekuasaan, perubahan sistem pemerintahan dan bentuk
negara berpotensi besar menimbulkan sengketa, mengakibatka n
perpecahan, konflik dan pertumpahan darah, dan bahaya besar lainnya,
3. Tidak akan ada sejengkal wilayah kekuasaan dan kedaulatan satu negara
bangsa pun yang diserahkan secara damai dan gratis kepada HTI dan yang
semisalnya,
4. Sangat tidak mungkin menyatukan berbagai negara dengan bentuk negara
yang sangat beragam itu (sedangkan nyata-nyata tidak satupun negara
bangsa di dunia ini yang berbentuk negara al-khilafah al-islamiyyah).
5. Negara yang ada saat ini di seluruh penjuru dunia, khususnya NKRI, tidak
dapat dibubarkan dengan alasan membentuk ulang negara dengan sistem
khilafah. UUD 1945 Pasal 37 ayat 5 menegaskan “Khusus tentang bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.”42
41 Taqqiyudin An-Nabhanni, Konsepsi poltik Hizbut Tahrir, (Jakarta Selatan: HIzbut Tahrir
Indonesia 2009), hlm 238
42 https://bangkitmedia .com/bahaya-hti-mengharamkan-cinta-tanah-air-bag-vi/. Diakses pada 21
mei 2020 pukul 20:00
22. 19
Mengganti NKRI merupakan bentuk pengkhianatan yang nyata terhadap
konsensus nasional (al-mu’ahadah al-wathaniyyah) dari para pendirinya dan
seluruh rakyat Indonesia dan hanya dapat dilakukan dengan membubarkan
NKRI terlebih dahulu. Visi menghidupkan kembali al-khilafah al-islamiyyah di
muka bumi Indonesia terkategori sebagai perbedaan yang dilarang agama Islam
karena menimbulkan bahaya besar perpecahan43 dan bertentangan secara
diametral dengan dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, Pancasila.
G. Pemikiran Para Ahli Tentang HTI
Menanggapi diselenggarakannya konferensi Khilafah Internasional oleh
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Azyumardi Azra mengatakan bahwa era
kekhalifaha sudah habis setelah masa Ali bin Abi Thalib yang ada sesudahnya
bukan lagi khilafah, tetapi Mamlakah (kerajaan) yang dikuasai oleh keluarga-
keluarga atau bani-bani. Semua entisitas politik pasca Al-Khulafaur Rasyidin
adalah kerajaan atau kesulatanan, bukan khilafah. Sebab sejak Dinasti Umayah,
system pemerintah khilafah telah berubah menjadi monarki konstitusional,
monarki absolute dan akhirnya menjadi symbol negara yang mati. Setelah itu
lahir system teokrasi zaman Dinasti fatimiyah. Baru pada zaman Ummayah
Andalusia muncul upaya untuk mengembalikan asas demokrasi yang pernah
dibangun oleh Nabi dan Khulafaur Rasyidin.44
Menurut Azra, jika khilafah berdiri ia akan menghadapi dua hambatan.
Pertama, hambatan yang paling besar adalah eksistensi negara bangsa yang
sudah begitu mapan di negara-negara di dunia muslim. Kedua, sulitnya mencari
figure yang baik seperti Khulafaur Rasyidin.
KH. Abdurrahman Wahid pernah menyatakan bahwa agenda ideology
politik keagamaan HTI sangat berbahaya bagi eksistensi keutuhan NKRI. Sebab
gerakan HTI pada dasarnya memiliki tujuan politik yaitu mengganti ideology
Negara Indonesia dengan ideology islam versi HTI, bukan ideology islam yang
43 Syams al-Din al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, (Riyadl: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, [t.th.]), Jilid
4, halaman 159
44 Meila Iskatrilia, Skripsi: Pembubaran Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam Perspektif
Siyasah, 2018, hlm69
23. 20
universal. Sehingga gerakan politik HTI dapat melahirkan konflik fisik dan
disintegrasi pada tataran kehidupan politik kenegaraan di Indonesia.
