1. ELEKTRONIKA & RANGKAIAN LISTRIK
Dosen Pengampu : R. Edy Raharjo
Oleh : M Khamim Muttaqin
KARAKTERISTIK
TRANSISTOR
2. Pengertian Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik
yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
4. Fungsi Transistor
Fungsi Transistor sangat berpengaruh besar di dalam
kinerja rangkaian elektronika. Karena di dalam sirkuit
elektronik, komponen transistor berfungsi sebagai jangkar
rangkaian. Transistor adalah komponen semi konduktor
yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (B), Colector
(C) dan Emitor (E). Dengan adanya 3 kaki elektroda
tersebut, tegangan atau arus yang mengalir pada satu kaki
akan mengatur arus yang lebih besar untuk melalui 2
terminal lainnya
5. Fungsi Transistor Lainnya :
Sebagai penguat amplifier.
Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
Sebagai peratas arus.
Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
Menguatkan arus dalam rangkaian.
Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun
tinggi.
6. Jenis-jenis Transistor
Transistor yang pertama adalah transistor bipolar atau dwi kutub.
Transistor bipolar termasuk salah satu dari jenis-jenis transistor yang
paling banyak digunakan dalam suatu rangkaian elektronika.
Sedangkan pengertian dari transistor bipolar itu sendiri adalah
transistor yang memiliki dua buah persambungan kutub. Sedangkan
jenis transistor bipolar dibagi lagi menjadi tiga bagian lapisan material
semikonduktor yang kemudian membedakan transistor bipolar
kedalam dua jenis yaitu transistor P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan
transistor N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Masing-masing kaki dari
jenis transistor ini mempunyai nama seperti B yang berarti Basis, K
yang berarti Kolektor serta E yang berarti Emiter. Sedangkan untuk
fungsi transistor bipolar adalah sebagai regulator arus listrik.
7. Transistor kedua yang paling banyak digunakan dari
berbagai jenis-jenis transistor yang ada adalah transistor
efek medan (FET). Transistor jenis ini sama seperti
transistor bipolar yang memiliki tiga kaki. Tiga kaki
terminal yang dimiliki oleh transistor efek medan adalah
Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Transistor efek medan
ini atau dikenal pula dengan istilah transistor unipolar
memiliki hanya satu buah kutub saja. Sedangkan cara kerja
dari transistor efek medan ini adalah mengatur dan
mengendalikan aliran elektron dari Source ke Drain melalui
tegangan yang diberikan pada Gate. Hal inilah yang
membedakan antara fungsi transistor efek medan dengan
fungsi transistor bipolar pada penjelasan diatas.
8. Karakteristik Transistor
Kurva karakteristik kolektor merelasikan IC dan VCE dengan IB sebagai
parameter. Parameter-parameter transistor tidaklah konstan, meskipun tipe
sama namun parameter dapat berbeda. Kurva kolektor terbagi menjadi tiga
daerah yaitu jenuh, aktif dan cut- off.
Daerah jenuh (saturasi) adalah daerah dengan VCE kurang dari tegangan lutut
(knee) VK. Daerah jenuh terjadi bila sambungan emiter dan sambungan basis
berprasikap maju. Pada daerah jenuh arus kolektor tidak bergantung pada nilai
IB. Tegangan jenuh kolektor – emiter, VCE(sat) untuk transistor silikon adalah 0,2
volt sedangkan untuk transistor germanium adalah 0,1 volt.
Daerah aktif adalah antara tegangan lutut VK dan tegangan dadal (break down)
VBR serta di atas IBICO. Daerah aktif terjadi bila sambungan emiter diberi
prasikap maju dan sambungan kolektor diberi prasikap balik. Pada daerah aktif
arus kolektor sebanding dengan arus balik. Penguatan sinyal masukan menjadi
sinyal keluaran terjadi pada saat aktif.
Daerah cut-off (putus) terletak dibawah IB = ICO. Sambungan emiter dan
sambungan kolektor berprasikap balik. Pada daerah ini IE = 0 ; IC = ICO = IB.
9. Prinsip dasar dari kerja transistor adalah tidak akan ada arus
antara colektor dan emitor apabila pada basis tidak diberi
tegangan muka atau bias. Bias pada basis ini biasanya
diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang nantinya
hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal yang di
inputkan pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis
transistor baik NPN ataupun PNP memiliki prinsip kerja
yang sama.
CARA KERJA TRANSISTOR
10. Cara mengukur transistor dengan menggunakan multimeter analog. Di dalam
pengukurang transistor yang menggunakan multimeter analog pun dibedakan menjadi
dua macam tipe yaitu Positif-Negatif-Positif (PNP) dan Negatif-Positif-Negatif (NPN).
Untuk tipe PNP, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah atur posisi saklar pada
posisi Ohm x1k atau 10k. Kemudian sambungkan probe merah pada terminal Basis dan
probe hitam pada terminal Emitor. Jika jarum bergerak ke kanan maka transmitor dalam
keadaan yang layak pakai. Langkah yang terakhir pindahkan probe hitam ke terminal
Colector dan jika jarum masih tetap bergerak ke kanan berarti transmitor dalam keadaan
baik. Lakukan langkah yang sama untuk tipe NPN. Cukup pindahkan probe hitam ke
terminal Basis dan probe merah ke terminal Emitor serta memasukkan probe merah pada
terminal Colector.
CARA MENGUKUR / MENGHITUNG NILAI TRANSISTOR