SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
POKOK-POKOK HUKUM ADAT
MENGENAL HUKUM ADAT
INDONESIA
 Hukum Adat adalah hukum tidak tertulis, yang merupakan pedoman
bagi sebagian besar orang-orang Indonesia dan dipertahankan
dalam pegaulan hidup sehari-hari baik di kota maupun di desa.
 Hukum Adat senantiasa tumbuh dari suatu kebutuhan hidup yang
nyata, cara hidup dan pandangan hidup yang keseluruhannya
merupakan kebudayaan masyarakat tempat hukum adat itu berlaku.
 Hukum adat adalah merupakan bagian dari kebudayaan bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu dengan mempelajari hukum adat berarti
kita telah mempelajari sebagian dari kebudayaan bangsa kita.
 Orang mencampur-adukkan antara pengertian adat yang
mengandung sanksi yaitu hukum adat dengan pengertian adat yang
tidak mengandung sanksi yaitu kebiasaan saja.
PERISTILAHAN TENTANG HUKUM ADAT
 Istilah hukum adat merupakan terjemahan dari bahasa
Belanda "Adatrecht".
 Orang yang pertama kali memakai istilah adatrecht adalah
Snouck Hurgronje dalam bukunya "De Atjehers" dan Het
Gayoland“ yang ditulisnya tatkala ia mengamati perang Aceh.
 Pemakaian istilah adatrecht dilanjutkan oleh Cornelis van
Vallenhoven sebagai istilah teknis-juridis.
 Istilah "adatrecht" baru muncul dalam perundang undangan
pada tahun 1920, yaitu untuk pertama kali dipakai dalam
undang-undang Belanda mengenai perguruan tinggi di negeri
Belanda. Sebelumnya, hukum adat itu dinyatakan dalam
berbagai istilah, seperti : "godsdientige wetten" (undang-
undang agama) lembaga rakyat, "kebiasaan", lembaga asli .
UNSUR HUKUM ADAT
 Pemakaian istilah godsdienstige wetten atau undang-
undang agama untuk menyatakan hukum adat mencapai
puncaknya pada bagian kedua abad ke 19. Kekeliruan
dalam pengertian hukum adat dalam praktek maupun
dalam perundang-undangan pada zaman itu dipengaruhi
oleh van den Berg dengan teorinya "Receptio in
Complexiu"
 Menurut teori ini, hukum (adat) suatu golongan atau
masyarakat adalah hasil penerimaan bulat-bulat atau
resepsi seluruhnya dari hukum agama yang dianut oleh
golongan masyarakat itu. Jadi hukum (adat) mereka
yang beragama Islam adalah hukum Islam, yang
beragama Hindu adalah hukum Hindu, yang beragama
Katolik adalah hukum Katolik dan seterusnya.
 Kalau diperhatikan dengan seksama teori van den
Berg ini, ada hal yang tersirat dalam teori tersebut,
yaitu masyarakat Indonesia tidak mempunyai
hukum adat yang asli, karena semuanya
merupakan resepsi dari agama yang dianutnya.
Sedangkan semua agama itu tidak ada yang
berasal dari Indonesia. Pendapat Van den Berg ini
disokong oleh Keyzer. Tapi mendapat tantangan
dari Snouck Hurgronje dan Van Vollen hoven.
 Menurut Snouck Hurgronge, tidak semua bagian hukum
agama diterima, diresepsi dalam hukum adat.Hanya
beberapa bagian tertentu saja dari hukum adat dipengaruhi
oleh hukum agama yang dianut masyarakat yang
bersangkutan, terutama bagian dari hidup manusia yang
sifatnya mesra, yang hubungannya erat dengan kepercayaan
dan hidup batin. Bagian-bagian itu adalah : hukum keluarga,
hukum perkawinan dan hukum waris.

