1. DEVELOPMENT OF IMAGE MEDIA USING FLANNEL CLOTH ON LEARNING
OUTCOMES OF CLASS IV PRIMARY SCHOOL STUDENTS ON NATURAL SCIENCE
MATERIALS (IPA)
PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN KAIN FLANEL
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA MATERI
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Rani Aulia Putri1, Rini Fitriyani2, Renni Ramadhani Lubis M.Pd3
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan Al Maksum Langkat1,2
Korespondensi Penulis
ranibaik567@gmail.com
rinif4010@gmail.com
renniramadhani@stkipalmaksum.ac.id
ABSTRACT
The use of learning media in conveying natural science (science) material to fourth grade
elementary school children is very necessary for teachers so that children become interested and
happy, so that it will generate motivation in learning and curiosity in fourth grade elementary school
children. The aim of this research is to determine the development of flannel board media to improve
learning outcomes for fourth grade elementary school children. Types of development research
(research and development). The development procedure according to 4D theory consists of four
stages, namely Define, Design, Develop, Disseminate. The effectiveness of using flannel cloth media
to improve the learning outcomes of fourth grade elementary school children, after research was
conducted at one of the elementary schools in Langkat using flannel cloth media, it was proven that
the learning outcomes of fourth grade elementary school children could improve.
Keywords: Learning Outcomes, Learning Media, Elementary School Children, Flannel Fabric
2. ABSTRAK
Penggunaan media pembelajaran dalam menyampaikan materi ilmu pengetahuan alam (IPA)
pada anak kelas IV Sekolah Dasar sangat diperlukan oleh guru agar anak menjadi tertarik dan merasa
senang, sehingga akan memunculkan motivasi dalam belajar dan rasa ingin tahu pada anak kelas IV
Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengembangan media papan flanel untuk
meningkatkan hasil belajar pada anak kelas IV Sekolah Dasar. Jenis penelitian pengembangan
(research and development). Prosedur pengembangan menurut teori 4D yang terdiri dari empat tahap,
yaitu Define, Design, Develop, Disseminate. Efektifitas penggunaan media kain flanel untuk
meningkatkan hasil belajar anak kelas IV Sekolah Dasar yaitu setelah dilakukan penelitian di salah
satu sekolah dasar di Langkat dengan menggunakan media kain flanel terbukti bahwa hasil belajar
anak kelas IV Sekolah Dasar dapat meningkat.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Media Pembelajaran, Anak Sekolah Dasar, Kain Flanel
PENDAHULUAN
Terciptanya kegiatan belajar yang menarik, memerlukan kepiawaian guru memanfaatkan alat
bantu pembelajaran yang biasa dituturkan selaku media pembelajaran. Bernilainya pemanfaatan
media dalam proses pembelajaran sanggup menunjang dan mempermudah guru dalam
menyampaikan materi belajar dan juga mengembangkan ketertarikan siswa sehingga lebih aktif
belajar. Proses pembelajaran sebagai pembentuk pengetahuan dan pengalaman dari interaksi guru
dan siswa.
Haris Budiman dalam penelitiannya, menerangkan jika penggunan media pembelajaran
menggambarkan perkakas bantu buat guru dalam proses pembelajaran, dengan memanfaatkan media
visual dalam proses pembelajaran dimungkinkan untuk peserta didik untuk memberantas rasa jenuh
bilamana ketimbang dengan proses pembelajaran yang verbal semata, sehingga untuk peserta didik
jadi lebih mudah untuk menerima materi yang dituturkan oleh guru semasih proses pembelajaran
berlangsung.
Bagi Ramli Abdullah, memaparkan kalau konsumsi media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar bisa membangkitkan kemauan serta atensi yang baru, membangkitkan motivasi serta
rangsangan aktivitas belajar, serta terlebih lagi membawa pengaruh- pengaruh psikologis terhadap
siswa.
Yuyu Yuliati menerangkan, dilihat dari karakteristiknya siswa sekolah dasar biasanya terletak
pada sesi berpikir operasional kongkrit, perihal ini berakibat pada pemilihan media pembelajaran
3. yang bakal digunakan yang mana pada pendidikan sebaiknya media yang digunakan ialah media
kongkrit yang bisa dioperasikan secara langsung sehingga konsep yang dipelajari bisa lebih gampang
diterima serta difahami oleh siswa.
