Teks tersebut membahas tentang kunci jawaban soal pilihan ganda dan uraian mengenai bab 5 PAI SMK kelas XI yang meliputi materi tentang khutbah, dakwah, dan tablig. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pentingnya membuat kerangka materi sebelum menyampaikan khutbah, perlunya mempersingkat khutbah, serta ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang dakwah.
Kunci Jawaban dan Pembahasan Kelas XI (Bab 5)_NH.docx
1. Kunci Jawaban dan Pembahasan BAB 5 PAI SMK Kelas XI
Yuk, Asah Literasimu
1. Pernyataan yang sejalan dengan kandungan teks diberi tanda centang.
Orang Arab Badui yang mendatangi Rasulullah saw. terlihat sangat
menyedihkan dan membutuhkan pertolongan. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan informasi pada paragraf
pertama teks: Dari Jarir bin Abdullah, dia berkata, “Pada suatu
ketika, beberapa orang Arab Badui datang menemui Rasulullah saw.
dengan mengenakan pakaian dari bulu domba (wol). Lalu, Rasulullah saw.
memperhatikan kondisi mereka yang menyedihkan. Selain itu, mereka pun
sangat membutuhkan pertolongan.
Wajah Rasulullah saw. terlihat kecewa karena para sahabat enggan
bersedekah kepada orang Badui yang menjadi tamu beliau. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan kandungan teks pada paragraf
kedua: Akhirnya, Rasulullah saw. menganjurkan para sahabat untuk
memberikan sedekahnya kepada mereka. Tetapi sayangnya, para sahabat
sangat lamban untuk melaksanakan anjuran Rasulullah saw. itu hingga
kekecewaan terlihat pada wajah beliau.”
Rasulullah saw. menghormati orang Badui yang menjadi tamu beliau
karena datang dari tempat yang jauh.
Pembahasan: Pernyataan ini kurang sesuai dengan kandungan teks.
Rasulullah Saw. menghormati orang Arab Badui tersebut karena ia adalah
tamu beliau. Rasulullah Saw. adalah sosok yang selalu menghormati dan
memuliakan siapa pun yang menjadi tamu beliau.
Wajah Rasulullah saw. kembali ceria setelah menyaksikan para sahabat
memberikan sedekah kepada tamu beliau. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan kandungan teks pada paragraf
ke-3: Jarir berkata, “Tak lama kemudian seorang sahabat dari kaum
Ansar datang memberikan bantuan sesuatu yang dibungkus dengan daun
dan kemudian diikuti oleh beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu,
datanglah beberapa orang sahabat yang turut serta menyumbangkan
sedekahnya (untuk diserahkan kepada orang Arab Badui tersebut) hingga
tampaklah keceriaan pada wajah Rasulullah saw.”
Perbuatan yang baik akan mendatangkan pahala yang berkelanjutan
jika diteladani oleh orang lain. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sesuai dengan kandungan perkataan
Rasulullah Saw. pada teks: Barang siapa dapat memberikan suri teladan
yang baik dalam Islam, lalu suri teladan tersebut dapat diikuti oleh
orang-orang sesudahnya, maka akan dicatat untuknya pahala sebanyak
yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit
pun pahala yang mereka peroleh.
2. Berdasarkan sabda Rasulullah Saw. dalam teks tersebut, jika ada
orang yang berbuat kebaikan, kemudian kebaikan tersebut diikuti oleh
orang lain, maka ia pun akan mendapat pahala sebanyak pahala kebaikan
2. orang yang mengikutinya. Namun, hal itu tidak akan menyebabkan pahala
orang yang mengikuti jejak kebaikannya berkurang.
