Pada dasarnya pemeriksaan tulang belakang meliputi :
1. Inspeksi – dilakukan sepanjang vertebra dan daerah para vertebra. Dinilai sikap dan gerakan
vertebra, adakah kelainan bentuk atau deformitas, dislokasi, luka atau tanda peradangan,
edema, tanda fraktur, benjolan, gibbus dan lain – lain.
2. Palpasi – dilakukan palpasi sepanjang vertebra dan daerah para vertebra. Dinilai adakah
nyeri tekan, spasmus, hipertermi dan lain – lain.
3. Range of motion – dilakukan dengan meminta penderita untuk menunduk, mendongak,
membungkuk, miring kekiri dan ke kanan, memutar.
4. Manuver (Tes lermitte, valsava, nafziger, Lasegue, Patrick, Kontra Patrick)
5. Pemeriksaan tambahan yang sesuai : kekuatan dan tonus otot anggota gerak jika
memungkinkan, reflek fisiologis dan patologis (untuk melihat kelainan perifer atau central
seperti tumor medulla spinalis, spondilitis TB, HNP atau trauma yang menekan medula
spinalis).
Penilaian nyeri dilakukan melalui pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan emeriksaan neurologik (kesadaran,
saraf-saraf kranial, motorik, sensorik, otonom, fungsi luhur).
Fraktur trochanter terdiri dari fraktur intertrochanter dan subtrochanter femur. Gejalanya adalah nyeri hebat, tidak dapat berjalan jauh, kaki lebih pendek dan berotasi keluar, serta pembengkakan paha. Pengobatannya melalui reduksi dan fiksasi internal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem saraf kranial dan spinal. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang 12 pasang saraf kranial beserta fungsinya, saraf spinal yang terbagi menjadi ramus dorsal dan ventral serta membentuk plexus, dan sistem saraf otonom yang terdiri atas simpatetik dan parasimpatetik.
Dokumen tersebut memberikan prosedur pengujian otot leher, bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan menggunakan skala grading 1-5 dengan manual muscle testing. Terdapat enam belas tes otot yang mencakup fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi dan lainnya untuk setiap bagian tubuh.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengikuti proses penuaan dan disebabkan oleh faktor pola makan tidak sehat, aktivitas fisik kurang, dan lingkungan yang tidak sehat. Gejalanya meliputi gemetar, kekakuan otot, gangguan keseimbangan, dan penurunan fungsi organ gerak. Cara mencegahnya meliputi pola makan seimbang, olahraga teratur, cukup istirahat, dan hidup sehat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang definisi nyeri, klasifikasi nyeri berdasarkan patofisiologi, dan prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan nyeri seperti penilaian nyeri, pemilihan obat analgetik sesuai dengan tingkat keparahan nyeri, serta pertimbangan dalam pemberian obat analgesik.
Fraktur Humerus yang bisa tetrjadi pada siapa saja, termasuk bayi. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana fraktur humerus dan bagaimana penanganannya, slide ini akan sedikit membahasnya.
Fraktur trochanter terdiri dari fraktur intertrochanter dan subtrochanter femur. Gejalanya adalah nyeri hebat, tidak dapat berjalan jauh, kaki lebih pendek dan berotasi keluar, serta pembengkakan paha. Pengobatannya melalui reduksi dan fiksasi internal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem saraf kranial dan spinal. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang 12 pasang saraf kranial beserta fungsinya, saraf spinal yang terbagi menjadi ramus dorsal dan ventral serta membentuk plexus, dan sistem saraf otonom yang terdiri atas simpatetik dan parasimpatetik.
Dokumen tersebut memberikan prosedur pengujian otot leher, bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan menggunakan skala grading 1-5 dengan manual muscle testing. Terdapat enam belas tes otot yang mencakup fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi dan lainnya untuk setiap bagian tubuh.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengikuti proses penuaan dan disebabkan oleh faktor pola makan tidak sehat, aktivitas fisik kurang, dan lingkungan yang tidak sehat. Gejalanya meliputi gemetar, kekakuan otot, gangguan keseimbangan, dan penurunan fungsi organ gerak. Cara mencegahnya meliputi pola makan seimbang, olahraga teratur, cukup istirahat, dan hidup sehat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang definisi nyeri, klasifikasi nyeri berdasarkan patofisiologi, dan prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan nyeri seperti penilaian nyeri, pemilihan obat analgetik sesuai dengan tingkat keparahan nyeri, serta pertimbangan dalam pemberian obat analgesik.