Dari sebagian statment tersebut bisa diketahui kalau pemanfaatan media pembelajaran sangat
bernilai dan diperlukan untuk menciptakan siswa tertarik dalam menjajaki proses pembelajaran.
Kenyataannya, yang kerap berlangsung di lapangan yakni guru masih kurang inovatif dalam
sediakan media pembelajaran yang menarik supaya proses belajar berlangsung mengasyikkan.
Perihal ini diperkuat dari sebagian statment pada riset berikut; Nunu Mahnun melaporkan, masih
banyak guru mempunyai perilaku statis dalam memelakukan proses pendidikan, antara lain guru
belum mengimplementasikan media pendidikan secara baik. Perihal itu diakibatkan oleh minimnya
perilaku inovatif serta keahlian dalam pemilihan serta pengembangan media yang dipunyai oleh
guru, kecenderungan lain sebahagian guru masih memakai cara-cara konvensional dalam
melaksanakan proses pendidikan.
Minimnya perilaku inovatif serta keahlian dalam pemilihan serta pengembangan media yang
dipunyai oleh guru, kecenderungan lain sebahagian guru masih memakai cara- cara konvensional
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi Ni Luh Made Setiawati dkk, guru sadar jika tanpa
media, hingga bahan pelajaran sukar buat diolah serta dimengerti oleh tiap anak didik, lebihlebih
bahan pelajaran yang rumit. Tetapi pada realitasnya banyak guru yang tidak menggunakan media
buat mengantarkan materi. 5Perihal tersebut sehubungan dengan Marlina dkk, yang memberitahukan
kalau kesusahan menguasai konsep IPA sebab proses pembelajaran masih bertabiat informatif. Tidak
cuma itu, pula diakibatkan keahlian intelektual siswa yang rendah. Sebaliknya, muatan mata
pelajaran IPA menuntut intelektualitas yang besar. Yuyu Yuliati, melaporkan aspek pemicu
terbentuk minimnya uraian konsep IPA yang dirasakan oleh siswa antara lain merupakan
pengetahuan dini( prakonsepsi) yang dipunyai oleh siswa itu sendiri, guru, ataupun pembelajaran
yang dicoba oleh guru.
Belajar merupakan proses atau usaha yang dilakukan setiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan keterampilan serta sikap awalnya tidak
tahu.Bell-Gredler dalam Karwono (2017:13) menyatakan bahwa “Belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan,keterampilandan sikap yang
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan”.
Suardi dan marwan (2019:19) “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
berkesinambungan antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup yang didorong oleh
berbagai aspek seperti motivasi, emosional,sikap dan yang lainnya, dan pada akhirnya menghasilkan
sebuah tingkah laku yang diharapkan.Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta
belajar ,kebetuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar,yang memberikan kemungkinan
terjadinya kegiatan belajar”.
4. Ridwan Abdullah Sani (2019:1)“Belajar dan pembelajaran merupakan aktivitas utama yang
dilakukan dalam sebuah proses pendidikan.Aktivitas belajar akan dapat terlaksana jika siswa diberi
kesempatan untuk mengikuti proses pembelajaran. Demikian pula proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik jika siswa terlibat dalam belajar.Secara umum,belajar dapat diartikan
sebagai sebuah proses untuk memperoleh kompetensi.kompetensi yang dimaksud mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Henni Mularsih (2017 : 19) “Kata pembelajaran berasal dari kata belajar mendapatkan awalan
“pem” dan akhiran “an”menunjukkan bahwa ada unsur dari luar (eksternal)yang bersifat
“intervensi”agar terjadi proses belajar, jadi pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh
faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang belajar”. Upaya pembelajaran pada
dasarnya berfungsi sebagai perangsang (stimulus) eksternal untuk membantu seseorang belajar.
Karwono (2020:23) “Pembelajaran sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantungan satu sama yang lain untuk
mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem pembelajaran meliputi sejumlah komponen antara lain tujuan
pembelajaran,bahanajar, peserta didik menerima pelayanan belajar, guru,metode,dan pendekatan,
situasi,sarana prasarana dan evaluasi kemajuan belajar. Agar tujuan itu dapat tercapai semua
komponen yang ada harus diorganisasikan dengan baik sehingga sesama komponen itu terjadi kerja
sama. Secara khusus dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai komponen eksternal yang
menata agar terjadinya proses belajar.
