2. Pendahuluan
• Meningkatnya minat pada kedokteran gigi estetik (aesthetic dental),
perawatan pemutihan gigi (bleaching), baik yang vital maupun
nonvital, menjadi sangat populer.
• Pemutihan gigi nonvital memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan pilihan perawatan lain seperti mahkota veneer penuh.
• Kekurangan veneer : kesulitan dalam mencocokkan warna untuk
mencapai tampilan alami karena kurangnya restorasi.
• Sebaliknya, keunggulan bleaching gigi nonvital : prosedur non-
invasif; kurang memakan waktu dan ekonomis
3. • Etiologi terjadinya perubahan warna gigi sangat bervariasi,
-> penampilan, lokasi, dan tingkat keparahan.
• Dilihat dari faktor etiologi dan lokasi , perubahan warna gigi dapat
diklasifikasikan sebagai faktor intrinsik, ekstrinsik, atau keduanya
• Perubahan warna ekstrinsik disebabkan oleh kromogen yang
berasal dari kebiasaan asupan yang bersumber dari makanan :
anggur, kopi, teh, wortel, jeruk, coklat, tembakau, obat kumur, atau
plak pada permukaan gigi
• Perubahan warna intrinsik biasanya diakibatkan oleh sistemik atau
penyebab lokal. Penyebab sistemik antara lain terkait obat
(tetrasiklin), metabolik, fluorosis, dan genetik (hiperbilirubinemia,
amelogenesis imperfecta, dan dentinogenesis imperfecta).
Penyebab lokalnya : nekrosis pulpa, perdarahan intrapulpa, sisa
jaringan pulpa setelah terapi endodontik, material endodontik,
material pengisi koronal, resorpsi akar, dan penuaan.
4. • Banyak bahan pemutih telah digunakan dengan hasil yang
bervariasi. Diantaranya adalah asam oksalat, kalsium hipoklorit,
hidrogen peroksida, karbamid peroksida, dan natrium perborat
• Pemutihan gigi yang dirawat secara endodontik adalah 30% -35%
hidrogen peroksida dan natrium perborat, baik dalam kombinasi
maupun secara terpisah
• Dua teknik dasar telah digunakan untuk memutihkan gigi nonvital:
teknik termokatalitik dan teknik walking bleach
• Kedua metode tersebut tidak lagi banyak diminati karena risiko
potensial, yang meliputi resorpsi CEJ, pengurangan atau pemutihan
yang berlebihan, kemungkinan regresi warna, dan resorpsi akar
secara eksternal
5. Presentasi kasus
• Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun mengeluhkan perubahan
warna dan penampilan gigi insisivus sentral atas yang berubah
warna dan menjadi tidak estetik, kasus ini dirawat oleh departemen
pedodontik di Rumah Sakit Pendidikan Shibin Elkom (Mesir) pada
bulan Juni 2013. Pada anamnesa, pasien tidak memiliki penyakit
sistemik, tidak sedang menjalani pengobatan yang menyebabkan
gigi menjadi gelap atau berubah warna. Pemeriksaan klinis dan
radiografi dilakukan. Penilaian warna gigi juga dilakukan di bawah
sinar matahari normal dengan porselen Vita (Vita Zahafabrik).
Diagnosis dari gigi insisivus sentral kanan rahang atas yang nonvital
dibuat berdasarkan uji vitalitas yang dilakukan dengan
menggunakan alat penguji yaitu tes pulpa elektrik.
6. • Rencana perawatan : perawatan endodontik konvensional dan proses pemutihan (bleaching)
dilakukan dengan menggunakan gel hidrogen peroksida 35% menggunakan teknik modifikasi
• Tahapan perawatan :
(perawatan endodontik dan bleaching yang dilakukan secara bergantian)
-Gingiva dilindungi oleh gel yang larut dalam air (Vaseline) yang dioleskan ke jaringan lunak, dan
di isolasi menggunakan rubber damn
- Obturasi sementara yaitu memasukkan kalsium hidroksida lalu menempatkan GIC diatasnya
sedalam 1-2 mm (selama 1 minggu )
- Gigi kemudian dibilas dengan larutan hidrogen peroksida 3%, dan dikeringkan.