KH. Hasyim Muzadi juga memberikan komentar bahwa HTI itu berbahaya.
Tanggal 12 Agustus 2007 HTI menggelar konferensi Hizbut Tahrir
Internasional. Ada beberapa kesimpulan dari konferensi tersebut. Pertama, ingin
membentuk Negara Transnasional mulai dari Thailand, seluruh Asia Tenggara
sampai Australia. Kedua, demokrasi itu haram. Hal ini sangat bertentangan
dengan ideology negara kita. Kita menganut Negara Nasional, bukan
Transnasional dan kita menghalalkan demokrasi.45
Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj
menegaskan bahwa pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam
membubarkan organisasi HTI karena memiliki Pandangan yang bertentangan
dengan Pancasila. Organisasi yang merongrong Pancasila, tidak menghormati
kebhinekaan, tidak menghormati UUD 1945 harus dibubarkan. Ia menjelaskan
bahwa sesungguhnya agama islam tidak mengatur secara khusus mengenai
masalah perpolitikan dan system pemerintah. System pemerintah, menurut dia
dipusatkan dengan cara ijtihad yaitu upaya untuk memutuskan perkara yang
tidak dibahas dalam Al-Qur’an dan Hadist dengan cara menggunakan akal sehat
dan pertimbangan matang.46
H. Bahaya Hizbut Tahrir
Di antara keistimewaan syari'at Islam di banding agama lain ialah adanya
sanad atau mata rantai yang bersambung hingga pembawa syari'at itu sendiri;
Rasulullah. Karena itulah munculnya faham-faham menyimpang yang dapat
menyesatkan umat Islam sangat kecil kemungkinannya untuk tidak terdeteksi.
Sanad inilah yang kemudian menjadi tradisi di kalangan Ahlussunnah untuk
selalu dilestarikan, karena dengan terus membudayakannya akan terjamin
kemurnian ajaran agama Allah ini. Hizbut Tahrir tidak memiliki ini, akibatnya
menjadi fatal. Sekian banyak hadits mereka pahami sendiri secara asal-asalan
tanpa disesuaikan dengan konteks pembicaraannya serta hadits-hadits lain yang
45 ibid,hlm70
46 ibid,hlm72
24. 21
terkait. Akibatnya pemahaman mereka berseberangan dengan apa yang selama
ini dipahami oleh mayoritas umat Islam. Hanya dengan alasan tidak ada khilafah
Islamiyah misalnya, mereka kemudian menafikan adanya syari'at bahkan
menafikan adanya Islam. Seringkali terdengar propaganda mereka yang
menyesatkan: "Tidak ada syari'at tanpa khilafah Islamiyah" atau "Tidak ada
Islam tanpa khilafah Islamiyah". Artinya, menurut paham mereka keberadaan
Islam di masa sekarang ini telah tiada secara mutlak.
BAHAYA HIZBUT TAHRIR:
Mengingkari takdir
Mengingkari kemaksuman para nabi
Berkeyakinan tasybih
Mengingkari kehujjahan Ijma'
Membenarkan kudeta terhadap khalifah yang sah
Menyesatkan umat Islam di luar Hizbut Tahrir
Mengkafirkan umat Islam di luar Hizbut Tahrir
Membenci dan melecehkan Ahlussunnah Wal Jama'ah
Mengingkari siksa kubur
Membolehkan laki-laki berjabat tangan dengan perempuan yang bukan
mahramnya
Menghalalkan laki-laki mencium wanita lain ketika perpisahan
Membolehkan berjalan dengan tujuan berzina47
I. Kesesatan Ormas HTI Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam
Menegakkan Khilafah di Indonesia adalah sebuah kewajiban, ada yang
menyebutkan bahwa Khilafah sebagai ajaran Islam sehingga tidak mungkin
bertentagan dengan Pancasila. “Malah ada sebagian yang mengatakan justru
Khilafah itu paling cocok dengan sila kedua kemanusiaan yang adil dan
beradab,”
Khilafah juga disebut tidak bertentangan dengan NKRI. Ismail
menuturkan, meski melintasi batas negara, Khilafah tidak akan menegasi NKRI.