Erwin Widiasworo(2017:15) “Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses pembelajaran
subjek didik atau pembelajaran yang direncanakan atau didesain,dilaksanakan,dan dievaluasi
secarasistematis agar subjek didik atau pembelajaran dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efesien.Tujuan pembelajaran atau dikenal juga dengan tujuan instruksional pada
dasarnya merupakan rumusan tentang bentuk–bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah
melakukan proses belajar,atau setelah mengikuti proses pembelajaran.
Hasil belajar merupakan perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri siswa yang ditandai
dalam perubahan tingkah laku dalam bentuk penguasaan pengetahuan atau pemahaman,keterampilan
dan hasil belajar harus bermakna bagi siswa itu sendiri dalam menimbulkan kreativitas siswa.
Ridwan Abdullah sani (2019:38) menyatakan “Hasil belajar adalah perubahan perilaku atau
kompetensi (sikap,pengetahuan,keterampilan) yang di peroleh siswa setelah melalui aktivitas
belajar”.
Ahmad susanto,(2016:5) menyatakan “hasil belajar adalah perubahan–perubahan yang terjadi
pada diri siswa,baik yang menyangkut aspek kognitif,efektif dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil dari usaha yang dicapai seseorang melalui pembuatan belajar yang berupa kemampuan yang di
tunjukkan dengan angka. Hasil belajar adalah suatu bukti atau indikator keberhasilan dari proses
5. belajar mengajar dan hasil belajar siswa merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Kata “media” berasal dari bahasa kata latin,merupakan bentuk jamak dari kata
“medium“.Secara harafiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar, akan tetapi
sekarang kata tersebut digunakan baik untuk bentuk jamak maupun mufrad.Rudi susilana dan Cepi
riyana.(2016:26) ”Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran”. Melalui
media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan. Aspek penting lainya penggunaan
media adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran,informasi yang disampaikan secara lisan
terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa,terlebih apabila guru kurang cakap dalam
menjelaskan materi. Disinilah peran media sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran.
Imas Kurniasih dan Berlin sani (2017:19) “Media pembelajaran dapat diartikan sebagai
perantaraan sampainya pesan belajar(message learning)dari sumber pesan (message resource) kepada
penerima pesan(message receive ) sehingga terjadi interaksi belajar mengajar.dimana dalam media
pembelajaran terdapat dua unsur yang terkandung,yaitu pesan atau bahan pengajaran yang akan
bahan pengajaran yang akan disampaikan atau perangkat lunak dan alat penampilan atau perangkat
keras. Keberhasilan penggunaan mediatidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dengan
baik. Media yang dapat mengubah perilaku siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa tertentu,
tidak dapat berlangsung secaraspontanitas, namun diperlukan analisis yang komprehesif dengan
memperhatikan sebagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaranya”.
Sukiman menerangkan media kain flanel bisa digunakan buat mengarahkan membedakan
corak, pengembangan perbendaharaan perkata, dramatisasi, meningkatkan konsep, memberi pesan
tentang pokok- pokok cerita, membuat diagram, grafik, serta sejenisnya. Kain flanel merupakan
media grafis yang efisien buat menyajikan pesan- pesan terentu kepada target tertentu pula, pesan-
pesan berlapis kain flanel ini bisa dilipat sehingga instan serta bisa berulang kali dipakai sebab
penyajiannya yang instan( mendadak), tidak hanya menarik kepedulian siswa, pemakaian papan
flanel pula bisa membuat sajian lebih efisien.
Kain flanel kerap diucap pula bagaikan media visual board ialah sesuatu papan yang dilapisi
kain flanel di mana padanya diletakkan potongan foto ataupun simbol lain yang biasa diucap dengan
item flanel. Sebaliknya definisi media kain flannel merupakan papan yang dilapisi kain flannel yang
efisien buat menyajikan pesan- pesan secara visual lewat foto ataupun tulisan yang ditampilkan serta
bisa dilepas dengan mudah. Bersumber pada komentar tersebut, bisa dikenal jika media kain flanel
merupakan media papan dengan kain flanel yang dilengkapi item- item dari kain flanel yang bisa
menarik atensi siswa yang efektif dan bisa berulang dalam penggunannya.
