Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi kimia dalam air, tanah, dan udara. Termasuk klasifikasi bahan toksik, proses toksik dalam lingkungan, karakteristik zat toksik dan pemaparan, serta efek yang ditimbulkan.
1. TOKSIKOLOGI KIMIA DALAM AIR,
TANAH, DAN UDARA
Disusun Oleh Kelompok 5:
Rifal Iriansyah (20170111054003)
Yunitha Y. Watopa (20170111054019)
Dosen pembimbing:
Drs. Alex A. Lepa, M.Si
Frans Kafiar, M. Si
2. POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. PEMBAGIAN TOKSIKOLOGI
3. TOKSIKOLOGI KIMIA
4. KLASIFIKASI BAHAN TOKSIK
5. PROSES TOKSIK ZAT RACUN DI DALAM LINGKUNGAN
6. KARAKTERISTIK ZAT TOKSIK
7. KARAKTERISTIK PEMAPARAN
8. JALUR MASUK PEMAPARAN
9. JALUR WAKTU DAN FREKUENSI PEMAPARAN
10. INTERAKSI BAHAN KIMIA
11. DOSIS RESPON
12. ABSORBSI, DISTRIBUSI, EKSKRESI TOKSIKAN
13. BIOTRASNSFORMASI TOKSIKAN
14. EFEK TOKSIKAN
2019/10/10
3. PENDAHULUAN
A. Sejarah Toksikologi
Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus von
Hohenheim Paracelcus (1493-1541) memperkenalkan
istilah toxicon (toxic agent) untuk zat (substansi) yang
dalam jumlah kecil dapat mengganggu fungsi tubuh.
Mattieu Joseph Orfilla (1787 – 1853),
pengembangan analisis terhadap racun dan meletakkan
dasar toksikologi forensik. Misal Arsen (As).
Francois Magendie (1783 – 1855) meneliti efek
striknin dan emetin.
4. B. Pengertian Toksikologi
Toksikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu :
Toxicos: racun
Logos : ilmu
Toksikologi ialah ilmu yang mempelajari tentang racun
atau studi mengenai efek dari zat-zat kimia terhadap
organisme hidup.
Apabila zat kimia dikatakan beracun (toksik), maka
diartikan sebagai zat yang berpotensial memberikan efek
berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada
suatu organisme.
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke
dalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat
respons pada sistem biologis.
8. 1. TOKSIKOLOGI DALAM AIR
TOKSIKOLOGI KIMIA DALAM AIR BERUPA :
Bahan toksik kimia
senyawa organik :
a. Protein
b. Karbohidrat
c. Lemak dan minyak
d. Pewarna
e. Asam-asam organik
f. Fenol
g. Deterjen
h. Peptisida organik
Bahan toksik kimia senyawa
anorganik
a. Asam dan alkali
b. Logam dan garam-garam
logam
c. Posfat dan nitrat
d. Arsen
e. Kadmium
f. Merkuri
g. timbal
9. 2. TOKSIKOLOGI DALAM UDARA
Zat-zat pencemar udara:
1. Karbon Monoksida (CO)
2. Partikel Sulfur Dioksida (SO2) dan Sulfur
Trioksida (SO3)
3. Hidrogen Sulfida (H2S)
4. Nitrogen Oksida (NO)
Bentuk zat pencemar di atmosfer yaitu : Gas,
Embun, Uap, Awan, Kabut, Debu.
10. 3. TOKSIKOLOGI DALAM TANAH
Gas SO2 dihasilkan dari perubahan bahan bakar
batu bara menjadi sulfat yang masuk kedalam tanah.
Partikel Pb yang berasal dari hasil gas
kendaraan bermotor, ditemukan pada lapisan atas
tanah.
Senyawa-senyawa organik seperti benzen,
toluene, xeylen, diklorometan trikloroetena
merupakan bahan pencemar tanah yang dikeluarkan
industri.