 Unsur yang asli itu pada umumnya tidak tertulis. Hanya
sebagian kecil saja yang tertulis (seperti awig-awig di
Bali,piagam-piagam perintah raja, patokan-patokan pada
daun lontar), tidak berpengaruh, dan sering dapat diabaikan
saja. Unsur yang tidak asli yaitu yang datang dari luar sebagai
akibat persentuhan dengan kebudayaan lain dan pengaruh
hukum agama yang dianut.
DEFINISI HUKUM ADAT
 Van Vollen hoven, memberikan definisi tentang Hukum
Adat ialah : "keseluruhan aturan tingkah laku positif
yang disatu pihak mempunyai sanksi (oleh karena itu
adalah hukum) dan dipihak lain tidak dikodifikasikan,
artinya tidak tertulis dalam bentuk kitab Undang-undang
yang tertentu susunannya".
 Menurut Prof.DR.Soepomo, istilah "Hukum Adat"
dipakai sebagai sinonim dari hukum yang tidak tertulis di
dalam peraturan legeslatif (Unstatutory Law), hukum
yang hidup sebagai konvensi di badan-badan Negara
(parlemen, Dewan perwakilan rakyat dan sebagainya),
hukum yang timbul karena putusan-putusan hakim
(Judgemade Law), hukum yang hidup sebagai
peraturan kebiasaan yang dipertahankan di dalam
pergaulan hidup
PERINTIS PENEMU HUKUM ADAT
 Herman Warner Muntinghe, seorang Belanda, dapat dimasukan kedalam
kelompok perintis penemu hukum adat. Ia adalah penemu desa di Jawa
sebagai suatu persekutuan hukum (rechtsgemeenshap) yang asli
dengan organisasi sendiri dan hak-hak sendiri atas tanah.
 Muntinghe adalah orang Barat yang pertama yang secara sistimatis
memakai istilah "adat", tetapi masih belum mengenal istilah "adatrecht".
Istilah adatrecht untuk pertama kali dipakai oleh Souck Hurgronje.
 Raffles yang pernah menjadi Letnan-Gubernur Inggeris di pulau Jawa
dari tahun 1811 - 1816. Hasil karya Raffles yang dipublikasikan dikenal
sebagai "History of Jawa". Penyelidikan dan pelajaran hukum adat
Indonesia yang diadakan Raffles dimuat dalam suatu skema pajak-tanah
yang dapat dibaca dalam "Substance of a Minute". Raffles masih
mencampur aduk pengertian hukum agama dengan hukum asli (hukum
adat). Ia seperti Marsden, juga melihat Indonesia sebagai suatu
keseluruhan yang bulat yang tidak terpisah-pisahkan.
PENEMU HUKUM ADAT.
 Wilken seorang anak Indo dari Menado, tapi dibesarkan di Nederland. Pada umur
22 tahun datang ke Indonesia sebagai pamongpraja di berbagai daerah di
Indonesia yang kemudian menjadi ilmuwan. Ia sudah memberikan tempat
tersendiri tentang hukum adat, tidak mencampur adukan hukum agama dengan
hukum asli. Ia belum memakai istilah adatrecht, baginya hukum adat itu adalah
hukum rakyat asli.
 F.A. Liefrinck, seorang pamongraja, orang Belanda, yang bertugas di Lombok dan
Bali. Ia juga telah memberikan tempat tersendiri terhadap hukum adat seperti
Wilken. Hasil karyanya terbatas hanya pada lingkungan adat tertentu, yaitu Bali
dan Lombok.
 Penemu hukum adat yang ketiga disebut Van Vollenhoven ialah Snouck
Hurgronje. Ia adalah seorang sarjana bahasa yang menjadi negarawan. Ia
adalah orang yang pertama kali memakai istilah adatrecht. Hasil karyanya yang
terkenal tentang daerah-daerah di Indonesia adalah "De Acehers" yang
diterbitkan pada tahun 1893 dan 1894, dan "Het Gayoland" yang diterbitkan tahun
1903. Kedua-duanya mengenai hukum adat yang terpusat pada suatu lingkungan
hukum belaka dan tidak mengadakan suatu perbandingan dengan daerah-daerah
lain di Nusantara.
TENTANG VAN VOLLENHOVEN
 Dalam karya Van Vollenhoven berhubung
dengan pelajaran hukum adat, ada tiga hal yang
penting, yaitu Van Vollenhoven:
 menghilangkan kesalah-fahaman yang melihat
hukum adat identik dengan hukum agama
(Islam) ; membela hukum adat terhadap usaha
pembentuk Undang undang untuk mendesak
atau menghilangkan hukum adat, dengan
meyakinkan ;embentuk Undang-undang itu
bahwa hukum adat adalah hukum yang hidup
yang mempunyai suatu jiwa dan sistem sendiri.
Dan Membagi wilayah hukum adat Indonesia
dalam 19 lingkungan hukum adat (adatrechts-
krungen).
SEJARAH POLITIK HUKUM ADAT.
 Dengan ditemukannya hukum adat lahirlah ilmu hukum adat
dan politik hukum adat. Politik hukum adat itu adalah
kebijaksanaan, pendirian dan sikap terhadap hukum adat dari
zaman dulu sampai sekarang.
 Ringkasnya politik hukum adat yang dilakukan sampai tahun
1928 oleh Pemerintah Belanda, adalah ditujukan untuk
perlindungan kepentingan orang Belanda (kepentingan
pemerintahan, perniagaan, pertanian, agama Kristen dan
sebagainya).
 Dari tahun 1945 sampai sekarang ada 3 pandangan para ahli