Uji Kemampuan Diri
1.Jawaban : B
Pembahasan : Khutbah memiliki syarat dan rukun tertentu, sedangkan
dakwah dan tablig tidak. Di antara rukun khutbah, yaitu membaca
hamdalah, syahadatain, salawat, dan wasiat takwa. Rukun-rukun tersebut
tidak ada dalam dakwah dan tablig. Waktu pelaksanaan khutbah, termasuk
khutbah Jumat, tidak bisa dilakukan di sembarang waktu. Khutbah Jumat
termasuk ke dalam rangkaian salat Jumat yang dilaksanakan pada hari
Jumat di waktu salat Zuhur, sedangkan tablig dan dakwah tidak ada
ketentuan waktu pelaksanannya. Ada syarat-syarat khusus yang harus
dipenuhi oleh seorang khatib Jumat, sedangkan untuk menyampaikan
tablig dan dakwah tidak begitu ketat.
2.Jawaban : C
Pembahasan : Agar pesan dalam ceramah dapat tersampaikan dengan
baik, materi ceramah sebaiknya disampaikan secara sistematis atau
teratur. Artinya, materi ceramah tidak disampaikan secara acak
sehingga dapat membingungkan audiensnya. Jadi, agar dapat menyampaikan
ceramah secara sistematis, sebaiknya seorang penceramah membuat
kerangka materi yang akan disampaikan sebagai panduan penyusunan
materi ceramah secara utuh.
3.Pembahasan: Jawaban sesuai dengan pendapat peserta didik. Contoh:
Fungsi dakwah adalah sebagai sarana untuk menyebarluaskan nilai-nilai
kebaikan yang sesuai dengan ajaran Islam. Pemanfaatan media sosial
merupakan terobosan penting dalam perkembangan dakwah pada masa kini.
Dakwah yang awalnya hanya disampaikan secara langsung kepada kelompok
tertentu, kini bisa menjangkau banyak kalangan secara luas dengan
mudah. Meski demikian, penyampaian dakwah melalui media sosial harus
tetap sesuai dengan prinsip dakwah yang santun disertai sikap
toleransi dan berupa nasihat yang baik, tidak menjelekkan atau
menyinggung pihak lain. Dengan demikian, dakwah Islam dapat menjadi
rahmat bagi semua kalangan, bukan dianggap sebagai suatu upaya menebar
kebencian.
Soal Latihan Bab 5
A.
1.Jawaban : D
Pembahasan : Salat Jumat diwajibkan bagi laki-laki muslim yang sudah
balig. Salat Jumat memiliki rangkaian dan ketentuan yang harus
dipenuhi. Dalam mengikuti salat Jumat hendaknya datang lebih awal agar
dapat melakukan sunah Jumat serta tidak tertinggal khutbah Jumat. Saat
3. khatib sedang berkhutbah, hendaknya jamaah mendengarkan dan menyimak
dengan penuh kesungguhan agar memperoleh pesan-pesan yang disampaikan
oleh khatib.
2.Jawaban : C
Pembahasan : Khutbah dan tablig sama-sama merupakan penyampaian
nasihat keagamaan. Khutbah dilakukan pada waktu-waktu tertentu,
seperti khutbah Jumat, khutbah nikah, khutbah salat Id, serta khutbah
salat gerhana. Adapun tablig dapat disampaikan kapan saja, tidak ada
ketentuan khususnya.
3.Jawaban : E
Pembahasan : Sikap Gagah yang selalu datang terlambat ketika salat
Jumat adalah sikap yang tidak benar karena akan lebih baik jika ia
mengikuti rangkaian salat Jumat, termasuk mendengarkan khutbah, sejak
awal agar mendapat keutamaan-keutamaan salat Jumat lainnya.
4.Jawaban : A
Pembahasan : Syarat untuk menjadi seorang khatib atau orang yang
menyampaikan khutbah, antara lain:
a. Beragama Islam, balig, berakal sehat, dan taat beribadah.
b. Mengetahui syarat, rukun, dan sunnah khutbah.
c. Suci dari hadas, baik badan maupun pakaian, serta tertutup
auratnya.
d. Fasih membaca ayat Al-Qur’an dan Hadis.
e. Berakhlak baik, tidak tercela di mata masyarakat dan tidak terbiasa
melakukan dosa.
f. Berpenampilan baik, rapi, dan sopan.
