1. PENERAPAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN PAI DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
SDN 220 DUAMPANUA KAB. PINRANG PINRANG
Proposal Tesis Diajukan untuk Memenuhi Syarat Seminar Proposal sebagai
tahapan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)
pada Program Pascasarjana STAIN Parepare
PROPOSAL TESIS
Disusun oleh:
ABDUL HAMID
NIM: 15.0211.001
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PAREPARE
2017
2. 1
PROPOSAL TESIS
Nama : Abdul Hamid
NIM : 15.0211.001
Judul : Penerapan Media Interaktif Pembelajaran PAI Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada SDN 220
Duampanua Kabupaten Pinrang
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi.
Berkomunikasi merupakan kegiatan manusia sesuai dengan nalurinya yang selalu
ingin berhubungan diantara sesamanya dan sesungguhnya ini merupakan naluri
manusia yang ingin hidup berkelompok. Dengan adanya naluri tersebut maka
komunikasi dapat dikatakan merupakan bagian yang hakiki dari hidup manusia.
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup
komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor
tersebut diantaranya adalah guru, guru merupakan komponen pengajaran yang
memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar
mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar
mengajar yang dilakukannya.1
Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu
mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru, namun kerap kali
terabaikan. Problematika yang dihadapi oleh guru tidak dimanfaatkannya
1 Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h. 1
1
3. 2
media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai
alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat,
biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul
apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan
masing-masing diketahui oleh para pengajar. Media sebagai alat bantu
mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi.
Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan
sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan
disampaikan. Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam
menayangkan pesan dan informasi.2
Dalam menyampaikan materi pendidikan agama diperlukan media
pembelajaran. Media pembelajaran pendidikan agama adalah perantara atau
pengantar pesan guru agama kepada penerima pesan yaitu peserta didik .
Media pengajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar
serta dapat memperlancar penyampaian Pendidikan Agama Islam.3
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau
fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru atau
fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran
2Hamzah. Profesi Kependidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 109.
3Muhaimin. Strategi Belajar (Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam)
(Surabaya: CV. Citra Media, 1996), h. 91.
4. 3
agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses
pembelajaran.
Salah satu upaya seorang guru untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesan-
pesannya. Hal ini diperuntukkan bagi peserta didik yang belum dapat
menerima pesan yang disampaikan guru, maka penggunaan media sangat
dianjurkan. Dengan demikian penggunaan media untuk menyampaikan pesan
pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesalapahaman bagi
keduanya yaitu murid dan guru.
Azhar Arsyad mengemukakan bahwa pemakaian media pengajar
dalam proses pembelajaran membangkitkan kemajuan dan minat yang baru,
bangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa
pengaruh psikologis terhadap peserta didik .4
Pendidikan Agama Islam dipahami sebagai upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
hingga terwujud, kesatuan dan persatuan bangsa.5 Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) berfungsi untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan,
dan ketrampilan kepada siswa agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah
SWT.
4Azhar Arsyad. Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h. 15.
5Abdul Madjid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 130.
5. 4
Lembaga pendidikan memikul tanggung jawab moral dalam rangka
pembangunan manusia seutuhnya sebagai pengejawantahan dalam rangka usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah sebagai bagian integral dari
pembangunan bangsa tidak terlepas dari kegiatan pembangunan pendidikan yang
bertumpu pada pembentukan manusia yang sehat jasmani dan rohani, berwawasan
luas, berakhlak mulia, dan dapat berguna bagi masyarakat secara umum.
Melihat pentingnya media pembelajaran, oleh karena itu peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Media Interaktif
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik pada SDN 220 Patampanua Kab. Pinrang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Penggunaan media interaktif pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SDN 220 Patampanua Kabupaten Pinrang belum dilakukan.
2. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SDN 220 Patampanua
Kabupaten Pinrang masih rendah.
3. Pengaruh penerapan media interaktif pembelajaran Pendidikan Agama
Islam terhadap hasil belajar di SDN 220 Patampanua Kabupaten Pinrang
belum diketahui secara empiris.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan agar lebih terfokus dalam
pembahasan penelitian ini, maka rumusan masalah sebagai berikut:
6. 5
1. Bagaimanakah penggunaan media interaktif pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDN 220 Patampanua Kabupaten Pinrang?
2. Bagaimana hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SDN 220
Patampanua Kabupaten Pinrang?
3. Bagaimana pengaruh penerapan media interaktif pembelajaran Pendidikan
Agama Islam terhadap hasil belajar di SDN 220 Patampanua Kabupaten
Pinrang?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui penggunaan media interaktif pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDN 220 Patampanua Kabupaten Pinrang.
b. Mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SDN 220
Patampanua Kabupaten Pinrang.
c. Mengetahui pengaruh penerapan media interaktif pembelajaran
Pendidikan Agama Islam terhadap hasil belajar di SDN 220 Patampanua
Kabupaten Pinrang.
