MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Tugas praktikum biologi (mikroskop)
1. HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul ”PERCOBAAN
LAZZARO SPALLANZANI” disusun oleh :
Nama : MUHAMMAD YUSRIADI DAHLAN
Nim : 1212140003
Kelas/Klp : C / VI
Telah diperiksa dan dikonsultasikan dengan seksama oleh Asisten/
koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, November 2012
Koordinator Asisten, Asisten,
Syamsu Rijal S.Pd Irfan Lukman
NIM. 081 404 059
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Faisal Sudrajat, S.Pd., M.Pd
NIP:19840619 2008042 002
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa rahasia kehidupan yang menjadi teka-teki saat ini.
Terutama dari mana asal makhluk hidup yang ada sekarang ini. Untuk menjawab
pertanyaan itu sudah ada beberapa orang yang melakukan penelitian mulai zaman
sebelum masehi hingga saat ini.
Asal mula kehidupan pada awalnya dikatakan berasal pada makhluk yang tak
hidup, atau dapat dikatakan bahwa makhluk hidup ada di dunia secara spontan yang
berasal dari makhluk yang tak hidup, seperti daging yang membusuk. Hal ini
diungkapkan pertama kali oleh Aristoteles, dan dipercaya hingga beratus-beratus
tahun kemudian.
Aristoteles beranggapan bahwa makhluk hidup sebetulnya berasal dari
makhluk tak hidup, karena dia melihat semut itu selalu keluar dari tanah sehingga
beranggapan bahwa semut itu berasal dari tanah.
Hingga beratus-beratus tahun kemudian muncullah beberapa ilmuwan yang
berusaha mematahkan teori abiogenesis yang dilontarkan oleh aristoteles yang masih
bertahan pada saat itu. Diantara ilmuwan tersebut, yakn Fransisco Redi (Italia, 1626-
1697 ), Lazzaro Spallanzani (Italia, 1972-1799) dan Louis Pasteur( Prancis, 1822-
1895).
Salah satu Ilmuwan yang bernama Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan
dengan menggunakan kuah kaldu, dimana ditempatkan disuatu wadah. Pada wadah
itu ada yang terbuka, ada yang tertutup, dan ada pula yang tertutup dan sudah di
panasi. Lazzaro mengamatinya, dan memperhatikan perubahan yang terjadi pada air
kaldu tersebut.
3. Setelah beberapa hari, Lazzaro memperhatikan perubahan yang terjadi pada
kaldu, dimana yang tidak tertutup dan yang tertutup tapi tidak dipanasi kaldunya
berubah warna, sedang yang tertutup tapi dipanasi tidak mengalami perubahan. Dari
hal itu dia beranggapan bahwa adanya mikroorganisme pada kaldu. Sehingga terjadi
perubahan pada kaldu itu kecuali pada kaldu yang telah dipanasi.
Berdasarkan hal diatas maka patahlah teori abiogenesis yang telah bertahan
selama ratusan tahun lamanya.
B. Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa
mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para
ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masal biologi, khususnya menjawab pertanyaan
di atas.
C. Manfaat Praktikum`
1. Dengan melakukan percobaan Lazzaro Spallanzani, mahasiswa secara langsung
dapat membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya.
2. Mahasiswa dapat melakukan penelitian yang sesuai dangan penelitian yang
dilakukan oleh ilmuwan.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan “Dari manakah asal kehidupan ?” merupakan masalah dari abad
ke abad. Telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya
adalah percobaan Lazzaro Spallanzani yang meragukan kebenaran teori abiogenesis
dari Aristotels (Tim Pengajar UNM, 2012 ).
Sebenarnya sudah zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan
jawaban terhadap masalh ini. Konsep yang terkenal pada masa itu adalah makhluk
hidup berasal dari benda mati, yang dikemukakan Aristoteles( 384-322 SM).
Pendapat ini terkenal dengan Teori Generatio Spontanea (Slamet, 1999).
Walaupun bertahan hingga ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan
paham abiogenesis. Orang yang meragukan kebenaran paham abiogenesis tersebut
terus mengadakan penelitian untuk memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan.
Orang-orang yang tidak puas tehadap pandangan teori abiogenesis itu antar lain
Fransisco Redi, Louis Pasteur, dan Lazzaro Spallanzani (Slamet, 1999).
Pada pertengahan abad ke-17, seorang Ilmuwan bernama Antonio Van
Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk
mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada tetesan air dari
rendaman jerami. Oleh para ahli atau pendukung paham Aristoteles, hasil
pengamatan Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka (Slamet,
1999).
Sejak zaman Aristoteles (300 SM ) orang-orang mempercayai bahwa jasad
hidup dapat terjadi secara spontan dari benda tak hidup. Pendapat dikenal dengan
istilahGeneratio Sontanea. Pendapat ini pula dianut oleh John Needham, seorang
pendeta Irlandia yang mengadakan eksperimen antara tahun 1745-1750 dengan
pelbagai rebusan padi-padian dan daging, mendapatkan bahwa walaupun air rebusan
5. tyersebut di simpan rapat-rapatdalam botoltertutup namun tetap timbul mikroba.
