Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Media audiovisual berbentuk video mampu meningkatkan motivasi dan kemampuan menghafal siswa dalam proses menghafal al-Qur'an. Penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan video dapat menumbuhkan semangat belajar siswa dan kemampuan mereka dalam mengulang ayat atau surat al-Qur'an yang telah dihapalkan.
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
MOTIVASI
1. MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL BERBENTUK
VIDEO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN
MENGHAPAL AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3
CIKARANG UTARA
Muhamad Nur Al Amin
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email: mna19amazing@gmail.com
ABSTRAK
Motivasi dan kemampuan menghafal merupakan masalah penting dalam
proses menghapal al-Qur’an. Banyak guru di sekolah atau madrasah yang masih
kurang memperhatikan permasalahan ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat motivasi dan kemampuan menghafal siswa melalui media
audiovisual yang berbentuk video. Penelitian ini lebih menekankan pada ranah
kognitif taksonomi bloom, antara lain: mengingat (remember), memahami
(understand), menerapkan (applyze), dan mengevaluasi (evaluate). Penelitian ini
menggunakan model penelitian observasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa
media audiovisual berbentuk video mampu meningkatkan motivasi dan kecepatan
serta kekuatan menghafal siswa dalam proses menghafal al-Qur’an. Hal ini terlihat
dengan adanya semangat dan keaktifan dari siswa ketika mengikuti pembelajaran
pendidikan agama Islam khususnya dalam menghapal ayat atau surat di dalam al-
Qur’an, dan siswa pun mampu mengulang ayat atau surat yang sudah
dihapalkannya.
Kata Kunci: AudioVisual, Video, Motivasi, Kemampuan menghafal
2. Muhamad Nur Al Amin
Jurnal Al-Fatih, Vol. I No. I, 2019/1440
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Pendidikan merupakan sarana dan wadah
pembinaan potensi sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan perlu
mendapatkan perhatian dan penanganan baik oleh keluarga, sekolah, masyarakat
maupun pemerintah.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang membantu
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa melalui proses belajar mengajar,
fasilitas, sarana dan prasarana, media, sumber belajar dan tenaga kependidikan
merupakan fasilitator yang membantu, mendorong dan membimbing siswa dalam
pembelajaran guna memperoleh keberhasilan dalam belajar.
Sekolah juga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat
melaksanakan pendidikan agama Islam dengan menjadikannya sebagai mata
pelajaran pada kurikulum sekolah. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai
salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajaran Islam dan tatanan
nilai hidup dan kehidupan Islami yang berdasarkan pada sumber al-Quran dan
hadits. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah diharapkan mampu
membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
serta mempunyai akhlak yang mulia.1
Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
tidak hanya untuk dihapal, dibaca, dipahami dan dihayati, tetapi juga harus
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kemampuan siswa dalam
menghapalkan suatu ayat atau surat dalam al-Qur’an beserta maknanya. Ketika
siswa menghafalkan al-Qur’an dengan maknanya secara tidak langsung siswa akan
memahaminya dan akan mengamalkan apa yang sudah ia pahami tersebut.
Salah satu pembelajaran yang dapat membangun dan meningkatkan
keaktifan belajar siswa harus diwujudkan oleh setiap guru melalui kreatifitas guru
dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalam proses
pembelajaran. Karena hal itu merupakan salah satu aspek yang menentukan
keberhasilan pencapaian belajar dan lancarnya kegiatan proses pembelajaran.
Untuk melancarkan kegiatan proses pembelajaran, seorang guru harus mampu
menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran, agar pada saat proses pembelajaran siswa terlibat langsung dan aktif,
Namun, pada kenyataannya dalam proses pembelajaran yang berlangsung
di sekolah masih terdapat beberapa kendala untuk mengembangkan motivasi
belajar dan potensi pada siswa. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 3
Cikarang Utara Kab. Bekasi khususnya pada siswa kelas X terdapat beberapa
kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
hal menghafal ayat atau surat di dalam al-Qur’an, diantaranya proses pembelajaran
berpusat pada guru, sehingga dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
pada siswa tidak optimal, dan kurangnya interaksi terhadap siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran tersebut kurang merangsang siswa untuk terlibat secara aktif,
bahkan siswa cenderung bersifat pasif dan kurang mandiri, yang pada akhirnya
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya mengenai menghafal
1 Cecep Anwar dan Novi Yulianti. Jurnal At-Thulab. Penerapan Metode Pembelajaran Probing
Prompting Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran PAI.