2. Kegunaan Penelitian
Dengan tercapainya tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan berguna
untuk kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
a. Kegunaan teoritis
7. 6
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi para
pendidik dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran PAI dengan menggunakan media interaktif pembelajaran PAI.
b. Kegunaan praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memiliki nilai guna terutama bagi
pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
menumbuhkan hasil dan meningkatkan prestasi belajar secara maksimal pada
mata pelajaran PAI.
E. TELAAH PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
1. Telaah Pustaka
a. Penelitian yang relevan
Adapun karya-karya ilmiah yang menjadi acuan bagi penulis yang relevan
dengan penelitian media pembelajaran adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan Azharur Rofiqi, tahun 2008, yang berjudul
Penggunaan Media Audio-Visual dalam Meningkatkan Motivasi, Pemahaman
dan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Qur’an Hadits Kelas X.C di MAN
Malang I. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Malang. Dalam penelitian ini disimpilkan bahwa perlu diterapkan
penggunaan media pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan, salah satunya dengan menggunakan media audio-visual. Media ini
merupakan salah satu solusi alternatif untuk menjadikan pembelajaran lebih
efektif sehingga mampu meningkatkan motivasi, pemahaman dan prestasi belajar
siswa terutama pada pelajaran Qur'an Hadits.
8. 7
Tesis karya Malihatul Azizah, Mahasiswi Program Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014, yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Adobe Flash untuk Meningkatkan
Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih Kelas V MI Al-
Falahiyah”. Dalam tesis ini, dengan menggunakan Adobe Flash, disusunlah
sebuah software yang berjalan di perangkat komputer atau laptop dan dibuat
sedemikian rupa untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa Kelas V
MI Al-Falahiyah pada mata pelajaran Fikih.
Muhammad Warham, dalam tesisnya yang berjudul, Penggunaan
Multimedia Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Korelasinya Dengan
Minat Belajar Siswa SMP Negeri 37 Makassar, tesis Pendidikan Agama Islam
UIN Alauddin Makassar tahun 2010, menjelaskan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan multimedia bertujuan untuk memudahkan proses pembelajaran dan
menumbuhkan kreativitas pendidik dalam mendesain pembelajaran yang
komunikatif dan interaktif serta sebagai jalan permasalahan ditengah kesibukan
pendidik.
b. Referensi yang relevan
Beberapa referensi yang relevan dan dapat mendukung penelitian
peneliti antara lain:
Azhar Arsyad, dengan bukunya yang berjudul Media Pembelajaran.
Dalam buku ini juga banyak membahas tentang pengertian, bentuk dan fungsi
media pembelajaran.6 Ahmad Rohani, dengan judul Media Intuksional Edukatif,
6Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, (Jakarta Raja Grafindo Persada, 2003). h. 3
9. 8
dalam buku ini menggambarkan bahwa media pembelajaran hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.7 Yudhi Munadi dengan judul
Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Dalam buku ini membahas
tentang media, bentuk dan karakteristik media serta bagaimana pemilihan dan
pengembangan media pembelajaran.8 Yusufhadi Miarso, dalam bukunya yang
berjudul Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, menggambarkan tujuan dan
fungsi media dan teknologi pendidikan.9 Kemudian Moh. Uzer Usman dengan
judul Menjadi Guru Profesional. Buku ini membahas tentang tugas guru,
peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.10
2. Landasan Teori
a. Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah
tengah, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim pesan dari pengirim pesan.11 Sedangkan dalam
kepustakaan asing yang ada sementra para ahli menggunakan istilah Audio Visual
Aids (AVA), untuk pengertian yang sama. Banyak pula para ahli menggunakan
istilah Teaching Material atau Instruksional Material yang artinya identik dengan
7Ahmad Rohani, Media Intuksional Edukatif,(Jakarta Rineka Cipta, 2007). h 2
8Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), h. 2
9Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Cet. IV; Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2009), h. 109
10Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 53
11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran…, h. 3
10. 9
pengertian keperagaan yang berasl dari kata “raga” artinya suatu benda yang dapat
diraba, dilihat, didengar, dan diamanati melalui panca indera kita.12
Dan sebelum diambil sebuah kesimpulan mengenai arti dari media
pembelajaran ada baiknya penulis memaparkan tentang pengertian media yang
telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan diantaranya :
a. Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and
Technology). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan
dalam proses penyampaian informasi.13
b. Menurut NEA ( National Educational Assosiation). Media adalah bentuk-
bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan di
baca.14
c. Menurut P. Ely dan Vernon S. Gerlach. Media memiliki dua pengertian
yaitu arti luas dan sempit. Menurut arti luas yaitu kegiatan yang dapat
menciptakan kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru. Dan menurut
arti sempit media berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang
digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan
informasi.15
d. Menurut Asnawir dan Basyiruddin dalam bukunya mendefinisikan media
adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses pendidikan.16
e. Zakiah Darajat mengutip Rostiyah dkk. media pendidikan merupakan alat,
metode, dan tehnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas
komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.17
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan tersebut. Bahwa materi
12 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung, Citra Aditya Bhakti, 2001), h 11
13 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran…, h 3
14 Arif Sadiman, Media Pengajaran, (Jakarta, Raja Garfindo Persada, 2003), h. 23
15 Ahmad Rohani, Media Intuksional Edukatif, (Jakarta Rineka Cipta, , 2007). h 2
16 Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran.., h 11
17 Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta,Bulan Bintang, 2010). h 80
11. 10
yang ingin di sampaikan adalah pesan pembelajarannya serta tujuan yang ingin
dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.