Yuliani Nuraini Sujiano mengemukakan kalau anak meningkatkan pengetahuan lewat
pengaktifan sensori serta panca indra, sehingga pemakaian papan flanel ini menunjang anak buat
tingkatkan keahlian kognitifnya dengan memandang, mengamati foto serta simbol yang tertera dan
6. berpartisipasi dalam memakai media. Anak pula bisa menguasai konsep penjumlahan serta mendesak
anak buat berpikir, bukan cuma hanya ingatan.
Mulyani Sumantri serta Johar Permana melaporkan khasiat papan flanel antara lain: a).
Menvisualisasikan sesuatu gagasan lewat penempatan huruf- huruf. Gambar- gambar, motif, serta
simbol- simbol yang lain. b). Bagaikan arena game buat melatih keberanian serta keahlian partisipan
didik dalam memilah bahan tempel yang sesuai. c). Menyalurkan bakat serta atensi partisipan didik
dalam menggambar, memberi warna, membuat karya tulis serta lain- lain. Defenisi dari sebagian
komentar tersebut membagikan kesimpulan kalau media papan flanel digunakan buat memudahkan
uraian belajar buat meningkatakan energi tarik siswa dalam proses pendidikan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa media kain flanel merupakan media
papan datar yang dilapisi oleh kain flanel yang diatasnya dapat diletakkan gambar-gambar untuk
mempermudah proses pembelajaran khususnya pada pada pembelajaran IPA anak kelas IV Sekolah
Dasar dan belum pernah diterapkan, hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV
Sekolah Dasar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan metode tersebut. Dalam bidang pendidikan,
penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produkproduk yang digunakan dalam
pendidikan dan pembelajaran.
(Hanafi, 2017) Prosedur penelitian dan pengembangan pada penelitian ini menggunakan
prosedur penelitian dan pengembangan model 4D, Tahap-tahap dalam pengembangan ini yaitu:
Define, Design, Develop, Disseminate. Berikut penjelasan langkah-langkah penelitian
pengembangan yang dilakukan oleh peneliti: (Rizki & Linuhung, 2017)
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap define ini mencakup empat langkah pokok, yaitu analisis Front-end (front-end
analysis), analisis konsep (concept analysis), analisis tugas (task analysis), dan perumusan tujuan
pembelajaran (specifying instructional objectives).
2. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap perancangan ini bertujuan untuk merancang bahan ajar perangkat pembelajaran
untuk memperoleh draft awal.
7. 3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar modul. Kegiatankegiatan yang
dilakukan pada tahap ini peneliti melakukan validasi bahan ajar modul kepada ahli materi dan ahli
media, setelah itu melakukan uji coba respon anak dan respon guru.
4. Tahap Penyebaran (Dessiminate)
Tahap desiminate merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap desiminasi dilakukan
untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu
kelompok atau sistem. Pada tahap penyebaran ini dilakukan dengan cara menyebarkan produk media
pembelajaran ke sekolah yang diteliti pada penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Validasi Produk
1. Ahli Media
Validasi ditujukan kepada ahli media yang dalam hal ini adalah dosen yang memiliki
kualifikasi Pendidikan, sehingga hasil dari media yang akan dikembangkan sesuai dengan apa yang
penulis harapkan serta dapat digunakan oleh anak kelas IV Sekolah Dasar. Hasil validasi dari ahli
media dapat diketahui media kain flanel memperoleh rata-rata skor sebesar 4, maka hal ini dapat
dikatakan media papan flanel disebut sangat baik.
2. Ahli Materi
Validasi ditujukan kepada ahli materi yang dalam hal ini adalah dosen yang memiliki
kualifikasi Pendidikan Anak Sekolah Dasar, sehingga materi yang ada pada media yang akan
dikembangkan sesuai dengan apa yang penulis harapkan serta berdampak kepada peningkatan
kemampuan hasil belajar anak. Hasil validasi dari ahli materi dapat diketahui media kain flanel
memperoleh rata-rata skor sebesar 3,75, maka hal ini dapat dikatakan media kain flanel disebut
sangat baik.
