1. Nama : Muhammad Iqbal
Kelas : XI MIA IV
Proyek 1
Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara
Kedatangan Bangsa Spanyol ke Nusantara
Sebab kedatangan :
Mencari rempah-rempah karena langkanya kondisi komoditi pangan saat itu
Mencari kejayaan
Mencari tempat jajahan
Menyebarkan agama Kristen
Reaksi masyarakat :
Pada awalnya masyarakat menerimanya dengan baik, tetapi karena Spanyol bersikap
semena – mena,masyarakat merasa tertindas dan merasa tidak bebas, sehingga muncullah
perlawanan-perlawanan terhadap Spanyol.
Akhir penjajahan :
Berdasarkan dengan perjanjian saragosa, akhir dari penjajahan nya ialah tidak berhasil,
karna spanyol harus meninggalkan maluku dan kembali ke filiphina.
Kedatangan Bangsa Portugis ke Nusantara
Sebab kedatangan :
Menguasai wilayah perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara, yang kabarnya kalau
nusantara merupakan salah satu sumber rempah-rempah
Untuk mencari keuntungan yang besar dari hasil perdagangan rempah-rempah.
2. Menyebarkan agama Nasrani
Untuk mencari daerah jajahan.
Reaksi masyarakat :
Pada awalnya masyarakat menyambut baik dan saling merebut mananamkan pengaruh
kepada portugis. Hal ini dimaksud agar portugis dapat membeli rempah – rempah dan membantu
masyarakat menghadapi musuh – musuh nya.
Akhir penjajahan :
Dibawah Pimpinan Sultan Baabullah Mempersatukan Rakyat Maluku Termasuk Ternate
Dan Tidore Untuk Menyerang Portugis Lalu Berhasil Mendesaknya Dan Pada Tahun 1575
Portugis Diusir Dari Ternate,portugis Melarikan Diri Ke Ambon Tahun 1605, tapi diusir dan
akhirnya menetap di Timor Timur. Pada akhir penjajahan portugis juga banyak menyerap
rempah-rempah baik di Maluku maupun di Malaka
V.O.C (Verenigde Oost-Indische Compagnie) {1602-1799 M}
Sebab berdiri :
Keinginan Belanda untuk melakukan monopoli dibidang perdagangan dikawasan
Nusantara
Inggris telah mendahului langkah VOC dengan membentuk sebuah perserikatan dagang
untuk kawasan Asia di tahun 1600 yang diberi nama EIC (East India Company)
Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda untuk keuntungan
maksimal.
Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,baik dengan bangsa-bangsa
Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol.
3. Hak-hak dan kewajiban VOC
Hak-hak VOC
Memonopoli perdagangan
Mencetak dan mengedarkan uang
Mengangkat dan memperhentikan pegawai
Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
Memiliki tentara untuk mempertahankan diri
Mendirikan benteng
Menyatakan perang dan damai
Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Kewajiban VOC
VOC wajib memberikan hasil perdagangan kepada pengusaha/pedagang besar yang
tergabung dalam VOC.
VOC wajib membantu Kerajaan Belanda jika terjadi perang dengan uang dan tentaranya
VOC wajib bertanggung jawab atas hasil kerjanya kepada Parlemen di Kerajaan Belanda
Markas dan tokoh-tokoh penting VOC
Markas
Maluku
Benteng oranje
Ternate
Tokoh-tokohpenting
Pieter Both
Jan Pieterzoon’ooon
Denadles
4. Jannsenns
Thomas Stamford
Raffles
Van Den Bosh
Douwes Dekker
Jhon Fendal
Elout
Frans Van de Putte
Dll,
Strategi VOC menguasai perdagangan
a) Verplichte Laverantie
Yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC,dan
melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
b) Contingenten
Yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c) Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh
ditanam
d) Ekstirpasi
Yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi over produksi
yang dapat menyebabkan harga rempah-rempah merosot.
e) Pelayaran Hongi
Yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Kemunduran dan Bubarnya VOC
Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abadke-18 disebabkan oleh :
5. 1. Banyak korupsi yg dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC.