3. Muhamad Nur Al Amin
Jurnal Al-Fatih, Vol. I No. I, 2019/1440
al-Quran akan terasa membosankan dan kurang menarik minat siswa, kemudian
banyak siswa yang kurang bersemangat dan cenderung diam dalam menerima
materi pembelajarannya, hanya sebagian kecil saja siswa yang aktif dalam proses
pembelajaran di kelas, hal tersebut dikarenakan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam masih dianggap hanya berbentuk hapalan-hapalan semata, sehingga
sebagian besar siswa kurang begitu semangat dalam proses pembelajarannya. Juga
terdapat pula pola pikir siswa yang masih merendahkan bahwa ia berlatar belakang
dari SMP bukan MTs, dan ia berada pada jenjang SMA bukan MA, sehingga para
siswa beranggapan bahwa tidak perlu terlalu dalam untuk menghapal ayat atau surat
di dalam al-Qur’an dan juga tidak perlu terlalu dalam untuk mempelajarinya.
Pada umumnya siswa menginginkan metode atau media pembelajaran yang
menstimulusi belajar menyenangkan. Hal ini berdampak terhadap motivasi dan
kemampuan siswa dalam menghafal al-Qur’an. Memperhatikan tujuan yang
terkandung dalam Pendidikan Agama Islam, maka seharusnya pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah dan di madrasah menjadi suatu kegiatan yang
disenangi, menantang, dan bermakna bagi siswa. Karena pada dasarnya kegiatan
belajar mengajar mengandung arti adanya interaksi dari berbagai komponen seperti
guru, siswa, bahan ajar, dan sarana lainnya yang digunakan pada saat kegiatan
berlangsung.2
Metode atau media yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang
menyenangkan, menantang, dan membangkitkan motivasi atau minat siswa, yang
dikemas dalam model pembelajaran kooperatif atau cooperative leraning. Salah
satu alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah media
audiovisual dengan menggunakan video.
Media audiovisual merupakan bahan ajar yang mengombinasikan dua
materi, yaitu visual dan auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang indra
pendengaran sedangkan visual untuk merangsang indra penglihatan. Dengan
kombinasi keduanya, guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih
berkualitas. Hal itu berdasarkan bahwa siswa cenderung akan lebih mudah
mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka tidak hanya menggunaka n
satu jenis indra saja, apalagi jika hanya indra pendengaran saja.
Media audiovisual mampu memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada
awalnya tidak mungkin bisa dilihat di dalam kelas menjadi mungkin dilihat. Selain
itu juga dapat membuat efek visual yang memungkinkan siswa memperkuat proses
belajar.3
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian observasi dengan judul “Media Pembelajaran Berbasis Audiovisual
Berbentuk Video Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Menghafal Al-
Qur’an Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Cikarang Utara”.
2 Mohamad Erihadiana dan Wulan Lismawati. Penerapan Model Quick On The Draw Dengan
Menggunakan Media Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif PAI
Siswa.
3 Jajang Eris Hermana dan Mismit Husen.Jurnal At-Thulab. Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan
Agama Islam Melalui Multimedia Pada Materi Syaja’ah Kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung.
4. Muhamad Nur Al Amin
Jurnal Al-Fatih, Vol. I No. I, 2019/1440
PEMBAHASAN
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang
memiliki kesan sendiri di hadapan siswa. Zakiyah Darajat (1996:25-26)
menjelaskan “Pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah
Islamiyah” berasal dari kata Robba (mendidik), seperti sabda Nabi Muhammad
Saw. yang artinya “Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakanlah
pendidikanku”.
Kemudia menurut kurikulum PAI 2002 yang dikutip oleh Abdul Majid
(2005:130), pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani
ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa. Pada saat ini banyak guru yang masih
melaksanakan pembelajaran dengan seadanya, sehingga belum mampu
membangkitkan semangat yang tinggi pada siswa dalam pembelajaran. Dari
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti banyak hal yang dapat dikaji dan
dikembangkan.4
Media Audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Hal tersebut merupakan media perantara atau penggunaan materi
dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran, sehingga dipergunakan
dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam
menularkan suatu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Jenis-jenis media Audiovisual adalah sebagai berikut:
1) Media Audiovisual Gerak
Media Audiovisual gerak adalah media intruksional modern yang
sesuai dengan perkembangan zaman yang meliputi penglihatan,
pendengaran, dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang
bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah
televisi, video tape, film gerak, dan lain-lain.
2) Media Audiovisual Diam
Media Audiovisual diam adalah media yang menampilkan suara dan
gambar yang diam. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini
adalah film bingkai, film rangkai, dan lain-lain.
Fungsi media Audiovisual dalam pembelajaran dalam konteks komunikasi
mempunyai fungsi yang sangat luas yaitu sebagai berikut:
1) Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif adalah menyampaikan pengaruh yang bernilai
pendidikan. Mendidik siswa agar berpikir kritis, memberi
pengalaman yang bermakna dan mengembangkan serta memperluas
kemampuan berpikir siswa.