B. Uji Coba
Hasil dari penelitian ini tidak hanya untuk mengembangkan sebuah produk saja, melainkan
juga untuk menemukan suatu pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis. Adapun produk
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media kain flanel untuk mengembangkan hasil
belajar anak kelas IV Sekolah Dasar.
8. Berikut ini adalah pengembangan media kain flanel pada anak kelas IV Sekolah Dasar :
a. Pengembangan Media Kain Flanel pada Anak Kelas IV Sekolah Dasar
Berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), maka peneliti uraikan
langkah-langkah pembelajaran dalam menggunakan media media papan flanel, yaitu :
1) Menyiapkan media pembelajaran berupa kain flanel
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa materi yang akan disampaikan oleh peneliti
yaitu tema daur hidup hewan dengan menggunakan media kain flanel, sehingga peneliti terlebih
dahulu menyiapkan media pembelajaran berupa kain flanel.
2) Mengkomunikasikan tujuan dan tema pembelajaran
Berdasarkan observasi apabila media sudah siap dan posisi duduk anak didik sudah sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh peneliti. Maka langkah selanjutnya yaitu peneliti mulai
mengkomunikasikan materi daur hidup hewan pada anak kelas IV sekolah dasar.
3) Mendemonstrasikan cara penggunaan media kain flanel pada anak
Berdasarkan hasil observasi setelah anak memahami materi pada tema daur hidup hewan
yang telah disampaikan oleh peneliti. Maka langkah selanjutnya peneliti mendemonstrasikan cara
penggunaan media kain flanel pada anak, kemudian anak diminta untuk memperhatikan penjelasan
peneliti dengan seksama.
4) Anak diminta untuk mengklasifikasikan gambar berdasarkan warna
Berdasarkan hasil observasi terlihat anak sudah mulai bisa mengklasifikasikan atau
mengelompokkan gambar berdasarkan warna.
5) Anak diminta untuk menjelaskan mengapa menempelkan gambar pada bagian tertentu
Berdasarkan hasil observasi media kain flanel digunakan agar anak dapat menjelaskan alasan
anak tersebut menempatkan atau menempelkan gambar pada bagian tertentu, jadi media kain flanel
ini bertujuan agar anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu.
6) Anak diminta untuk mengklasifikasikan gambar berdasarkan jenisnya
Berdasarkan hasil observasi, setelah anak mampu mengklasifikasikan gambar berdasarkan
warna serta mampu menjelaskan alasan anak menempatkan atau menempelkan gambar pada bagian
tertentu. Maka langkah selanjutnya yaitu anak diminta untuk mengklasifikasikan gambar berdasarkan
jenisnya.
9. 7) Anak diminta untuk mengurutkan gambar berdasarkan ukuran atau warna
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan terakhir pada langkah-langkah pembelajaran
menggunakan media kain flanel adalah anak diminta untuk mengurutkan gambar berdasarkan ukuran
atau warna.
C. Efektifitas Penggunaan Media Kain Flanel Untuk Meningkatkan Aspek Hasil Belajar
Anak
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan media kain flanel terbukti bahwa
kemampuan hasil belajar anak kelas IV Sekolah Dasar mengalami peningkatan, sehingga peneliti
berinisiatif untuk menguji keefektifitasan media kain flanel di sekolah lain. Peneliti melakukan
ujicoba penggunaan media kain flanel di lingkungan sekitar wilayah tempat tinggal dengan
menerapkan langkahlangkah sesuai dengan langkah-langkah yang telah peneliti terapkan Sekolah
Dasar yang sudah diteliti dan anak sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dengan media kain
flanel, selain penggunaan media yang mudah, anak di sekolah tersebut juga belum pernah bermain
menggunakan media kain flanel. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Sebelum
menggunakan media kain flannel hasil belajar anak kelas IV Sekolah Dasar dari total 12 anak yang
memperoleh kategori belum mencapai KKM sebanyak 7 anak, anak yang memperoleh kategori hasil
belajar Cukup sebanyak 5 anak, sedangkan belum ada yang memperoleh kategori hasil belajar yang
memuaskan.
Kemudian setelah menggunakan media kain flanel hasil belajar anak kelas IV Sekolah Dasar
sudah tergolong meningkat. Kemampuan anak yang memperoleh kategori Cukup sebanyak 6 anak,
kategori Baik sebanyak 5 anak dan kategori Sangat Baik sebanyak 1 anak, sedangkan kategori
dengan nilai di bawah KKM sudah tidak ada.
