3. َﺎٰۤﯾ
ﺎَﮭﱡﯾ
ﺎﱠﻧاﻟ
ُس
ا ْوُﻠُﻛ
ﺎﱠﻣِﻣ
ﻰِﻓ
َ ْ
اﻻ
ِ
ضْر
ً
ﻼٰﻠَﺣ
ﺎًﺑِّﯾَط
ۖ
◌
َ
ﻻﱠو
ﱠﺗَﺗ
ا ْوُﻌِﺑ
ِت ٰ
وُطُﺧ
ِنٰطْﯾﱠﺷاﻟ
ۗ
◌
ٗﮫﱠﻧِا
ْمُﻛـَﻟ
ﱞُودَﻋ
ﱡﻣ
ٌنْﯾِﺑ
yaaa ayyuhan-naasu kuluu mimmaa fil-ardhi halaalang thoyyibaw wa laa
tattabi'uu khuthuwaatisy-syaithoon, innahuu lakum 'aduwwum mubiin
"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.
Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 168)
ُﻦْﯿِﺘَﻤْاﻟ ِةﱠﻮُﻘْاﻟ وُذ ُق اﱠزﱠاﻟﺮ َﻮُھ َ ﱣ
� ﱠنِا
innalloha huwar-rozzaaqu zul-quwwatil-matiin
"Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh."(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 58)
SHIDIQ, TABLIGH, AMANAH, FATHONAH
MUQODIMAH
4.
5. "Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah :173)
َأ ًَﺔﺘْﯿَﻣ َﻮنَُﻜﻳ نَأ ٓ ﱠ
ﻻِإ ٓۥُﻪُﻤَﻌَْﻄﻳ ٍﻢِﻋﺎَط ٰ
ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻣﱠﺮَﺤُﻣ ﱠﻰَﻟِإ َﻰِﺣو
ُ
أ َٓﺎﻣ ﻰِﻓ ُﺪِﺟَأ ٓ ﱠ
ﻻ ﻞُﻗ
ُﻔ ْ
ﺴﱠﻣ ﺎًﻣَد ْو
ْوَأ ٌﺲْﺟِر ۥُﻪﱠﻧِﺈَﻓ ٍﻳﺮِﻨﺰِﺧ َﻢْﺤَﻟ ْوَأ ﺎًﺣﻮ
ۚ ۦ
ِﻪِﺑ ِ ﱠ
�ٱ ِﺮْﯿَﻐِﻟ ﱠﻞِھ
ُ
أ ﺎًﻘ ْ
ﺴِﻓ
"Katakanlah: 'Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
darah yang mengalir atau daging babi--karena sesungguhnya semua itu kotor-- atau binatang
yang disembelih atas nama selain Allah...'" (QS al-'An'am:145)
Perintah AGAMA (Syariat)
Mengapa harus mengkonsumsi produk pangan HALAL
firman Allah SWT:
6. ِﻪِﺑ ِ ﱠ
�ٱ ِﺮْﯿَﻐِﻟ ﱠﻞِھ
ُ
أ ٓﺎَﻣَو ِﺮﻳِﺰﻨِﺨْٱﻟ ُﻢْﺤَﻟَو ُمﱠٱﻟﺪَو ُﺔَﺘْﯿَﻤْٱﻟ ُﻢُْﻜﯿَﻠَﻋ ْﺖَﻣِّﺮُﺣ
ْﻮَﻤْٱﻟَو ُﺔَﻘِﻨَﺨْﻨُﻤْٱﻟَو ۦ
ﯿِﻄﱠٱﻟﻨَو ُﺔَﻳِّدَﺮَﺘُﻤْٱﻟَو ُةَﻮذُﻗ
ُﺔَﺤ
ﻮُﻤِﺴْﻘَﺘ ْ
ﺴَﺗ نَأَو ِﺐُﺼﱡٱﻟﻨ ﻰَﻠَﻋ َﺢِﺑُذ ﺎَﻣَو ْﻢُﺘْﯿﱠﻛَذ ﺎَﻣ ﱠ
ﻻِإ ُﻊُﺒ ﱠ
ٱﻟﺴ َﻞَﻛَأ ٓﺎَﻣَو
ْﻢُﻜِﻟ َٰذ ۚ ِﻢَٰﻟْزَ ْ
ﭑﻷِﺑ ۟ا
ٌﻖ ْ
ﺴِﻓ
"Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan bagimu yang disembelih untuk berhala.