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luas nya wilayah kekuasaan VOC.
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat terlalu besar.
4. Persaingan dengan konsi dagang negara lain,misalnya dengan EIC milik Inggris.
5. Hutang VOC yang sangat besar.
6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran
7. Berkembangnya faham Liberalisme sehingga monopoliperdaganganyang diterapkan VOC
tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
8. Pendudukan Perancis terhadap negara Belanda pada tahun 1795.
Pada tahun 1795 dibentuk panitia pembubaran VOC dan hak-hak istimewa VOC dihapus.
Pada tanggal 31 desember 1799 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7
juta gulden.
Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh Pemerintah Kerajaan
Belanda.
Masuknya Prancis ke Nusantara
Sebab bisa menguasai pulau jawa
Dengan dikuasainya negeri Belanda oleh Prancis, maka Prancis berhak mengatur negeri jajahan
Belanda termasuk Pulau Jawa,yang pada saat itu Prancis mempercayakan Deandles mengatur Pulau Jawa
Program-program yang menguntungkan dan merugikan
Program yang menguntungkan
Membuat jalan dari Anyer –Panarukan. Yang pada awalnya di bangun untuk memudahkan
pemberian bantuan militer bila Inggris menyerang salah satu bagian P.Jawa.
Membangun pelabuhan merak,Banten&surabaya agar kapal peran Perancis bisa bersandar.
Program yang merugikan
Mewajibkan setiap pribumi memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian kilometer.
Kemudian program ini gagal, sehingga pihak Perancis membunuh pekerjanya. Kepala mereka
6. digantung di pohon-pohon ruas kiri dan ruas kanan, jumlah korban meninggal sekitar 15.000
orang.
Akhir kekuasaan Perancis di Pulau Jawa
Daendels menguasai pulau jawa dengan carayang kejam dan menggunakan wewenangya
secara semena-mena, sehingga menimbulkan kemarahan dari dalam maupun luar negeri.
Daendels di panggil ke negeri Belanda. Louis Napoleon mengangkat Jan Willem Janssens yang
ternyata tidak mampu menahan serangan Inggris.
Lalu pada Agustus 1811, armada Inggris mendarat di Batavia dan bergabung dengan
raja-raja pulau jawa. Pada tanggal 18 september 1811, Janssens menyerah kepada pihak Inggris
di Kalituntang Salatiga dan menandatangani perjanjian Kapitulasi Tuntang, yang memiliki isi
pokok seluruh pulau jawa menjadi milik Inggris.
Masuknya Inggris ke Nusantara
Sebab bisa menguasai pulau Jawa
Sebagai tindak lanjut untuk berpatisipasi langsung di dalam perdagangan di Indonesia,
Inggris mengirimkan perwakilannya di EIC di Kalkuta, Gubernur Jenderal Lord, untuk merebut
semua daerah di Indonesia yang dikuasai oleh Belanda. Hal tersebut dikarenakan di Indonesia,
Belanda (pada saat itu Belanda di bawah penjajahan Prancis) telah menguasai daerah- daerah
penghasil rempah- rempah begitu banyak. Oleh karena hal tersebut, dengan menaklukan bangsa
Belanda di Indonesia dianggap akan lebih mempermudah bangsa Inggris di dalam memperoleh
rempah- rempah.
Lalu pada Agustus 1811, armada Inggris mendarat di Batavia dan bergabung dengan
raja-raja pulau jawa. Pada tanggal 18 september 1811, Janssens menyerah kepada pihak Inggris
di Kalituntang Salatiga dan menandatangani perjanjian Kapitulasi Tuntang, yang memiliki isi
pokok seluruh pulau jawa menjadi milik Inggris.
Program/kebijakan yang diterapkan
Bidang Botani
7. Membuat kebun raya Bogor
Kebun Raya Bogor mengkoleksi lebih dari 5000 jenis tanaman tropis. Salah satunya
bunga raflesia Arnoldi.
