Dokumen tersebut membahas tentang konsep halal haram dalam Islam dan pentingnya sertifikasi halal bagi UMKM. Terdapat penjelasan tentang definisi halal, haram, najis serta ayat-ayat Alquran dan hadis yang menjelaskan tentang hukum makanan."
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
E learning seminar jhc ke-1 - ms (ok)
1. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Antara Kewajiban dan Manfaat
Sertifikat HALAL
dalam membangun Bisnis
UMKM
Rabu, 8 September 2021
Narasumber:
Mochamad Sutarsono, ST., MT.
2. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Konsep Halal Haram Dan Latar
Belakang
Sertifikasi Halal
Mengapa Halal itu Penting
Perintah Allah subhanahu wa ta'ala menjauhi diri dari maksiat dan
ciri muslim (QS 2: 168 dan QS 2: 172)
Setiap muslim wajib mengkonsumsi halal
Perlu adanya jaminan kehalalan
3. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Al-Baqorah (QS. 2 ayat 168)
َح ِ
ض أرَ أ
اْل يِف اَّمِم واُلُك ُاسَّنال اَهُّيَأ اَي
ا اًِبيََ ا
ً َ
اَل
َّنِإ ۚ ِانََأيَّشال ِتا َوَُُخ واُعًَِّتَت َ
ً َو
ينًُِم ُوََُ أُْكَل ُه
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
4. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Al-Baqorah (QS. 2 ayat 172)
ًَِبيََ أنِم واُلُك واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَي
أُْكَانأقَزَر اَم ِتا
ًُأعَت ُهاَّيِإ أُْتأنُك أنِإ ِ َّ ِ
ّلِل واُرُكأشا َو
َُونُ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-
baik yang Kami berikan kepadamu,
dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.
5. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Konsep Halal Haram
Halal haram adalah bagian dari ajaran Islam
Aturan halal-haram tercantum dengan jelas dalam Alquran dan hadis
Hukum Halal Haram berdasarkan perbuatan dan benda
Hukum asal benda adalah mubah selama tidak ada dalil yang
mengharamkannya - Menjadi dasar proses sertifikasi halal
6. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Definisi Halal dan Thoyib
Halal
• Sesuatu Yang dibolehkan
Menurut ketentuan syariat Islam
• Segala Sesuatu Halal kecuali
dilarang di Quran dan hadis
Thayyib
• suatu yang aman, baik, Suci,
bersih tidak berbahaya bagi
kesehatan Halal harus selalu di dikombinasikan dengan Toyib
(HALALAN TOYYIBAN)
Maksud sesuatu yang halal adalah segala yang diizinkan oleh Allah. Sementara makna thayyib, yaitu
segala yang suci, tidak najis dan tidak menjijikkan yang dijauhi jiwa manusia. Dengan demikian, dzat
makanan (dan minuman) tersebut baik, tidak membahayakan tubuh dan akal mereka.
(Tafsir Ibnu Katsir 1/482, Aisarut Tafâsir 1/70)
7. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Definisi Haram
Haram : Sesuatu yang dilarang menurut syariat Islam
Al-Quran:
• QS Al-Baqarah ayat 173, Al-Maidah ayat 3, Al-An’am ayat 145 dan An-Nahl ayat 115
• Contoh yang diharamkan : Babi, khomer, darah, bangkai dan hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah.
• Pengecualian semua hewan yang berasal dari laut atau hidup di air adalah halal walaupun tidak disembelih
(HR. Bukhori dan Muslim)
Al-Hadist :
• Hewan buas atau bertaring, hewan yang menjijikan, hewan yang hidup di dua alam
Fatwa MUI :
• Bagian dari tubuh manusia
8. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Al-Baqorah (QS. 2 ayat 173)
َو ََُّْال َو َةَتأيَمأال ُُْكأيَلََ ََّْرَح اَمَّنِإ
ِل ِهًِ َّلِهُأ اَم َو ِ
ير ِ
زأن ِخأال َْأحَل
ِ
أريَغ
ۖ ِ َّ
اّلِل
أثِإ َ
اَلَف ٍُاََ َ
ً َو ٍاغًَ َأريَغ َّرَُأضا ِنَمَف
ورُفَغ َ َّ
اّلِل َّنِإ ۚ ِهأيَلََ َْ
ْي ِحَر
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
9. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Al-Maidah (QS. 5 ayat 3)
Firman Allah :
Artinya, Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala.
10. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Al-An’am (QS. 6 Ayat 145)
Firman Allah :
Artinya, Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu
yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan
bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau
daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor --
atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.
Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang".
11. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Al-Nahl (QS. 16 Ayat 115)
Firman Allah:
Artinya. “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa
yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah;
tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan
tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
12. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Definisi Najis
Najasah atau najis secara bahasa artinya kotoran.
Najasah atau najis dalam istilah syariat adalah segala sesuatu
yang dianggap kotor oleh syariat.
Tidak semua kotoran adalah Najis
Maka:
wajib diketahui bahwa hukum asal dari segala sesuatu itu suci,
maka tidak boleh mengatakan ia sesuatu itu najis atau
menajiskan kecuali ada dalil dari syariat.
13. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Perintah Mensucikan dari Najis
Allah Ta’ala juga berfirman:
ُّالر َو َينِفِكاَعأال َو َينِفِئاََّلِل َيِتأيًَ ا َربِهََ نَأ َليَِاَمأسِإ َو َْيِها َأرًِإ ىَلِإ َانأُِهََ َو
ُِوُوُّسال ِ َّك
“Dan kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail untuk mensucikan rumah-Ku bagi orang-
orang yang ber-thawaf, ber-i’tikaf dan orang-orang yang rukuk dan sujud” (QS. Al Baqarah:
125).
Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
َعُيَل اَمُهَّنِإ اَمَأ َلاَقَف ِأني َأرًَق ىَلََ ََّْلَس َو ِهأيَلََ ُ َّ
اّلِل ىَّلَص ِ َّ
اّلِل ُلوُس َر َّرَم
ًََّذَعُي اَم َو ِانًََّذ
يِشأمَي َانَكَف اَمُهَُُحَأ اَّمَأ ٍ
يرًَِك يِف ِان
اَّمَأ َو ِةَميِمَّنالًِ
ِهِل أوًَ أنِم ُرِتَتأسَي ً َانَكَف َُرخاآل
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melewati dua kuburan. Lalu beliau bersabda:
“kedua orang ini sedang diadzab, dan mereka diazab bukan karena dosa besar. Orang
yang pertama diadzab karena berbuat namimah (adu domba). Adapun yang kedua, ia
diadzab karena tidak membersihkan diri dari sisa kencingnya”” (HR. Muslim no. 292).
Dan dalil-dalil yang lainnya.
14. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Macam-macam Tingkatan Najis
Najis Berat
Najasahmughallazhah (berat)
atau najasah tsaqilah
Najis Sedang
Najasah mutawashitah
(pertengahan)
Najis Ringan
Najasah mukhaffafah (ringan)
Jilatan (air liur) anjing. Babi dan
turunannya
Bangkai, produk turunan hewani yang
tidak diketahui status halalnya, darah,
khamr dan kotoran hewan
Air kencing bayi laki-laki yang hanya
minum asi
Disucikan dengan dibasuh 7 Kali dengan
air yang salah satunya dicampur tanah
bahan pembersih kimia
cara mensucikan bejana dari seseorang di antara
kalian jika dijilat anjing adalah dengan mencucinya
tujuh kali, cucian yang pertama menggunakan tanah”
(HR. Al Bukhari no. 182, Muslim no. 279).
• Disucikan dengan dicuci hingga
hilang warna bau dan najis dan rasa
• Bisa dengan air atau yang lainnya,
seperti batu, kayu atau sesuatu yang
bisa menghilangkan kotoran.
• Disucikan dengan diperciki air
• Dengan menyiramnya sekali
siram atau secukupnya
• Dengan menyentuhkan pada debu
atau tanah
Mutanajis: benda yang terkena najis hukumnya haram
15. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Dalil cara membersihkan Najis
Dalilnya, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أًَس ُهَلِسأغَي أنَأ ،ُبألَكأال ِهيِف َغَل َو اَذِإ أُْكَُِحَأ َِاءنِإ ُورُهََ
ِباَرُّتالًِ َّنُه َ
ًوُأ ٍتاَّرَم َ
”Cara mensucikan bejana dari seseorang di antara kalian jika
dijilat anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, cucian yang
pertama menggunakan tanah”
(HR. Al Bukhari no. 182, Muslim no. 279).
16. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Dalil cara membersihkan Najis
Hadits dari Abu Samh Malik radhiallahu’anhu, ia berkata:
َِْاَلُغأال ِل أوًَ أنِم ُّش َرُي َو ِةَي ِ
ارَوأال ِل أوًَ أنِم ُلَسأغُي
“Air kencing anak perempuan itu dicuci, sedangkan air kencing anak laki-laki itu
dipercikkan” (HR. Abu Daud 377, An Nasa’i 303, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih An Nasa’i).
