Transistor adalah komponen elektronik aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor. Terdiri dari tiga daerah yaitu emitter, basis, dan kolektor. Kerjanya menguatkan sinyal dan berfungsi sebagai saklar elektronik. Ada dua jenis transistor yaitu NPN dan PNP, yang bekerja dengan cara memindahkan aliran elektron antara elektroda.
1. KARAKTERISTIK
TRANSISTOR
Disusun Oleh:
Nama : Muhamad Amin
NIM : 1410502069
Progdi : S1 Teknik Mesin
Dosen Pembimbing:
R. Suryoto Edy Raharjo.,S.T.,M.Eng.
UNIVERSITAS TIDAR MAGELANG
2. Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................... ......................
Sejarah Transistor........................................................................................................... .....................
Pengertian Transistor..........................................................................................................................
Kode – Kode Transistor.....................................................................................................................
Cara Kerja Transistor..........................................................................................................................
Jenis-jenis Transistor.......................................................................................................... .................
Karaktersitik dan daerah kerja............................................................................................
Cara Menentukan Kaki Transistor...............................................................................................
Kerusakan – Kerusakan yang Sering Terjadi pada Transistor.........................................
3. A. Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan slideshare ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
slideshare ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai
keelektronikan.
Harapan saya semoga slideshare ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Slideshare ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan slideshare ini. Sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isinya agar kedepannya dapat lebih
baik.
4. B. Sejarah Transistor
Di pertengahan 1940-an sekelompok ilmuwan yang bekerja di Bell Telephone Labs di
Murray Hill, New Jersey, merintis penemuan divais untuk menggantikan teknologi
tabung hampa (vacuum tube) saat itu. Tabung hampa menjadi satu-satunya teknologi saat
itu untuk menguatkan sinyal atau sebagai saklar dalam elektronika. Masalahnya ialah
tabung hampa sangat mahal, mengkonsumsi banyak daya listrik, panas, dan tak-
relieable, sehingga perlu perawatan ekstra.
Para ilmuwan tersebut (yang berhasil menemukan transistor pada 1947) ialah John
Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley. Bardeen (Ph.D. dalam matematika dan
fisika dari Princeton University) merupakan spesialis dalam sifat menghantarkan
elektron dari semikonduktor. Brattain (Ph.D., ahli dalam struktur atom zat padat pada
permukaan dan fisika zat padat). Shockley (Ph.D., pemimpin riset transistor di Bell
Labs).
5. C. Pengertian Transistor
Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik
jenis ini dikembangkan oleh Berdeen , Schokley dan Brittam
pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone
Laboratories. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip kerjanya
yakni mentransfer atau memindahkan arus. Transistor
merupakan komponen aktif dan dibuat dari bahan semi
konduktor, yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip
kerjanya didalam bahan Transistor merupakan pengembangan
dari Tabung Hampa (Vacuum Tube). Fungsi utama dari sebuah
transistor adalah penguat sinyal dan sebagai saklar elektronik,
mixer (pencampur) yaitu pencampur sinyal yang ditangkap oleh
penala dan frekuensi yang dihasilkan oleh oscillator, yang
terdapat pada televisi dan radio fm. Sebuah transistor memiliki
tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah
disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP.
Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan
basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah
transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang
yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda
dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor,
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka
apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan
akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat
tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial
barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan
dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik
secara cepat.
6. D. Kode – Kode Transistor
Sebuah transistor selalu diberikan kode – kode tertentu sesuai dengan pabrik pembuatnya maupun fungsi
transistor. Berikut adalah huruf-huruf pengkodean berdasarkan buatan pabrik dari Eropa :
1. Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat transistor.
A = Germanium
D = Antimonida Indium
B = Silicon
R = Sulfida Cadmium
C = Arsenida Gali
2. Huruf kedua menyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian, elektronika.
A = dioda detector, dioda pencampur , dioda kecepatan tinggi.