Pendapat itu tentu saja menggambarkan tingkat kemajuan biologi pada saat itu.
Walaupun demikian, banyak ilmuwan yang muncul kemudian merasa bahwa paham
Generatio Spontanea tidak dapat dipertahankan sehingga mereka mulai mencoba
untuk membuktikan ketidak benaran tersebut (Ni Putu, 2000).
Ada berbagai pendapat berupa hipotesis ataupun teori untuk menjawab
pertanyaan mengenai asal mula kehidupan. Teori Generatio Spontanea sebelum abad
ke 17 menyatakan bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan. paham ini
disebut juga paham abiogenesis artinya makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan
makhluk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing.
Lazzaro Spallanzani juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya terhadap
kaldu membuktikan bahwa jasad renik atau mikro-organisme yang mencemari kaldu
itu dapat membusukkan kaldu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak
terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada
jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah terinya “omne ovo ex vivo” atau telur
itu berasal dari makhluk hidup (Ahmadi, dkk, 1991).
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran
paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya
sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih
sempurna.Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air
rebusan daging dan dua buah labu. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro
Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan
berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya
pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu
tersebut.Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil
eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya
mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara
tersebut terjadilah generation spontanea (Anonim, 2012).
6. Percobaan Spallanzani pada prinsipnya sama dengan percobaan Redi, tetapi
bahan yang digunakan adalah air kaldu. Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian
dipanaskan 15º C dan dibiarkan terbuka. Labu II : diisi 70 cc air kaldu, kemudian
ditutup rapat dengan sumbat gabus, lalu dipanaskan dan pada daerah pertemuan
gabus dengan mulut labu dapat diolesi lilin agar lebih rapat (Anonim, 2012).
7. BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal : Jum’at / 9 November 2012
Waktu : Pukul 16.00 s.d 17.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai 3 Timur FMIPA UNM
B. Alat Dan Bahan
Alat :
1. 3 buah tabung reaksi
2. 1 buah rak tabung reaksi
3. 2 buah sumbat gabus
4. 1 buah lampu spritus
5. 1 buah klem kayu
7. 1 buah pipet tetes
Bahan :
1. 30 ml kaldu
2. 1 potong lilin
3. Korek api
C. Prosedur Kerja
1. Isi ketiga tabung reaksi dengan kaldu masing-masing 10 ml.
2. Tabung I, sumbat dengan tutup gabus/karet dan tetesi lilin cair sela antara mulut
tabung dengan tutup.
3. Tabung II, didihkan kaldunya di atas api lampu spiritus selama 2 menit, biarkan
terbuka (tanpa tutup).
4. Tabung III, didihkan kaldunya di atas api lampu spiritus selama 2 menit, segera
tutup dengan gabus dan tetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutupnya.
8. 5. letakkan semua tabung percobaan pad arak tabung reaksi dan simpan di atas meja
kerjamu, usahakan terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan
sumber panas lainnya.
6. Lakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama 5 hari.
9. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Har Tabung I Tabung II Tabung III
i ke
n
1 w : tidak berwarna w :tidak berwarna w : tidak berwarna
e : tidak ada endapan e : tidak ada endapan e : tidak ada endapan
b : tidak berbau b : tidak berbau b : tidak berbau
2 w : tidak berwarna w : tidak berwarna w : bening
b : tidak ada endapan b : tidak ada endapan b : tidak ada endapan
e : tidak berbau e : tidak berbau e : tidak berbau
3 w : bening w : bening w : agak sedikit keruh
e : tidakada endapan e : ada endapan e : tidakada endapan
b : tidak berbau b : tidak berbau b : tidak berbau
4 w : bening w : bening w : agak keruh
e : tidakada endapan e : ada endapan e : ada endapan
b : tidak berbau b : tidak berbau b : tidak berbau
5 w : agak keruh w : agak keruh w : agak keruh
e : ada endapan e : ada endapan e : ada endapan
b : berbau b : tidak berbau b : tidak berbau
B. Pembahasan
1.Tabung I (tertutup, tidak dipanasi)
Mulai hari pertama, air kaldu dalam tabung masih jernih dan tidak berbau.
Begitu pula pada hari kedua, keadaannya tetap jernih dan tidak berbau. Tapi
10. mulai ketika memasuki hari ketiga keadaan air kaldu mulai bening. Keadaan air
kaldu yang airnya mulai bening, berlangsung pada hari ketiga sampai hari kelima,
dan berbau. Hal ini disebabkan karena adanya aktifitas mikroorganisme pada
tabung reaksi.
2. Tabung II (tidak tertutup, dipanasi)
Pada tabung kedua, pada hari pertama, air kaldu masih jernih dan tidak berbau.