Berdasarkan hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, ia berkata:
َنِم ُجُرأخَي ِيأذَمال َن هَلفسأ، ْوسل َليه هللا صلى ِهللا ِلرسو إلى ٍُاْلسو ًَن ََُّاُأقِالم ناألَسأر
ًه ُلَعأفَي َكيف ِاإلنسان
فقال ؟
ْوسل َليه هللا صلى ِهللا ُلرسو
:
َكَو أرَف أحَّضأنوا، أأَّض َوَت
“Miqdad bin Al Aswad mengutusku kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Lalu aku bertanya mengenai madzi yang keluar dari seseorang, bagaimana
menyikapinya? Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‘berwudhulah dan percikkan kemaluanmu dengan air‘” (HR. Muslim 303).
17. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Dalil cara membersihkan Najis
Dalilnya hadits Anas bin Malik radhiallahu’anhu, beliau berkata:
، ُاسَّنال ُه َرَوَزَف ،ُِ ِوأسَمال ِةَفِئاََ يِف َلاًََف يًِاَأرََأ َءاَو
«
َس َو ِهأيَلََ ُهللا ىَّلَص ُّيًَِّنال ُُْهاَهَنَف
اَّمَلَف ََّْل
ُنَذًِ ََّْلَس َو ِهأيَلََ ُهللا ىَّلَص ُّيًَِّنال َرَمَأ ُهَل أوًَ ىَضَق
ِهأيَلََ َيق ِ
رأهُأَف ٍاءَم أنِم ٍبو
»
“Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia
kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik
orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang
tindakan para sahabat tersebut. Tatkala orang tadi telah
menyelesaikan hajatnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas
memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas
kencing itu pun disirami. (HR. Bukhari no. 221 dan Muslim no.
284)
18. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Dalil cara membersihkan Najis
Dalilnya hadits Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu:
َلأعَن َ َلَخ أذِإ ِهًِاَحأصَأًِ يِبلَصُي ََّْلَس َو ِهأيَلََ ُهللا ىَّلَص ِ َّ
اّلِل ُلوُس َر اَمَنأيًَ
اَسَي أنََ اَمُهَعَض َوَف ِهأي
أوَقألَأ ُْ أوَقأال َكِلَذ ىَأ َر اَّمَلَف ،ِه ِ
ر
ىَضَق اَّمَلَف ،أُْهَلاَعِن ا
َلاَق ،ُهَت َ
اَلَص ََّْلَس َو ِهأيَلََ ُهللا ىَّلَص ِ َّ
اّلِل ُلوُس َر
:
«
ِلاَعِن ِاءَقألِإ ىَلََ أُْكَلَمَح اَم
أُْك
»
واُلاَق ،
:
اَعِن َانأيَقألَأَف َأكيَلأعَن َأتيَقألَأ ََاكنأيَأ َر
ِ َّ
اّلِل ُلوُس َر َلاَقَف ،َانَل
ََّْلَس َو ِهأيَلََ ُهللا ىَّلَص
:
”
َرًَأخَأَف يِناَتَأ ََّْلَس َو ِهأيَلََ ُهللا ىَّلَص َلي ِ
أرً ِو َّنِإ
ا ارَذَق اَمِهيِف َّنَأ يِن
–
َلاَق أوَأ
:
ى اذَأ
–
”
َلاَق َو
:
”
ُكَُُحَأ َءاَو اَذِإ
ىَلِإ أْ
أرُظأنَيألَف ُِ ِوأسَمأال
:
ِبلَصُيأل َو ُهأحَسأمَيألَف ى اذَأ أوَأ ا ارَذَق ِهأيَلأعَن يِف ىَأ َر أنِإَف
اَمِهيِف
“
“Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam shalat bersama para sahabatnya, beliau
melepaskan kedua sandalnya dan meletakannya di sebelah kirinya. Ketika para sahabat
(yang bermakmum) melihat hal itu, mereka pun melemparkan sandal-sandal mereka.
Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam selesai shalat beliau bertanya: ‘Mengapa
kalian melemparkan sandal-sandal kalian?’. Para sahabat menjawab: ‘Kami melihat anda
melemparkan sandal anda, maka kami pun melemparkan sandal kami’. Lalu Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya aku melihat Jibril ‘alaihissalam
mendatangiku dan mengabarkanku bahwa pada kedua sandalku ada najis (dalam riwayat
lain: kotoran)’. Lalu beliau bersabda: ‘Jika salah seorang dari kalian datang ke masjid maka
perhatikanlah kedua sandalnya, jika ia melihat ada najis atau kotoran maka sentuhkanlah
(ke tanah) lalu shalatlah dengan keduanya‘” (HR. Abu Daud no. 650, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Abi Daud).
19. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Dalil cara membersihkan Najis
Juga hadits dari Ummu Salamah radhiallahu’anha. Dari jalan
Ummu Walad (disebut juga: Hamidah), ia berkata:
َةَمَلَس ِبُْْل ُتألُق
:
َمأال يِف يِشأمَأ َو يِلأيَذ ُليَُِأ ةَأَرأام يِبنِإ
أتَلاَقَف ؟ ِ
رِذَقال ِانَك
:
َّلَص ِهللا ُلوُس َر َلاَق
ُ َّ
اّلِل ى
ََّْلَس َو ِهأيَلََ
:
ُهَُأعًَ اَم ُهُرِبهََُي
“Aku bertanya kepada Ummu Salamah: ‘saya ini wanita yang
panjang gaunnya dan saya biasa berjalan di tempat yang kotor’.
Ummu Salamah berkata: ‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda: ‘tanah yang setelahnya sudah
membersihkannya””(HR. Tirmidzi 143, ia berkata: “hadits ini
shahih”).
20. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Apa Itu Produk Halal
Produk yang diproduksi dari bahan yang halal di fasilitas yang tidak
terkontaminasi dengan bahan haram / najis.
21. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Latar Belakang Sertifikasi Halal
Definisi Halal = jelas
Definisi Haram = jelas
Syubhat:
Produk olahan teknologi
Kompleksitas bahan
FATWA ULAMA
diperlukan Fatwa MUI
melalui
proses sertifikasi halal
22. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Latar Belakang Sertifikasi Halal
Halal (Madu + lemon) Subhat (Minuman Madu Rasa Lemon)
Komposisi :
Madu Murni
Air Putih
Lemon
Komposisi :
Madu Murni
Air Putih
Prisa
23. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Contoh hasil olahan tekhnologi
menggunakan bahan haram
Babi dan turunannnya
• Daging
• Bulu
• Kulit
• Lemak
• Tulang
• Gelatin
• Jeroan
Bahan-bahan haram selain Babi
• Bangkai hewan ternak
• Organ manusia
• Binatang buas
• Khamer
• Darah (apa saja)
24. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Latar Belakang Sertifikasi Halal
Sikap seorang muslim terhadap perkara syubhat :
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas.
Diantara keduanya terdapat perkara syubhat (yang masih samar) yang
tidak diketahui oleh Kebanyakan orang, barangsiapa menjaga diri dari
perkara yang syubhat itu berarti ia telah menjaga agama dan
kehormatannya. Barangsiapa terjatuh kepada yang syubhat berarti ia
telah terjatuh dalam yang haram. ketahuilah di dalam tubuh terdapat
segumpal darah Jika ia baik maka akan Baiklah seluruh tubuh namun
jika ia rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuh. ketahuilah bahwa
segumpal darah tersebut adalah hati” (HR Bukhari dan Muslim)
25. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Latar Belakang Sertifikasi Halal
Ketetapan Halal MUI
diputuskan berdasarkan:
1. Seintiste/Auditor:
Menjelaskan tentang fakta kandungan produk dari sisi sains dan
teknologi proses produksi dan penerapan SJH
2. Komisi fatwa (MUI):
Memberikan status hukum terhadap suatu produk berdasarkan dasar
hukum Halal Haram
26. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Latar Belakang Sertifikasi Halal
Fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan kehalalan
suatu produk sesuai dengan syariat Islam
Merupakan syarat untuk mendapatkan izin mencantumkan label halal
pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang
27. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
REGULASI HALAL UU NO. 33/2014
(JAMINAN PRODUK HALAL)
• Semua produk wajib bersertifikat halal (pasal 4) kecuali untuk produk
haram (pasal 26)
• Produk atau barang dan atau jasa yang terkait dengan makanan
minuman obat kosmetik produk kimiawi produk biologi produk
rekayasa genetik serta barang gunaan (pasal 1.1)
• Kewajiban bersertifikat halal bagi produk yang beredar dan
diperdagangkan di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4 mulai berlaku 5 (lima) tahun terhitung sejak undang-undang
ini diundangkan (pasal 67)
28. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Proses Sertifikasi Halal
PP 31 Tahun 2019
Sebelum UU JPH Setelah UU JPH
17 Oktober 2019
LPPOM MUI BPJPH
MUI MUI LPH
Proses Saat ini : BPJPH LPPOM MUI MUI
29. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Proses Sertifikasi Halal
PP 31 Tahun 2019
Sebelum 17 Oktober 2019
LPPOM MUI
MUI
Setelah 17 Oktober 2019
Pelaku Usaha
30. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Proses Sertifikasi Halal
LPH (Lembaga Pemeriksa Halal)
Lembaga yang bertugas melakukan proses audit dan pemeriksaan
31. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Sertifikasi Halal Produk Makanan dan
Minuman
Dalam Penjelasan Undang-Undang No. 31 Tahun 2019 disebutkan bahwa:
• Yang dimaksud dengan "makanan" adalah bahan yang berasal dari tumbuhan atau
hewan atau campuran keduanya dalam bentuk kemasan maupun non kemasan yang
dikonsumsi oleh manusia untuk memperoleh tenaga dan nutrisi.
