4. MATERI YANG
AKAN DIBAHAS ADALAH
SEJARAH QURBAN
HUKUM QURBAN
KETENTUAN HEWAN
QURBAN
WAKTU PENYEMBELIHAN
QURBAN
PEMANFAATAN DAGING
QURBAN
TATA CARA
PENYEMBELIHAN
5. "Qurban dalam bahasa Arab berarti "dekat sedang dalam pengertian syar'i qurban berarti menyembelih hewan yang telah memenuhi syarat
tertentu di dalam waktu tertentu dengan niat ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Qurban telah disyan'atkan sejak Nabi Adam seperti disyaratkan dalam kisah Qobil dan Habil. Qurban yang disyan'atkan kepada umat Islam
adalah syan'at yang berawal dan kisah Nabi Ibrahim beserta putranya Ismail yang terdapat pada surah Ash-Shafat. 102-107 yang Artinya:
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata "Hai anakku sesungguhnya aku melihat
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu la menjawab, "Hai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang orang yang sabar "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya).
(nyatalah kesabaran keduanya) Dan kami panggillah dia. "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya
demi Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan kami tebus
anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (Ash-Shafat, 102-107)
6. Menurut riwayat mimpi itu terjadi pada malam kedelapan bulan dzulhijjah. Paginya Nabi Ibrahim berpikir
apakah mimpi itu benar datang dan Allah ataukah dan setan. Ibrahim tidak segera melaksanakan perintah itu
Hari kedelapan bulan Dzulhijjah disebut Tarwiyah, artinya hari memikir.
Pada malam kesembilan mimpi itu terulang lagi, dengan demikian mengertilah Ibrahim bahwa mimpi itu
datang dari Allah. Itulah sebabnya hari kesembilan disebut Arafah, artinya hari mengetahui. Pada malam
kesepuluh Ibrahim bermimpi lagi. Pada waktu dluha han kesepuluh bulan Dzulhijah, Ibrahim baru melaksanakan
perintah Han kesepuluh itu disebut hari nahar artinya hari menyembelih. Saat itulah Allah SWT mengganti
Ismail dengan seekor hewan sembelihan Sejak itu pula setiap tanggal sepuluh bulan Dzulhijjah Ibrahim
menyembelih hewan qurban
7. Qurban hukumnya Sunnah Muakkad. Orang
yang mampu tetapi tidak melaksanakan
qurban, tercela dalam pandangan islam.
Sebagian ulama berpendapat bahwa qurban
hukumnya wajib.mereka beralasan pula dengan
firman Allah surah Al-Kautsar : 1-3
ُرَتابَ ا
اْل َوُه ََكئِنَاش َِّنا ْرَحْنا َو َكِّب َرِّل ِّلَصَف َكْال َكْٰنيَطْعَا ٓاَّنِّا
َرَث ْو
Ada pula ulama yang berpendapat bahwa
qurban sunnah muakkad beralasan dengan
hadist Rosulullah Riwayat Tirmidzi yang artinya:
“Aku diperintahkan berqurban, dan qurban itu
sunnah bagimu”
8. Jenis dan syarat hewan
qurban
1. Jenis Hewan Kurban
Syarat hewan kurban yang pertama adalah jenis hewannya harus binatang ternak. Unta, sapi, kambing, dan domba
bisa dijadikan pilihan sebagai hewan kurban.
2. Usia Hewan Kurban
Usia hewan kurban harus mencapai umur minimal yang ditentukan syari'at. Usia hewan ternak yang boleh dijadikan
hewan kurban adalah:
➤ Unta minimal berusia 5 tahun dan telah masuk tahun ke-6
➤ Sapi minimal berusia 2 tahun dan telah masuk tahun ke-3
➤ Domba berusia 1 tahun atau minimal berusia 6 bulan bagi yang sulit mendapatkan domba berusia 1 tahun. Sedangkan
kambing minimal berusia 1 tahun dan telah masuk tahun ke-2
3. Sehat Tanpa Cacat
Rasulullah SAW merinci beberapa hal yang tak boleh dialami oleh hewan yang akan dikurbankan. Supaya memenuhi syarat
hewan qurban, jangan memilih hewan yang buta sebelah, sakit, pincang, sangat kurus dan tidak mempunyai sumsum
tulang. Pilihlah hewan kurban yang sehat.
4. Bukan Milik Orang Lain
Hewan kurban tidak sah jika didapat dari hasil mencuri dan milik orang lain. Tidak sah hukumnya berkurban dengan hewan
gadai (milik orang lain) atau pun hewan warisan.
9. Waktu penyembelihan kurban adalah setelah
salat Idul Adha (tanggal 10 Dzulhijjah) dan tiga
hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Penyembelihan boleh dilakukan pada siang
hari atau sore hari pada hari-hari tersebut,
dengan catatan sebelum matahari terbenam
pada tanggal 13 Dzulhijjah.
10. 1. Didahului dengan menyebut nama Allah.