11. KLASIFIKASI BAHAN TOKSIKAN
Bahan toksik diklasifikasikan dalam berbagai cara berdasarkan:
1. Organ target: hati, ginjal, sistem hematopotik, dan lain-lain.
2. Penggunaan: pestisida, pelarut, aditif makanan, dan lain-lain.
3. Sumber: toksik tumbuhan dan binatang.
4. Efek: kanker, mutasi, kerusakan hati, dan sebagainya.
5. Fisik: gas, debu, cair.
6. Sifat: mudah meledak, Korosif, iritasi, radioaktif
7. Komposisi: amina aromatic, hidrokarbon halogen, dan lain-
lain.
12. PROSES TOKSIK ZAT RACUN DI DALAM LINGKUNGAN
Fase dinamik (dynamic phase), interaksi antara racun
dengan target yang menimbulkan efek.
Fase kinetik (kinetic phase), penyebaran zat racun pada
medium fisik, seperti tanah, air, dan udara.
Fase eksporus (exposure phase), keluarnya zat
racun dari sumbernya.
18. DOSIS-RESPON
• Karakteristik pemaparan dan spectrum efek
secara bersamaan membentuk hubungan
korelasi yang dikenal sebagai hubungan dosis-
respons. Hubungan tersebut merupakan konsep
paling dasar dari toksikologi.
• Pengertian dosis-respons dalam toksikologi
adalah proporsi dari sebuah populasi yang
terpapar dengan suatu bahan dan akan
mengalami respon spesifik pada dosis, interval,
waktu dan pemaparan tertentu.
19. • beberapa asumsi yang harus
dipertimbangkan sebelum hubungan dosis-
respons dapat sesuai digunakan sebagai
berikut:
1. Respons timbul karena adanya bahan kimia
yang diberikan. Respon pada kenyataannya
berhubungan dengan dosis
2. Dalam penggunan dosis-respons harus ada
metode kuantitatif untuk mengukur dan
mengemukakan secara tepat toksisitas dari
suatu bahan kimia.
21. b. Distribusi (penyebaran) toksikan
Setelah suatu zat kimia memasuki darah, ia
didistribusi dengan cepat ke seluruh tubuh.
Laju distribusi ke setiap alat tubuh
berhubungan dengan aliran darah di alat
tersebut, mudah tidaknya zat kimia itu
melewati dinding kapiler dan membran sel,
serta afinitas komponen alat tubuh
terhadap zat kimia itu.
22. c. Ekskresi (pengeluaran) toksikan
Setelah absorpsi dan distribusi dalam tubuh,
toksikan dapat dikeluarkan dengan cepat
atau perlahan, yaitu dengan cara :
1. Ekskresi urine
2. Ekskresi empedu
3. Ekskresi paru-paru
4. Jalur lain
23. BIOTRANSFORMASI TOKSIKAN
Biotransformasi adalah suatu proses yang
umumnya mengubah senyawa asal menjadi
metabolit, kemudian membentuk konjugat.
Tempat yang terpenting untuk proses ini adalah
hati, meskipun proses ini juga terjadi di paru-
paru, lambung, usus, kulit dan ginjal.
Tujuan biostransfomasi adalah membuat
senyawa xenobiotik(induk) menjadi lebih polar
sehingga lebih mudah diekskresikan dan
menjadi kurang toksik atau kurang aktif.
24. EFEK TOKSIKAN
Efek toksik dari bahan-bahan kimia sangat bervariasi
dalam sifat, organ sasaran maupun mekanisme kerjanya.
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan cedera pada
tempat yang kena bahan tersebut (efek local), bisa juga
efek sistemik setelah bahan kimia diserap dan tersebar
kebagian organ lainnya. Efek toksik ini dapat bersifat
reversible, artinya dapat hilang dengan sendirinya atau
irreversible, artinya akan menetap atau bertambah parah
setelah pajanan toksikan dihentikan. Efek toksik ini juga
bisa berupa gabungan lebih dari satu bahan kimia yang
memberikan efek lebih parah dari efek masing-masing
bahan kimia.