1. MODEL BISNIS KONVENSIONAL,
WARALABA DAN E-COMMERCE
Dibuat Oleh :
NAMA : LINA PUTRI YANI
NIM : 43217110030
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. HAPZI ALI, CMA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
2. MODEL BISNIS KONVENSIONAL,
WARALABA DAN E-COMMERCE
I. BISNIS KONVENSIONAL
Pengertian Bisnis Konvensional
Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau
transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan
pembeli.
Kelebihan dalam bisnis konvensional :
1. Pembeli langsung dapat melihat produk yang akan dibeli sehingga pembeli tidak
merasa rahgu akan produk yang akan dibeli, pembeli juga dapat memilih produknya
sendiri.
2. Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios sendiri sehingga pembeli
dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung bertemu dnengan penjual.
3. Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk,
mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mendapatkan produk tersebut.
4. Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat
mengetahui penjual secara langsung (face to face), sehingga tindakan penipuan minim
terjadi.
Kekurangan dalam bisnis konvensional :
1. Lingkup pemasarannya terbatas, jika ingin memperluas lingkup pemasaran, maka harus
membuka cabang di berbagai daerah.
2. Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional
memerlukan tempat untuk memasarkan produknya.
3. memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan
sehingga modal menjadi bertambah.
4. Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya
barang tersebut.
II. WARALABA
Pengertian Waralaba
Waralaba atau lebih populernya disebut dengan Franchise (Bahasa Perancis) dan Franchaising
(Bahasa Inggris) merupakan sebuah hak untuk menjual suatu produk atau jasa ataupun layanan.
Definisi waralaba lainnya adalah suatu hubungan kerja yang mempunyai kontrak atau
perjanjian antara pemilik waralaba (franchisor) dan penerima (franchise).
3. Seringkali jalannya bisnis waralaba dalam bentuk kegiatan pertukaran uang dengan perjanjian
atau kontrak supaya dapat menjalankan bisnis tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Dalam aktivitas waralabat, franchisee atau yang memiliki waralaba mempunyai tugas menjual
produk atau jasa sesuai dengan ketetapan franchisor, lalu tugas franchisor atau penerima
waralaba yaitu melakukan pengembangan bisnis waralabanya.
Kelebihan/Keuntungan Waralaba
Adapun keuntungan dari waralaba adalah:
1. Proses membuka usaha yang lebih cepat
2. Mempunyai sistem yang sudah terbukti berhasil
3. Mempunyai brand image yang telah dikenal luas dan terbukti berhasil
4. Risiko kegagalan sangat kecil
Kekurangan/Kerugian Waralaba
1. Sedangkan dari sisi kerugian waralaba yaitu:
2. Mewajibkan membayar Franchise Fee
3. Mewajibkan membayar Royalty Fee
4. Memberlakukan aturan main yang harus diikuti
5. Melakukan pengotrolan dan pengawasan dengan teratur
Tipe-Tipe Waralaba
Beberapa tipe waralaba antara lain:
Trade Name Franchising
Trade name franchisign merupakan jenis waralaba yang mendapatkan hak untuk melakukan
produksi misalnya PT. Great River mempunyai hak untuk melakukan produksi pakaian dalam
Triumph dengan lisensi dari Jerman.
Product Distribution Franchising
Product distribution franchisign merupakan jenis waralaba (franchise) yang mendapatkan hak
unutk melakukan pendistribusian pada wilayah tertentu, seprti soft drink, cosmetics.
Pure Franchising/ Busininess Format
Pure Franchising/ Business Format merupakan jenis waralab yang mendapatkan hak
sepenuhnya, mulai dari trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasarn,
bantuan manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dan lain sebagainya. Contoh nya adalah
restaurat, fast food, pendidikan, konsultan, dan lain-lain.
4. III. E-COMMERCE
Pengertian E-Commerce
E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-
commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem
manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan
dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana
secara elektronik, SCM (supply chain management), pemasaran elektronik (e-marketing), atau
pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction
processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak
hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga
memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat elektronik (e-mail), dan
bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat
pembayaran untuk e-dagang ini.
Manfaat E-Commerce
Beberapa manfaat E-Commerce dapat kita lihat seperti berikut ini.
1. Mempermudah komunikasi antara konsumen dan produsen
2. Memperluas jangkauan calon konumsen dengan taget pasar yang tidak terbatas
3. Mempermudah pemasaran dan promosi barang ataupun jasa.
4. Proses e-commerce lebih mudah untuk dilakukan baik untuk menjual barang ataupun
membeli.
5. Pembayaran atau payment yang mudah yang dapat dilakukan secara online.
6. Penyebaran informasi yang begitu mudah untuk dilakukan
Dampak Negatif E-Commerce
Disamping banyaknya keuntungan atau sisi positif dari penggunan e-commerce tentu e-
commerce tak luput juga dari dampak negative yang bisa merugiakan konsumen atau produsen.
Dibawah ini di jelaskan beberapa dampak negative e-commerce.
1. Sering terjadinya penipuan saat berbelanja online di internet antara konsumen dan
penjual seperti barang yang dipesan konsumen telah dibayarkan melalui e-transfer tapi
barang tersebut tak kunjung di kirim dan di terima oleh konsumsen, begitu juga
sebaliknya terkadang terlalu percayanya pihak penjual dengan mengirimkan barang
terlebih dahulu dan pembayaran dilakukan setelah pengiriman maka pembayaran yang
ditunggu-tunggu penjual kadang-kadang tidak diterima atau tidak dibayar.
2. Terjadinya scam atau penipuan dimana seseoarang bisa saja menjual barang secara
virtual yang hanya berebentuk informasi saja yang sengaja dibuat utnuk menarik pihak
pembeli, akan tetapi saat di lakukan pembelian dan transfer uang, barang tersebut tidak
ada.
5. 3. Terjadinya kejahatan seperti carding, kasus ini sudah banyak terjadi dimana seseorang
menggunakan kartu kredit orang lain untuk beerbelanja di internet.
4. Kejahatan semakin marak terjadi yang biasanya dilakukan oleh mereka yang memiliki
keahlian tinggi dalam ilmu komputer dan jaringan internet seperti penyebaran
virus/malware yang sengaja dilakukan untuk merusak sistim, ini terjadi akibat
kurangnya undang-undang tentang teknologi informasi.
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Budi Wahono; https://www.budiwahono.com/pengertian-bisnis-online-dan-bisnis-
konvensional/, diakses Pada 24 Februari 2017
2. Dedi Rainer; http://www.spengetahuan.com/2018/04/pengertian-waralaba-jenis-
jenis-tipe-kelebihan-kekurangan.html, diakses Pada 03 April 2018
3. Chaudhury, Abijit & Jean-Pierre Kuilboer (2002), e-Business and e-Commerce
Infrastructure, McGraw-Hill, ISBN 0-07-247875-6
4. Eka Wijaya; http://www.patartambunan.com/pengertian-e-commerce-manfaat-
serta-keuntungan-e-commerce/, diakses Pada 01 Agustus 2015