• Yang dimaksud dengan “minuman" adalah bahan yang bersifat cair, mudah ditelan, tidak
memabukkan dan diedarkan dalam bentuk kemasan maupun non kemasan untuk
dikonsumsi oleh manusia.
• PP RI No. 39 tahun 2021 menyebutkan bahwa kewajiban sertifikasi halal untuk jenis
produk dilakukan secara bertahap, tahap pertama diwajibkan untuk:
• Produk makanan dan minuman;
• Bahan baku, Bahan tambahan pangan, dan Bahan penolong untuk produk makanan dan
minuman; dan
• hasil sembelihan dan jasa penyembelihan.
32. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Sertifikasi Halal Produk Non Pangan
• Tidak ada penjelsan batasan bahwa sertifikasi halal hanya untuk produk pangan. Dalam UU No. 33 tahun 2014
dijelaskan yang dimaksud dengan produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan, minuman, obat,
kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau
dimanfaatkan oleh masyarakat.
• Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 33 Tahun 2014 disebutkan barang yang berasal dari dan/atau mengandung unsur
hewan.
• barang gunaan yang dipakai terdiri atas:
a. sandang;
b. penutup kepala; dan
c. aksesoris.
• Jenis-jenis dari barang gunaan tersebut, yaitu:
a. perbekalan kesehatan rumah tangga;
b. peralatan rumah tangga:
c. perlengkapan peribadatan bagi umat Islam;
d. kemasan makanan dan minuman; dan
e. alat tulis dan perlengkapan kantor.
33. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
PP 31 Tahun 2019 Bab VII
(Penahapan Jenis Produk yang Sertifikasi Halal)
1) Produk yang wajib bersertifikat halal terdiri atas:
2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
3) Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi layanan
usaha yang terkait dengan:
34. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
PP 31 Tahun 2019 Bab VII
(Penahapan Jenis Produk yang Sertifikasi Halal)
1) Produk yang wajib bersertifikat halal terdiri atas:
a. barang; dan/atau
b. jasa.
35. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
PP 31 Tahun 2019 Bab VII
(Penahapan Jenis Produk yang Sertifikasi Halal)
2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. makanan;
b. minuman;
c. obat;
d. kosmetik;
e. produk kimiawi;
f. produk biologi;
g. produk rekayasa genetik; dan
h. barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan.
36. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
PP 31 Tahun 2019 Bab VII
(Penahapan Jenis Produk yang Sertifikasi Halal)
3) Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi layanan
usaha yang terkait dengan:
a. penyembelihan;
b. pengolahan;
c. penyimpanan;
d. pengemasan;
e. pendistribusian;
f. penjualan; dan
g. penyajian.
37. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Apa Harus Kita Ketahui Untuk
Sertifikasi Halal
• Persyaratan
Legalitas
• Persyaratan
Dokumen Bahan
• Persyaratan
Sistem Jaminan
Halal
38. Jakarta Halal Center
MUI DKI Jakarta
Bagaimana Proses Sertifikasi Halal
• Penerapan SJH
• Registrasi Si Halal
• Upload Data
• Perbaikan Data
• Audit LPH
• Perbaikan Hasil Audit
• Ketetapan Halal
• Sertifikat Halal