2. Membaca Sholawat Nabi Muhammad SAW
3. Hewan kurban dirobohkan secara perlahan ke sisi kiri dan bagian kepala
menghadap kiblat.
4. Orang yang menyembelih ((dzabih) diusahakan agar menginjakkkan kaki
dibagian samping hewan
5. Membaca Takbir lalu diikuti doa "Allahumma minka wa ilayka. Allahumma
taqabbal min ....... (nama orang yang berkurban).
6. proses penyembelihan dilakukan dengan cara memutus tiga saluran di leher
bagian depan (disisi bawah jakun). Yakni saluran pernafasan, makanan, dan
pembuluh darah.
7. Usai disembelih, perlu dipastikan bahwa hewan tersebut telah benar-benar
mati dengan sempurna. Baru kemudian dilakukan proses berikutnya, seperti
dikuliti hingga pemotongan daging.
11. Setelah hewan kurban disembelih, daging kurban
kemudian dibagi-bagi. Secara umum kaidah
pembagian daging kurban ini yakni : orang yang
berkurban boleh memakan daging kurban asalkan
tidak lebih dari 1/3 bagian.
Daging kurban dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1/3
untuk shohibul kurban dan keluarganya, 1/3 untuk
tetangga atau kerabat dan 1/3 lainnya untuk
dibagikan kepada fakir miskin.
*note: Meskipun daging qurban boleh disimpan dan
dimakan tetapi menjual daging qurban adalah
terlarang. Larangan lain yang berhubungan dengan
daging qurban adalah memberikan daging qurban
kepada orang yang menyembelih sebagai upah
12.
13. MATERI YANG
AKAN DIBAHAS ADALAH
PENGERTIAN AQIQAH
HUKUM AQIQAH
WAKTU PELAKSANAAN
AQIQAH
KETENTUAN HEWAN
AQIQAH
PEMBAGIAN DAGING
AQIQAH
14. Secara bahasa, aqiqah memiliki arti “memotong” yang berasal dari bahasa arab “al-qath’u”. Terdapat juga definisi lain aqiqah
yaitu nama rambut bayi yang baru dilahirkan. Menurut istilah, aqiqah adalah proses kegiatan menyembelih hewan ternak
pada hari ketujuh setelah bayi dilahirkan.
Berdasarkan tafsir sebagian besar ulama yang dinilai paling kuat, aqiqah hukumnya adalah sunnah muakkad. Aqiqah menjadi
ibadah yang penting dan diutamakan. Bila mampu untuk melakukannya, maka orang tua sangat dianjurkan untuk melakukan
aqiqah anaknya saat masih bayi. Namun, bagi yang tidak mampu untuk melaksanakannya, hukum aqiqah boleh ditinggalkan
tanpa berdosa.
Diriwayatkan Al-Hasan dari Samurah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Semua anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelihkan pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberikan
nama.” (HR Ahmad 20722, At-Turmudzi 1605 dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
15. Untuk waktu pelaksanaan hukum aqiqah, Irsyad mengatakan bahwa biasanya dilakukan pada hari ketujuh dari kelahiran bayi.
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW.
Diriwayatkan Samurah bin Jundub Ra, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap bayi tergadaikan oleh aqiqahnya yang disembelih
untuknya pada hari ketujuh, lalu dicukur dan diberi nama.” (HR. An-Nasa’i).
Menilik dari hadist shahih tentang hukum aqiqah di atas, waktu untuk melakukan aqiqah pada Si Kecil dianjurkan pada hari
ketujuh setelah kelahirannya. Cara menghitung hari ketujuh adalah dengan menyertakan hari kelahirannya. Misal, jika Si Kecil
lahir dihari Senin maka hukum aqiqah dapat dilakukan dihari Minggu berikutnya.
Dalam sebuah hadits dikatakan, “Penyembelihan hewan aqiqah bisa hari yang ke-7, hari ke-14, atau hari ke-21.” Hadist ini
dianggap sebagai hadist yang shahih oleh sebagian ulama.
Tata cara hukum aqiqah dihari ketujuh kelahiran memang bukan harga mati. Hari ketujuh setelah kelahiran dianggap sebagai
saat yang paling afdol.
“Jika tidak memungkinkan dilakukan pada hari tersebut karena masih lelah dan tidak sempat mengurusnya, aqiqah bisa
dilakukan di hari ke-14 atau ke-21. Jika masih tidak bisa juga, maka aqiqah dapat dilaksanakan kapan saja.” tambah Ustadz
Aris Munandar.
Aqiqah dapat dilakukan sampai ada kemampuan, bahkan jika sudah dewasa sekalipun. Nabi SAW pun mengaqiqahi dirinya
sendiri ketika Beliau telah diutus menjadi seorang Nabi. Riwayat ini juga menjadi dasar dibolehkannya seseorang untuk
mengaqiqahi dirinya sendiri apabila orang tuanya belum mengaqiqahi ketika kecil atau tidak memiliki kemampuan untuk itu.
