Pada dasarnya pemeriksaan tulang belakang meliputi :
1. Inspeksi – dilakukan sepanjang vertebra dan daerah para vertebra. Dinilai sikap dan gerakan
vertebra, adakah kelainan bentuk atau deformitas, dislokasi, luka atau tanda peradangan,
edema, tanda fraktur, benjolan, gibbus dan lain – lain.
2. Palpasi – dilakukan palpasi sepanjang vertebra dan daerah para vertebra. Dinilai adakah
nyeri tekan, spasmus, hipertermi dan lain – lain.
3. Range of motion – dilakukan dengan meminta penderita untuk menunduk, mendongak,
membungkuk, miring kekiri dan ke kanan, memutar.
4. Manuver (Tes lermitte, valsava, nafziger, Lasegue, Patrick, Kontra Patrick)
5. Pemeriksaan tambahan yang sesuai : kekuatan dan tonus otot anggota gerak jika
memungkinkan, reflek fisiologis dan patologis (untuk melihat kelainan perifer atau central
seperti tumor medulla spinalis, spondilitis TB, HNP atau trauma yang menekan medula
spinalis).
Penilaian nyeri dilakukan melalui pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan emeriksaan neurologik (kesadaran,
saraf-saraf kranial, motorik, sensorik, otonom, fungsi luhur).
2. • Spine terdiri dari 33
vertebrae: 7 servikal, 12
torakal, 5 lumbar, 5
sakral, dan 4 koksigeal
• Spine normal memiliki
lordosis servikal (30-
35o), kifosis torakal (40o),
dan lordosis lumbar
(45o).
• Korda spinalis berakhir
di segmen vertebra
setinggi L1-L2 dan
berlanjut menjadi kauda
ekuina
3. Inspeksi
• Adanya deformitas, abnormalitas postur atau motilitas
• Deformitas:
– Kifosis (gibbus) tuberkulosis dan neoplasma
– Lordosis distrofi otot
– Skoliosis Syringomyelia, Friedreich’s ataxia
• Adam’s forward bend test
– Pasien diminta membungkuk sambil melihat alignment vertebra dari belakang deteksi
skoliosis
• Deformitas torakal tulang rusuk menonjol
• Deformitas lumbar garis pinggang asimetris, dimple of Venus
• Shoulder balance test
– Membandingkan tinggi acromion atau scapula
• Skoliosis pada lumbar ukur apparent dan true length ekstremitas bawah untuk
mencari tahu apakah skoliosis disebabkan oleh diskrepansi panjang ekstremitas
• Deteksi listing (pergeseran processus dari garis vertikal sacrum) dengan
menggunakan benang
4. Adam’s forward bend test
Penilaian asimetrisitas torakal dan lumbar (kiri), menilai
listing (kanan)
5. Gait
• Meminta pasien untuk berjalan sepanjang ruangan
(berjalan biasa, berjinjit, bertumpu pada tumit, jalan
tandem/di satu garislurus)
• Mencari ketidakstabilan, cara berjalan yang lebar,
kurangnya ayunan lengan
6. Lordosis lumbar bermakna dari pasien wanita
15 tahun dengan distrofi FSH
Giant hairy patch pada pasien dengan occult
spinal dysraphism
7. Palpasi
• Palpasi processus spinalis
dan facet joint di
paravertebra terhadap
adanya nyeri, massa,
kekosongan segmen
– Nyeri facet joint
penyakit degeneratif
– Kekosongan segmen
spondilolisthesis
• Menggunakan satu tangan
sedangkan tangan yang
lain menyangga pasien
agar tidak terjatuh
• Dimulai dari occyput
hingga coccygeus
Perkusi
• Menilai nyeri lokal
• Dilakukan dengan mengetok
menggunakan palu refleks di
atas proyeksi processus
spinalis
• Ditemukan juga pada abses
dan perdarahan epidural spinal
8. • Servikal
– Pasien diminta mendongak ke
atas, meletakkan dagu di dada,
melihat ke arah bahu,
meletakkan telinga ke bahu
• Torakal
– Pasien diminta berputar kiri
dan kanan dengan posisi duduk
• Lumbar
– Pasien diminta membungkuk
menyentuh jari kaki
