1. KARAKTERISTIK
TRANSISTOR
Disusun Oleh:
Nama : Muhamad Amin
NIM : 1410502069
Progdi : S1 Teknik Mesin
Dosen Pembimbing:
R. Suryoto Edy Raharjo.,S.T.,M.Eng.
UNIVERSITAS TIDAR MAGELANG
2. Daftar Isi
Sejarah Transistor...............................................................................................................................
Pengertian Transistor.........................................................................................................................
Kode – Kode Transistor....................................................................................................................
Cara Kerja Transistor........................................................................................................................
Karakteristik Transistor...................................................................................................................
Jenis-jenis Transistor.........................................................................................................................
Cara Menentukan Kaki Transistor..............................................................................................
Pengujian Transistor..........................................................................................................................
Kerusakan – kerusakan yang sering terjadi pada transistor......................................
3. A. Sejarah Transistor
Di pertengahan 1940-an sekelompok ilmuwan yang bekerja di Bell Telephone Labs di
Murray Hill, New Jersey, merintis penemuan divais untuk menggantikan teknologi tabung
hampa (vacuum tube) saat itu. Tabung hampa menjadi satu-satunya teknologi saat itu untuk
menguatkan sinyal atau sebagai saklar dalam elektronika. Masalahnya ialah tabung hampa
sangat mahal, mengkonsumsi banyak daya listrik, panas, dan tak-relieable, sehingga perlu
perawatan ekstra.
Para ilmuwan tersebut (yang berhasil menemukan transistor pada 1947) ialah John Bardeen,
Walter Brattain, dan William Shockley. Bardeen (Ph.D. dalam matematika dan fisika dari
Princeton University) merupakan spesialis dalam sifat menghantarkan elektron dari
semikonduktor. Brattain (Ph.D., ahli dalam struktur atom zat padat pada permukaan dan
fisika zat padat). Shockley (Ph.D., pemimpin riset transistor di Bell Labs).
4. B. Pengertian Transistor
Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik jenis ini dikembangkan oleh Berdeen
, Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories.
Penamaan ini berdasarkan pada prinsip kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan
arus. Transistor merupakan komponen aktif dan dibuat dari bahan semi konduktor, yang
menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan Transistor merupakan
pengembangan dari Tabung Hampa (Vacuum Tube). Fungsi utama dari sebuah transistor adalah
penguat sinyal dan sebagai saklar elektronik, mixer (pencampur) yaitu pencampur sinyal yang
ditangkap oleh penala dan frekuensi yang dihasilkan oleh oscillator, yang terdapat pada
televisi dan radio fm. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah
basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki
dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu,
sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis,
atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor,
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju
maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan
dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika
tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
5. C. Kode – Kode Transistor
Sebuah transistor selalu diberikan kode – kode tertentu sesuai dengan pabrik pembuatnya
maupun fungsi transistor . Berikut adalah huruf-huruf pengkodean berdasarkan buatan
pabrik dari Eropa :
1. Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat
transistor.
A = Germanium
D = Antimonida Indium
B = Silicon
R = Sulfida Cadmium
C = Arsenida Gali
6. 2. Huruf kedua menyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian
elektronika.
A = dioda detector, dioda pencampur , dioda kecepatan tinggi.
B = dioda kapasitas variable
C = transistor frekuensi renadah
D = transistor daya frekuensi rendah
E = dioda terobosan
F = transistor frekuensi radio, bukan daya
G = macam ragam keperluan ( multiperpose )
L = transistor daya frekuensi rendah
N = kopling foto
P = dioda radiasi seperti dioda foto, transistor foto
Q = generator radiasi seperti LED
R = piranti kemudi dan saklar seperti TRIAC
S = transistor sakalr daya rendah
7. T = piranti kemudi dan switching seperti TRIAC
U = transistor saklar daya tinggi
X = dioda pengganda
Y = penyearah,dioda efisiensi atau penyondol (booster)
Z = dioda Zener, pengatur ( regulator )
3. Huruf atau angka yang lain menyatakan nomor seri.
Untuk transistor buatan Amerika kode yang biasa digunakan adalah :
1N , 2N , dlsb. Sedang buatan Jepang menggunakan kode : 2SA , 2SB, 2SC
8. D. Cara Kerja Transistor
Dapat diilustrasikan sebagai berikut, transistor kita ibaratkan sebagai kran air
Pada keadaan normal , kolektor dan emitor di sekat oleh katub basis, sehingga arus tidak
bisa mengalir, agar bisa mengalir, katub harus dibuka dengan jalan memberi arus basis
sehingga dapat mendorong katub. Semakin besar arus basis katub terbuka semakin
lebar dan arus dari kolektor yang mengalir ke emitor semakin besar pula.Bila arus basis
kecil maka arus kolektor – emitor juga kecil, sehingga basis merupakan pengontrol aliran
arus kolektor ke emitor.
9. E. Karakteristik Transistor
Transistor bipolar dan Unipolar memiliki perbedaan karakteristik dari cara kerjanya, Ada
kekurangan dan kelebihan dari keduanya.. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel
karakteristik transistor dibawah ini:
10. F.Jenis-jenis Transistor
Transistor adalah salah komponen elektronik yang berperan penting dalam perkembangan
teknologi, tanpa transistor komputer tidak mungkin diciptakan, dan tanpa transistor pula
mungkin radio masih sebesar meja.