B = dioda kapasitas variable
C = transistor frekuensi renadah
D = transistor daya frekuensi rendah
E = dioda terobosan
F = transistor frekuensi radio, bukan daya
G = macam ragam keperluan ( multiperpose )
L = transistor daya frekuensi rendah
N = kopling foto
P = dioda radiasi seperti dioda foto, transistor foto
Q = generator radiasi seperti LED
R = piranti kemudi dan saklar seperti TRIAC
S = transistor sakalr daya rendah
7. T = piranti kemudi dan switching seperti TRIAC
U = transistor saklar daya tinggi
X = dioda pengganda
Y = penyearah,dioda efisiensi atau penyondol (booster)
Z = dioda Zener, pengatur ( regulator )
3. Huruf atau angka yang lain menyatakan nomor seri.
Untuk transistor buatan Amerika kode yang biasa digunakan adalah :
1N , 2N , dlsb. Sedang buatan Jepang menggunakan kode : 2SA , 2SB, 2SC
E. Cara Kerja Transistor
Dapat diilustrasikan sebagai berikut, transistor kita ibaratkan sebagai kran air. Pada keadaan normal ,
kolektor dan emitor di sekat oleh katub basis, sehingga arus tidak bisa mengalir, agar bisa mengalir, katub harus
dibuka dengan jalan memberi arus basis sehingga dapat mendorong katub. Semakin besar arus basis katub
terbuka semakin lebar dan arus dari kolektor yang mengalir ke emitor semakin besar pula.Bila arus basis kecil
maka arus kolektor – emitor juga kecil, sehingga basis merupakan pengontrol aliran arus kolektor ke emitor.
8. Tansistor NPN
Prinsip kerja dari transistor NPN adalah: arus akan mengalir dari kolektor ke emitor jika
basisnya dihubungkan ke ground (negatif). Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil
daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika
pada pin basis dipasang sebuah resistor.
F. Jenis-Jenis Transistor
9. Cara Kerja Transistor NPN di Tinjau Dari Aliran Elektron
Agar dapat aktif basis transistor harus diberi arus positif , adanya arus basis mengakibatkan aliran
elektron dari emitor ke basis, tetapi karna sumber dari kolektor lebih besar, maka elektron yang
mencapai daerah basis justru tertarik ke daerah kolektor sehingga adanya arus basis yang kecil
mengakibatkan arus kolektor yang besar.
Langkah – langkah pengujian transistror NPN:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
2. Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
3. Tempelkan colok hitam pada kaki Basis ( B ) dan colok merah pada kaki Emiter ( E ) .
Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik. Selanjutnya
memindahkan colok merah pada kaki Kolektor ( C ), apabila jarum penunjuk bergerak maka
transistor juga dinyatakan baik. Sedang apabila dalam pengujian transistor jarum penunjuk
tidak bergerak maka transistor dinyatakan rusak
4. Selanjutnya apabila pengujian dibalik, yakni colok merah pada kaki Basis ( B ), sedang kaki
Emiter (E) dan kaki Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok hitam secara bergantian, maka
jika jarum penunjuk bergerak, transistor dinyatakan rusak, kemungkinan
5. Bocor Kembalikan perlengkapan pengujian pada tempat semula
10. Tansistor PNP
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke kolektor jika pada
pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus yang mengalir ke basis harus lebih
kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada
pin basis dipasang sebuah resistor.
11. Langkah – langkah pengujian transistor PNP:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
2. Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
3. Menempelkan colok merah pada kaki Basis ( B ) dan colok hitam pada kaki Emiter ( E ). Bila jarum penunjuk
bergerak maka transistor dinyatakan baik.
4. Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki Kolektor ( C ). Jika jarum bergerak maka transistor dinyatakan
baik. Jika dalam pengujian meter tidak bergerak sama sekali, maka transistor dinya takan rusak / putus.
5. Kemudian jika pengujian dibalik yakni coclk hitam pada kaki Basis ( B) sedang kaki Emiter ( E ) dan Kolektor
(C) dihubungkan dengan colok merah secara bergantian, maka jika jarum bergerak ,transistor dinyatakan rusak.