Fraktur Humerus yang bisa tetrjadi pada siapa saja, termasuk bayi. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana fraktur humerus dan bagaimana penanganannya, slide ini akan sedikit membahasnya.
This document provides an overview of chest x-ray interpretation. It discusses the normal anatomy seen on a chest x-ray and various technical aspects such as positioning, inspiration, and penetration. It then outlines the systematic RIPE (Rotation, Inspiration, Penetration, Exposure) method for evaluating chest x-ray quality prior to interpretation. The document details how to assess the lungs, heart, vessels, diaphragm, and other structures visible on a chest x-ray. Common abnormalities are also briefly mentioned. The goal is to teach healthcare professionals the important steps and anatomical landmarks for accurate chest x-ray interpretation.
Pemeriksaan fisik neurologis mencakup penilaian kesadaran, saraf kranial, sistem sensorik, motorik, refleks, dan tonus otot untuk mendeteksi gangguan sistem saraf pusat dan perifer. Tes-tes sederhana seperti pemeriksaan pupil, daya lihat, dan kekuatan otot digunakan untuk mengevaluasi fungsi saraf tertentu.
Buku panduan ini memberikan panduan lengkap tentang teknik keterampilan pemeriksaan status mental yang mencakup penilaian status mental, orientasi, persepsi, mood, pikiran, dan fungsi kognitif guna mendiagnosa gangguan sistem neuropsikiatri. Buku ini berisi panduan langkah-demi-langkah untuk melakukan pemeriksaan status mental secara sistematis beserta contoh-contoh kasus untuk simulasi klinis."
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di Klinik Asya Mojokerto meliputi pemberian TENS, mobilisasi saraf, dan dry needling untuk meringankan nyeri dan spasme otot serta meningkatkan fungsi gerak.
1. EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung dan mendeteksi kelainan-kelainan jantung.
2. Terdapat prosedur standar pemasangan elektroda dan interpretasi hasil EKG seperti menentukan irama, frekuensi jantung, axis, dan menganalisis gelombang-gelombangnya.
3. Kelainan yang dapat terdeteksi antara lain aritmia, iskemia, hipertensi, efek obat, dan gangguan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma abdomen akibat kecelakaan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang kasus pasien laki-laki usia 25 tahun yang mengalami nyeri di seluruh perut setelah mengalami kecelakaan bersepeda motor. Pemeriksaan fisik menemukan memar di hipokondrium kiri dan nyeri seluruh perut. Pemeriksaan lab dan radiologi dilakukan untuk mendiagnosis lebih lanjut.
Osteoartritis (OA) adalah gangguan yang ditandai dengan kerusakan sendi yang progresif dimana semua struktur sendi telah mengalami perubahan patologis. (Fauci, 2009)
Osteoarthritis merupakan kelainan sendi noninflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi (Dharmawirya, 2000).
Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Dokumen tersebut membahas tentang trauma maksilofasial yang meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, lokasi, jenis fraktur, gejala klinis, dan diagnosis radiologis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan trauma yang dapat mengenai tulang dan jaringan wajah serta klasifikasi fraktur berdasarkan lokasi dan jenisnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep fraktur tulang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi fraktur tulang, etiologi yang dapat menyebabkan fraktur seperti trauma, penyakit patologis, dan kelelahan tulang, jenis-jenis fraktur berdasarkan morfologi dan lokasinya, tingkat keparahannya, serta jenis displacement yang dapat terjadi pada fraktur tulang.
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep anatomi dan biomekanika vertebra, termasuk struktur, kurva, segmen gerak, dan gerakan vertebra.
2. Terdapat 33 tulang vertebra yang membentuk 5 regio dan beberapa kurva, serta terdiri dari anterior dan posterior pillar.
3. Gerakan vertebra terjadi dalam 3 bidang yaitu fleksi-ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi di sekitar 3 sumbu gerak.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan sistem neurologi, yang mencakup pengkajian fungsional neurologi seperti kondisi mental, fungsi syaraf kranial, bahasa dan berbicara, status sensori, dan status motorik. Beberapa bagian otak dan penilaian refleks juga dijelaskan.
This document provides an overview of chest x-ray interpretation. It discusses the normal anatomy seen on a chest x-ray and various technical aspects such as positioning, inspiration, and penetration. It then outlines the systematic RIPE (Rotation, Inspiration, Penetration, Exposure) method for evaluating chest x-ray quality prior to interpretation. The document details how to assess the lungs, heart, vessels, diaphragm, and other structures visible on a chest x-ray. Common abnormalities are also briefly mentioned. The goal is to teach healthcare professionals the important steps and anatomical landmarks for accurate chest x-ray interpretation.