Transistor memiliki 3 buah kaki atau pin yaitu: Collector (C), Emitter (E) dan Basis (B).
Posisi kaki-kaki ini berbeda antara transistor satu dengan yang lain walaupun ada juga yang
sama.
Transistor secara umum dibagi menjadi 2 macam yaitu PNP dan NPN
11. TansistorNPN
Prinsip kerja dari transistor NPN adalah: arus akan mengalir dari kolektor ke emitor jika
basisnya dihubungkan ke ground (negatif). Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil
daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika
pada pin basis dipasang sebuah resistor.
12. Cara Kerja Transistor NPN di Tinjau Dari Aliran Elektron
Agar dapat aktif basis transistor harus diberi arus positif , adanya arus basis mengakibatkan
aliran elektron dari emitor ke basis, tetapi karna sumber dari kolektor lebih besar, maka
elektron yang mencapai daerah basis justru tertarik ke daerah kolektor sehingga adanya
arus basis yang kecil mengakibatkan arus kolektor yang besar.
13. TansistorPNP
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke kolektor jika pada
pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus yang mengalir ke basis harus lebih
kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada
pin basis dipasang sebuah resistor.
14. G. Cara Menentukan Kaki Transistor
Untuk menentukan kaki – kaki nya perlu melihat data sheet book transistor karena tipenya
ribuan dengan bentuk kemasan ratusan jumlahnya, menentukan kaki Basis Emitor Kolektor dari
sebuah transistor biasanya digunakan multimeter.
Dibawah ini adalah beberapa tips untuk menentukan kaki transistor tanpa menggunakan
multimeter, caranya adalah :
Kaki kolektor biasanya terhubung dengan badan transistor apabila transistor tersebut dipacking
menggunakan metal. Apabila transistor dipacking dengan plastik maka kaki kolektor biasanya
terhubung dengan badan transistor yang akan dihubungkan dengan pendingin.
Apabila transistor tersebut tidak dihubungkan dengan pendingin, maka sebaiknya dicari dulu
kaki basisnya. Kalau sudah ketemu, sekarang kaki basisnya ditengah apa dipinggir? Kalau kaki
basisnya ditengah, biasanya kaki kolektor berada pada sebelah kanan. Kalau basisnya dipinggir
maka kaki kolektor berada pada sebelah tengah.
15. H. Pengujian Transistor
Pada dasarnya transistor merupakan dua dioda yang dipertemukan, sehingga cara pengujian transistor
hampir sama dengan pengujian dioda. Pengujian transistor dibedakan menjadi dua,yakni jenis NPN
danjenis PNP.
Berikut ini diberikan table tentang hasil pengujian transistor yang dinyatakan baik
16. Langkah – langkah pengujian transistror NPN:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
2. Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
3. Tempelkan colok hitam pada kaki Basis ( B ) dan colok merah pada kaki Emiter (
E ) . Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
Selanjutnya memindahkan colok merah pada kaki Kolektor ( C ), apabila jarum
penunjuk bergerak maka transistor juga dinyatakan baik. Sedang apabila dalam
pengujian transistor jarum penunjuk tidak bergerak maka transistor dinyatakan
rusak
4. Selanjutnya apabila pengujian dibalik, yakni colok merah pada kaki Basis ( B ),
sedang kaki Emiter (E) dan kaki Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok hitam
secara bergantian, maka jika jarum penunjuk bergerak, transistor dinyatakan
rusak, kemungkinan
5. Bocor Kembalikan perlengkapan pengujian pada tempat semula
17. Langkah–langkahpengujiantransistor PNP:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
2. Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
3. Menempelkan colok merah pada kaki Basis ( B ) dan colok hitam pada kaki Emiter ( E ). Bila jarum
penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
4. Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki Kolektor ( C ). Jika jarum bergerak maka transistor
dinyatakan baik. Jika dalam pengujian meter tidak bergerak sama sekali, maka transistor dinya
takan rusak / putus.
5. Kemudian jika pengujian dibalik yakni coclk hitam pada kaki Basis ( B) sedang kaki Emiter ( E )
dan Kolektor (C) dihubungkan dengan colok merah secara bergantian, maka jika jarum bergerak
,transistor dinyatakan rusak. Apabila jarum bergerak menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka
dapat dipastikan bahwa transistor dalam kondisi bocor.
18. I. Kerusakan – kerusakan yang sering terjadi pada transistor :
1. Adanya pemutusan hubungan dari rangkaian elektronik.
2. Terjadinya konseleting/ hubung singkat antar elektroda transistor.
3. Terjadi kebocoran diantara electrode – electrode transistor.
Adapun penyebab terjadinya kerusakan pada sebuah transistor adalah :
1. Penangannan yang tidak tepat saat pemasangan pada rangkaian.
2. Transistor terlalu panas karena suhunya melebihi batas maksi - Mal
kemampuannya. Bagi transistor dari bahan Germanium suhu maksimal ± 750C sedang
transistor Silicon suhu maksimal mencapai ± 1500C.
3. Kesalahan pengukuran.
Pemasangan yang salah pada rangkaian