hukum bangsa Indonesia terhadap hukum adat, yaitu:
mempertahankan hukum adat sepenuhnya dan menerima
hukum adat yang positif saja serta menolak hukum adat
secara keseluruhan.
MANFAAT MEMPELAJARI
HUKUM ADAT
 Menurut pandangan teoritis, pengetahuan tentang hukum adat yang diperoleh adalah semata-mata untuk
menjamin kelangsungan penyelidikan ilmiah hukum adat dan untuk memajukan secara terus menerus
pengajaran hukum adat. Singkatnya menurut pandangan teoritis ini, "ilmu untuk ilmu". Oleh sebab itu
hukum adat dipelajari untuk memenuhi dua tugas yaitu penyelidikan dan pengajaran. Penyelidikan
tentang hukum adat semakin digiatkan dan pengajaran hukum adat di Universitas ditingkatkan.
 Pandangan teoritis ini cenderung menyimpan hukum adat dalam sifat dan corak aslinya, menjauhkan
hukum adat dari pengaruh modernisasi. Ini terselubung maksudnya untuk memudahkan penelitian
tentang hukum adat. Pandangan teoritis ini sama sekali tidak memanfaatkan ilmu hukum adat yang
ditemukan itu untuk kepentingan masyarakatnya.
 Sesudah Perang Dunia ke I dan Perang Dunia ke II, pandangan "Ilmu Untuk Ilmu" mulai ditinggalkan atau
dijadikan nomor dua.
 Di Indonesia ilmu hukum adat yang ditemukan itu dipelajari dimanfaatkan untuk pembangunan
masyarakat Indonesia dalam usaha mengisi kemerdekaan dan meningkatkan kemakmuran bangsa
Indonesia. Maka manfaatnya mempelajari ilmu hukum adat itu haruslah bersifat praktis dan nasional.
 Sifat praktis dan nasional itu dapat terlihat dari tiga sudut, yaitu:dari sudut pembinaan hukum nasional;
dari sudut mengembalikan dan memupuk kepribadian bangsa Indonesia dan dalam praktek peradilan.
MASYARAKAT HUKUM ADAT
 From birth to death man lives out his life as a member of
a society (Krech, Crutchfield, Ballachey, 1962 : 308).
Atau dengan kata lain bahwa sejak dari lahir sampai
meninggal manusia mengalami kehidupannya sebagai
anggota suatu masyarakat.
 Di mana ada masyarakat, di sana ada hukum (adat).
Inilah suatu kenyataan umum di seluruh dunia.
Sebagaimana yang dikatakan Cicero lebih kurang 2000
tahun yang lalu, dalam bahasa Latin yaitu : Ubi societas,
ibi ius.
 Jadi, manusia itu hidup berkelompok- kelompok dan
bagaimanapun kecilnya kelompok itu, sudah tentu ada
hukum yang mengatur kehidupannya. Masing-masing
kelompok tersebut, mempunyai dasar persatuannya,
yaitu ada yang berdasarkan genealogis, ada yang
berdasarkan teritorial, atau genealogis teritorial dan
teritorial genealogis.
 Masyarakat hukum yang berdasarkan genealogis itu
terbagi lagi dalam bentuk bilateral (keibu-bapaan atau
parental) dan unilateral (sepihak). Unilateral terbagi lagi
dalam bentuk kebapaan (patriachat) dan keibuan
(matriachat). Bentuk lain ialah masyarakat hukum yang
altenerend, dan dubble-unilateral.
 Masyarakat hukum yang berdasarkan teritorial juga
macam-macam bentuknya, yaitu masyarakat hukum
desa, masyarakat hukum wilayah (persekutuan desa)
dan masyarakat hukum serikat desa. Juga dalam
bagian ini akan diuraikan tentang hak ulayat dan
transaksi tanah menurut hukum adat.
BENTUK-BENTUK SUSUNAN MASYARAKAT HUKUM
ADAT
 Susunan masyarakat hukum adat itu ada yang
berasarkan darah (genealogis) dan ada yang
berdasarkan daerah (teritorial). Manusia itu merasa
terikat satu sama lain karena merasa keturunan (darah)
atau sedaerah. Ini secara teoritis. Namun dalam
kenyataannya adalah darah-daerah (genealogis -
teritorial) atau daerah-darah (teritorial-genealogis).
 Masyarakat hukum adat yang bersifat genealogis ialah
masyarakat hukum adat yang para anggotanya merasa
terikat dalam suatu ketertiban berdasarkan kepercayaan
bahwa mereka semua merasa berasal satu keturunan
(darah) yang sama.
Ada tiga tipe pertalian keturunan dalam masyarakat
hukum adat yang ditentukan oleh faktor genealogis,
yaitu :
1. Pertalian keturunan menurut garis perempuan, ini
terdapat dalam masyarakat hukum adat orang
Minangkabau, Kerinci dan orang Sumendo.
2. Pertalian keturunan menurut garis laki-laki, ini terdapat
dalam masyarakat hukum adat orang Batak, Bali,
Ambon, Lampung dan lain-lain.
3. pertalian keturunan menurut garis ibu dan bapak, ini
terdapat dalam masyarakat hukum adat orang Jawa
Sunda, Madura, Bugis, Dayak , Toraja dll.
 Masyarakat hukum adat yang susunannya bersifat
teritorial, adalah masyarakat hukum di mana para
anggotanya merasa terikat satu sama lain, karena
merasa berasal dari daerah yang sama.Ada tiga