Apabila dalam satu dan hal lain media tidak dapat menjalankan
sebagaimana fungsinya sebagai penyalur pesan yang diharapkan, maka media
tersebut tidak efektif dalam arti tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang
diinginkan dan disampaikan oleh sumber kepada sasaran yang ingin dicapai.
a. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Gearlach dan Elly, dalam bukunya yang berjudul "Teaching and Media",
menggolonglan media atas dasar ciri-ciri fisiknya terdiri dari :
1) Benda sebenarnya termasuk dalam katagoei ini meliputi : orang, kejadian,
objek atau benda
2) Presentasi verbal yang termasuk dalam katagori ini meliputi : media cetak,
kata-kata yang diproyeksikan melalui slide, filmstrip, transparansi, catatan
di papan tulis, majalah dinding, papan tempel, dan lain sebagainya
3) Presentasi grafis, katagori ini meliputi :Chart, grafik, peta, diagram,
lukisan atau gambar yang sengaja dibuat untuk mengkomunikasikan
suatu ide, ketrampilan atau sikap.
4) Potret ini dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin
dipresentasikan melalui buku, film, stip, slide, majalah dinding dan
sebagainya.
5) Film (Motion picture) Artinya jenis media yang diperoleh dari hasil
pemotretan benda/kejadian sebenarnya maupun film dari pemotretan
gambar (film animasi).
6) Rekaman suara (audio recorder) Ialah bentuk media dengan menggunakan
bahasa verbal atau efek suara, dalam hal ini sudah barang tentu dapat
dimanfaatkan secara klasikal, kelompok atau bersifat individual.
7) Program atau disebut dengan "pengajaran Berprograma" Yaitu infomasi
verbal, visual, atau audio yang sengaja dibuat untuk merangsang adanya
respon dari siswa.
8) Simulasi Adalah peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk
mendekati/menyerupai kejadian sebenarnya, contoh : simulasi tingkah
laku seorang pengemudi dalam mobil dengan memperhatikan keadaan
jalan ditunjukkan pada layar (dengan film). Simulasi dapat pula dilakukan
dengan permainan (permainan simulasi).18
18 Mahfud Shalahudin, Media Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 2001). h 46-47
12. 11
Selanjutnya apabila penggolongan jenis media tersebut atas dasar ukuran
serta kompleks tidaknya alat perlengkapan, maka dapat diklasifikasikan menjadi
lima macam yaitu :
a) Media tanpa proyeksi dua dimensi : yaitu jenis yang penggunaannya tanpa
proyektor dan hanya mempunyai dua ukuran saja, yakni panjang dan lebar.
Termasuk dalam jenis ini misalnya : papan tulis, papan tempel, papan
fanel, dan lainnya.
b) Media tanpa proyeksi tiga dimensi yaitu : Jenis media yang
penggunaannya tanpa proyektor dan mempunyai ukuran panjang, lebal
tebal, dan tinggi. Termasuk dalam katagori ini misalnya : benda
sebenarnya, boneka, dan sebagainya.
c) Media Audio yaitu media yang hanya memberikan rangsangan suara saja.
Media ini penggunaannya tanpa proyektor, tetapi memiliki alat
perlengkapan khusus yang dapat menyampaikan atau memperkeras suara.
Jenis media semacam ini misalnya : radio dan tape recorder.
d) Media dengan proyeksi yaitu : Media yang penggunaannya memakai
proyektor, misalnya :Fim, slide, dan Film strip.
e) Televisi dan Video Tape Recorder yaitu Jenis media yang pada prinsipnya
sama dengan Audio Tape recorder, dan Radio. Perbedaannya jika radio
cukup dengan pemancar suara saja, sedangkan TV memancarkan suara
dan gambar. Video Tape. Recorder adalah alat untuk merekam,
menyimpan dan menampilkan kembali secara serempak suara dan gambar
dari suatu objek. Sedangkan kalau TV adalah sebagai alat untuk melihat
gambar dan mendengarkan suara dari jarak jauh.19
b. Landasan Penggunaan Media Dalam Pendidikan Agama Islam
Menurut Drs Mahfudh Shalahuddin dalm bukunya Media Pendidikan
Islam menyatakan ada beberapa dasar penggunaan media dalam pendidikan Islam
antara lain :
1) Dasar Religius
Dalam masalah penerapan media pendidikan agama, harus memperhatikan
jiwa keagamaan pada anak didik. Oleh karena faktor inilah yang justru menjadi
sasaran media pendidikan agama yang sangat prinsipil. Dengan tanpa
19 Mahfud Shalahudin, Media Pendidikan Agama…, h 47-48
13. 12
memperhatikan serta memahami perkembangan jiwa anak atau tingkat daya fikir
anak didik, guru agama akan sulit diharapaknan untuk menjadi sukses.