Ia mengklaim bahwa Indonesia akan menjadi pusat ke Khilafahan. Dengan
47 Buku bahaya hizbuttahrir (jilid 1), https://www.academia.edu/3997072/Bahaya_Hizbut_Tahrir
25. 22
demikian, kata dia, terwujudnya Khilafah justru akan menguntungkan Indonesia
karena bertambahnya luas negara. “pertanyaanya kita mau berubah atau tidak?
Untuk sesuatu yang lebih besar, lebih bagus, lebih agung, lebih hebat.48
Sistem Khilafah juga berhasil membawa kesejahteraan bagi manusia
diseluruh dunia, bagi muslim maupun non-muslim. Sitem Khilafah ini juga
memainkan peran penting dalam membawa Islam keseluruh pelosok dunia
melalui dakwah dan jihad; mampu menyatukan jazirah Arab, Persia, Afrika,
serta sebagian Eropa dan Asia.49 Dibawah sistem Khilafah juga umat Islam
menjadi uamt yang terkemuka dalam peradabannya. Hal ini tercatat dalam tinta
emas para sejarawan yang jujur dan objektf. Ini dapat dibuktikan dari: benyaknya
penemuan-penemuan sains dan teknologi di era keKhilafahan, banyaknya buku-
buku bermutu yang dikarang oleh ulama’ dan ilmuan muslim yang hingga saat
ini masih bisa dilihat.
Ada empat alasan mengapa khilafah ditolak:
a. Khilafah ditolak di negara-negara lain berpenduduk mayoritas muslim. Bahkan,
organisasi pengusung Khilafah itu sendiri, Hizbut tahrir juga ditolak di duapuluh
negara, termasuk Negara Indonesia.
b. Sistem Khilafah mana yang akan menjadi rujukan
c. Siapa yang akan dijadiakan sebagai Khalifah, saat ini jumlah umat Islam
diperkirakan 1,8 miliar dan tersebar diberbagai penjuru dunia. Perihal siapa yang
menjadi khalifah tentu akan menjadi persoalan yang pelik, mengingat umat
manusia itu sendiri terdiri dari berbagai suku dan bangsa yang berbeda.
d. Sistem Khilafah tidak sesuai dengan masa sekarang. Jika para pengusung
Khilafah merujuk sistem khilafah masa Umayyah, Abbasiyah, hingga
Utsmaniyah, maka sitsem Khilafah yang bersifat otoritarianisme seperti itu tidak
cocok unutk diterapkan pada era seperti saat ini.50
48 CNNIndonesia Wisnugroho Akbar dirilis pada 17/08/2017 14:11 diakses pada 30/11/219 06:44
49 Taqqiyudin An-Nabhanni, Konsepsi poltik Hizbut Tahrir, (Jakarta Selatan: HIzbut Tahrir
Indonesia 2009), hlm 26
50 Nuonline diakses pada 24 Februari 2020 jam 12.36
26. 23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hizbut Tahrir atau Hizb ut-Tahrir, menurut bahasa Arab Hizbu ()حزب yang
artinya partai dan sedangkan al-Tahrir ()التحرير yang artinya pembebasan
menurut bahasa Hizbut Tahrir ialah partai pembebasan.
Hizb al-Tahrir berdiri di al-Quds Palestina tahun 1953. Hizb al-Tahrir
didirikan oleh Taqi al-Din al-Nabhani. Tujuan berdirinya HT adalah untuk
mengembalikan kehidupan islam melalui dakwah dan jihad yang hanya dapat
diatasi oleh tegaknya pemerintahan islam atau khilafah Islamiyah.