jenis masyarakat hukum adat yang struktur nya
bersifat teritorial, yaitu : masyarakat hukum desa;
masyarakat hukum wilayah (persekutuan desa) dan
masyarakat hukum sertikat desa (perserikatan
desa)
MASYARAKAT HUKUM DESA
 Masyarakat hukum desa adalah sekumpulan orang
yang hidup bersama berasaskan pandangan hidup,
cara hidup dan sistem kepercayaan yang sama,
yang menetap pada suatu tempat kediaman
bersama dan oleh sebab itu merupakan suatu
kesatuan, suatu tata susunan tertentu, baik ke luar
maupun ke dalam. Masyarakat hukum desa ini
melingkupi pula kesatuan-kesatuan yang kecil yang
terletak di luar wilayah desa yang sebenarnya,
yang disebut teratak atau dukuh, yang tunduk pada
peraturan-peraturan dan pejabat desanya.
Contohnya adalah desa-desa di Jawa, Sunda,
Madura dan Bali.
MASYARAKAT HUKUM WILAYAH
 Masyarakat hukum wilayah adalah suatu kesatuan
sosial yang teritorial yang melingkupi beberapa
masyarakat hukum desa yang masing-masingnya
tetap merupakan kesatuan-kesatuan yang berdiri
sendiri. Masing-masing nya merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari masyarakat hukum
wilayah sebagai kesatuan sosial teritorial yang lebih
tinggi. Contohnya adalah kurya di Angkola dan
Mandailing. Kurya sebagai masyarakat hukum
wilayah menaungi beberapa huta. Marga di
Sumatera Selatan sebagai masyarakat hukum
wilayah menaungi beberapa dusun.
MASYARAKAT HUKUM SERIKAT DESA
 Masyarakat hukum serikat desa adalah suatu
kesatuan sosial yang teritorial, yang dibentuk atas
dasar kerja sama dalam berbagai lapangan untuk
kepentingan bersama masyarakat hukum desa
yang tergabung dalam masyarakat hukum serikat
desa tersebut. Kerja samaitu terbentuk mungkin
SISTEM PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ADAT
 Sistem pewarisan yang dibagi-bagi : Sistem pewarisan
yang dibagi-bagi ini adalah merupakan suatu cara
pengoperan harta warisan dari suatu generasi ke
generasi selanjutnya. Pada prinsipnya dalam sistem
pewarisan yang dibagi-bagi ini, harta warisan langsung
dibagikan pemilikannya secara pribadi kepada para ahli
warisnya,setelah dikurangi utang-utang dan biaya
penguburan yang meninggal.
 Contoh dari sistem pembagian waris yang di bagi-bagi
ini pada masyarakat bilateral seperti Sunda, Jawa,
Madura. Dalam masyarakat bila teral, anak-anak adalah
ahli waris dari ibu bapaknya.
 Sistem pewarisan yang tidak dibagi-bagi :Pada sistem
pewarisan yang tidak dibagi-bagi , harta warisan
tersebut tidak langsung dibagikan pemilikannya secara
pribadi kepada para ahli warisnya. Pengoperan harta
warisan dalam sistem ini ada dua cara pula yaitu kolektif
dan mayorat.
 Sistem kolektif ialah harta warisan itu tetap dimiliki
secara bersama atau kolektif oleh para ahli warisnya.
Yang dibagikan hanyalah hasil dari harta tersebut atau
pengerjaannya.Contohnya di Minangkabau yang disebut
harta pusaka, di Minahasa disebut harta kalakeran dan
di Ambon disebut tanah dati.
 Sistem mayorat, yaitu harta warisan jatuh atau
dikuasai oleh anak tertua. Sistem mayorat ini ada
mayorat laki-laki dan mayorat perempuan.
 Sistem mayorat laki-laki ialah harta warisan jatuh
atau dikuasai oleh anak laki-laki tertua (tertua
dalam jenisnya). Contohnya terdapat di Bali dan
Lampung, serta ada beberapa bagian di Batak.
Sistem mayorat perempuan yaitu harta warisan
jatuh atau dikuasai oleh anak perempuan tertua.
Contohnya terdapat pada masyarakat Tanah
Sumendo di Sumatera Selatan, Dayak Tayan dan
Dayak Landak serta Toraja Barat.
PERUBAHAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
 Ada kecenderungan masyarakat matrilineal dan patrilineal itu
berubah menuju masyarakat bilateral. Hal ini dapat terlihat dari tiga
sudut/segi yaitu :
 Dari sudut hukum adat itu sendiri yaitu :masyarakat hukum adat
yang goyah; dalam perkawinan dan pewarisan; masyarakat
hukum adat yang darurat ; perkembangan hukum adat.
 Dari sudut hukum Islam : Masyarakat Indonesia kurang lebih 90 %
beragama Islam. Islam meridoi masyarakat bilateral. Agama sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Oleh sebab itu kemungkinan
masyarakat Indonesia berubah kearah bilateral.
 Faktor-faktor sosiologis yang murni : Persentuhan dua atau lebih
kebudayaan akan menimbullkan kebudayaan baru. Faktor-faktor
sosiologis yang murni yang dapat mempengaruhi masyarakat
Indonesia berubah kearah masyarakat bilateral antara lain adalah :
revolusi; peperangan; pendidikan; komunikasi; teknologi canggih.