Tidak ada syarat bahwa seorang khatib harus memiliki kedudukan yang
terhormat di masyarakat luas.
5. Jawaban : B
Pembahasan : Pada saat khutbah, khatib menyampaikan wasiat takwa yang
berisi pesan-pesan yang bermanfaat bagi jamaah. Manfaat khutbah antara
lain memotivasi jamaah untuk semakin giat beribadah (1), mengajak
jamaah untuk mengamalkan ajaran Islam secara konsisten (2), dan
mempererat silaturahim antara sesama muslim (4).
6.Jawaban : C
Pembahasan : Contoh dakwah atau ajakan yang sejalan dengan karakter
hikmah adalah mengajak teman pada kebaikan dengan santun tanpa
4. memaksa. Adapun ajakan yang dilakukan secara tersembunyi atau
mengandung unsur penipuan dan keterpaksaan bukanlah contoh ajakan
dengan karakter hikmah.
7. Jawaban : C
Pembahasan : Tablig bukanlah hal yang mudah dan tidak semua orang
mampu melakukannya. Penyampaian tablig di depan khalayak menuntut
kemampuan berkomunikasi dan kepercayaan diri, serta kemampuan untuk
memengaruhi orang lain. Oleh karena itu, materi yang disampaikan harus
mengandung informasi yang akurat dan tepat dari sumber yang tepercaya
dengan memperhatikan kondisi masyarakat yang menjadi audiens agar
hasil yang diperoleh sesuai harapan. Seorang mubalig harus bertanggung
jawab atas materi yang disampaikannya sehingga ia harus benar-benar
menguasai materi tersebut. Membatasi materi pada yang mudah saja tidak
menjadi jaminan tablig dapat berjalan dengan baik.
8. Jawaban : C
Pembahasan : Ada ungkapan tentang ilmu padi bahwa “semakin berisi,
semakin merunduk”. Seseorang yang banyak pengetahuannya, akan semakin
rendah hati. Hal itu juga hendaknya berlaku bagi para pendakwah. Dalam
menyampaikan kebenaran sebaiknya menggunakan cara yang bijak, termasuk
tidak mudah menyalahkan pihak yang tidak sejalan. Latar belakang orang
berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat pengetahuannya. Bisa jadi
orang yang melakukan amalan yang berbeda itu belum tahu ilmunya, atau
malah bisa jadi ia telah belajar kepada guru lainnya dan memiliki
pemahaman tentang amalan tersebut.
9. Jawaban : B
Pembahasan : Keimanan umat Islam berbeda-beda. Ada yang kuat, ada yang
lemah. Ada yang stabil, ada yang naik turun. Oleh karena itu, perlu
upaya yang dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk senantiasa
mempertahankan dan meningkatkan keimanan, serta mengusahakannya agar
tetap stabil. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menghadiri
majelis-majelis ilmu yang menjadi pusat dakwah islamiyah karena tujuan
dakwah adalah mengajak manusia beriman dan menyembah Allah Swt. serta
tidak menyekutukannya.
10. Jawaban : E
Pembahasan : Agar cita-cita Abdullah menjadi seorang dai tercapai, ia
harus berusaha dengan mulai membiasakan perilaku yang sesuai dengan
prinsip-prinsip ajaran Islam agar dapat menjadi teladan bagi orang
lain. Ia juga harus belajar dengan sungguh-sungguh serta mengembangkan
wawasannya, baik dalam hal ilmu keagamaan maupun pengetahuan secara
umum karena seorang dai sering kali dituntut untuk mampu menjawab
5. berbagai persoalan yang ada di masyarakat. Meski demikian, ia tidak
harus menggunakan seluruh hidupnya untuk kepentingan akhirat semata
sehingga mengabaikan kesejahteraan dirinya sendiri.
B.
1. Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya membuat kerangka
materi khutbah, antara lain:
a. agar materi khutbah dapat disampaikan secara terstruktur,
sistematis, dan tidak melompat-lompat;
b. agar pembahasan tidak terlalu panjang dan melebar ke mana-mana;
c. agar semua hal yang merupakan rukun khutbah terpenuhi;
d. agar materi khutbah tidak monoton atau selalu sama antara Jumat
sekarang dan Jumat selanjutnya.
2. Seorang khatib disunahkan untuk mempersingkat khutbahnya. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:
“Dari Washil bin Hayyan, dia berkata, Abu Wa’il berkata, ‘Ammar
pernah memberi khutbah kepada kami dengan singkat dan padat isinya.
Dan ketika turun, kami katakan kepadanya, ‘Wahai Abu Yaqzhan,
sesungguhnya Engkau telah menyampaikan dan menyingkat khutbah,
kalau saja Engkau memanjangkannya.’” Maka dia menjawab,
sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
‘Sesungguhnya panjangnya salat seseorang dan pendek khutbahnya itu
menjadi ciri pemahaman yang baik dalam agama. Oleh karena itu,
perpanjanglah salat dan perpendeklah khutbah. Dan sesungguhnya di
antara bagian dari penjelasan itu mengandung daya tarik.’.” (HR.
Muslim)
Penyampaian khutbah yang singkat bertujuan agar khatib
menyampaikan khutbah langsung pada isi pokoknya, tidak bertele-
tele hingga penjelasan terlalu melebar. Penjelasan yang singkat
dapat diterima dengan lebih mudah oleh jamaah dan menghindarkan
rasa jenuh atau kantuk. Di samping itu, pelaksanaan salat Jumat
dilaksanakan pada siang hari saat orang-orang sibuk beraktivitas
sehingga khutbah yang singkat dapat memberi kesempatan kepada
jamaah untuk beristirahat lebih lama atau segera melanjutkan
aktivitasnya kembali.
3. Q.S. An Naḥl/16: 125 berbunyi:
ِ
ةَ
ِظ
عْ
وَ
مْ
الَ
و ِ
ةَ
مْ
كِ
حْ
ِال
ب َ
ِك
بَ
ر ِ
لْ
يِ
بَ
س ىٰ
ِل
ا ُ
عْ
دُ
ا
َ
كَّ
بَ
ر َّ
ِن
ا ُۗ
ُ
نَ
سْ
حَ
ا َ
ِي
ه ْ
ِي
تَّ
ِال
ب ْ
مُ
هْ
ِل
داَ
جَ
و ِ
ةَ
نَ
سَ
حْ
ال
ُ
مَ
لْ
عَ
ا َ
وُ
هَ
و ٖ
هِ
لْ
يِ
بَ
س ْ
نَ
ع َّ
لَ
ض ْ
نَ
مِ
ب ُ
مَ
لْ
عَ
ا َ
وُ
ه
َ
نْ
يِ
دَ
تْ
هُ
مْ
ِال
ب
﴿
النحل
:
٥
۱۲
﴾
Artinya:
6. “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat
petunjuk.” (Q.S. An Naḥl/16: 125)
Berdasarkan ayat tersebut ada beberapa metode yang dapat digunakan
dalam berdakwah, yaitu:
a. Melakukan dakwah dengan niat semata-mata karena Allah Swt.,
bukan untuk tujuan lainnya.
b. Menyampaikan dakwah dengan bijaksana (hikmah) dan menyesuaikan
materi dakwah dengan kondisi orang-orang yang diberi dakwah
sehingga tidak terjadi penolakan.
c. Menyampaikan dakwah dengan pengajaran yang baik (mau‘iẓah
ḥasanah) dan cara yang santun, bukan melalui kekerasan.
d. Menyampaikan dakwah dengan cara diskusi atau dialog (mujādalah)
yang berlandaskan pada adab yang baik.