2) Dasar Psikologis
Pada waktu guru menyusun desain untuk media, ia harus telah
merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan jelas, agar kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, guru pula yang
menentukan dan mengorganisir komponen media. Guru akan dapat mengorganisir
komponen dengan tepat kalau ia mengetahui tentang proses belajar mengajar/tipe-
tipe belajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks
artinya mengikutsertakan segala aspek kepribadian baik jasmani maupun rohani.
Sedangkan unik berarti cara belajar dari tiap orang mempunyai perbedaan, seperti
dalam hal : minat, bakat, kemampuan, kecerdasan serta tipe belajar.
Hakikat perbuatan belajar mengajar adalah usaha terjadinya perubahan
tingkah laku kepribadian bagi orang yang belajar. Perubahan itu baik dalam aspek
pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap/nilai. Guru akan dapat memilih dan
menggunakan media dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran,
jikamengetahui tentang proses orang mengenal dunia dan sekitar bagaimana cara
mempelajarinya.20
3) Dasar Teknologis
Kemajuan dan perkembangan teknologi mempengaruhi perkembangan dan
kemajuan masyarakat. Pengaruh tersebut juga memasuki dunia pendidikan,
sehingga menimbulkan istilah “Teknologi Pendidikan” yang mempunyai
20 Mahfud Shalahudin, Media Pendidikan Agama…, h 22
14. 13
pengertian sebagai proses keseluruhan kegiatan yang melibatkan orang, prosedur,
fikiran, perencanaan, organisasi dalam menganalisis masalah, melaksanakan dan
menilai serta mengelola usaha pemecahan masalah dengan segala sumber yang
ada.21
c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Arif S. Sadiman dkk. dalam bukunya “Media Pendidikan”
menjelaskan bahwa: “faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media
adalah tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa, jenis
rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan latar belakang dan lingkungan siswa,
situasi kondisi setempat dan luas jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor
tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam norma/kriteria keputusan
pemilihan.”22
Dalam hal ini Dick dan Carey menyebutkan bahwa disamping kesesuaian
dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu : pertama, ketersedian
sumber setempat yaitu apabila media yang bersangkutan tidak terdapat sumber-
sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk
membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya.
Ketiga, adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan
media yang bersangkutan untuk waktu yang lama artinya bias digunakan
dimanapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah di
bawa atau dipindahkan. Faktor keempat, adalah efektifitas biayanya dalam jangka
21 Mahfud Shalahudin, Media Pendidikan Agama…, h 42-43
22 Arif Sadiman, dkk, Media Pengajaran..., h 83-84
15. 14
waktu yang panjang, sebab ada jenis media yang biaya produksinya mahal
(contohnya program film bingkai) tetapi dapat dipakai berulang-ulang dalam
jangka waktu yang panjang.
Hakikat dari pemilihan media ini pada akhirnya adalah keputusan untuk
memakai, tidak memakai atau mengadaptasi media yang bersangkutan.23 Adapun
kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah :
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media yang dipilih berdasarkan
tujuan insrtuksional yang diterpakan secara umum mengacu kepada
kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga arah kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan fisik,
dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan
lebih tinggi.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi media yang berbeda, contoh film dan grafik memerlukan
simbol dan kode yang berbeda. Agar dapat membantu proses pembelajaran
secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas
pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Praktis, luwes dan bertahan, jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber
cara lainnya memproduksi, maka tidak perlu dipaksakan. Kriteria ini
menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada yang ada,
mudah diperoleh atau mudah dibuat oleh guru. Media yang dipilih
sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan
yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-
mana.
4. Guru terampil menggunakannya, ini merupakan salah satu kriteria utama.
Apapun jenis media yang digunakan, guru harus mampu menggunakannya
dalam proses belajar mengajar. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan
oleh guru yang menggunakannya.
5. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kelompok besar belum
tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau
perorangan. Oleh karena itu ada berbagai macam media yang digunakan
untuk jenis kelompok besar, kecil, dan perorangan.
6. Mutu tekhnis, pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus
memenuhi persyaratan tekhnis tertentu. Contohnya visual pada slide harus
jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lainnya yang berupa latar belakang.24
23 Arif Sadiman, dkk, Media Pengajaran..., h. 84
24 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran…, h 72-74
16. 15
Menurut Ahmad Rohani dalam bukunya “Media Instruksional Edukatif”
menyatakan bahwa pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan
kriteria-kriteria sebagai berikut :
a) Tujuan. Media hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
b) Ketepatgunaan. Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.
c) Keadaan peserta didik. Kemampuan berfikir dan daya tangkapa peserta
didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.
d) Ketersediaan. Pemilihan perlu memperlihatkan ada atau tidak media
tersedia di perpustakaan atau di sekolah serta mudah-sulinya diperoleh.
e) Mutu teknis. Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
f) Biaya. Hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan
apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau
tidak.25
Berkaitan dengan hal tersebut beberapa ahli menyatakan : untuk memilih
media atau menggunakannya media pembelajaran perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
a. Biaya lebih murah, pada saat pembelian ataupun dalam pemeliharaan
b. Kesesuaian dengan metode pembelajaran
c. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
d. Pertimbangan praktis
Media dipilih atas dasar praktis tidaknya untuk digunakan seperti :
1) Kemudahannya dipindahkan atau ditempatkan.