Kelebihan dan Kekurangan Produk
a. Kelebihan
Adapun kelebihan media kain flanel yaitu :
1. Ukurannya sesuai untuk anak sekolah dasar
2. Warna yang digunakan menarik untuk anak sekolah dasar, karena terdiri dari beberapa
macam warna diantaranya biru, merah muda, kuning, ungu, merah, biru muda, dan hijau.
3. Gambar mudah ditempelkan, karena ada perekatnya.
b. Kekurangan
Adapun kekurangan media kain flanel yaitu :
1. Jumlah media kain flanel tidak mencukupi kebutuhan anak.
2. Gambar pada media kain flanel mudah hilang karena bukan satu kesatuan utuh.
10. Media kain flanel adalah media grafis yang sangat efektif untuk menyajikan pesan-pesan
tertentu pada sasaran tertentu pula.(Farida et al., 2021) Sedangkan menurut pendapat lain,
menyatakan bahwa media kain flanel adalah media pembelajaran dengan papan sebagai bahan baku
utamanya yang dapat dirancang secara sesuai dengan keinginan. Media Kain flanel adalah papan
yang dilapisi kain flanel untuk meletakkan sesuatu diatasnya.(Anggraeni, 2015) Media kain flanel
adalah suatu papan yang dilapisi oleh kain flanel atau kain berbulu dimana nantinya pada papan
tersebut diletakkan potongan gambar-gambar atau simbol lainnya. Sedangkan menurut pendapat lain,
media papan flanel adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel untuk meletakkan potongan
gambargambar atau simbol lainnya.(Kholid, 1998) Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa media kain flanel adalah media papan datar yang dilapisi oleh kain flanel yang
diatasnya dapat diletakkan beberapa gambar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian yang dikemukakan, maka dapat
disimpulkan bahwa pengembangan media kain flanel dengan model 4D yang terdiri dari define,
design, develop, disseminate. Setelah dilakukan dengan menggunakan media kain flanel hasil belajar
anak kelas IV Sekolah Dasar Meningkat.
Adapun saran yang dapat dikemukakan sebagai tindak lanjut berdasarkan hasil penelitian
yaitu diharapkan ada pengembangan media yang serupa sehingga menambah pilihan media yang
dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yang menyenangkan dan efektif dan Guru bahasa IPA
berkenan memanfaatkan media kain flanel sebagai salah satu media yang akan membantu proses
belajar mengajar dan sebagai rujukan dalam menciptakan suasana belajar yang lebih kreatif, inovatif,
dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ramli.Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam Pemanfaatan Media
Pembelajaran, (Lantanida Journal, Vol. 4 No. 1, 2016.
Ananda, Rusydi. Perencanaan Pembelajaran. Medan: LPPPI, 2019.
Angraeni, Ria. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Media
Papan Flanel Pada Anak. jurnal pendidikan guru PAUD Edisi 5 tahun ke-4, 2015.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo, 2000.
11. Budiman, Haris. Penggunaan Media Visual Dalam Proses Pembelajaran, (Al- Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 7, 2016.
Daryanto. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media, 2016.
Mahnun, Nunu. MEDIA PEMBELAJARAN (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media
dan Implementasinya dalam Pembelajaran), (Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1, 2012.
Mulyatiningsih, Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
2013.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2008.
Salim dan Haidir. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2019.
Setiawati, Ni Luh Made dkk. Pengaruh Penggunaan Media Gambar Flash Card Terhadap Minat Dan
Hasil Belajar IPA Peserta Didik, (e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol. 5, No. 1, 2015.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian & Pengembangan (Research And Development. Bandung: Alfabeta,
2019.
Sujono, Yuliani Nurani. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka, 2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Rosdakarya, 2007.
Surya, Muhammad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisyi, 2004.
Suryani, Nunuk dkk. Media Pembelajaran Invatif dan Pengembangannya. Bandung: Rosdakarya,
2018.
Uno dan Mohamad. Belajar dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: PT. Rosdakarya, 2013.
Yuliati,Yuyu. Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran IPA Serta Remediasinya, Jurnal Bio Educatio,
Vol. 2, No. 2, 2017.
Yuliati, Yuyu. Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA, Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.2, 2017.