2. Pengertian
• Vernis, pelapik, dan basis dirancang sebagai
pelengkap bahan restorasi untuk melindungi
pulpa dari trauma kimia dan panas. Selain
berfungsi sebagai barier perubahan panas,
iritan di dalam bahan, serta kebocoran
antarmuka yang berkaitan dengan invasi
bakteri, beberapa bahan ini juga memberikan
manfaat pada pulpa
3. • Vernis dan pelapik biasanya membentuk
lapisan melalui penguapan dari bahan pelarut,
sedangkan basis dan beberapa pelapik jenis
baru mengeras melalui reaksi kimia.
4. A. VERNIS KAVITAS / CAVITY VARNISH
• Vernis digunakan pada tambalan amalgam atau
emas.
• Vernis kavitas pada dasarnya adalah karet alam
(copal), gala (rosin), atau resin sintetis yang
dilarutkan dalam suatu larutan, seperti aseton,
eter atau kloroform.
• Pelarut tersebut akan menguap dan
meninggalkan lapisan tipis pada preparasi
kavitas.
• Salah satu fungsi utamanya adalah mengurangi
kebocoran mikro pada restorasi amalgam.
6. B. PELAPIK KAVITAS / CAVITY LINERS
• Pelapik adalah bahan-bahan yang berupa
lapisan tipis dan fungsi utamanya adalah
memberikan suatu perlindungan terhadap
iritasi kimiawi
• Bahan ini tidak berfungsi sebagai penyekat
panas
• Yang termasuk pelapik kavitas adalah vernis
yang kedalamnya ditambahkan bubuk kalsium
hidroksida atau oksida seng.
7. C. BASIS SEMEN
• 1. Kalsium Hidroksida (Ca (OH)2)
Kalsium hidroksida adalah suatu bahan
yang secara ekstensif digunakan untuk
perlindungan pulpa tidak hanya untuk resin,
tetapi untuk seluruh bahan restoratif.
Kalsium hidroksida sangat efektif dalam
meningkatkan pembentukan dentin sekunder.
8. • Bahan ini memiliki kekerasan dan
kekuatan yang cukup untuk digunakan
sebagai fondasi untuk bahan
penambalan.
• Karena itu, merupakan bahan-bahan
yang efektif memperbaiki kerusakan yang
diakibatkan untuk lesi karies profunda
9. • Indikasi :
• 1. Pulpa yang tebuka dalam pulp capping dan
pulpotomy
• 2. Leakage canal
• 3. Apexification, merangsang pembentukan
apex
• 4. Membentuk jaringan keras gigi
• 5. Bahan tambalan sementara untuk infeksi
saluran akar
• Kontra-Indikasi :
• 1. Peradangan pulpa (pulpitis)
• 2. Kasus gangren pulpa, seperti: abses.
10. 2. Semen Ionomer Kaca (GIC)
GLASS IONOMER CEMENT
• Karena sifat biologisnya yang baik dan
memiliki potensi perlekatan ke kalsium yang
ada di dalam gigi, semen ionomer kaca
terutama digunakan sebagai bahan restoratif
untuk perawatan daerah erosi dan sebagai
bahan penyemenan.
11. • Beberapa keunggulan SIK, yaitu preparasinya
dapat minimal, ikatan dengan jaringan gigi
secara khemis, melepas fluor dalam jangka
panjang, estetis, biokompatibel, daya larut
rendah, translusen, dan bersifat anti bakteri
• Komposisi semen ionomer kaca (SIK) terdiri
atas bubuk dan cairan
• Bubuk terdiri atas kaca kalsium
fluoroaluminosilikat yang larut asam dan
cairannya merupakan larutan asam poliakrilik.
12. • Secara garis besar terdapat tiga tahap dalam
reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu
sebagai berikut.
• (1) Dissolution
Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan
lepasnya ion-ion dari partikel glass (kalsium,
stronsium, dan alumunium) akibat dari
serangan polyacid (terbentuk cement sol).
13. • (2) Gelation/ hardening
Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium
terikat pada polianion pada grup
polikarboksilat.
* 4-10 menit setelah pencampuran terjadi
pembentukan rantai kalsium (fragile & highly
soluble in water).
* 24 jam setelah pencampuran, maka
alumunium akan terikat pada matriks semen
dan membetuk rantai alumnium (strong &
insoluble).
14. • (3) Hydration of salts
Terjadi proses hidrasi yang progresive dari
garam matriks yang akan meningkatkan sifat
fisik dari semen ionomer kaca.
• Retensi semen terhadap email dan dentin
pada jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia
tanpa menggunakan teknik etsa asam
15. • Ikatan antara semen ionomer kaca dengan
email dua kali lebih besar daripada ikatannya
dengan dentin karena email berisi unsur
anorganik lebih banyak dan lebih homogen
dari segi morfologis
• Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
maka selama proses pengerasan, SIK perlu
dilakukan perlindungan agar tidak terjadi
kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu
dengan cara mengunakan bahan isolasi yang
efektif dan kedap air.
16. • Mengunakan bahan isolasi yang efektif dan
kedap air. Bahan pelindung yang biasa
digunakan adalah varnis yang terbuat dari
isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil
klorida, dan vinil asetat
• Penggunaan varnish pada permukaan
tambalan glass ionomer bukan saja
bermaksud menghindari kontak dengan saliva
tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat
tambalan tersebut masih dalam proses
pengerasan
17. • Pemberian dentin conditioner (surface
pretreatment) adalah menambah daya adhesif
dentin.
Kelebihan Semen Ionomer Kaca:
• 1. Bahan tambal ini meraih popularitas karena
sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat
berperan sebagai antikaries
• 2. Biokompatibilitas bahan ini terhadap
jaringan sangat baik (tidak menimbulkan
reaksi merugikan terhadap tubuh)
18. • 3. Material ini melekat dengan baik ke struktur
gigi karena mekanisme perlekatannya adalah
secara kimia yaitu dengan pertukaran ion
antara tambalan dan gigi.