More Related Content

What's hot

Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaSigit Riono
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaRahmanzie Share
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 

What's hot (20)

Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
Asas hukum adat
Asas hukum adatAsas hukum adat
Asas hukum adat
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 

Similar to HUKUM ADAT

POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfPOKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfzalfaarif
 
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptxSejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptxrumahnet58
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adatnatal kristiono
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islamAsmanAsman8
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islamAsmanAsman8
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islamAsmanAsman8
 
Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Ltfltf
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatNuelimmanuel22
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanNuelnuel11
 
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptxPPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptxMuhammadAdityaSaputr
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1dina susiani
 
Buku penerapan syariah islam di indonesia tantangan dan agenda
Buku penerapan syariah islam di indonesia tantangan dan agendaBuku penerapan syariah islam di indonesia tantangan dan agenda
Buku penerapan syariah islam di indonesia tantangan dan agendaAnas Wibowo
 

Similar to HUKUM ADAT (20)

POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfPOKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
 
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptxSejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
Sejarah Sistem Hukum Di Indonesia sebelum kemerdekaan.pptx
 
17984710.ppt
17984710.ppt17984710.ppt
17984710.ppt
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islam
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islam
 
Hukum perdata islam
Hukum perdata islamHukum perdata islam
Hukum perdata islam
 
Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Fiqih kel 12
Fiqih kel 12
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf
bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdfbjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf
bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf
 
HUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docxHUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docx
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adat
 
HUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.pptHUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.ppt
 
5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaan
 
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptxPPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
PPT_KLP 1 HUKUM PERDATA&BISNIS_5C.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Hukum adat
Hukum adatHukum adat
Hukum adat
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
 
Buku penerapan syariah islam di indonesia tantangan dan agenda
Buku penerapan syariah islam di indonesia tantangan dan agendaBuku penerapan syariah islam di indonesia tantangan dan agenda
Buku penerapan syariah islam di indonesia tantangan dan agenda
 

More from natal kristiono (20)

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
Materi hukum pajak pajak daerah
Materi hukum pajak  pajak daerahMateri hukum pajak  pajak daerah
Materi hukum pajak pajak daerah
 
Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"
 
Tugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbaleTugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbale
 
Pkn zaskia
Pkn zaskiaPkn zaskia
Pkn zaskia
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
Bab xiii
Bab xiiiBab xiii
Bab xiii
 
Bab xii
Bab xiiBab xii
Bab xii
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Bab x
Bab xBab x
Bab x
 
Bab viii
Bab viiiBab viii
Bab viii
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Babi 5~1
Babi 5~1Babi 5~1
Babi 5~1
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