Bidang Budaya
Mengarang buku History of Java. History of Java menceritakan sejarah raja-raja Jawa
beserta tradisinya.
Bidang Hukum
Membuat pengadilan gaya Inggris dengan sistem juri.
Bidang Sosial
Melarang praktek perbudakan dan kerja rodi.
Bidang Ekonomi
Memberlakukan Sistem Pasar Bebas
Monopoli Garam
Membuat uang Derham
Landrente(Pajak Tanah) kepada rakyat.
Bidang Pemerintahan
Membagi pulau jawa menjadi 18 keresidenan (ada yang sebut 16).
Bupati (sebagai pegawai pemerintah)diberikan gaji oleh pemerintah Inggris & tidak
menguasai tanah.
Menghapus Kesultanan Banten dan mengkerdilkan Kesultanan Cirebon.
Reaksi masyarakat :
Pada saat kedatangan Inggris di Nusantara masyarakat menyambutnya baik karena
Inggris sikap dan tindakannya tidak membuat masyarakat serta raja-raja marah. Bahkan ketika
Inggris ingin merebut kekuasaan Prancis di Nusantara raja-raja pulau jawa membantu Inggris
untuk mengalahkan Prancis. Serta tindakan dan kebijakan pada saat pemerintahan banyak yang
8. baik dan lebih manusiawi dibanding para penjajah sebelumnya, bahkan hampir tidak adanya
perlawanan atau gejolak dari masyarakat.
Akhir pemerintahan Inggris di Nusantara
Diakhir Perang Koalisi di eropa,Napoleon Bonaparte berhasil di tangkap tahun 1814 M
dan pasukannya kalah tahun 1815. Negara-negara yang anti Perancis membuat Kongres
Wina(1814 M) dengan maksud ingin kembalikan keadaan eropa dan jajahannya seperti sebelum
Perang Koalisi(1807-1815).
Sebagai tindak lanjut Kongres Wina, Inggris & Belanda membuat Perjanjian/Traktat
London(1815 M). Yang salah satu isinya Nusantara (Sumatera bagian tengah sampai Papua
Barat) diberikan pada Belanda. Sebagai gantinya,Belanda meberikan Semenanjung
Malaya(Malaisia) yang dulu direbut dari Portugis, kepada Inggris. Namun ternyata Thomas
Stamford Raffles tidak setuju dengan perjanjian itu yang kala itu Raffles masih sebagai wakil
Inggris di Nusantara khususnya di Pulau Jawa. Setelah itu terjadi Raffles digantikan oleh Jhon
Fendall (1815-1816), kemudian Fendall menyetujui perjanjian itu, maka berakhirlah masa
pemerintahan Inggris di Nusantara.
Masa Pemerintahan Hindia-Belanda
Latar belakang :
Dengan terlaksananya Kongres Wina dan di setujuinya Perjanjian London/Traktat
London antara Inggris dan Belanda, maka sesuai dengan perjanjian itu Nusantara kembali ke
tangan Belanda atau disebut juga Pemerintahan Belanda Tahap II. Yang kemudian nama
Nusantara diubah menjadi Hindia-Belanda. Yang mana Nusantara dipimpin oleh oleh Van Der
Capellen.
Program/kebijakan Yang diterapkan
Ketika kerajaan Belanda kembali terbentuk, kas negara telah kosong dan kelaparan dan
kemiskinan terjadi dimana-mana, dan untuk membangun kembali negara, Belanda harus
9. berhutang ke negara lain, selain itu Belanda juga dapat membangun kerajaannya kembali dengan
memanfaatkan hasil daerah jajahannya terutama Nusantara. Program yang diterapkan :
Culture Stelsel (kerja paksa)
Dengan sistem ini, Belanda memonopoli perdagangan komoditi-komoditi ekspor di Jawa.