– Menyentuh kaki kiri dengan
menelusuri tungkai kiri
menggunakan tangan kiri dan
sebaliknya
– Menggerakkan pinggang ke
belakang
• Schoeber test
– Digunakan untuk mengukur
fleksi lumbar
– Menandai vertebra di garis
sejajar spina iliaka superior
posterior (dimple of Venus)
dan 10 cm di atasnya
– Meminta pasien
membungkuk (normal jarak
antara 2 titik menjadi >15 cm)
Movement
11. Interpretasi Kekuatan Otot
0 Tidak ada kontraksi otot
1 Kontraksi otot, tidak dapat mengerakan sendi
2 Kontraksi otot, dengan gerakan sendi (tidak dapat melawan
gravitasi)
3 Pergerakan dapat melawan gravitasi namun tidak dapat melawan
tahanan
4 Dapat melawan tahanan ringan
5 Kekuatan otot normal
Penilaian Otot Biseps (kiri), otot triceps (kanan) Penilaian kekuatan otot jari
17. Pemeriksaan Mental dan Kognitif
• Dapat dinilai secara kuantitatif melalui:
– Mini Mental State Examination (MMSE)
– Montreal Cognitive Assessment (MoCA)
• Hanya dapat dievaluasi pada pasien yang sadar penuh
• Aspek-aspek yang dinilai:
– Orientasi
– Memori
– Kalkulasi
– Pengetahuan umum dan judgement
– Emosi dan karakter
– Adanya ilusi, halusinasi, dan delusi
– Kondisi kehidupan sehari-hari
18.
19. • Orientasi
– Menanyakan waktu, tempat, dan orang
• Memori
– Menilai memori segera (immediate), jangka pendek (recent), dan panjang
(remote)
– Menyebutkan 3 benda yang tidak berkaitan, kemudian meminta pasien
menyebutkannya kembali menilai memori segera
– Menanyakan menu sarapan pasien memori jangka pendek
– Menanyakan pengalaman masa lampau memori jangka panjang
• Kalkulasi
– Pengurangan 100 dengan 7 secara berturut-turut
– Penilaian ini juga menilai kalkulasi dan atensi
21. • Pengetahuan umum dan judgement
– Terbagi menjadi cognitive judgement dan social judgement
• Cognitive judgement = Informasi sensorik umum
• Social judgement = Hubungan interpersonal
– Dapat dinilai dengan mengajak pasien berbincang mengenai suatu topik
tertentu
• Tugas Konstruksional
– Meminta pasien menggambar jam (clock drawing test) atau bangun ruang
– Sekaligus menilai kemampuan visuospasial
• Berpikir abstrak
– Menanyakan pasien mengenai persamaan dan perbedaan, analogi, atau
interpretasi pribahasa
22. • Emosi dan karakter
– Menilai ekspresi wajah, sikap, dan reaksi emosi pasien
– Menanyakan riwayat perubahan karakter pada pasien
• Adanya ilusi, halusinasi, dan delusi
– Ilusi = merasakan suatu stimulus berbeda dari yang sebenarnya
– Halusinasi = merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada
– Delusi = kepercayaan abnormal atau ide-ide yang salah
• Kondisi kehidupan sehari-hari
– Menanyakan keluarga mengenai keadaan sehari-hari: kesulitan
mencari jalan ke rumah, kesalahan saat berbelanja, dsb.
23. Daftar Pustaka
1. Fine, N. F., & Stokes, O. M. (2018). Clinical examination of the
spine. Surgery (Oxford), 36(7), 357–361.
doi:10.1016/j.mpsur.2018.04.002
2. Campbell, W. W., & Barohn, R. J. (2020). DeJong’s The Neurologic
Examination Eighth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer
3. Biller, J., Gruener, G., & Brazis, P. (2017). DeMYER’S The Neurologic
Examination Seventh Edition. New York: Mc Graw Hill Education
4. Shibasaki, H., & Hallett, M. (2016). The Neurologic Examination
Scientific Basis for Clinical Diagnosis. New York: Oxford University
Press
5. Ropper, A. H., Samuels, M. A., Klein, J. P. (2014). Adams and
Victor’s Principles of Neurology. New York: Mc Graw Hill
Education.