HUKUM ADAT

  • 2. MENGENAL HUKUM ADAT INDONESIA  Hukum Adat adalah hukum tidak tertulis, yang merupakan pedoman bagi sebagian besar orang-orang Indonesia dan dipertahankan dalam pegaulan hidup sehari-hari baik di kota maupun di desa.  Hukum Adat senantiasa tumbuh dari suatu kebutuhan hidup yang nyata, cara hidup dan pandangan hidup yang keseluruhannya merupakan kebudayaan masyarakat tempat hukum adat itu berlaku.  Hukum adat adalah merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu dengan mempelajari hukum adat berarti kita telah mempelajari sebagian dari kebudayaan bangsa kita.  Orang mencampur-adukkan antara pengertian adat yang mengandung sanksi yaitu hukum adat dengan pengertian adat yang tidak mengandung sanksi yaitu kebiasaan saja.
  • 3. PERISTILAHAN TENTANG HUKUM ADAT  Istilah hukum adat merupakan terjemahan dari bahasa Belanda "Adatrecht".  Orang yang pertama kali memakai istilah adatrecht adalah Snouck Hurgronje dalam bukunya "De Atjehers" dan Het Gayoland“ yang ditulisnya tatkala ia mengamati perang Aceh.  Pemakaian istilah adatrecht dilanjutkan oleh Cornelis van Vallenhoven sebagai istilah teknis-juridis.  Istilah "adatrecht" baru muncul dalam perundang undangan pada tahun 1920, yaitu untuk pertama kali dipakai dalam undang-undang Belanda mengenai perguruan tinggi di negeri Belanda. Sebelumnya, hukum adat itu dinyatakan dalam berbagai istilah, seperti : "godsdientige wetten" (undang- undang agama) lembaga rakyat, "kebiasaan", lembaga asli .
  • 4. UNSUR HUKUM ADAT  Pemakaian istilah godsdienstige wetten atau undang- undang agama untuk menyatakan hukum adat mencapai puncaknya pada bagian kedua abad ke 19. Kekeliruan dalam pengertian hukum adat dalam praktek maupun dalam perundang-undangan pada zaman itu dipengaruhi oleh van den Berg dengan teorinya "Receptio in Complexiu"  Menurut teori ini, hukum (adat) suatu golongan atau masyarakat adalah hasil penerimaan bulat-bulat atau resepsi seluruhnya dari hukum agama yang dianut oleh golongan masyarakat itu. Jadi hukum (adat) mereka yang beragama Islam adalah hukum Islam, yang beragama Hindu adalah hukum Hindu, yang beragama Katolik adalah hukum Katolik dan seterusnya.
  • 5.  Kalau diperhatikan dengan seksama teori van den Berg ini, ada hal yang tersirat dalam teori tersebut, yaitu masyarakat Indonesia tidak mempunyai hukum adat yang asli, karena semuanya merupakan resepsi dari agama yang dianutnya. Sedangkan semua agama itu tidak ada yang berasal dari Indonesia. Pendapat Van den Berg ini disokong oleh Keyzer. Tapi mendapat tantangan dari Snouck Hurgronje dan Van Vollen hoven.
  • 6.  Menurut Snouck Hurgronge, tidak semua bagian hukum agama diterima, diresepsi dalam hukum adat.Hanya beberapa bagian tertentu saja dari hukum adat dipengaruhi oleh hukum agama yang dianut masyarakat yang bersangkutan, terutama bagian dari hidup manusia yang sifatnya mesra, yang hubungannya erat dengan kepercayaan dan hidup batin. Bagian-bagian itu adalah : hukum keluarga, hukum perkawinan dan hukum waris.   Unsur yang asli itu pada umumnya tidak tertulis. Hanya sebagian kecil saja yang tertulis (seperti awig-awig di Bali,piagam-piagam perintah raja, patokan-patokan pada daun lontar), tidak berpengaruh, dan sering dapat diabaikan saja. Unsur yang tidak asli yaitu yang datang dari luar sebagai akibat persentuhan dengan kebudayaan lain dan pengaruh hukum agama yang dianut.
  • 7. DEFINISI HUKUM ADAT  Van Vollen hoven, memberikan definisi tentang Hukum Adat ialah : "keseluruhan aturan tingkah laku positif yang disatu pihak mempunyai sanksi (oleh karena itu adalah hukum) dan dipihak lain tidak dikodifikasikan, artinya tidak tertulis dalam bentuk kitab Undang-undang yang tertentu susunannya".  Menurut Prof.DR.Soepomo, istilah "Hukum Adat" dipakai sebagai sinonim dari hukum yang tidak tertulis di dalam peraturan legeslatif (Unstatutory Law), hukum yang hidup sebagai konvensi di badan-badan Negara (parlemen, Dewan perwakilan rakyat dan sebagainya), hukum yang timbul karena putusan-putusan hakim (Judgemade Law), hukum yang hidup sebagai peraturan kebiasaan yang dipertahankan di dalam pergaulan hidup
  • 8. PERINTIS PENEMU HUKUM ADAT  Herman Warner Muntinghe, seorang Belanda, dapat dimasukan kedalam kelompok perintis penemu hukum adat. Ia adalah penemu desa di Jawa sebagai suatu persekutuan hukum (rechtsgemeenshap) yang asli dengan organisasi sendiri dan hak-hak sendiri atas tanah.  Muntinghe adalah orang Barat yang pertama yang secara sistimatis memakai istilah "adat", tetapi masih belum mengenal istilah "adatrecht". Istilah adatrecht untuk pertama kali dipakai oleh Souck Hurgronje.  Raffles yang pernah menjadi Letnan-Gubernur Inggeris di pulau Jawa dari tahun 1811 - 1816. Hasil karya Raffles yang dipublikasikan dikenal sebagai "History of Jawa". Penyelidikan dan pelajaran hukum adat Indonesia yang diadakan Raffles dimuat dalam suatu skema pajak-tanah yang dapat dibaca dalam "Substance of a Minute". Raffles masih mencampur aduk pengertian hukum agama dengan hukum asli (hukum adat). Ia seperti Marsden, juga melihat Indonesia sebagai suatu keseluruhan yang bulat yang tidak terpisah-pisahkan.