4. Ciri-ciri mubalig/mubaligah yang baik, antara lain:
a. memiliki wawasan yang luas, baik dari segi ilmu agama maupun
pengetahuan umum dan permasalahan dalam masyarakat;
b. memiliki kepercayaan diri dan keteguhan hati dalam menyampaikan
kebenaran;
c. mengedepankan pendekatan budaya masyarakat, bukan dengan jalan
kekerasan atau pemaksaan;
d. meyakini bahwa apa yang disampaikannya adalah suatu kebenaran
dan berani menghadapi risiko yang akan timbul atas apa yang
disampaikannya.
5. Pada saat ini dakwah dapat dilakukan melalui media mana saja. Bagi
pelajar, media sosial dapat dianggap sebagai media dakwah yang
efektif karena kebanyakan remaja menghabiskan waktunya dengan
ponsel di tangan. Meski demikian, peran orang tua dan guru tetap
tidak bisa dihilangkan karena ada hal-hal, terutama berkaitan
dengan ibadah, yang tidak bisa dipahami hanya melalui
teks/audio/video tanpa melihat praktiknya secara langsung. Di
samping itu, jangkauan media sosial sangat luas, tidak hanya
audiensnya, tetapi juga narasumber atau pendakwah itu sendiri
sehingga sering kali ditemukan perbedaan pendapat terkait
pemahaman keagamaan. Hal itu wajar, tetapi akan menjadi masalah
jika pelajar yang belum memiliki pengetahuan agama mendalam tidak
dapat memilah materi dakwah yang bersumber dari internet sehingga
mulai menghakimi orang lain. Jadi, pendampingan orang tua sangat
penting agar dapat menjelaskan secara langsung apabila terjadi
perbedaan pendapat antara pemahaman orang tua dan materi yang
disampaikan oleh pendakwah di media sosial. Tidak hanya itu,
pelajar juga dituntut untuk kritis dalam menyaksikan tausiah di
media sosial dan tidak mudah untuk menyalahkan yang tidak sepaham
dengannya.
7. Soal Tipe AKM
1. Salah satu prestasi yang membanggakan dan menunjukkan diakuinya
keilmuan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari ketika berada di Mekah
adalah saat ia diberi kepercayaan oleh gurunya untuk mengajar dan
memberi fatwa di Masjidil Haram. Suatu peranan yang tidak sembarang
orang bisa melakukannya. (paragraf keempat)
2. Pernyataan yang sejalan dengan kandungan teks diberi tanda centang.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah seorang dai dan penulis
produktif pada masa penjajahan Belanda. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sejalan dengan kandungan teks pada
paragraf kedua: Beliau terhitung sebagai tokoh pesantren di luar
Jawa sejak zaman penjajahan Belanda. Al-Banjari adalah tokoh yang
gigih mempertahankan dan mengembangkan paham ahlussunnah
waljama’ah dengan teologi Asy’ariyyah dan fiqih Mazhab Syafi’i.
Al-Banjari merupakan mufti (penasihat di bidang agama) Kesultanan
Banjar, dan penulis kitab-kitab agama yang cukup produktif.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari tinggal di lingkungan istana
Kesultanan Banjar sebagai abdi dalem.
Pembahasan: Pernyataan ini tidak sejalan dengan kandungan teks.
Pada paragraf ketiga, disebutkan bahwa Sultan Thalilullah,
penguasa Kesultanan Banjar, meminta kepada orang tua Al-Banjari
agar bersedia menyerahkannya untuk dididik di istana sekaligus
diangkat sebagai anak sultan.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari menikah dengan putri Banjar
sepulang dari Mekah untuk kepentingan studi.
Pembahasan: Pernyataan ini tidak sejalan dengan kandungan teks
pada paragraf keempat yang menyatakan bahwa Al-Banjari menikah
dengan seorang wanita bernama Bajut sebelum berangkat ke Mekah
agar ia kembali ke Banjar setelah masa studinya selesai.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari menghabiskan sisa usianya di
Martapura sebagai dai yang aktif membina masyarakat setempat. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sejalan dengan kandungan teks pada
paragraf ketujuh: Al-Banjari tiba di Martapura pada bulan Desember
1772, sejak itu sampai wafatnya ia mengabdikan dirinya membina
masyarakat dan mengembangkan Islam.