Dan diharamkan juga mengundi nasib dengan anak panah..." (QS al-Ma'idah: 3)
Sunnah Nabi:
Sedangkan sunnah Nabi saw yang menyebutkan beberapa perkara yang diharamkan ialah:
"Sesungguhnya Allah mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, berhala." (HR Ahmad
dari Jabir, 3 : 324, 326, 340; dan Bukhari (2236), dan (42961; Muslim (1581); Abu Dawud (3486);
Tirmidzi (1298); Nasai, 7:177,309; dan Ibn Majah (2167)
"Sesungguhnya Allah apabila mengharamkan sesuatu, maka Dia juga
mengharamkan harganya." (HR Abu Dawud (3488) dari hadis Ibn Abbas
dengan isnad yang sahih).
8. Adanya perubahan dan perkembangan TEKNOLOGI yang
dinamis dan cepat
KONDISI SAAT INI
9. Pastikan apa yang dibuat, diproduksi
dihidangkan dan dikonsumsi semuanya
tidak mengandung dan terkontaminasi
oleh sesuatu yang di-HARAM-kan oleh
syariat ISLAM
Adanya perubahan dan perkembangan TEKNOLOGI yang
dinamis dan cepat
KONDISI SAAT INI
11. Konsekuensi Logis???
"Nabi Muhammad SAW mengatakan “sesungguhnya halal itu jelas, haram itu jelas. Lalu,
ada yang di antara keduanya atau tidak yakin halal atau haram, itu disebut syubhat”.
Kita diminta untuk menghindari syubhat, apalagi yang haram,"
12. Konsekuensi Logis???
Pengusaha dan industry
pangan berkewajiban
memberikan pelindungan
dan jaminan tentang
kehalalan Produk yang
dikonsumsi dan
digunakan masyarakat.
Jaminan mengenai Produk Halal hendaknya dilakukan sesuai dengan
asas pelindungan, keadilan, kepastian hukum, akuntabilitas dan
transparansi, efektivitas dan efisiensi, serta profesionalitas.
13. Jaminan penyelenggaraan Produk
Halal bertujuan:
Pengusaha dan industry pangan berkewajiban
menyelenggarakan Jaminan Produk Halal
memberikan kenyamanan, keamanan,
keselamatan, dan kepastian
ketersediaan Produk Halal bagi
masyarakat dalam mengonsumsi dan
menggunakan Produk,
serta meningkatkan nilai tambah bagi
Pelaku Usaha untuk memproduksi dan
menjual Produk Halal"
15. Sistem Jaminan Halal (SJH): sistem manajemen
terintegrasi yang disusun, diterapkan dan dipelihara
untuk mengatur bahan, proses produksi, produk, sumber
daya manusia dan prosedur dalam rangka menjaga
kesinambungan proses produksi halal
16. 1. KebijakanHalal
2. Tim Manajemen Halal
3. Pelatihan andEdukasi
4. Bahan
5. Produk
6. FasilitasProduksi
7. ProsedurTertulis untuk AktifitasKritis
8. KemampuanTelusur
9. PenangananProduk yangTidak Memenuhi Kriteria
10. Audit Internal
11. Kaji UlangManajemen
Pra-Syarat
Isi
Prosedur
Evaluasi
11 Kriteria Sistem Jaminan HALAL
17. 1. KEBIJAKAN HALAL
Kebijakan halal: Komitmen tertulis untuk menghasilkan produk
halal secara konsisten, sesuai dengan proses bisnis perusahaan
a. Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan halal
Manajemen puncak: tingkatan manajemen tertinggi
yang memiliki tanggung jawab terhadap keseluruhan
kegiatan di pabrik/perusahaan
Kebijakan halal dapat ditulis terintegrasi dengan
kebijakan sistem yang lain, seperti kebijakan mutu atau
keamanan pangan
19. Bahan mencakup bahan baku (raw material), bahan
tambahan (additive) & bahan penolong (processing
aid)
Khusus untuk restoran/katering, jika ada produk
konsinyasi/titipan, produk rekanan, dan produk yang dibeli dari
pihak lain (misal AMDK, soft drink, es krim, sosis, dll)