  • 9. PENEMU HUKUM ADAT.  Wilken seorang anak Indo dari Menado, tapi dibesarkan di Nederland. Pada umur 22 tahun datang ke Indonesia sebagai pamongpraja di berbagai daerah di Indonesia yang kemudian menjadi ilmuwan. Ia sudah memberikan tempat tersendiri tentang hukum adat, tidak mencampur adukan hukum agama dengan hukum asli. Ia belum memakai istilah adatrecht, baginya hukum adat itu adalah hukum rakyat asli.  F.A. Liefrinck, seorang pamongraja, orang Belanda, yang bertugas di Lombok dan Bali. Ia juga telah memberikan tempat tersendiri terhadap hukum adat seperti Wilken. Hasil karyanya terbatas hanya pada lingkungan adat tertentu, yaitu Bali dan Lombok.  Penemu hukum adat yang ketiga disebut Van Vollenhoven ialah Snouck Hurgronje. Ia adalah seorang sarjana bahasa yang menjadi negarawan. Ia adalah orang yang pertama kali memakai istilah adatrecht. Hasil karyanya yang terkenal tentang daerah-daerah di Indonesia adalah "De Acehers" yang diterbitkan pada tahun 1893 dan 1894, dan "Het Gayoland" yang diterbitkan tahun 1903. Kedua-duanya mengenai hukum adat yang terpusat pada suatu lingkungan hukum belaka dan tidak mengadakan suatu perbandingan dengan daerah-daerah lain di Nusantara.
  • 10. TENTANG VAN VOLLENHOVEN  Dalam karya Van Vollenhoven berhubung dengan pelajaran hukum adat, ada tiga hal yang penting, yaitu Van Vollenhoven:  menghilangkan kesalah-fahaman yang melihat hukum adat identik dengan hukum agama (Islam) ; membela hukum adat terhadap usaha pembentuk Undang undang untuk mendesak atau menghilangkan hukum adat, dengan meyakinkan ;embentuk Undang-undang itu bahwa hukum adat adalah hukum yang hidup yang mempunyai suatu jiwa dan sistem sendiri. Dan Membagi wilayah hukum adat Indonesia dalam 19 lingkungan hukum adat (adatrechts- krungen).
  • 11. SEJARAH POLITIK HUKUM ADAT.  Dengan ditemukannya hukum adat lahirlah ilmu hukum adat dan politik hukum adat. Politik hukum adat itu adalah kebijaksanaan, pendirian dan sikap terhadap hukum adat dari zaman dulu sampai sekarang.  Ringkasnya politik hukum adat yang dilakukan sampai tahun 1928 oleh Pemerintah Belanda, adalah ditujukan untuk perlindungan kepentingan orang Belanda (kepentingan pemerintahan, perniagaan, pertanian, agama Kristen dan sebagainya).  Dari tahun 1945 sampai sekarang ada 3 pandangan para ahli hukum bangsa Indonesia terhadap hukum adat, yaitu: mempertahankan hukum adat sepenuhnya dan menerima hukum adat yang positif saja serta menolak hukum adat secara keseluruhan.
  • 12. MANFAAT MEMPELAJARI HUKUM ADAT  Menurut pandangan teoritis, pengetahuan tentang hukum adat yang diperoleh adalah semata-mata untuk menjamin kelangsungan penyelidikan ilmiah hukum adat dan untuk memajukan secara terus menerus pengajaran hukum adat. Singkatnya menurut pandangan teoritis ini, "ilmu untuk ilmu". Oleh sebab itu hukum adat dipelajari untuk memenuhi dua tugas yaitu penyelidikan dan pengajaran. Penyelidikan tentang hukum adat semakin digiatkan dan pengajaran hukum adat di Universitas ditingkatkan.  Pandangan teoritis ini cenderung menyimpan hukum adat dalam sifat dan corak aslinya, menjauhkan hukum adat dari pengaruh modernisasi. Ini terselubung maksudnya untuk memudahkan penelitian tentang hukum adat. Pandangan teoritis ini sama sekali tidak memanfaatkan ilmu hukum adat yang ditemukan itu untuk kepentingan masyarakatnya.  Sesudah Perang Dunia ke I dan Perang Dunia ke II, pandangan "Ilmu Untuk Ilmu" mulai ditinggalkan atau dijadikan nomor dua.  Di Indonesia ilmu hukum adat yang ditemukan itu dipelajari dimanfaatkan untuk pembangunan masyarakat Indonesia dalam usaha mengisi kemerdekaan dan meningkatkan kemakmuran bangsa Indonesia. Maka manfaatnya mempelajari ilmu hukum adat itu haruslah bersifat praktis dan nasional.  Sifat praktis dan nasional itu dapat terlihat dari tiga sudut, yaitu:dari sudut pembinaan hukum nasional; dari sudut mengembalikan dan memupuk kepribadian bangsa Indonesia dan dalam praktek peradilan.
  • 13. MASYARAKAT HUKUM ADAT  From birth to death man lives out his life as a member of a society (Krech, Crutchfield, Ballachey, 1962 : 308). Atau dengan kata lain bahwa sejak dari lahir sampai meninggal manusia mengalami kehidupannya sebagai anggota suatu masyarakat.  Di mana ada masyarakat, di sana ada hukum (adat). Inilah suatu kenyataan umum di seluruh dunia. Sebagaimana yang dikatakan Cicero lebih kurang 2000 tahun yang lalu, dalam bahasa Latin yaitu : Ubi societas, ibi ius.  Jadi, manusia itu hidup berkelompok- kelompok dan bagaimanapun kecilnya kelompok itu, sudah tentu ada hukum yang mengatur kehidupannya. Masing-masing kelompok tersebut, mempunyai dasar persatuannya, yaitu ada yang berdasarkan genealogis, ada yang berdasarkan teritorial, atau genealogis teritorial dan teritorial genealogis.
  • 14.  Masyarakat hukum yang berdasarkan genealogis itu terbagi lagi dalam bentuk bilateral (keibu-bapaan atau parental) dan unilateral (sepihak). Unilateral terbagi lagi dalam bentuk kebapaan (patriachat) dan keibuan (matriachat). Bentuk lain ialah masyarakat hukum yang altenerend, dan dubble-unilateral.  Masyarakat hukum yang berdasarkan teritorial juga macam-macam bentuknya, yaitu masyarakat hukum desa, masyarakat hukum wilayah (persekutuan desa) dan masyarakat hukum serikat desa. Juga dalam bagian ini akan diuraikan tentang hak ulayat dan transaksi tanah menurut hukum adat.
  • 15. BENTUK-BENTUK SUSUNAN MASYARAKAT HUKUM ADAT  Susunan masyarakat hukum adat itu ada yang berasarkan darah (genealogis) dan ada yang berdasarkan daerah (teritorial). Manusia itu merasa terikat satu sama lain karena merasa keturunan (darah) atau sedaerah. Ini secara teoritis. Namun dalam kenyataannya adalah darah-daerah (genealogis - teritorial) atau daerah-darah (teritorial-genealogis).  Masyarakat hukum adat yang bersifat genealogis ialah masyarakat hukum adat yang para anggotanya merasa terikat dalam suatu ketertiban berdasarkan kepercayaan bahwa mereka semua merasa berasal satu keturunan (darah) yang sama.