Hizbut tahrir sebagai gerakan di Indonesia terjadi pertama kali pada tahun
1982-1983 melalui M. Mustofa, dan Abdurrahman Al-Baghdadi. Kegiatan
Hizbut Tahrir dilanjutkan oleh Fathul Hidayat. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
sejak awal memang didesain sebagai organisai politik. Tetapi, berbeda dengan
organisasi politik yang dikenal selama ini, HTI tidak mendaftarkan diri secara
formal sebagai parpol yang ikut dalam pemilu.
Model penyebaran HTI terdapat 3 tahap antara lain, tahap pertama disebut
dengan taskif yaitu merupakan pembinaan dan persiapan. Tahap kedua disebut
dengan tafa’ul, yaitu melakukan interaksi dengan masyarakat yang tujuannya
untuk menyatukan langkah dalam menjaga integritas umat sebagai satu
kesatuan. Tahap ketiga, pengambilalihan kekuasaan melalui jalan damai atau
tanpa kekerasan.
HTI dinilai bertentangan dengan pancasila, maka pemerintah dalam
melakukan beberapa tahapan-tahapan dan tindakan yang diatur dalam pasal 68
hingga pasal 72 UU Ormas.
Sistem Khilafah tidak sesuai dengan masa sekarang. Jika para pengusung
Khilafah merujuk sistem khilafah masa Umayyah, Abbasiyah, hingga
Utsmaniyah, maka sitsem Khilafah yang bersifat otoritarianisme seperti itu tidak
cocok unutk diterapkan pada era seperti saat ini.
27. 24
B. Saran
Makalah ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Makalah ini memang
kurang dari kata sempurna. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi
manfaat kepada pembaca.
28. 25
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, syaltout. 1966. Al islam saqidah wa Syariah (Cet III). Mesir: Dar aql-
Qalam.
Aziz, Abdul. 1996. islam dan negara dalam politik orde baru. Jakarta: Gema insani
press.
Aulia, Fadli. “Makalah Hibut Tahrir Indonesia”, https:// www.academia.edu
Rofiq, Ainur. 2012. Membongkar Proyek Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir
Indonesia. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta
Rahmat, Imdadun. Arus Baru Islam Radikal (Transmisi Revivalisme Islam Timur
ke Indonesia). Jakarta: Penerbit Erlangga
Tahrir, Hizbut. 2013. Mengenal hizbut tahrir dan strategi dakwah hizbut tahrir.
Bogor: Pustaka thariqul izzah
Intelectual moeslim Community Jatim. 2019. Bunga Rampai Pmemikiran
Intelektual Muslim Seputar Syariah dan Khilafah. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA
Turmudi, Endang dan Riza Sihbudi. 2004. Islam dan Radikalisme di Indonesia.
Jakarta: LIPI Press
Nasional Kompas: HTI Resmi Dibubarkan Pemerintah, Diakses pada 28 Oktober
2019
Azizul, Ghofar. 2015. Salah Kaprah Khilafah. Yogyakarta: Deepublish
An-Nabhanni, Taqqiyudin. 2009. Konsepsi poltik Hizbut Tahrir. Jakarta Selatan:
Hizbut Tahrir Indonesia
Nuonline diakses pada 24 Februari 2020 jam 12.36
Mohammad, herry dkk. 2006. Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20
Jakarta: Gema insani
https://www.academia.edu/3997072/Bahaya_Hizbut_Tahrir
Iskatrilia, Meila. 2018. Skripsi: Pembubaran Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
dalam Perspektif Siyasah.
https://www.kompasiana.com/pebrianov/5bad4d0fbde5756f230a2982/bahaya-
laten-hti-perusak-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-indonesia?page=all
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/188385/mantan-pengikut-hti-
ungkap-bahaya-paham-hti-untuk-nkri