• Kekurangan Semen Ionomer Kaca:
• 1. Kekuatannya lebih rendah bila
dibandingkan bahan tambal lain, sehingga
tidak disarankan untuk digunakan pada gigi
yang menerima beban kunyah besar seperti
gigi molar (geraham)
19. • 2. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga
dapat dibedakan secara jelas antara tambalan
dan permukaan gigi asli
• 3. Tambalan glass ionomer cement lebih
mudah aus dibanding tambalan lain
21. 3. Semen Oksida Seng Eugenol (OSE)
• Zinc Oxide Eugenol (ZOE)
• Biasanya disediakan dalam bentuk bubuk dan
cairan, dan berguna sebagai basis insulatif
(penghambat).
• Bahan ini juga sangat sering digunakan untuk
tumpat sementara. pH-nya mendekati 7 yang
membuatnya menjadi salah satu semen dental
yang paling sedikit mengiritasi.
22. • Eugenol memiliki efek paliatif terhadap pulpa
gigi dan ini adalah salah satu kelebihan jenis
semen tersebut. Kelebihan lainnya adalah
kemampuan semen untuk meminimalkan
kebocoran mikro, dan memberikan
perlindungan terhadap pulpa.
• Secara komersial ada yang disebut semen EBA
bila produk tersebut mengandung o-
etoksibenzoat sebagai pengganti eugenol.
23. • Semen-semen ini didesain terutama
menyemen secara tetap inlay, mahkota tiruan,
dan jembatan.
• Sifat fisiknya (misal, kekuatan) adalah lebih
baik dibanding semen oksida seng
konvensional
24. Tipe Semen ZOE dan Non-Eugenol
• Tipe I, semen luting ZOE sementara
• Kekuatan semen sementara harus cukup
rendah untuk memudahkan penyingkiran
restorasi tanpa menyebabkan trauma pada
gigi dan merudak restorasi.
• Tipe II, semen luting ZOE jangka panjang
• Sebagian besar semen komersial dibuat
berdasarkan dua sistem untuk meningkatkan
kekuatan dan ketahanan terhadap abrasi
25. • Sistem pertama menggantikan cairan
eugenol dengan asam orthoethoxybenzoic
(EBA), dan penambahan alumina dibubuknya.
• Sistem kedua terdiri dari bubuk yang
mengandung fine partikel polimer dan partikel
zink oksida yang telah mendapatkan
perlakuan permukaan dengan asam
karboksilik, dengan eugenol sebagai cairannya
• Tipe III, Bahan restotasi dan Basis
26. • Kegunaan Semen ZOE dan non-eugenol
• Semen sementara
• Restorasi sementara
• Basis
• Endodontik sealer
• Periodontal management
27. • Indikasi :
• 1. Meredakan rasa sakit
• 2. Basis insulatif
• 3. Tambalan Sementara, misalnya pada pulp
capping tidak langsung
• 4. Sementasi inlay,crown, dan bridge
• 5. Karies dentin
• Kontra-Indikasi :
• 1. Kasus pulpa gangren atau mati
28. 4. Semen Polikarboksilat
• Ini merupakan salah satu semen gigi yang
baru dan memberikan bukti perlekatan baik
pada komponen kalsium dari struktur gigi.
• Pemakaian utamanya adalah sebagai bahan
penyemenan, tetapi dapat juga sebagai basis,
lapik penyekat, dan sebagai bahan penutup di
bawah email yang tipis untuk mencegah
bahan-bahan berwarna metalik transparan
melalui email
29. • Bubuk semen ini mengandung oksida seng
dan sejumlah kecil oksida magnesium.
• Beberapa produk sekarang ini mengganti
oksida magnesium dengan oksida stannic dan
stannous flourida untuk memodifikasi waktu
penggerasan dan meningkatkan kekuatan
serta karakterikstik-karakteristik
manipulasinya.
• Flourida yang ditambahkan mempunyai
sedikit potensi antikaries.
30. • Cairannya adalah asam poliakrilik dan air.
Alasan utama kepopuleran semen baru ini
adalah penerimaan biologis yang baik oleh
pulpa dan karena itu memiliki insedens
sensitivitas pasca-operatif yang rendah.
• Indikasi :
• 1. Sementasi
• 2. Basis
• 3. Lapik pelekat
32. 5. Semen Silikofosfat
• Semen ini merupakan hibrid, kombinasi dai
bubuk semen seng fosfat dengan semen silikat
• Salah satu semen silikofosfat yang paling
terkenal terdiri atas 90% bubuk semen silikat
dan 10% bubuk semen fosfat.
• Dengan adanya kandungan flourida dalam
bagian silikat dari bubuk tersebut, semen
tersebut memberikan pencegahan karies
sekunder.
33. • Senyawa-senyawa yang pertama mempunyai
sifat menipulasi yang buruk dan ketebalan
lapisannya sangat tinggi.
• Karena ketebalannya lapisan yang besar ini,
semen ini tidak cocok untuk penyemenan
restorasi-restorasi emas secara tepat.
• Senyawa-senyawa baru telah dikembangkan
dengan meningkatkan karakteristik manipulasi
dan mengurangi ketebalan lapisan.
• Dari titik pandang sifat antikariesnya, seng
silikofosfat sering merupakan bahan semen
pilihan untuk mulut yang angka kariesnya
tinggi.
34. • Indikasi :
• 1. Basis
• 2. Sementasi untuk mulut yang angka
kariesnya tinggi
• Kontra-Indikasi :
• 1. Kasus pulpa gangren atau mati