1. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
v
I
Bab
Pernahkah kalian melihat berbagai alat seperti pada gambar di atas? Berbagai alat tersebut
banyak digunakan dalam pengukuran di laboratorium. Alat ukur apa sajakah yang pernah
kalian gunakan? Adakah alat ukur di sekitar kalian? Pada kesempatan ini, kalian akan belajar
untuk melakukan pengukuran dalam kegiatan kerja ilmiah.
Pengukuran dalam Kegiatan Kerja Ilmiah
2. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
Isi Materi
A. Macam-Macam Alat Ukur
B. Besaran, Satuan, dan Dimensi
C. Pengukuran
D. Aturan Angka Penting dan Notasi Ilmiah
E. Nilai Ketidakpastian pada Pengukuran
Berulang
3. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
A. Macam-Macam Alat Ukur
(a) Menimbang bayi dengan
timbangan digital.
(c) Menimbang garam dengan
timbangan gantung.
(b) Mengukur dengan meteran
digital.
Ada banyak alat ukur yang dapat kalian temui dalam kehidupan
sehari-hari.
Penggunaan alat ukur bergantung pada apa yang diukur dan benda
yang ingin diketahui ukurannya.
4. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
1. Besaran dan Satuan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur
dan mempunyai satuan. Pada umumnya,
nilai suatu besaran dinyatakan dengan
angka-angka dan diikuti dengan satuan.
B. Besaran, Satuan, dan Dimensi
Mengukur panjang dengan
menggunakan penggaris.
Satuan adalah suatu yang nilainya ditetapkan
lebih dahulu sebagai dasar untuk melakukan
pengukuran. Misalnya, massa seseorang
adalah 60 kg. Sebagai satuan, nilai satu
kilogram (1 kg) ditetapkan lebih dahulu.
Demikian juga dengan satuan-satuan yang
lain, seperti meter, sekon, dan ampere.
a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran dasar yang satuannya sudah
ditetapkan.
Ada tujuh macam besaran pokok, yaitu panjang, massa, waktu,
suhu, arus listrik, intensitas cahaya, dan jumlah zat.
5. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
Tabel Besaran Pokok dalam Sistem Satuan Internasional
b. Besaran Turunan
Di depan telah dijelaskan bahwa besaran yang dijadikan dasar
pembentukan besaran lain disebut besaran pokok.
Besaran-besaran yang diturunkan dari besaran pokok disebut
besaran turunan. Berikut ini contoh besaran yang diturunkan dari
besaran pokok.
6. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
c. Penggunaan Bilangan Kelipatan Sepuluh
Satuan Sistem Internasional (SI) pada dasarnya berasal dari sistem
metrik. Oleh karena itu, satuan SI sangat mudah dikonversi (diubah)
dari satuan satu ke satuan lain. Konversi tersebut dilakukan dengan
perkalian kelipatan sepuluh atau sepuluh pangkat n (10n, dengan n
adalah bilangan bulat).
Misalnya, 1 km dapat diubah menjadi 103 m dan 1 mm dapat
diubah menjadi 10–3 m. Untuk memudahkan penulisan besaran
dengan bilangan yang mempunyai jumlah nol banyak, baik nol di
belakang angka maupun nol di belakang koma, ditulis dengan
menggunakan bilangan sepuluh berpangkat. Bilangan sepuluh
berpangkat dinamakan faktor pengali.
Dalam Sistem Internasional, faktor pengali mempunyai nama-nama
khusus.
7. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
2. Dimensi
Dimensi suatu besaran merupakan hubungan besaran itu dengan besaran
besaran pokok.
Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan huruf kapital atau huruf kapital
yang diberi kurung persegi.
Tabel Dimensi Besaran Pokok
Tabel Dimensi Besaran Tambahan
8. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
C. Pengukuran
Sebelum mengenal pengukuran panjang
seperti sekarang ini, orang telah
mengenal ukuran panjang, yaitu
langkah kaki, depa, atau jengkal.
Dengan kata lain, kegiatan mengukur
dapat dilakukan oleh semua orang.
1. Persiapan Kegiatan Pengukuran
Rangkaian suatu percobaan..
9. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
2. Kesalahan Pengukuran
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam pengamat.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pengamat.
Meskipun cara pembacaan dan alat ukur yang digunakan sama,
hasil pembacaan antara pelajar satu dan lainnya dapat berbeda.
Pembacaan skala gelas ukur
pada berbagai posisi.
Berikut ini beberapa aspek yang perlu
diperhatikan orang dalam pengukuran.
a. Ketepatan (Akurasi)
b. Ketelitian (Presisi)
c. Kepekaan (Sensitivitas)
d. Kesalahan Matematis
e. Kesalahan acak
10. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
3. Melakukan Pengukuran
Sebelum dipasang pada komponen,
mur dan baut diukur dahulu agar
ukurannya sesuai. Dengan demikian,
komponen alat tidak mengalami
kerusakan saat digunakan.
Gambar mur dan baut.