4 Nurhamzah dan Asep AndiRahman. Jurnal At-Thulab. Penerapan Media Visual Flipchart Untuk
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
5. Muhamad Nur Al Amin
Jurnal Al-Fatih, Vol. I No. I, 2019/1440
2) Fungsi Sosial
Fungsi sosial adalah menyampaikan informasi autentik dalam
berbagai bidang kehidupan dan juga konsep yang sama pada setiap
orang supaya dapat memperluas pergaulan, pengenalan, pemahaman
tentang orang lain dan adat istiadat.
3) Fungsi Ekonomis
Fungsi Ekonomis adalah dengan menggunakan media pendidikan
pencapaian tujuan bisa dilakukan dengan efisien, penyampaian
materi bisa menekan sedikit mungkin pemakaian biaya, tenaga, serta
waktu tanpa mengurangi efektivitas dalam pencapaian tujuan.
4) Fungsi Budaya
Fungsi budaya adalah memberikan perubahan-perubahan dalam segi
kehidupan manusia, bisa mewariskan dan juga meneruskan unsur-
unsur budaya seni yang ada di masyarakat.
Adapun manfaat yang akan didapatkan ketika menggunakan media
Audiovisual adalah sebagai berikut:
1) Mempermudah dalam menyajikan serta menerima pembelajaran
maupun informasi serta bisa menghindarkan salah pengetian.
2) Mendorong rasa keingin tahuan, hal ini disebabkan karena sifat
audiovisual yang menarik dengan gambar yang dibuat semenarik
mungkin membuat siswa tertarik serta memiliki keinginan untuk
mengetahui lebih banyak lagi.
3) Mempercepat daya serap siswa dalam memahami pelajaran yang
disampaikan.
4) Tidak membosankan. Maksudnya adalah karena sifatnya yang variatif.
Kelebihan menggunakan media audiovisual adalah sebagai berikut:
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan lainnya.
2) Demonstarasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,
sehingga dalam waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan
penyajiannya.
3) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
4) Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
komentar yang akan didengarkan.
5) Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar
tersebut, artinya control sepenuhnya ditangan guru.
6) Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajkannya.
Adapun langkah-langkah media pembelajaran audiovisual dengan
menggunakan video adalah sebagai berikut:
1) Guru membuka pembelajaan (salam, do’a, dan absensi).
2) Guru menyiapkan media yang terkait dengan video tersebut, seperti
projector, laptop, speaker dan lain-lain.
3) Guru memerintahkan kepada siswa untuk membacakan terlebih dahulu
ayat atau surat yang akan dipelajari beserta terjemahannya.
4) Guru menampilkan materi yang akan dipelajari dengan menyajikan
sebuah video, dimana video tersebut menyajikan tampilan berupa
bacaan ayat atau surat al-Qur’an secara perkata dengan gerakannya.
6. Muhamad Nur Al Amin
Jurnal Al-Fatih, Vol. I No. I, 2019/1440
5) Guru menyontohkan terlebih dahulu bagaimana gerakan-gerakan yang
sesuai dengan arti perkata pada ayat atau surat yang dipelajari tersebut.
6) Siswa diminta untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan
guru tersebut.
7) Guru memerintahkan siswa untuk mengulangnya berkali-kali hingga
hapal.
8) Setelah siswa hapal, maka guru membimbing siswa untuk lanjut ke ayat
atau surat berikutnya dengan perlakuan yang sama.
9) Setelah siswa hapal, maka siswa menyetorkan hapalannya tersebut,
dimana yang harus disetorkan adalah bacaan ayat atau surat al-Qur’an
tersebut beserta terjemahan dan gerakan perkatanya.
10) Guru menyimak hapalan ayat atau surat yang disetorkan oleh masing-
masing siswa.
11) Guru juga bisa memberikan permainan sambung ayat untuk
merefleksikan pembelajaran.
12) Guru membenarkan jika ada kesalahan.
13) Menutup pembelajaran dengan do’a.
Adapun indikator keaktifan belajar siswa menurut Nana Sudjana dapat
dilihat dari kriteria berikut:
1) Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah.
3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya.
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan.
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
Adapun kata keaktifan dalam kamus bahasa Indonesia adalah berasal dari
kata dasar aktif yang artinya giat (bekerja atau berusaha). Sedangkan kata keaktifan
berarti kegiatan atau kesibukan. Kemudian definisi belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5
Dengan demikian, dari kedua pengertian yang telah dijelaskan di atas yaitu
dari pengertian keaktifan dan belajar dapat diambil kesimpulan bahwa keaktifan
belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan pada diri individu baik
dalam proses perkembangan psikis, sikap, minat dan penyesuaian diri dalam cara
belajar yang aktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada saat menghafal suatu ayat atau
surat dalam al-Qur’an dengan menggunakan media audiovisual yang berbentuk
video mengalami peningkatan, karena dalam penerapannya dengan media tersebut
siswa tidak hanya sekedar menghapalkan ayat atau surat dalam al-Qur’an,
5 Cecep Anwar dan Novi Yulianti. Jurnal At-Thulab. Penerapan Metode Pembelajaran Probing
Prompting Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran PAI.