Pemeriksaan fisik neurologis mencakup penilaian kesadaran, saraf kranial, sistem sensorik, motorik, refleks, dan tonus otot untuk mendeteksi gangguan sistem saraf pusat dan perifer. Tes-tes sederhana seperti pemeriksaan pupil, daya lihat, dan kekuatan otot digunakan untuk mengevaluasi fungsi saraf tertentu.
Buku panduan ini memberikan panduan lengkap tentang teknik keterampilan pemeriksaan status mental yang mencakup penilaian status mental, orientasi, persepsi, mood, pikiran, dan fungsi kognitif guna mendiagnosa gangguan sistem neuropsikiatri. Buku ini berisi panduan langkah-demi-langkah untuk melakukan pemeriksaan status mental secara sistematis beserta contoh-contoh kasus untuk simulasi klinis."
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di Klinik Asya Mojokerto meliputi pemberian TENS, mobilisasi saraf, dan dry needling untuk meringankan nyeri dan spasme otot serta meningkatkan fungsi gerak.
1. EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung dan mendeteksi kelainan-kelainan jantung.
2. Terdapat prosedur standar pemasangan elektroda dan interpretasi hasil EKG seperti menentukan irama, frekuensi jantung, axis, dan menganalisis gelombang-gelombangnya.
3. Kelainan yang dapat terdeteksi antara lain aritmia, iskemia, hipertensi, efek obat, dan gangguan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma abdomen akibat kecelakaan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang kasus pasien laki-laki usia 25 tahun yang mengalami nyeri di seluruh perut setelah mengalami kecelakaan bersepeda motor. Pemeriksaan fisik menemukan memar di hipokondrium kiri dan nyeri seluruh perut. Pemeriksaan lab dan radiologi dilakukan untuk mendiagnosis lebih lanjut.
Osteoartritis (OA) adalah gangguan yang ditandai dengan kerusakan sendi yang progresif dimana semua struktur sendi telah mengalami perubahan patologis. (Fauci, 2009)
Osteoarthritis merupakan kelainan sendi noninflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi (Dharmawirya, 2000).
Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Dokumen tersebut membahas tentang trauma maksilofasial yang meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, lokasi, jenis fraktur, gejala klinis, dan diagnosis radiologis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan trauma yang dapat mengenai tulang dan jaringan wajah serta klasifikasi fraktur berdasarkan lokasi dan jenisnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep fraktur tulang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi fraktur tulang, etiologi yang dapat menyebabkan fraktur seperti trauma, penyakit patologis, dan kelelahan tulang, jenis-jenis fraktur berdasarkan morfologi dan lokasinya, tingkat keparahannya, serta jenis displacement yang dapat terjadi pada fraktur tulang.
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep anatomi dan biomekanika vertebra, termasuk struktur, kurva, segmen gerak, dan gerakan vertebra.
2. Terdapat 33 tulang vertebra yang membentuk 5 regio dan beberapa kurva, serta terdiri dari anterior dan posterior pillar.
3. Gerakan vertebra terjadi dalam 3 bidang yaitu fleksi-ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi di sekitar 3 sumbu gerak.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan sistem neurologi, yang mencakup pengkajian fungsional neurologi seperti kondisi mental, fungsi syaraf kranial, bahasa dan berbicara, status sensori, dan status motorik. Beberapa bagian otak dan penilaian refleks juga dijelaskan.
Beberapa gejala penyakit saraf dan tulang belakang dijelaskan, termasuk gejala muscular dystrophies, Brown Squard Sindrom, dan tingkat kerusakan disc intervertebral. Tes untuk mendeteksi penekanan akar saraf L4 hingga S1 dan hasil laboratorium cairan serebrospinal untuk Guillain-Barré Syndrome (GBS) juga diuraikan.
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemeriksaan neurologis yang meliputi penilaian kekuatan otot, penilaian kesadaran, pengujian saraf kranial, tanda-tanda meningeal, refleks fisiologis dan patologis.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang stroke, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan fisioterapi pasien stroke.
Pasien wanita 45 tahun dengan keluhan nyeri dan keterbatasan gerak bahu kiri sejak 1 bulan. Pemeriksaan menemukan nyeri tekan bahu kiri dan tes provokasi positif. Diagnosis suspek adhesive capsulitis bahu kiri. Rencana pemeriksaan lebih lanjut dengan X-ray dan penatalaksanaan dengan obat analgesik, antiinflamasi, myorelaksan dan edukasi.
Dokumen tersebut berisi anamnesis lengkap pasien yang mengalami gejala vertigo. Anamnesis mencakup identitas pasien, keluhan utama dan penyerta, riwayat penyakit dan keluarga, riwayat berobat, serta pemeriksaan fisik yang meliputi kepala, leher, dada, abdomen, dan ekstremitas.
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah keluhan yang paling sering dijumpai di Indonesia. Penyebabnya meliputi otot dan ligamen punggung, tulang belakang, saraf spinal, serta kondisi organ seperti ginjal dan usus. Pengobatan meliputi istirahat, obat analgesik, terapi fisik, dan dalam kasus berat bisa dilakukan operasi. Pencegahan melalui olahraga teratur dan mekanika tubuh yang benar.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan neurologis yang mencakup 3 aspek utama yaitu anamnesis, pemeriksaan status neurologis, dan diagnosis neurologis berdasarkan hasil pemeriksaan.
Dokumen tersebut merangkum pengkajian gangguan sistem saraf dan kulit. Mencakup gejala, riwayat penyakit, obat-obatan, keluarga, sosial, dan pemeriksaan fisik seperti tonus otot, kekuatan, koordinasi, dan sensasi pada ekstremitas serta inspeksi dan palpasi kulit untuk mendeteksi kelainannya.
Guillain-Barre Syndrome (GBS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf perifer dan menyebabkan kelemahan otot. Penyebabnya meliputi infeksi, vaksinasi, operasi, dan penyakit sistemik. Gejala klinisnya antara lain kelemahan otot simetris, parestesia, dan disfungsi saraf kranial. Asuhan keperawatan meliputi menjaga pola napas dan nutrisi, serta mencegah komplikasi sepert
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. • Spine terdiri dari 33
vertebrae: 7 servikal, 12
torakal, 5 lumbar, 5
sakral, dan 4 koksigeal
• Spine normal memiliki
lordosis servikal (30-
35o), kifosis torakal (40o),
dan lordosis lumbar
(45o).
• Korda spinalis berakhir
di segmen vertebra
setinggi L1-L2 dan
berlanjut menjadi kauda
ekuina
3. Inspeksi
• Adanya deformitas, abnormalitas postur atau motilitas
• Deformitas:
– Kifosis (gibbus) tuberkulosis dan neoplasma
– Lordosis distrofi otot
– Skoliosis Syringomyelia, Friedreich’s ataxia
• Adam’s forward bend test
– Pasien diminta membungkuk sambil melihat alignment vertebra dari belakang deteksi
skoliosis
• Deformitas torakal tulang rusuk menonjol
• Deformitas lumbar garis pinggang asimetris, dimple of Venus
• Shoulder balance test
– Membandingkan tinggi acromion atau scapula
• Skoliosis pada lumbar ukur apparent dan true length ekstremitas bawah untuk
mencari tahu apakah skoliosis disebabkan oleh diskrepansi panjang ekstremitas
• Deteksi listing (pergeseran processus dari garis vertikal sacrum) dengan
menggunakan benang
4. Adam’s forward bend test
Penilaian asimetrisitas torakal dan lumbar (kiri), menilai
listing (kanan)
5. Gait
• Meminta pasien untuk berjalan sepanjang ruangan
(berjalan biasa, berjinjit, bertumpu pada tumit, jalan
tandem/di satu garislurus)
• Mencari ketidakstabilan, cara berjalan yang lebar,
kurangnya ayunan lengan
6. Lordosis lumbar bermakna dari pasien wanita
15 tahun dengan distrofi FSH
Giant hairy patch pada pasien dengan occult
spinal dysraphism
7. Palpasi
• Palpasi processus spinalis
dan facet joint di
paravertebra terhadap
adanya nyeri, massa,
kekosongan segmen
– Nyeri facet joint
penyakit degeneratif
– Kekosongan segmen
spondilolisthesis
• Menggunakan satu tangan
sedangkan tangan yang
lain menyangga pasien
agar tidak terjatuh
• Dimulai dari occyput
hingga coccygeus
Perkusi
• Menilai nyeri lokal
• Dilakukan dengan mengetok
menggunakan palu refleks di
atas proyeksi processus
spinalis
• Ditemukan juga pada abses
dan perdarahan epidural spinal
8. • Servikal