Apabila jarum bergerak menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka dapat dipastikan bahwa transistor dalam
kondisi bocor.
12. G.Karaktersitik dan daerah kerja
Transistor BJT digunakan untuk 3 penggunaan berbeda: mode cut off, mode linear amplifier, dan mode saturasi.
Penggunaan fungsi transistor bisa menggunakan karakteristik dari masing-masing daerah kerja ini. Selain untuk
membuat fungsi daripada transistor, karakteristik transistor juga dapat digunakan untuk menganalisa arus dan
tegangan transistor.
Karakteristik dari masing-masing daerah operasi transistor tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
• Daerah Potong (cutoff):
Dioda Emiter diberi prategangan mundur. Akibatnya, tidak terjadi
pergerakan elektron, sehingga arus Basis, IB = 0. Demikian juga,
arus Kolektor, IC = 0, atau disebut ICEO (Arus Kolektor ke Emiter
dengan harga arus Basis adalah 0).
• Daerah Saturasi
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor juga diberi
prategangan maju. Akibatnya, arus Kolektor, IC, akan mencapai
harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis, IB, dan βdc.
Hal ini, menyebabkan Transistor menjadi komponen yang tidak
dapat dikendalikan. Untuk menghindari daerah ini, Dioda Kolektor
harus diberi prateganan mundur, dengan tegangan melebihi VCE(sat),
yaitu tegangan yang menyebabkan Dioda Kolektor saturasi.
13. • Daerah Aktif
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor diberi prategangan mundur. Terjadi sifat-sifat
yang diinginkan, dimana: sebagaimana penjelasan pada bagian
sebelumnya. transistor menjadi
komponen yang dapat dikendalikan.
• Daerah Breakdown
Dioda Kolektor diberiprategangan mundur yang melebihi tegangan Breakdown-nya, BVCEO (tegangan
breakdown dimana tegangan Kolektor ke Emiter saat Arus Basis adalah nol). Sehingga arus Kolektor, IC,
melebihi spesifikasi yang dibolehkan. Transistor dapat mengalami kerusakan.
14. H. Cara Menentukan Kaki Transistor
Untuk menentukan kaki – kaki nya perlu melihat data sheet book transistor karena
tipenya ribuan dengan bentuk kemasan ratusan jumlahnya, menentukan kaki Basis
Emitor Kolektor dari sebuah transistor biasanya digunakan multimeter.
Dibawah ini adalah beberapa tips untuk menentukan kaki transistor tanpa
menggunakan multimeter, caranya adalah :
Kaki kolektor biasanya terhubung dengan badan transistor apabila transistor tersebut
dipacking menggunakan metal. Apabila transistor dipacking dengan plastik maka kaki
kolektor biasanya terhubung dengan badan transistor yang akan dihubungkan dengan
pendingin.
Apabila transistor tersebut tidak dihubungkan dengan pendingin, maka sebaiknya
dicari dulu kaki basisnya. Kalau sudah ketemu, sekarang kaki basisnya ditengah apa
dipinggir? Kalau kaki basisnya ditengah, biasanya kaki kolektor berada pada sebelah
kanan. Kalau basisnya dipinggir maka kaki kolektor berada pada sebelah tengah.
15. I. Kerusakan – kerusakan yang sering terjadi pada transistor :
1. Adanya pemutusan hubungan dari rangkaian elektronik.
2. Terjadinya konseleting/ hubung singkat antar elektroda transistor.
3. Terjadi kebocoran diantara electrode – electrode transistor.
Adapun penyebab terjadinya kerusakan pada sebuah transistor adalah :
1. Penangannan yang tidak tepat saat pemasangan pada rangkaian.
2. Transistor terlalu panas karena suhunya melebihi batas maksimal kemampuannya. Bagi
transistor dari bahan Germanium suhu maksimal ± 750C, sedangkan transistor Silicon suhu
maksimal mencapai ± 1500C.
3. Kesalahan pengukuran.
Pemasangan yang salah pada rangkaian