2) Kesesuaian dengan fasilitas yang dad di kelas.
3) Keamanan penggunaannya.
4) Kemudahan perbaikinya.
5) Daya Tahannya.
25 Ahmad Rohani, Media Intuksional Edukatif…, h 53
17. 16
Ketersediaan media tersebut berikut suku cadang di pasaran serta keterbatasan
bagi peserta didik. Jenis media yang digunakan harus dipilih berdasarkan kriteria
utama, yaitu kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kriteria lain, seperti
yang telah diuraikan diatas. Bila media yang dipilih hanya memenuhi sebagian
dari kriteria, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
1) tampak baik dalam perencanaan tetapi tidak berhasil diproduksi, karena
terlalu mahal atau sulit diperoleh peralatan dan bahan bakunya.
2) Diproduksi dengan kualitas rendah karena alasan yang sama seperti diatas.
3) Tidak atau kurang digunakan karena tidak sesuai dengan karakteristik
peserta didik, tidak praktis untuk digunakan atau tidak sesuai dengan
metode pembelajaran.
4) Kurang efektif dalam mencapai tujuan.26
Akhirnya perlu dipahami tentang cara-cara pemilihan media ada tiga cara
yaitu:
1) Model, flow Chart, Eliminasi. Menggunakan sistem pengguguran (batal)
dalam pengambilan keputusan.
2) Model Matriks. Menangguhkan pengambilan keputusan, untuk memilih
ini cocok kalau menggunakan media rancangan.
3) Model Checeklist. Menangguhkan keputusan untuk memilih sampai
seluruh kriteria dipertimbangkan, hal ini cocok untuk media jadi dan
media rancangan.27
e. Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Media pembelajaran pendidikan agama Islam dapat digunakan dalam
rangka upaya peningkatan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya. Prinsip-prinsip penggunaan media
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pengunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang
integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu
26 Ahmad Rohani, Media Intuksional Edukatif…, h. 29-30
27 Ahmad Rohani, Media Intuksional Edukatif…, h 34
18. 17
yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan
hanya dimanfaatkan bila sewaktu-waktu digunakan.
2) Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang
digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar.
3) Guru hendaknya dapat mengasai teknik-teknik dari suatu media
pembelajaran yang digunakan.
4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu
media pembelajaran.
5) Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis.
6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari beberapa
macam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang
menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat
merangsang motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan interaksi
belajar mengajar.28
f. Pembelajaran berbasis Multimedia
Pembelajaran Multimedia adalah suatu kegiatan belajar mengajar di mana
dalam penyampaian bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa, guru
menggunakan atau menerapkan berbagai perangkat media pembelajaran. Adapun
media pembelajaran itu sangatlah beraneka macam, baik itu dalam bentuk media
cetak, media atau alat peraga ataupun media elektronik.
Media cetak sudah sangat lazim bagi guru maupun siswa, media cetak
meliputi buku paket, buku referensi, majalah, tabloid, koran, atlas atau peta atau
media-media cetak lainnya. Alat peraga meliputi model atau bentuk, globe, relief,
gambar bagan, alat musik. Sedang media elektronik meliputi TV, Radio, Tape
Recorder, OHP, Komputer, LCD Proyektor, dan Slide. Bagi sekolah-sekolah yang
sudah cukup mampu untuk mengadakan alat-alat tersebut, sudah semestinya
guru-guru dianjurkan supaya dapat memanfaatkannya dalam kegiatan
pembelajaran. Karena disamping guru memperoleh pengalaman baru dalam
28 Basyirudin Usman dan Asnawir, , Media Pembelajaran.., h 19
19. 18
pembelajaran. Pembelajaran multimedia ini juga akan terasa menyenangkan bagi
siswa, dan yang tak kalah pentingnya adalah metode pembelajaran seperti ini
sangat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perangkat multimedia komputer hanyalah sebuah alat proses pengolah
data saja (hardware ), sedang yang berperan dalam pembelajaran adalah
perangkat-perangkat lunak yang disebut dengan software. Sebuah komputer dapat
bekerja atau dijalankan karena terdapat software di dalamnya. Software meliputi
sistim operasi dan berbagai program aplikasi. Program aplikasi dalam komputer
berbasis Windows, meliputi program pengolah kata, program pengolah angka,
program untuk presentasi, program design grafis, program internet, program
pengolah foto atau film dan lain-lain.