16. Kadar akikah yang mencukupi adalah satu ekor baik untuk laki-laki ataupun untuk perempuan, sebagaimana
perkataan Ibnu Abbas rahimahulloh: “Sesungguh-nya nabi ﷺmengakikahi Hasan dan Husain satu domba satu domba.” (Hadis
shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud)
Ini adalah kadar cukup dan boleh, tetapi yang lebih utama adalah mengakikahi anak laki-laki dengan dua ekor, ini
berdasarkan hadis-hadis berikut ini:[7]
1. Ummu Kurz Al Ka’biyyah berkata, yang artinya: “Nabi ﷺmemerintahkan agar dsembelihkan akikah dari anak laki-laki dua
ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor.” (Hadis sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan)
2. Dari Aisyah Radhiallaahu anha berkata, yang artinya: “Nabi ﷺmemerintahkan mereka agar disembelihkan akikah dari anak
laki-laki dua ekor domba yang sepadan dan dari anak perempuan satu ekor.” (Shahih riwayat At Tirmidzi)
dan karena kebahagian dengan mendapatkan anak laki-laki adalah berlipat dari dilahirkannya anak perempuan, dan
dikarenakan laki-laki adalah dua kali lipat wanita dalam banyak hal.
17. Dari Ummu Kurz Al Ka’biyyah, ia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu wa ‘alaihi wa sallam bersabda,
«
ٌةَاش ِّةَي ِّ
ارَجْال ِّنَع َو ِّانَتَئِّفاَكُم ِّانَتَاش ِّمَالُغْال ِّنَع
»
.
ُاوَد وُبَأ َلاَق
ِّوَتْسُم ْىَأ ِّانَتَئِّفاَكُم َلاَق َدَمْحَأ ُتْعِّمَس َد
ِّانَتَب ِّ
ارََُم ْوَأ ِّانَتَي
.
“Untuk anak laki-laki dua kambing yang sama dan untuk anak perempuan satu kambing.” Abu Daud berkata, saya
mendengar Ahmad berkata, “Mukafiatani yaitu yang sama atau saling berdekatan.” (HR. Abu Daud no. 2834 dan Ibnu Majah
no. 3162. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
ِّ َّ
َّللا َلوُسَر َّنَأ
-
وسلم عليه هللا صلى
-
َئِّفاَكُم ِّانَتَاش ِّمَالُغْال ِّنَع ْمُهَرَمَأ
ٌةَاش ِّةَي ِّ
ارَجْال ِّنَع َو ِّانَت
“Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka, untuk anak laki-laki akikah dengan dua ekor kambing dan
anak perempuan dengan satu ekor kambing.” (HR. Tirmidzi no. 1513. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
18. Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa memakannya,
menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian
lagi. Syaikh Utsaimin berkata: "...dan tidak apa-apa dia
mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga
untuk menyantap makanan dari kambing akikah yang sudah
matang. Syaikh Jibrin berkata: Sunahnya dia memakan sepertiganya,
menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan
mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh
mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau
boleh juga dia mensedekahkan semuanya. Syaikh Ibnu Bazz berkata:
"...dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya
atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang orang
yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat, tetangga,
teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk
menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang
terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah."
19.
20. Syari’ah qurban terdapat beberapa hikmah baik bagi orang yang berqurban. yang menerima dagingnya maupun bagi kepentingan umum.
a. Bagi orang yang berqurban
• Menambah kecintaan kepada Allah SWT
• Menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
• Dengan berqurban berarti seseorang telah menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah yang telah melimpahkan karunia kepadanya Dengan berqurban berarti
seseorang telah mampu berbuat baik kepada orang lain, yang diwujudkan dalam bentuk tolong-menolong, kasih mengasihi serta rasa solidaritas yang sangat
dianjurkan dalam ajaran Islam.
b. Bagi orang yang menenma daging qurban
• Menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
• Bertambah gairah dan semangat hidupnya, karena mereka melihat kenyataan bahwa hidup yang bahagia antara lain apabila mampu memberikan bantuan kepada
orang lain.
c Bagi kepentingan umum
• Memperkokoh tali persaudaraan karena ibadah qurban melibatkan semua lapisan masyarakat.
• Menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran beragama baik bagi orang yang mampu maupun bagi orang kurang mampu
21. Hikmah Aqiqah
a Merupakan manifestasi rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya dengan lahirnya seorang anak yang menjadi dambaan setiap keluarga.
b. Menambah kecintaan anak kepada orang tua.
c. Mewujudkan hubungan yang baik sesama tetangga maupun saudara dengan ikut merasakan kegembiraan atas lahirnya
seorang anak karena mereka mendapat bagian dari daging aqiqah tersebut.
d. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran dalam beragama, bermasyarakat serta menanamkan rasa persatuan,
toleransi, tolong-menolong sesama anggota masyarakat. (DEPAG 2002, HAL 187-191)