- Bahan gel pemutih : Ekstra opalescence diaplikasikan pada permukaan labial -> curing
- Mengganti gel dan mengulangi pemutihan sampai hasil yang diinginkan diperoleh, perawatan
endodontik kembali dilanjutkan
- ruang pulpa dibilas dan dikeringkan
- obturasi permanen : gutap dan resin komposit
7. Diskusi
• Tujuan penelitian : untuk mengevaluasi percobaan yang dilakukan
untuk meminimalkan efek samping dari gel pemutih gigi pada gigi
nonvital
• Proses bleaching : proses yang tidak berbahaya, tetapi beberapa
kondisi harus diperhatikan : isolasi jaringan lunak yang benar dan
lengkap (gusi, bibir, pipi), untuk melindungi dari luka bakar yang
diakibatkan oleh gel peroksida
• Teknik modifikasi :
- menempatkan dasar semen ionomer kaca 1–2 mm di atas bahan
pengisi akar untuk memastikan penghalang mekanis antara saluran
akar tertutup dan gel pemutih.
- Proses obturasi dilakukan 2 kali (sebelum dan setelah bleaching)
• Obturasi sementara : kalsium hidroksida dengan atap GIC (7 hari)
• Obturasi permanen : Gutap dan resin komposit
8. • Teknik modifikasi :
- meminimalkan risiko resorpsi servikal gigi atau apikal
- memungkinkan eliminasi oksigen sisa, yang mengganggu
polimerisasi bahan pengisi dan untuk menetralkan medium
basa yang berguna mengurangi risiko resorpsi pada servikal
gigi
- tindakan pencegahan untuk menghilangkan efek samping
peroksida pada perawatan endodontik
9. • Tindak lanjut kontrol yaitu di cek menggunakan radiografi
dengan teknik pengurangan digital
• Kontrol berkala : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan
10. Kesimpulan
• Laporan kasus ini menunjukkan keberhasilan perawatan kasus
gigi nonvital yang berubah warna menggunakan gel hidrogen
peroksida 35% (Opalescence Xtra) sebagai bahan pemutih,
secara efektif dan aman, dengan mengikuti modifikasi. Tidak
ada bukti resorpsi servikal gigi yang diamati selama masa
kontrol. Selain itu, terlihat tanda-tanda perbaikan pada daerah
periapikal. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk
mengumpulkan lebih banyak informasi tentang stabilitas hasil
dan untuk mendeteksi efek samping yang mungkin muncul
setelah dilakukannya perawatan endodontik dan bleaching
secara bersamaan.
12. Pertanyaan :
- Selain bahan, hidrogen peroksida 35% (Opalescence Xtra),
adakah jenis bahan bleaching lainnya ? Jika ada , apa saja ?
- hidrogen peroksida/ pirozon (gigi vital dan nonvital) btk pasta
1. Sodium Perborat, bentuk granular NaBO3 -> pemutihan gigi
non vital secara intrakoronal -> btk bubuk
2. Karbamid Peroksida / Urea hidrogen Peroksida -> gigi vital
ekstra korona
3. Larutan Mc. Innes -> noda pada kasus fluorosis
4. Natrium peroksiborat monohidrat -> gigi secara internal.
13. - Tadi sempat disebutkan mengenai teknik bleaching yaitu termokatalitik dan teknik
walking bleach.
Boleh dijelaskan sedikit mengenai 2 teknik bleaching tsb ?
• Teknik Termokatalitik
• Teknik ini dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas.
Caranya dengan meletakkan bahan oksidator Hidrogen Peroksida dalam kamar pulpa
dan dipanaskan dengan menggunakan lampu curing menghasilkan oksigen bebas yang
aktif.