Beberapa program-program tersebut jika dipadukan dengan baik dapat
ditetapkan dalam proses pembelajaran. Untuk memperlancar kegiatan
pembelajaran multimedia, sebuah computer harus dapat bekerja dengan baik dan
optimal. Komputer yang baik adalah komputer yang dapat bekerja dalam
mengolah data atau mengakses data dengan cepat. Perkembangan saat ini telah
dimunculkan komputer generasi terbaru yang mampu mengolah atau mengakses
data dengan sangat cepatnya. Kecepatan kerja sebuah komputer tergantung dari
tipe prossessor yang terdapat di dalamnya. Sarana pendukung yang terkait dengan
perangkat komputer (lazim disebut perangkat Teknologi Informasi dan
Komunikasi) adalah alat untuk menayangkan kerja sebuah sistim komputer. Alat
20. 19
itu dapat berupa layar monitor atau LCD Proyektor. Kemudian untuk informasi
suara alat pendukungnya berupa Speaker dan Microphone.29
d. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.30 Pengalaman yang dimaksud adalah
pengalaman yang diperoleh berkat proses pembelajaran. Pengalaman tersebut
dapat dilihat dari perubahan tingkah laku atau pola kepribadian siswa. Jadi
pengalaman yang diperoleh siswa adalah pengalaman sebagai hasil belajar siswa
di sekolah.
Menurut Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
peserta didik setelah melalui kegiatan belajar.31 Senada dengan itu menurut
Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar sebagai dampak dari pembelajaran
adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam
ijazah, atau kemampuan fisik tertentu dalam olahraga setelah latihan.32
Sementara, Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar peserta didik pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri peserta didik setelah melalui
proses pembelajaran.33 Tingkah laku yang diharapkan sebagai hasil dari belajar
29 Ides Fidiatno, Pembelajaran Berbasis Multimedia (Penerapan perangkat TIK dalam
pengembangan kegiatan belajar mengajar). http:www.Multimedia pembelajaran.co.id diakses 25
Desember 2016
30Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. VIII; Bandung: Rosda
Karya, 2002), h. 22.
31Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar (Cet. III;
Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 37.
32Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Renieka Cipta, 2006), h. 3-4.
33Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar..., h. 2.
21. 20
mengacu kepada tiga ranah yang diharapkan melekat pada peserta didik yaitu:
pertama, ranah kognitif,34 kedua, ranah afektif, 35dan ketiga, ranah psikomotor36.
Untuk mengetahui sejauhmana ketiga ranah tersebut dapat dicapai siswa, guru
harus melakukan evaluasi, dan untuk mendapatkan hasil belajar siswa secara valid
harus ditunjang oleh kemampuan guru dalam menguasai teknik-teknik evaluasi.
Nasution mengemukakan di dalam bukunya Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam menyatakan bahwa:
Prestasi Belajar adalah semua upaya yang diusahakan guru bersama peserta
didik dalam proses belajar mengajar yang akan membawa pengaruh pada diri
peserta didik.37
Siswa dikatakan mengalami pembelajaran apabila ia mampu
mengembangkan pengetahuannya dan kemudian membangun pengetahuan baru
sehingga mencapai taraf pemahaman (understanding) yang sebenarnya. Dalam
proses pembelajaran sudah seharusnya didorong untuk mempertajam,
memperluas, memperkaya dan kemudian menstrukturkan kembali pengetahuan
yang diperoleh sesuai dengan logika yang dibangunnya sendiri.
34Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak, dalam ranah kognitif
terdapat enam jenjang proses berfikir mulai dari jenjang terendan sampai jenjang yang paling
tinggi yaitu: (1) Pengetahuan, hapalan, ingatan (Knowledge), (2) Pemahaman (comprehension), (3)
Penerapan (aplication), (4) Analisis (analysis), (5) Sintetis (synthesis) dan (6) Penilaian
(evaluation). Lihat Bloom, Taxonomy of Educational Objektives the Classification of Educational
Objektives, Cognitif Domain (New York: David McKay Company, 1956), h. 59.
35Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, ranah ini terinci
dalam lima jenjang yaitu: (1) Menerima atau memperhatika (recaiving atau attending), (2)
Menaggapi (responding), (3) Menilai atau menghargai (valuing), (4) Mengorganisasikan
(organization), (5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (crakterization by a value
or value complekx). Lihat Krathwohl, et.al., Taxonomy of Educational Objectives, Affective
Domain (New York: David McKay Company, 1974), h. 89.
36Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan
bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu. Lihat, Anas Sudijono, Pengantar
Evaluasi Pendidikan (Cet. III; Jakarta: PT. Raja Grapindo, 2001), h. 57.
37Noehi Nasution, Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Cet. 1;
Jakarta: Dirjen Lembaga Islam, 2001), h. 2.
22. 21
Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku pada
diri yang belajar, sedangkan perubahan tingkah laku yang diharapkan setelah
melakukan proses pembelajaran itu tertuang dalam perumusan tujuan
pembelajaran. Sementara tujuan pembelajaran harus senantiasa mengacu kepada
tiga ranah yang dikenal dalam Taksonomi Bloom yaitu: 1) cognitive domain
(ranah penguasaan intelektual), 2) affective domain (ranah sikap dan nilai), 3)
psycomhotor domain (ranah keterampilan atau kemampuan berperilaku).38 Ketiga
ranah tersebut tidak berdiri sendiri tapi merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan bahkan membentuk hubungan hirarki. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajarnya apabila
mampu melakukan perubahan pada dirinya dalam aspek kognitif, apektif dan
psikomotor. Dengan demikian keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapainya.
b. Kerangka konseptual/Kerangka Pikir
Kerangka konseptual yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah alur
pikir yang dijadikan pijakan atau acuan dalam memahami masalah yang diteliti.
