Target penerimaan negara dari perpajakan pada APBN P 2017 dipangkas karena hingga semester lalu belum mencapai target semula. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran wajib pajak dan masih lemahnya kondisi ekonomi. Pemerintah perlu meningkatkan kinerja aparat pajak dan reformasi perpajakan untuk memaksimalkan penerimaan negara.
3. Pendapatan
Negara dipangkas
pada APBN P
2017
Dalam pembahasan APBN-P 2017,
pemerintah memperkirakan terjadi
shorfall penerimaan perpajakan
Alhasil target perpajakan pun direvisi
turun, dari Rp 1.498,9 triliun menjadi
Rp 1.450,93 triliun.
4. Analisis Realisasi Perpajakan
hingga September 2017
Total penerimaan pajak sejak awal
tahun hingga 30 September 2017
lalu termasuk PPh migas
Rp
770,7
triliun
60 persen dari target
APBN-P 2017
Pertumbuhannya menurun 2,79 persen bila dibandingkan periode
serupa tahun lalu
5. Analisis Realisasi Perpajakan
hingga September 2017
Penerimaan Pajak Di Luar
Pph Migas
Rp
732,1
triliun
59 persen dari target
APBN-P 2017
Angka tsb turun 4,7 persen ketimbang
periode yang sama tahun lalu
PPh Non
Migas
Rp 418
triliun
56,3 persen dari target
APBN-P 2017
ada penurunan 12,32 persen dibanding periode serupa tahun lalu
6. Analisis Realisasi Perpajakan
hingga September 2017
Penerimaan PPN dan
PPnBM hingga kuartal
ketiga
Rp
307,3
triliun
64 persen dari target
APBN-P 2017
Angka tersebut naik 13,7 persen ketimbang
periode yang sama tahun lalu
Kenaikan penerimaan dari pajak itu berasal dari PPh nonmigas. Sedangkan untuk PPh Migas
cenderung sulit meningkat karena melemahnya harga komuditas di pertengahan tahun 2017
7. Alasan Penerimaan Negara Tidak Tercapai
hingga Ada Penyesuaian APBN P
• Target pajak terlalu tinggi
• Kondisi ekonomi, baik nasional maupun global juga belum mendukung yang
kemudian berimbas pada perekonomian domestik.
• Tidak ada tambahan pajak dari program pengampunan pajak (tax amnesty) di
tahun ini, seperti yang terjadi di Juli-Desember 2016 dan PPh final revaluasi
yang berlimpah seperti pada September lalu
8. Alasan APBN 2017 Perlu Perubahan (APBN P 2017)
• Menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur dan persiapan lainnya untuk
penyelenggaraan Asian Games.
• Program sertifikasi tanah.
• Persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan pemilihan presiden
(Pilpres).
9. Apabila target perpajakan tidak tercapai, pemerintah dapat
memilih 3 opsi:
• menambah utang baru untuk menutup defisit anggaran tanpa mengurangi
belanja,
• melakukan penghematan belanja di pos-pos belanja yang memungkinkan
(pertumbuhan ekonomi bisa menurun dari 5,18% menjadi 5, 01%),
• melakukan kombinasi keduanya.
10. Solusi
• Kinerja pegawai perpajakan harus lebih ditingkatkan agar lebih produktif
juga mengedepankan intergritas dan profesionalisme, sehingga tidak ada lagi
pegawai pajak yang melakukan tindak pidana korupsi.
• Kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak perlu ditingkatkan demi
tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
• Pemaksimalan reformasi perpajakan, khususnya dalam meningkatkan
intensitas pungutan dari subjek dan obyek pajak yang sudah ada
(intensifikasi) dan perluasan subjek dan objek pajak (ekstensifikasi)
11. Simpulan
• Target penerimaan negara dari pajak dipangkas dalam APBN P 2017 karena
di semester lalu penerimaan negara dari perpajakan tidak mencapai target.
Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya kesadaran wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya dengan menyembunyikan harta
kekayaanya, jadi laporanya kurang sesuai.