Tapi ketika memasuki hari kedua, keadaan air kaldu sudah mulai bening. Hal ini
berlangsung sampai hari ke tiga air kaldu tetap bening. Tapi ketika memasuki hari
keempat warna air kaldu sudah berwarna. Keadaan ini berlangsung pada hari
kelima dimana air kaldu tetap berwarna. Hal ini disebabkan oleh keadaan
tabung yang tidak tertutup sehingga mikroorganisme dari luar masuk ke dalam
tabung reaksi.
3. Tabung III (tertutup, dipanasi)
Tabung yang ketiga, pada hari pertama keadaan air kaldu didalamnya tidak
mengalami perubahan warna atau masih jernih. pada hari kedua, dimana air kaldu
menjadi bening. Ketika memasuki hari ketiga keadaan air kaldu menjadi bening
terdapat endapan. Hal ini dikarenakan perlakuan pada tabung yang III ditutup dan
kemudian di panasi sehingga tidak ada mikroorganisme yang dapat hidup dan
berkembang didalamnya. Keadaan ini berlangsung sampai pada hari ke empat,
dan kelima.
11. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini saya dapat menyimpulkan bahwa makhluk
hidup bukanlah berasal dari makhluk yang tak hidup,realitanya tidak unsur yang bisa
mendukung kehidupannya. Dan sangat jelas dari percobaan diatas bahwa kehidupan
berasal dari kontaminasi mikroba yang terdapat di udaraseperti yang pernah
dilakukan para ilmuwan dan peneliti dalam memecahkan masalah biologi.
B. Saran
1. Saran untuk praktikan yaitu praktikan mesti berhati-hati menggunakan alat
laboratorium yang mudah pecah atau mudah terbakar. Sehingga kesalahan dalam
praktikum bisa terhindarkan.
2. Saran untuk laboran yaitu alat-alat yang digunakan dalam praktikum agar selalu di
rawat dengan baik, dan dilengkapi lagi dengan adanya dana Lab.
3. Saran untuk Asisten yaitu memberikan waktu pengamatan yang panjang, sehingga
bisa diperoleh hasil pengamatan seperti apa yang diinginkan.
12. DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2012. Asal Usul Kehidupan. (http://bima.ipb.ac.id ). Diakses pada hari
Kamis, 15 November, 2012.
Anonim,2012. TeoriTentang Asal-usul Kehidupan. (http://wikipediasains.org ).
Diakses pada hari Kamis, 15 November 2012.
Abu Ahmadi, dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Ristiati. Ni Putu.2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. DEPDIKNAS.
Slamet. 1999. Sains Biologi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Tim Pengajar,2012. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar FMIPA UNM.
13. LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut
diatas ?
Jawab : Yang menyebabkan perubahan kaldu pada percobaan tersebut adalah
Mikroorganisme yang hidup di dalam kaldu.
2. Dari manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan
kaldu tersebut ?
Jawab : Makhluk hidup yang menyebabkan perubahan pada kaldu tersebut berasal
dari spora mahkluk hidup yang mungkin ikut terbawa bersama kaldu atau mungkin
berasal dari udara bebas.
3. Perubahan pada kaldu tersebut terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana ?
Mengapa bisa demikian ?
Jawab : Air kaldu yang mengalami perubahan adalah air kaldu yang berada pada
tabung yang kaldunya tidak disterilkan atau tidak diisolasi tabungnya dari udara
bebas atau air kaldu yang disterilkan tapi tabungnya tidak ditutup, atau tabungnya
ditutup tapi tidak disterilkan kaldunya. Sehingga mikroorganisme yang sempat ikut
ke dalam tabung dapat melakukan aktivitas.
4. Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak
mengalamiperubahan ? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau ?
Jawab : Kaldu yang tidak mengalami perubahan warna dan bau adalah kaldu yang
berada pada tabung yang disterilkan dengan cara dipanasi dan diisolasi dari udara
luar dengan sumbat gabus. Hal ini terjadi terjadi karena mikroorganisme yang
sempat ikut kedalam tabung mati pada saat tabung dipanaskan, dan mikroorganisme
baru tidak dapat berkembang karena tabung terisolasi dari udara luar.
14. 5. Mungkinkah dari bahan kaldu itu tiba-tiba muncul mikroorganisme baru ?
Jawab : Tidak, karena makhluk hidup sesungguhnya berasal dari makhluk hidup
juga, bukan dari benda mati.
6. Hasil percobaan diatas dapatkah digunakan sebagai bukti yang kuat menyangkal
teori Generatio Spontanea ?
Jawab : Ya, karena hal ini dapat dibuktikan dengan melihat perubahan yang terjadi
pada setiap tabung. Pada tabung III mikroorganisme yang menyebabkan perubahan
pada kaldu adalah mikroorganisme yang berasal dari udara bebas, pada
tabung II yang meyebabkannya yaitu mikroorganisme yang berasal atau yang ikut
bersama kaldu. Sedangkan pada tabung ke I tidak mengalami perubahan karena
tabung tersebut dipanaskan atau disterilkan dan terisolasi dari udara bebas.