Terlebih lagi, pihak Belanda lah yang memutuskan jenis (dan jumlah) komoditi yang harus
diproduksi oleh para petani Jawa. Secara umum, ini berarti para petani Jawa harus
menyerahkan seperlima dari hasil panen mereka kepada Belanda. Sebagai gantinya, para
petani menerima kompensasi dalam bentuk uang dengan harga yang ditentukan Belanda
tanpa memperhitungkan harga komoditi di pasaran dunia. Sistem Tanam Paksa menghasilkan
kesuksesan keuangan. Antara tahun 1832 dan 1852, sekitar 19% dari total pendapatan
pemerintah Belanda berasal dari koloni Jawa. Antara tahun 1860 dan 1866, angka ini
bertambah menjadi 33%.
Pada awalnya, Sistem Tanam Paksa itu tidak didominasi hanya oleh pemerintah Belanda
saja. Para pemegang kekuasaan Jawa, pihak Eropa swasta dan juga para pengusaha Tionghoa
ikut berperan. Namun, setelah 1850 - waktu Sistem Tanam Paksa direorganisasi - Pemerintah
Kolonial Belanda menjadi pemain utama. Namun reorganisasi ini juga membuka pintu bagi
pihak-pihak swasta untuk mulai mendominasi Jawa. Sebuah proses privatisasi terjadi karena
Pemerintah Kolonial secara bertahap mengalihkan produksi komoditi ekspor kepada para
pengusaha swasta Eropa.
Sistem Politik Liberal
Semakin banyak suara terdengar di Belanda yang menolak sistem Tanam Paksa dan
mendorong sebuah pendekatan yang lebih liberal bagi perusahaan-perusahaan asing.
Penolakan sistem Tanam Paksa ini terjadi karena alasan kemanusiaan dan ekonomi. Pada
1870 kelompok liberal di Belanda memenangkan kekuasaan di parlemen Belanda dan dengan
sukses menghilangkan beberapa ciri khas Sistem Tanam Paksa, seperti persentase
penanaman beserta keharusan menggunakan lahan dan tenaga kerja untuk mengekspor hasil
panen.
10. Kelompok liberal ini membuka jalan untuk dimulainya sebuah periode baru dalam
sejarah Indonesia yang dikenal sebagai Zaman Liberal (sekitar 1870-1900). Periode ini
ditandai dengan pengaruh besar dari kapitalisme swasta dalam kebijakan kolonial di Hindia
Belanda
Sistem Politik Etis
Waktu perbatasan Hindia Belanda mulai mirip perbatasan yang ada di Indonesia saat ini,
Ratu Belanda Wilhelmina membuat pengumuman pada pidato tahunannya di 1901 bahwa
kebijakan baru, Politik Etis, akan diterapkan di Hindia Belanda. Politik Etis ini (yang
merupakan pengakuan bahwa Belanda memiliki hutang budi kepada orang nusantara)
bertujuan untuk meningkatkan standar kehidupan penduduk asli. Cara untuk mencapai tujuan
ini adalah melalui intervensi negara secara langsung dalam kehidupan (ekonomi),
dipromosikan dengan slogan 'irigasi, pendidikan dan emigrasi'. Namun, pendekatan baru ini
tidak membuktikan kesuksesan yang signifikan dalam meningkatkan standar kehidupan
penduduk asli.
Akhir Pemerintahan
Modernisasi Jepang dan kuatnya kekuatan Jepang membuatnya terjun ke Perang Dunia
II. Mulai dari dihancurkannya pangkalan Amerika di Pearl Harbour pada 8 Desember 1941
hingga dikuasainya Indocina, Malaysia, Thailand, Singapura dan Indonesia. Sisa pasukan sekutu
pimpinan Karel Doorman mencoba bertahan dalam Perang Laut Jawa namun gagal. Pasukan
Jepang sangat kuat.Akhirnya tanggal 8 Maret 1942 pasukan Belanda menyerah kepada Jepang
secara resmi di Kalijati-Jawa Barat. Berakhirlah Hindia Belanda.