Syekh Al-Banjari mengurungkan diri untuk melanjutkan studinya
di Mesir karena mengutamakan dakwah di kampung halaman. (√)
Pembahasan: Pernyataan ini sejalan dengan kandungan teks pada
paragraf keenam: Pada mulanya empat serangkai ini akan melanjutkan
studi ke Mesir, namun Syekh al-Islam Muhammad bin Sulaiman al-
Kadri menasihatinya agar mereka kembali ke kampung halaman untuk
membina umat. Dengan mengikuti nasihat gurunya, Al-Banjari
menunjukkan bahwa ia mengutamakan dakwah di kampung halamannya
daripada melanjutkan studinya ke Mesir.
8. 3. “Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah seorang dai yang peduli
umat, tetapi banyak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan
umat.”
Jawaban sesuai dengan pendapat peserta didik. Contoh:
- Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Biasanya fasilitas negara
berasal dari pajak yang dibebankan kepada rakyat. Oleh karena
itu, tidak masalah jika ada seseorang yang memanfaatkannya untuk
kepentingan rakyat sebagai bentuk kepeduliannya.
- Saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sebagai sosok yang
peduli umat, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari hendaknya
menggunakan harta pribadinya untuk kepentingan umat sebagai wujud
kepeduliannya, bukan menggunakan fasilitas negara.
4.
Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai
Dato’ri Bandang
merupakan ulama dari
Minangkabau yang
menyebarluaskan
agama Islam di daerah
kekuasaan Kerajaan
Gowa di Sulawesi
Tengah.
√
Pembahasan:
Pernyataan ini
sesuai dengan
kandungan teks,
yaitu pada paragraf
kedua: Islam mulai
diterima secara
resmi dalam struktur
Kerajaan Gowa sejak
1605, ditandai
dengan kedatangan
tiga orang ulama yang
berasal dari Kota
Tengah, Minangkabau.
Salah satu di antara
ketiga ulama
Minangkabau ini
adalah Khatib
Tunggal Abdul Makmur
yang bergelar
Dato’ri Bandang.
Dalam menyebarkan
dakwah, sasaran yang
didakwahi oleh
Dato’ri Bandang,
selain menyentuh
masyarakat lapisan
bawah, juga berdakwah
untuk para saudagar
dan bangsawan
Kerajaan Gowa.
√
Pembahasan:
Pernyataan ini
sesuai dengan
kandungan teks,
yaitu pada paragraf
ketiga: Dakwah yang
dilakukan oleh
Dato’ri Bandang tak
hanya menyentuh
masyarakat lapisan
bawah, namun juga
9. para saudagar dan
bangsawan Gowa.
Keberhasilan Dato’ri
Bandang dalam
berdakwah salah
satunya adalah
berhasil
mengislamkan
penguasa Kerajaan
Gowa ke-10 yang
bernama I Manga’rangi
Daeng Manrabia yang
bergelar Sultan
Alauddin Tumenanga ri
Gaukanna.
√
Pembahasan:
Pernyataan ini tidak
sesuai dengan
kandungan teks
paragraf keempat
yang menyebutkan I
Manga’rangi Daeng
Manrabia sebagai
Raja Gowa ke-14,
bukan ke-10.
5. Pesan-pesan simpulan teks:
a. Penyebaran agama Islam di Indonesia sejak dulu tidak terlepas
dari peran para ulama.
b. Kebenaran hendaknya tidak hanya disampaikan kepada kalangan
tertentu, tetapi kepada semua kalangan.
c. Para mubalig yang berjasa menyebarkan ajaran Islam menempuh
pendidikan sejak masih kecil.