Kerangka ini merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun
dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara sistematis sehingga
menghasilkan sintesa antar variabel yang diteliti.
38Hamzah B. Uno, dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran. (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), h. 27.
23. 22
Bagan kerangka pikir
III. Metode Penelitian
A. Jenis dan Variabel Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif lapangan (field research).
Penelitian pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data
numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.39 Sedangkan penelitian
lapangan adalah penelitian yang menggunakan kehidupan nyata sebagai tempat
kajian.40 Jadi penelitian kuantitatif lapangan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data yang berupa angka
dan penelitiannya mengkaji kehidupan nyata di lapangan.
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah variabel independen
(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen
adalah penggunaan media interaktif pembelajaran PAI yang diberi simbol X dan
variabel dependen adalah hasil belajar yang diberi symbol Y.
Desain hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat diperlihatkan
pada gambar berikut:
39 Suranto, Metodologi Penelitian dalam Pendidikan dengan Program SPSS, (Semarang:
CV. Ghiyyas Putra, 2009), hlm. 25.
40Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 167.
HASIL BELAJAR
MEDIA PEMBELAJARAN
INTERAKTIF PAI
VISUAL AUDIO AUDIO VISUAL
24. 23
Keterangan:
X = Media Interaktif pembelajaran PAI
Y = Hasil Belajar peserta didik
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah SDN 220 Duampanua,
yang terletak di Sidomulyo Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang Sulawesi selatan.
C. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta
didik SDN 220 Duampanua sebanyak 240 orang dan pendidik PAI SDN 220
Duampanua.
Penentuan atau pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik random sampling terhadap peserta didik. Random sampling adalah tehnik
pengambilan sampel secara acak atau random. Alasan mengambil random
sampling karena populasi lebih dari 100 orang. Dan total sampling terhadap
penentuan sampel pendidik. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel
dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling
karena menurut Sugiyono jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian semuanya.41 Jadi sampel peserta didik sebanyak 60
41 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R&D
(Cet. VI: Bandung: Alfabeta, 2008), h. 47
X Y
25. 24
orang atau 25 % dari 240 jumlah populasi dan 12 orang sampel pendidik, atau 100
% populasi.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang amat penting dan strategis
kedudukannya dalam keseluruhan kegiatan penelitian, karena data yang
diperlukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian diperoleh melalui
instrument. Berikut ini instrument yang peneliti gunakan:
1. Pedoman Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistemik
terhadap segala yang tampak pada obyek penelitian, pengamatan dan pencatatan
ini dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa,
sehingga berada bersama obyek.42
Bentuk observasi yang digunakan adalah bentuk bebas yang tidak perlu
ada jawaban tetapi mencatat apa yang tampak sebagai pendukung hasil penelitian,
meliputi pengambilan bentuk partisipan dan non partisipan. Observasi partisipan
digunakan untuk meneliti proses pembelajaran dalam kelas.
2. Daftar Angket
Angket (kuesioner), adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Adapun instrument
penelitian yang dipergunakan adalah metode angket yaitu pedoman angket yang
berisi pertanyaan terkait dengan penelitian, dengan bentuk quesioner tertutup,
42S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2000) h.
165.
26. 25
dalam artian telah tersedia jawaban dalam bentuk pilihan ganda. Angket diberikan
kepada 60 peserta didik yang menjadi responden.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan alat untuk mengumpulkan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Dimana pencari informasi (interviewer) dengan kontak langsung atau tatap muka
langsung dengan sumber informasi (informan).43
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang menggunakan bahan klasik untuk
meneliti perkembangan yang khusus yaitu untuk menjawab pertanyaan atau
persoalan-persoalan tentang apa, mengapa, kenapa, dan bagaimana.44 Adapun
menurut Suharsimi Arikunto bahwa metode dokumentasi adalah cara mencari
tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, dan sebagainya. Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk
memperoleh data mengenai penggunaan media pembelajaran yang digunakan.
E. Tehnik Pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang akurat dan ilmiah, maka dipergunakan
beberapa teknik dalam mengumpulkan data, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal seperti percakapan
yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Teknik ini
43S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan…, h. 146.
44Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 64.
27. 26
digunakan untuk mengetahui kondisi objektif peranan kepala sekolah dalam
penggunaan media pembelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaanya, wawancara
dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara (interview
guide) dan wawancara bebas.
2. Angket
Angket (kuesioner), adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Adapun instrument
penelitian yang dipergunakan adalah metode angket yaitu pedoman angket yang
berisi pertanyaan terkait dengan penelitian, dengan bentuk quesioner tertutup,
dalam artian telah tersedia jawaban dalam bentuk pilihan ganda.