Untuk mengukur panjang suatu benda, harus tepat dalam memilih alat
yang sesuai.
a. Mistar Untuk mengukur panjang atau lebar
buku, kalian dapat menggunakan
mistar. Ada dua macam skala pada
mistar, yaitu milimeter (mm) untuk
mistar kecil dan sentimeter (cm)
untuk mistar ukuran 1 meter atau
pada rolmeter.
Gambar skala utama pada mistar.
11. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
b. Jangka Sorong
Dalam pertukangan atau
permesinan, kegunaan jangka
sorong sangat penting. Untuk
mengukur diameter pipa, baik
diameter dalam maupun diameter
luar, akan tepat jika digunakan
jangka sorong.
c. Mikrometer Sekrup
Ada dua skala pada mikrometer sekrup,
Skala yang di sebelah kiri dan membaca
skalanya horizontal disebut skala
utama. Skala ini bernilai 1 milimeter.
Skala yang ada di sebelah kanan dan
cara membacanya vertikal disebut skala
nonius. Skala ini bernilai 0,01 milimeter.
Gambar pengukuran menggunakan
mikrometer sekrup.
12. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
D. Aturan Angka Penting dan Notasi Ilmiah
1. Aturan Angka Penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil
pengukuran, termasuk angka terakhir yang ditaksirkan
(diperkirakan). Dengan demikian, angka penting terdiri atas angka-
angka pasti dan angka-angka taksiran sesuai dengan ketelitian alat
ukur yang digunakan.
a. Penulisan Hasil Pengukuran
Bagaimanakah penerapan angka penting dalam perhitungan?
Misalkan hasil pengukuran diameter tutup gelas 7,82 cm diukur
dengan jangka sorong. Luas tutup gelas dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut.
13. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
b. Bilangan Penting dan Bilangan Pasti (Eksak)
Menghitung dan mengukur mempunyai makna berbeda.
Menghitung menghasilkan angka yang pasti (eksak).
Bilangan pasti adalah bilangan yang diperoleh dengan cara
menghitung.
Adapun bilangan penting adalah bilangan hasil pengukuran.
c. Pembulatan Angka
Aturan pembulatannya adalah sebagai berikut.
1) Angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke atas.
Contoh: Angka 52,527 dibulatkan menjadi 52,53
2) Angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh: Angka 24,674 dibulatkan menjadi 24,67
3) Angka yang tepat sama dengan 5 dibulatkan ke atas apabila angka
sebelumnya ganjil dan dibulatkan ke bawah jika genap.
Contoh: Angka 24,235 dibulatkan menjadi 24,24
Angka 24,225 dibulatkan menjadi 24,22
14. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
d. Penjumlahan dan Pengurangan dengan Angka Penting
Hasil penjumlahan dan pengurangan hanya mempunyai satu bilangan
yang diragukan (angka perkiraan). Jika seluruh bilangan tidak
digarisbawahi, angka terakhir adalah angka yang diragukan.
1) 25300 g (angka 3 diragukan)
4140 g (angka 0 diragukan)
––––––– +
29440 g → mempunyai dua angka diragukan
Karena hasil akhir harus mempunyai satu bilangan yang diragukan,
bilangan tersebut dibulatkan menjadi 29.400.
2) 152,227 cm (angka 7 diragukan)
22,5 cm (angka 5 diragukan)
––––––– +
174,727 cm → hasil akhir dibulatkan menjadi 174,7 cm
3) 523,467 cm
15,300 cm
–––––––––– –
508,167 cm → dibulatkan menjadi 508,2 cm
15. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
e. Perkalian dan Pembagian dengan Bilangan Penting
Jumlah angka penting hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, atau gabungan di antaranya adalah sebanyak salah satu
bilangan penting yang memiliki angka penting paling sedikit. Selain itu,
hasil perhitungan hanya boleh mengandung satu angka yang
diragukan.
1) Perkalian
2) Pembagian
16. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
E. Nilai Ketidakpastian pada Pengukuran
Berulang
Hasil pengukuran perlu dilengkapi dengan toleransi pengukuran
sebagai ralat pengukuran atau ketidakpastian pengukuran.
Pengukuran yang dilakukan sekali, ralatnya adalah setengah
skala terkecil.
Untuk pengukuran yang dilakukan beberapa kali atau berulang,
ralatnya ditentukan dengan persamaan standar deviasi berikut.
17. JUDUL ISI MATERI
PREV NEXT
Untuk Kelas X SMA
[1]
Pengolahan data hasil pengukuran menghasilkan bilangan
desimal dengan banyak angka di belakang koma. Oleh karena itu,
angka hasil pengolahan dapat dibulatkan.
Langkah Pertama, tentukan nilai ketidakpastian relatif dengan
persamaan berikut!
Langkah Kedua, cocokkan persentase ketidakpastian relatif yang
diperoleh dengan aturan-aturan berikut!
Langkah Ketiga, tuliskan hasil pengolahan data dalam bentuk
x + Δx, dengan x adalah rata-rata nilai besaran yang diukur secara
berulang.