sepotong kapas diletakkan pada labial dan lainnya pada kamar pulpa, kapas dibasahi
• superoxol, diberi pencahayaan hingga 6,5 menit, larutan ditambahkan lagi kapas
• dengan Superoxol / Sodium Perborat, ditumpat sampai kunjungan lagi
• Teknik Walking Bleach
• Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan pasta campuran superoxol dan
• sodium perborat dalam kamar pulpa. Prosedur meliputi pengontrolan warna gigi,
• pemolesan permukaan email, aplikasi petroleum jeli pada gingiva dan pemasangan
• rubberdam untuk isolasi dan untuk menghindari iritasi, preparasi akses kavitas,
• perawatan saluran akar, keluarkan guttap point 2 mm dari orifice dan tanduk pulpa
• dibersihkan, beri basis 2 mm diatas guttap, menghilangkan smearlayer dengan
• menggunakan EDTA, pembilasan dengan sodium hipoklorit & air, mengeringkan
• kavitas, masukkan pasta dengan baik, letakkan butiran kapas yang mengandung
• superoxol, tutup orifice dengan ZnOP cement/ IRM, pasien kembali 3 sampai 7 hari.
14. - Apa saja indikasi dan kontraindikasi utk bleaching gigi nonvital
:
• Indikasi Non vital Bleaching
Perdarahan karena trauma
• Preparasi kavitas ruang pulpa yang tidak baik
• Obat sterilisasi saluran akar
• Bahan pengisi saluran akar
• Bahan tumpatan amalgam
• Kontra Indikasi Non Vital Bleaching
• Gigi dengan karies yang besar
• Gigi dengan pengisian saluran akar yang tidak baik
• Gigi dengan pengisian Ag Point
• terjadi eksternal cervical root
• Resorbtion
• Rediscoloration
15. - Indikasi dan kontraindikasi utk bleaching gigi vital ?
- Indikasi : disklorasi (makanan dan minuman dan bertambahnya usia
), clacific metamorfosis (dentin sekunder) karena trauma , perubahan
warna secara fisiologis karena usia -> restorasi yang mengalamai
degradasi , flourosis dan karena obat2 -> tetrasiklin
• Kontraindikasi bleaching ada 2 jenis diantaranya :
-Kontraindikasi general (karena kondisi fisik)
1. Wanita hamil
dapat meningkatakan efek emetik (muntah)
2. Anak – anak
anak – anak tidak kooperatif dengan operator atau tim medis, sehingga
menyusahkan untuk membuka mulut terlalu lama, dan berujung pada
tidak lancarnya proses bleaching.
3. Perokok Berat
mudah relaps (kembali seperti semula warna giginya) atau tidak berhasil
dalam proses bleaching karena oral hygiene yang tidak dijaga.
4. Peminum Berat
oral hygiene yang tidak dijaga, serta menyebabkan relaps.
16. • Kontraindikasi Lokal
1. Resesi Gingiva
Resesi gingiva (menurunnya gingiva dikarenakan tekanan, scalling, atau
prosedur perawatan) menyebabkan tidak adanya sulcus gingiva pada
jaringan periodontal. Hal ini menyebabkan dentin terbuka. Kalsium
peroksida yang berpaparan langsung dengan dentin menyebabkan efek
abrasi yang iritatif, karena langsung masuk ke tubulus dentin. Sehingga
menyebabkan gigi ngilu berlebihan.
2. Terdapat sariawan, gingivitis, dan periodontitis
Bahan bleaching mengandung Natrium perbonat yang bersifat alkali
sehingga bersifat iritatif jika digunakan pada kasus periodontitis atau
kelainan mukosa lainnya.
3. Karies Sekunder
Karies sekunder memperburuk keadaan karena efeknya bertolak belakang
dengan bleaching. Bleaching dilakukan dengan maksud pemutihan pada
gigi, tetapi karies sekunder yang berlangsung terus menerus justru
mengubah warna gigi dan sebagai sumber bakteri (oral hygiene buruk)
4. Lesi pada email
Lesi pada email menyebabkan perubahan warna gigi yang terus menerus
(white spot and black spot) sehingga proses bleaching tidak berjalan
dengan baik.
5. Alergi Peroksida
Peroksida merupakan bahan oksidator kuat. Bahan ini mudah menguap
dapat menyebabkan efek mual, emetik (muntah) pada pasien. Sehingga
proses bleaching tidak berlangsung dengan baik.
17. -adakah efek samping dr bleaching ?