– Pasien diminta mendongak ke
atas, meletakkan dagu di dada,
melihat ke arah bahu,
meletakkan telinga ke bahu
• Torakal
– Pasien diminta berputar kiri
dan kanan dengan posisi duduk
• Lumbar
– Pasien diminta membungkuk
menyentuh jari kaki
– Menyentuh kaki kiri dengan
menelusuri tungkai kiri
menggunakan tangan kiri dan
sebaliknya
– Menggerakkan pinggang ke
belakang
• Schoeber test
– Digunakan untuk mengukur
fleksi lumbar
– Menandai vertebra di garis
sejajar spina iliaka superior
posterior (dimple of Venus)
dan 10 cm di atasnya
– Meminta pasien
membungkuk (normal jarak
antara 2 titik menjadi >15 cm)
Movement
11. Interpretasi Kekuatan Otot
0 Tidak ada kontraksi otot
1 Kontraksi otot, tidak dapat mengerakan sendi
2 Kontraksi otot, dengan gerakan sendi (tidak dapat melawan
gravitasi)
3 Pergerakan dapat melawan gravitasi namun tidak dapat melawan
tahanan
4 Dapat melawan tahanan ringan
5 Kekuatan otot normal
Penilaian Otot Biseps (kiri), otot triceps (kanan) Penilaian kekuatan otot jari
17. Pemeriksaan Mental dan Kognitif
• Dapat dinilai secara kuantitatif melalui:
– Mini Mental State Examination (MMSE)
– Montreal Cognitive Assessment (MoCA)
• Hanya dapat dievaluasi pada pasien yang sadar penuh
• Aspek-aspek yang dinilai:
– Orientasi
– Memori
– Kalkulasi
– Pengetahuan umum dan judgement
– Emosi dan karakter
– Adanya ilusi, halusinasi, dan delusi
– Kondisi kehidupan sehari-hari
18.
19. • Orientasi
– Menanyakan waktu, tempat, dan orang
• Memori
– Menilai memori segera (immediate), jangka pendek (recent), dan panjang
(remote)
– Menyebutkan 3 benda yang tidak berkaitan, kemudian meminta pasien
menyebutkannya kembali menilai memori segera
– Menanyakan menu sarapan pasien memori jangka pendek
– Menanyakan pengalaman masa lampau memori jangka panjang
• Kalkulasi
– Pengurangan 100 dengan 7 secara berturut-turut
– Penilaian ini juga menilai kalkulasi dan atensi
21. • Pengetahuan umum dan judgement
– Terbagi menjadi cognitive judgement dan social judgement
• Cognitive judgement = Informasi sensorik umum
• Social judgement = Hubungan interpersonal
– Dapat dinilai dengan mengajak pasien berbincang mengenai suatu topik
tertentu
• Tugas Konstruksional
– Meminta pasien menggambar jam (clock drawing test) atau bangun ruang
– Sekaligus menilai kemampuan visuospasial
• Berpikir abstrak
– Menanyakan pasien mengenai persamaan dan perbedaan, analogi, atau
interpretasi pribahasa
22. • Emosi dan karakter
– Menilai ekspresi wajah, sikap, dan reaksi emosi pasien
– Menanyakan riwayat perubahan karakter pada pasien
• Adanya ilusi, halusinasi, dan delusi
– Ilusi = merasakan suatu stimulus berbeda dari yang sebenarnya
– Halusinasi = merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada
– Delusi = kepercayaan abnormal atau ide-ide yang salah
• Kondisi kehidupan sehari-hari
– Menanyakan keluarga mengenai keadaan sehari-hari: kesulitan
mencari jalan ke rumah, kesalahan saat berbelanja, dsb.
23. Daftar Pustaka
1. Fine, N. F., & Stokes, O. M. (2018). Clinical examination of the
spine. Surgery (Oxford), 36(7), 357–361.
doi:10.1016/j.mpsur.2018.04.002
2. Campbell, W. W., & Barohn, R. J. (2020). DeJong’s The Neurologic
Examination Eighth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer
3. Biller, J., Gruener, G., & Brazis, P. (2017). DeMYER’S The Neurologic
Examination Seventh Edition. New York: Mc Graw Hill Education
4. Shibasaki, H., & Hallett, M. (2016). The Neurologic Examination
Scientific Basis for Clinical Diagnosis. New York: Oxford University
Press
5. Ropper, A. H., Samuels, M. A., Klein, J. P. (2014). Adams and
Victor’s Principles of Neurology. New York: Mc Graw Hill
Education.