  • 16. Ada tiga tipe pertalian keturunan dalam masyarakat hukum adat yang ditentukan oleh faktor genealogis, yaitu : 1. Pertalian keturunan menurut garis perempuan, ini terdapat dalam masyarakat hukum adat orang Minangkabau, Kerinci dan orang Sumendo. 2. Pertalian keturunan menurut garis laki-laki, ini terdapat dalam masyarakat hukum adat orang Batak, Bali, Ambon, Lampung dan lain-lain. 3. pertalian keturunan menurut garis ibu dan bapak, ini terdapat dalam masyarakat hukum adat orang Jawa Sunda, Madura, Bugis, Dayak , Toraja dll.
  • 17.  Masyarakat hukum adat yang susunannya bersifat teritorial, adalah masyarakat hukum di mana para anggotanya merasa terikat satu sama lain, karena merasa berasal dari daerah yang sama.Ada tiga jenis masyarakat hukum adat yang struktur nya bersifat teritorial, yaitu : masyarakat hukum desa; masyarakat hukum wilayah (persekutuan desa) dan masyarakat hukum sertikat desa (perserikatan desa)
  • 18. MASYARAKAT HUKUM DESA  Masyarakat hukum desa adalah sekumpulan orang yang hidup bersama berasaskan pandangan hidup, cara hidup dan sistem kepercayaan yang sama, yang menetap pada suatu tempat kediaman bersama dan oleh sebab itu merupakan suatu kesatuan, suatu tata susunan tertentu, baik ke luar maupun ke dalam. Masyarakat hukum desa ini melingkupi pula kesatuan-kesatuan yang kecil yang terletak di luar wilayah desa yang sebenarnya, yang disebut teratak atau dukuh, yang tunduk pada peraturan-peraturan dan pejabat desanya. Contohnya adalah desa-desa di Jawa, Sunda, Madura dan Bali.
  • 19. MASYARAKAT HUKUM WILAYAH  Masyarakat hukum wilayah adalah suatu kesatuan sosial yang teritorial yang melingkupi beberapa masyarakat hukum desa yang masing-masingnya tetap merupakan kesatuan-kesatuan yang berdiri sendiri. Masing-masing nya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat hukum wilayah sebagai kesatuan sosial teritorial yang lebih tinggi. Contohnya adalah kurya di Angkola dan Mandailing. Kurya sebagai masyarakat hukum wilayah menaungi beberapa huta. Marga di Sumatera Selatan sebagai masyarakat hukum wilayah menaungi beberapa dusun.
  • 20. MASYARAKAT HUKUM SERIKAT DESA  Masyarakat hukum serikat desa adalah suatu kesatuan sosial yang teritorial, yang dibentuk atas dasar kerja sama dalam berbagai lapangan untuk kepentingan bersama masyarakat hukum desa yang tergabung dalam masyarakat hukum serikat desa tersebut. Kerja samaitu terbentuk mungkin
  • 21. SISTEM PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ADAT  Sistem pewarisan yang dibagi-bagi : Sistem pewarisan yang dibagi-bagi ini adalah merupakan suatu cara pengoperan harta warisan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Pada prinsipnya dalam sistem pewarisan yang dibagi-bagi ini, harta warisan langsung dibagikan pemilikannya secara pribadi kepada para ahli warisnya,setelah dikurangi utang-utang dan biaya penguburan yang meninggal.  Contoh dari sistem pembagian waris yang di bagi-bagi ini pada masyarakat bilateral seperti Sunda, Jawa, Madura. Dalam masyarakat bila teral, anak-anak adalah ahli waris dari ibu bapaknya.
  • 22.  Sistem pewarisan yang tidak dibagi-bagi :Pada sistem pewarisan yang tidak dibagi-bagi , harta warisan tersebut tidak langsung dibagikan pemilikannya secara pribadi kepada para ahli warisnya. Pengoperan harta warisan dalam sistem ini ada dua cara pula yaitu kolektif dan mayorat.  Sistem kolektif ialah harta warisan itu tetap dimiliki secara bersama atau kolektif oleh para ahli warisnya. Yang dibagikan hanyalah hasil dari harta tersebut atau pengerjaannya.Contohnya di Minangkabau yang disebut harta pusaka, di Minahasa disebut harta kalakeran dan di Ambon disebut tanah dati.
  • 23.  Sistem mayorat, yaitu harta warisan jatuh atau dikuasai oleh anak tertua. Sistem mayorat ini ada mayorat laki-laki dan mayorat perempuan.  Sistem mayorat laki-laki ialah harta warisan jatuh atau dikuasai oleh anak laki-laki tertua (tertua dalam jenisnya). Contohnya terdapat di Bali dan Lampung, serta ada beberapa bagian di Batak. Sistem mayorat perempuan yaitu harta warisan jatuh atau dikuasai oleh anak perempuan tertua. Contohnya terdapat pada masyarakat Tanah Sumendo di Sumatera Selatan, Dayak Tayan dan Dayak Landak serta Toraja Barat.
  • 24. PERUBAHAN MASYARAKAT HUKUM ADAT  Ada kecenderungan masyarakat matrilineal dan patrilineal itu berubah menuju masyarakat bilateral. Hal ini dapat terlihat dari tiga sudut/segi yaitu :  Dari sudut hukum adat itu sendiri yaitu :masyarakat hukum adat yang goyah; dalam perkawinan dan pewarisan; masyarakat hukum adat yang darurat ; perkembangan hukum adat.  Dari sudut hukum Islam : Masyarakat Indonesia kurang lebih 90 % beragama Islam. Islam meridoi masyarakat bilateral. Agama sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Oleh sebab itu kemungkinan masyarakat Indonesia berubah kearah bilateral.  Faktor-faktor sosiologis yang murni : Persentuhan dua atau lebih kebudayaan akan menimbullkan kebudayaan baru. Faktor-faktor sosiologis yang murni yang dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia berubah kearah masyarakat bilateral antara lain adalah : revolusi; peperangan; pendidikan; komunikasi; teknologi canggih.