menu tersebut dimasukkan sebagai bahan
4. Bahan-bahan
20. Semua bahan harus memenuhi ketentuan Halal.
Bahan-bahan tersebut adalah:
1. Bahan bukan dari babi dan tidak mengandung bahan dari
babi dan turunannya.
2. Bahan bukan khamr (minuman beralkohol) dan tidak
mengandung Khamr dan turunannya yang diperoleh
melalui pemisahan secara fisik.
3. Bahan bukan darah, bangkai, dan bagian dari tubuh
manusia dan tidak mengandung darah, bangkai dan
bagian dari tubuh manusia
4.BAHAN - lanjutan
21. 4. Bahan tidak diproduksi dari fasilitas yang dipergunakan untuk produk
yang menggunakan babi atau turunannya.
5. Bahan tidak bercampur dengan bahan haram dan najis.
6. Untuk sesuai syariat Islam (dibuktikan dengan sertifikat halal yang
valid).
7. Perusahaan bahan turunan hewani harus dari hewan halal yang
disembelih secara syariat Islam serta harus menjamin semua bahan
yang digunakan adalah halal
4.BAHAN - lanjutan
22. CatatanPenting
Suatu bahan tidak selalu harus
dilengkapi dengan sertifikat halal
sebagai standar persetujuannya,
salah satunya bisa dengan
memperlihatkan dengan jelas
flow processnya
23. Produk
Produk olahan pada industri pengolahan adalah: produk
yang didaftarkan untuk sertifikasi halal, baik berupa produk
retail, non retail, produk akhir, produk antara (intermediet)
Produk olahan pada restoran/catering adalah: semua menu
yang disajikan, baik dibuat sendiri oleh perusahaan maupun
menu yang dibeli dari pihak lain (menu titipan, rekanan),
termasuk menu musiman dan menu ekstra
24. Dapat diajukan untuk disertifikasi dengan
syarat produk tersebut bersertifikat halal
dari Lembaga sertifikasi HALAL atau produk
termasuk kategori produk tidak beresiko (No
Risk)
Catatan: Dapat disertifikasi bersamaan dengan
produk asalnya jika produk asal tidak bersertifikat
halal atau produk bukan termasuk kategori produk
tidak beresiko (No Risk)
Produk yang dikemas ulang (repacked) atau
diberi label ulang (relabeled)
25. Pendaftaran Fasilitas Produksi
Semua fasilitas produksi harus didaftarkan dalam aplikasi sertifikasi:
Industri pengolahan semua pabrik yang menghasilkan produk yang didaftarkan dan
dipasarkan di Indonesia, baik milik sendiri atau pihak lain.
Untuk produk retail, pabrik yang menghasilkan produk dengan merk/ brand yang sama
yang dipasarkan di Indonesia.
Untuk produk non retail pabrik yang menghasilkan produk yang dipasarkan di
Indonesia
Restoran dapur (pusat/cabang), outlet, gudang (pusat/cabang), termasuk fasilitas
yang digunakan untuk membuat menu konsinyasi atau menu yang dibeli yang belum
memiliki sertifikat halal
Katering dapur (pusat/cabang), gudang (pusat/cabang), termasuk fasilitas yang
digunakan untuk membuat menu rekanan atau menu yang dibeli yang belum memiliki
sertifikat halal
26. 10. Audit Internal
“Verifikasi pemenuhan 11 kriteria yang dilakukan oleh auditor dari
internal perusahaan”
Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis audit internal.
Audit internal harus dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun.