1. JURU SEMBELIH HALAL (JULEHA)
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
MATERI
TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN MENURUT
KETENTUAN SYARIAT ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
Oleh :
H. SYAIFUL ANWAR, S.Ag.,M.Pdi
2. Dasar Hukum/Dalil
AL Qur’an & Hadits
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang
tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika
kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah
menjadi orang-orang yang musyrik.” (QS. 6:121)
3. Hadits
“Barangsiapa menyembelih kurban
sebelum mengerjakan shalat, maka
hendaklah dia menyembelih lagi
sebagai gantinya, dan barangsiapa
yang belum menyembelih sampai kita
selesai mengerjakan shalat, maka
hendaklah dia menyembelih dengan
menyebut nama Allah.” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim).
4. Menurut Undang-Undang
UNDANG-UNDANG NOMOR
33 TAHUN 2014 TENTANG
JAMINAN PRODUK HALAL
Tahapan pemotongan
merupakan titik kritis kehalalan
daging sebagai bahan pangan
sehingga diperlukan
pengetahuan pemotongan halal
yang sesuai dengan Fatwa MUI
dan perlunya pengetahuan
serta keterampilan bagi juru
sembelih halal. Dalam Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal
dijelaskan secara langsung
mengenai standar-standar
yang harus dipenuhi agar suatu
produk dapat dikategorikan
sebagai produk halal.
5. Pengertian Penyembelihan Hewan
Menurut bahasa menyembelih
artinya baik dan suci.
Penyembelihan hewan adalah
memotong binatang dengan alat
tajam pada bagian leher (saluran
pernapasan dan jalan makan)
sampai putus sehingga binatang
tersebut mati agar halal dimakan.
6. Hewan yang disembelih
Hewan yang
disembelih adalah
hewan yang boleh
dimakan.
Hewan harus dalam
keadaan hidup ketika
disembelih.
Kondisi hewan harus
memenuhi standar
kesehatan hewan
yang ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki
kewenangan
7. Kompetensi penyembelih :
1. Melakukan ibadah wajib
2. Menetapkan persyaratan syariat Islam
3. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja
4. Melakukan komunikasi efektif
5. Mengkoordinasikan pekerjaan
6. Menerapkan higiene sanitasi
7. Menerapkan prinsip kesejahteraan hewan
8. Menyiapkan peralatan penyembelihan
9. Melakukan pemeriksaan fisik hewan
10. Menetapkan kesiapan hewan untuk disembelih
11. Menetapkan teknik penyembelihan hewan
12. Memeriksa kelayakan proses penyembelihan
13. Menetapkan status kematian hewan
8. Tata Cara Penyembelihan
َل اَّمِم ْاوُلُكْأَت َال َو
ُمْسا ِ
رَكْذُي ْم
هللا
ْسِفَل ُهَّنِإ َو ِهْيَلَع
ق
“Janganlah kamu
memakan binatang-
binatang yang tidak
disebut nama Allah
ketika
menyembelihnya.
Sesungguhnya
perbuatan yang
semacam itu adalah
suatu kefasikan.” (QS.
10. Penyembelihan
Penyembelihan dilaksanakan dengan niat menyembelih dan
menyebut asma Allah
Penyembelihan dilakukan dengan mengalirkan darah melalui
pemotongan saluran makanan (mari’/ esophagus), saluran
pernafasan/tenggorokan (hulqum/ trachea), dan dua
pembuluh darah (wada jain/vena jugularis dan arteri carotids)
Penyembelihan dilakukan dengan satu kali dan secara cepat.
Memastikan adanya aliran darah dan/atau gerakan hewan
sebagai tanda hidupnya hewan (hayah mustaqirrah).
Memastikan matinya hewan disebabkan oleh penyembelihan
tersebut
11. Alat Penyembelih
َسْحِاإل َبَتَك َ َّ
َّللا َّنِإ
ِِّلُك ىَلَع َان
اَذِإ َو َةَلْتِقْال واُنِسْحَأَف ْمُتْلَتَق اَذِإَف ٍءَْىش
َّذال واُنِسْحَأَف ْمُتْحَبَذ
َّد ِحُيل َو ْحب
ْلَف ُهَت َرْفَش ْمُكُدَحَأ
ُهَتَحيِبَذ ْح ِ
رُي
“Sesungguhnya Allah
mewajibkan berbuat ihsan
(baik) dalam segala hal. Jika
kalian membunuh maka
bunuhlah dengan ihsan, jika
kalian menyembelih,
sembelihlah dengan ihsan.
Hendaknya kalian
mempertajam pisaunya dan
menyenangkan
sembelihannya.”
(HR.Muslim).