1. Gigi sensitif
Kemungkinan efek samping paling banyak yang orang sadari pada saat proses
bleaching adalah gigi sensitif. Beberapa pasien mempunyai riwayat gigi sensitif
setelah sekali pengaplikasian dari bahan bleaching. Gigi menjadi lebih sensitif
terhadap udara, air panas dan dingin dan sensitif terhadap makanan dan
minuman yang manis. Bahan bleaching ini merusak prisma rod enamel, kerusakan
prisma rod enamel ini dapat menyebabkan tresingkapnya dentin secara
mikroskopis. Hydrogen peroxide dalam bentuk gel dan pasta, secara kimia memiliki
sifat hypertonic dibandingkan cairan pada struktur gigi dan jaringan sekitarnya.
Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penyerapan air dari tekanan yang lebih
rendah.Dalam hal ini dari email, tubulus dentin dan lapisan epitel mukosa atau gusi.
Proses dehidrasi tersebut menyebabkan rasa ngilu dan sensitif.
2. Iritasi gingiva
Selama proses bleaching jaringna gingiva dapat menjadi iritasi. Iritasi gingiva dapat
emluas dihubungkan dengan konsentrasi peroxide yang ditemukan pada bahan
bleaching. Bisa juga dikarenakan tray mendorong melawan gingiva selama proses
bleaching yang menyebabkan trauma mekanis. Larutan bleaching dengan
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan trauma khemis. Hal-hal ini dapat
menyebabkan resesi gingiva secara permanen.
18. 3. Resorpsi eksternal
Pada laoran klinis dan pemeriksaan secara histologis menunjukkan bahwa
pemutihan secara eksternal biasanya merangsang resorpsi akar daerah serviks.
Bahan oksidator, terutama hydrogen peroxyde 30 % mungkin penyebabnya. Akan
tetapi mekanisme yang tepat mengenai dirusaknya periodontium atau sementum
belum dapat dijelaskan secara lengkap. Bisa jadi bahan iritasi kimia masuk melalui
tubulus dentin. Bahan kimia yang dikombinasikan dengan panas tampaknya
menyebabkan nekrosis sementum, inflamasi ligamen periodontium dan resorpsi
akar. Proses ini kemungkinan besar meningkat dengan adanya bakteri.
4. Perubahan morfologi enamel
Carbamide peroxide menyebabkan sedikit perubahan morfologi dari permukaan
enamel pada level ph yang beragam. Menurut penelitian Rosalina Tjandrawinata
merendam sampel email dalam Carbamide peroxide dan hydrogen peroxide
menunjukkan hasil yang sama yaitu adanya perubahan gambaran email menjadi
lebih kasar, berpori-pori dan adanya bercak berwarna putih akibat penggunaan
bahan tersebut dilihat secara mikroskopis. Terdapat satu laporan kasus mengenai
perusakan non reversible yang signifikan pada struktur gigi yang sebelumnya sehat
setelah penggunaan asam yang berlebihan pada sistem home bleaching selaam 2
bulan
19. • Terapi efek samping bleaching ?
- gigi menjadi sensitiv : desensitizing berupa Pottasium nitrate, fluor
atau penggunaan bahan pemutih yang mengandung komposisi air
dan fluoride, menggunakan pasta gigi yang mengandung Potassium
nitrate selama 2-3 minggu untuk mengurangi sensitivitas
- resorpsi akar daerah serviks – menghindari bahan oksidator
terkontak dengan kamar pulpa dan dentin
- Iritasi gingiva -> pemberian obat untuk menghilangkan ulser yang
disebabkan oleh proses bleaching
- Perubahan morfologi enamel yang lebih kasar dapat dirasakan oleh
lidah -> menambahkan kandungan air atau fluor kedalam bahan
pemutih.
- Menghindari perawatan restorasi pada gigi yang sudah dilakuan
perawatan bleaching minimal 7 hari setelah perawatan
Editor's Notes
Saat ini, berbagai produk dan teknik telah dikembangkan untuk mengatasi atau meminimalkan efek samping dari proses pemutihan gigi. Perkembangan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pasien dalam mengoreksi masalah estetika yang terjadi pada gigi mereka. 8,9 Oleh karena itu, dalam penelitian ini, banyak modifikasi telah dilakukan untuk teknik pemutihan dalam upaya meminimalkan risiko dan efek samping dari proses pemutihan.