3. Observasi
Observasi adalah metode ilmiah yang bisa diartikan sebagai pengamatan
melalui pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan
sebuah alat indera.45 Bentuk observasi yang digunakan adalah bentuk bebas yang
tidak perlu ada jawaban tetapi mencatat apa yang tampak sebagai pendukung hasil
penelitian, meliputi pengambilan bentuk partisipan dan non partisipan.
4. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen. Data yang dikumpulkan cenderung merupakan data sekunder,
sedangkan data-data yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi
merupakan data primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama.
Dalam menggunakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
45S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
h. 159.
28. 27
tertulis seperti papan potensi madrasah, buku profil madrasah, catatan harian dan
nilai-nilai siswa dan dokumen lainnya.
F. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk
memperoleh gambaran tentang penggunaan media interaktif pembelajaran PAI.
Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menguji pengaruh penggunaan
media interaktif pembelajaran PAI dengan hasil belajar peserta didik di SDN 220
Duampanua.
Untuk keperluan tersebut digunakan rumus persamaan analisis regresi
sebagai berikut:
Y= a + bX
Keterangan:
Y = Hasil belajar Peserta didik
X = media Interaktif pembelajaran PAI
a = Konstanta
b = Koefisien hubungan media interaktif pembelajaran PAI dan hasil
belajar peserta didik.
Proses perhitungan rumus tersebut untuk hasil analisis regresi linier
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak program SPSS for Windows versi 21.
29. 28
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar Cet.
III; Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 2003
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Cet. XIII; Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003
Bloom, Taxonomy of Educational Objektives the Classification of Educational
Objektives, Cognitif Domain New York: David McKay Company, 1956
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran Jakarta: Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Renieka Cipta, 2006
Djamara, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, ed. 2 Cet. II; Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2008
Drajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang, 2010
Fidiatno, Ides, Pembelajaran Berbasis Multimedia http:www.Multimedia-
pembelajaran.co.id diakses 5 Desember 2016
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 2004
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, Bandung, Citra Aditya Bhakti, 2001
Hamzah, Profesi Kependidikan Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007
Krathwohl, et.al., Taxonomy of Educational Objectives, Affective Domain New
York: David McKay Company, 1974
Madjid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta,
2003
Muhaimin. Strategi Belajar Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam.
Surabaya: CV. Citra Media, 1996
Muhajir, Noeng,. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik,
Fenomenologik dan Realisme Metaphisik Studi Teks dan Penelitian
Agama Yogyakarta: Rake Seraju, 2002
Nasution, Noehi, Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Cet. 1; Jakarta: Dirjen Lembaga Islam, 2001
30. 29
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial (cet.VII; Yogyakarta : Gajah
Mada University Press, 2012
Poerdarminta, W. J .S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2003
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Rohani, Ahmad, Media Intuksional Edukatif, Jakarta Rineka Cipta, 2007
Sadiman, Arif, Media Pengajaran, Jakarta, Raja Garfindo Persada, 2003
Shalahudin, Mahfud, Media Pendidikan Agama, Surabaya: Bina Ilmu, 2001
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta: Rineka
Cipta, 2003
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan Cet. III; Jakarta: PT. Raja
Grapindo, 2001
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Cet. VIII; Bandung:
Rosda Karya, 2002
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007
-------------, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D Cet. VI: Bandung: Alfabeta, 2008
Sukardi, Metodoleogi Penelitian Pendidikan, Jakarta; Bumi Aksara, 2009
Sunarto dan Ny. Hartono, B. Agung, Perkembangan Peserta Didik Jakarta:
Rineka Cipta, 2013
Suranto, Metodologi Penelitian dalam Pendidikan dengan Program SPSS,
Semarang: CV. Ghiyyas Putra, 2009
Uno, Hamzah B. dan Lamatenggo, Nina. Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran. Cet. I; Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010
Usman, Basyirudin dan Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers,
2002
Usman, Husaini et al, Metodologi Penelitian Sosial Cet. IV; Jakarta: Bumi
Aksara, 2001
31. 30
PERESTUJUAN KOMISI PEMBIMBING
Pembimbing penulisan Proposal Tesis saudari Nurhasman NIM:
15.0211.034, mahasiswi Program Pascasarjana STAIN Parepare, Program
Studi Pendidikan Agama Islam Berbasis IT, setelah dengan seksama meneliti
dan mengoreksi proposal tesis yang bersangkutan dengan judul: Korelasi
Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Prestasi Belajar di
Madrasah Aliyah Negeri se Kota Parepare, memandang bahwa proposal tesis
tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk
melakukan Seminar Proposal.
PEMBIMBING I
Dr. Muhammad Saleh, M. Ag
(………………………...……………)
PEMBIMBING II
Dr. Buraerah, M.Pd
(………………………...……………)
Parepare, 2016
Diketahui oleh:
Direktur Pascasarjana
STAIN Parepare
Prof. Dr. H. Abd. Rahim Arsyad, MA
NIP. 19500717 199003 1 002