7. Muhamad Nur Al Amin
Jurnal Al-Fatih, Vol. I No. I, 2019/1440
melainkan mengetahui terjemahan ayat atau surat yang dihapalkan dalam bentuk
gerakan, sehingga bisa membuat siswa sangat senang dalam proses pembelajaran
berlangsung.
Hasil ini terlihat dari suasana kelas yang lebih hidup karena media tersebut
dapat menarik perhatian siswa dan dengan adanya gerakan yang berbeda dalam
perkatanya membuat siswa lebih senang tidak membosankan. Dengan adanya
gerakan juga membuat siswa lebih mudah untuk menghapal dan memahami arti
dari setiap ayat atau surat tersebut.
Kemudian seorang guru juga ketika dalam proses pembelajaran berlangsung
menjadi lebih interaktif, yaitu terjadinya interaksi terhadap siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran yang berlangsung tidak monoton. Maka, dengan itu siswa
tidak akan diam dalam menerima materi pembelajaran, melainkan bersemangat
ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam tidak hanya berbentuk hapalan semata.
Dengan adanya gerakan-gerakan tersebut dapat membuat kemampuan
menghapal seorang siswa menjadi lebih kuat, karena ketika misalnya seorang siswa
lupa dengan terjemahan dari salah satu kata atau ayat, maka siswa bisa
mengingatnya dengan perantara gerakan-gerakan yang sesuai dengan
terjemahannya tersebut.
Kemampuan menghapal al-Qur’an dapat ditingkatkan dengan membiasakan
untuk selalu berinteraksi dengan al-Qur’an, misalnya dengan memahami al-Qur’an
tersebut. Hapalan yang disertai dengan pengertian dapat memasukkan nilai-nilai
Qur’ani dalam diri siswa, sehingga akan terwujud melalui perbuatan atau tingkah
laku yang tidak menyimpang dari al-Quran.
Penggunaan media audiovisual berbentuk video tersebut pun juga bisa
membuat suasana kelas lebih menyenangkan, sehingga semua siswa sangat dengan
antusias atau bersemangat ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
dapat membuat paradigma dalam siswa tersebut berubah, yang semulanya
beranggapan bahwa dia tidak harus memperdalami hapalan al-Qur’an, menjadi
semakin bersemangat memperdalami hapalan al-Qur’an, sehingga minat untuk
menghapal dan mempelajari al-Qur’an akan semakin tinggi.
Artinya berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa penerapan
media audiovisual berbentuk video dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa,
meningkatkan motivasi dan semangat siswa, dan meningkatkan kemampuan
menghapal siswa. Hal tersebut diperkuat dengan adanya minat dan semangat yang
tinggi pada siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai media pembelajaran berbasis
audiovisual berbentuk video untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan
menghapal siswa kelas X SMA Negeri 3 Cikarang Utara dapat diperoleh simpulan
bahwa keaktifan belajar, motivasi, semangat, minat, dan kemampuan menghapal
pada siswa sebelum menggunakan media audiovisual berbentuk video masih
tergolong rendah. Hal tersebut diperkuat dengan adanya rasa tidak semangat, bosan,
dan cenderung diam pada siswa. Sedangkan setelah menggunakan media
audiovisual berbentuk video, keaktifan belajar, motivasi, semangat, minat dan
8. Muhamad Nur Al Amin
Jurnal Al-Fatih, Vol. I No. I, 2019/1440
kemampuan menghapal pada siswa tergolong tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan
adanya rasa semangat, minat, dan motivasi yang sangat tinggi pada siswa, serta
kemampuan menghapal yang meningkat.
REFERENSI
Cecep Anwar dan Novi Yulianti. Jurnal At-Thulab. Penerapan Metode
Pembelajaran Probing Prompting Dengan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI.
Mohamad Erihadiana dan Wulan Lismawati. Penerapan Model Quick On The
Draw Dengan Menggunakan Media Permainan Bingo Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kreatif PAI Siswa.
Jajang Eris Hermana dan Mismit Husen. Jurnal At-Thulab. Pengembangan Bahan
Ajar Pendidikan Agama Islam Melalui Multimedia Pada Materi Syaja’ah
Kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung.
Nurhamzah dan Asep Andi Rahman. Jurnal At-Thulab. Penerapan Media Visual
Flipchart Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam