Dokumen tersebut merangkum evaluasi capaian program kesehatan di Desa Sei Lembu Makmur tahun 2022. Program-program yang dievaluasi antara lain program TB, HIV, dan gizi. Pada program TB, capaian penjaringan susp TB masih rendah yaitu 47% dari target. Pada program HIV, belum ada pencapaian screaning HIV/IMS. Untuk program gizi, masih ditemukan balita dengan gizi kurang dan stunting meskipun capaian pemberian vitamin A dan deworming sud
1. Dr LINA MEIRITA
WELLI DEFNI ( BIDAN DESA)
NINA HERLIANI
EVALUASI CAPAIAN SPM JAN-AGUS BINWEL
DESA SEI LEMBU MAKMUR TAHUN 2022
2. PROFIL DESA SEI LEMBU MAKMUR
Desa Sei Lembu Makmur adalah suatu wilayah di Kecamatan Tapung Kabupaten
Kampar, mulai terbentuk 1994 melalui program PEMERINTAH Transmigrassi Pola PIR,
dengan transmigrant mayoritas dari pulau jawa sebanyak 300 KK , dan 100 KK dari
Penduduk Lokal Muara Jalai dan Batu Bersurat, berjumlah transmigrant 400 KK.
DEMOGRAFI
letak geografis Desa Sei Lembu Makmur, Terletak diantara :
sebelah utara : Desa Muara Mahat Baru
Sebelah Selatan : Desa Muara Jalai
Sebelah Barat : Desa Bukit Payung
Sebelah Timur : Desa Kayu Aro
5. No Program TB Target Pencapaian ket
1
2
PENEMUAN
PENDERITA TB
PENJARINGAN SUSP
9 orang
32 SUSP
1
15 SUSP ( 47% )
BELUM TERCAPAI
TABEL IDENTIFIKASI MASALAH
TAHUN 2022
6. PRIORITAS MASALAH
6
Urgency dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan
Seriousness dilihat dari dampak
masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, dan membahayakan
sistem atau tidak.
Seberapa kemungkinannya isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu
akan makin memburuk kalau dibiarkan
Berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4 = besar, 3 =
sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil).
7. ANALISA MASALAH DATA TB
NO INDIKATOR U S G HASIL PRIORITAS
1.
KURANGNYA CAPAIAAN
PENJARINGAN TB PARU DI
DESA SEI LEMBU MAKMUR
TAHUN 2020 TARGET 32-40
ORANG / DESA HASIL 15
ORANG ( 47%)
5 5 5 15 I
2.
KURANGNY ANGKA
CAPAIAN PENEMUAN
PENDERITA DI DESA SLM
5 5 4 14 II
3
KURANGNYA ANGKA
CAPAAIN KESEMBUHAN
PENDERITA TB PARU 4 4 4 12 III
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
FISH BONE TB ( identifikasi /mencari
cause-effect)
KURANGNYA
CAPAIAN
PENJARINGAN
TB PARU DESA
SLM
MANUSIA METODE
SARANA DANA
LINGKUNGAN
Belum maksimalnya
pencatatan dan
pelaoran online SITB
Kurangnya kolaborasi
lintas program
Kurangnya
petugas
kesehatan
TIDAK TERSEDIANYA
TEMPAT KHUSUS UNTUK
PEMNGAMBILAN SPUTUM DI
PUSKESMAS
Masih kurangnya
kesadaran
masyarakat
untuk
memeriksakan
sputum
Belum tersedianya Poli
DOTS Sesuai standar
Kurangnya
pendanaan
petugas TB
Petugas tidak
ada waktu
untuk
penjaringan
Belum
adanya
kader TB
terlatih
Belum
tercapainya
penjaringan ke
desa
9. IDENTIFIKASI MASALAH PROGRAM
TB DESA SEI LEMBU MAKMUR
MASALAH ANALISIS MASALAH PERENCANAN PELAKSANAAN
Belum
tercapainya
penjaringan
susp TB di
desa SLM
1. Penjaringan susp
TB paru di desa
SLM masih rendah
2. Kurangnya tenaga
Kesehatan terlatih
di program TB
3. Kurangnya
penyuluhan TB di
UKBM
4. Belum adanya
kader TB terlatih
5. Kurangnya
pengawasan dan
peran serta pustu
dan posyandu
dalam deteksi dini
atau penjaringan
6. Kurangnya
kolaborasi lintas
1. Management
waktu petugas TB
2. Bentuk tim khusus
tenaga Kesehatan
( bidan,perawat )
dan tenaga analis
3. Melakukan
perencanaan
penyuluhan di
UKBM
4. Sosialisasi
pelatihan kader TB
dan di SK
5. Kolaborasi lintas
program (
promkes,surveilan)
6. kolaborasi lintas
sector , libatkan
kaur desa Ketika
1. Melakukan kegiatan
penjaringan ke desa sei
lembu Makmur minimal
sebulan 4-5 susp
2. Melakasakan penyuluhan TB
di UKBM, penyuluhan di
medsos, leflet dll
3. Melaksankan pelatihan pada
kader khusu TB
4. Kolaborasi lintass program
dan lintas sector dalam
penjaringan.
5. Evaluasi RUK dan RPK
10. RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM TB
RTL KAPAN DIMANA SIAPA
Melakukan
kegiatan
penjaringan ke
desa sei lembu
Makmur minimal
sebulan 4-5 susp
Melakasakan
penyuluhan TB di
UKBM, penyuluhan
di medsos, leflet
dll
Melaksanakan
pelatihan pada
kader khusu TB
Kolaborasi lintass
program dan lintas
sector dalam
penjaringan
11. No Program HIV Target Pencapaian ket
1
2
SCREANING HIV/IMS
PENEMUAN
PENDERITA HIV
64 orang
0
10 0rang ( 15%)
0
Belum tercapai
TIDAK DITEMUKAN
TABEL IDENTIFIKASI MASALAH HIV
TAHUN 2022
12. ANALISA MASALAH DATA HIV
NO INDIKATOR U S G HASIL PRIORITAS
1.
BELUM
TERLAKSANANYA
SCREANING HIV/IMS
DESA SEI LEMBU
MAKMUR DENGAN
TARGET 64 ORANG
CAPAIAN 0%
5 5 5 15 I
2.
RENDAHNYA PENGETAHUAN
MASSYARAKAT TENTANG HIV
5 5 4 14 II
3
TIDAK ADANYA PENEMUAN
PENDERITA HIV
3 3 3 9 III
13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
FISH BONE HIV
BELUM
TERLAKSANANYA
SCREANING
HIV/IMS DESA SEI
LEMBU MAKMUR
DENGAN TARGET
64 ORANG
CAPAIAN 0%
MANUSIA METODE
SARANA DANA
LINGKUNGAN
Koordinasi dengan
linsek belum optimal
Kurangnya kolaborasi
lintas program
Tidak
mengetahui
jadwal
posyandu
didesa
Masih adanya
stigma masyarakat
thdp hiv
Belum ada
petugas
Kesehatan
terlatih untu
pelaporan online
SIHA
Kurangnya
pendanaan
petugas HIV
Kurangnya
keinginan
masyarakat
untuk di
periksa
Kurangnya
petugas
kesehatan
Terlatih
Pelaporan online
dan pencatatan
masih rendah
14. IDENTIFIKASI MASALAH PROGRAM
HIV DESA SEI LEMBU MAKMUR
MASALAH ANALISIS MASALAH PERENCANAN PELAKSANAAN
Belum
terlaksanany
a HIV/IMS di
desa SLM
1. Kurangnya petugas
yang terlatih untuk
melakukan
screaning HIV/IMS
2. PJ tidak
mengetahui jadwal
posyandu bumil di
desa
3. Kurangnya
kolaborasi lintas
program
4. Kurangnya
pengetahuan
masyarkat
pentingnya
pemeriksaan HIV
pada bumil
5. Belum adanya
petugas terlatih
untuk pelaporan
a. Bentuk tim khusus
untuk screaning HIV
dan berikan
limpahan wewenang
dari tenaga ahli labor
kepada
bidan/perawat
b. Bidan desa
berkoordinasi H-1
kepada PJ tentang
jadwal posyandu
c. Kolaborasi lintas
program untuk
kegiatan penyuluhan
(promkes )
d. Membentuk petugas
pelaporan online siha
e. ) tim membuat
perencanaan
sassaran dan target
1. Membentuk tim untuk
melakukan deteksi dini
HIV/IMS dan berikan limpahan
wewenang dari tenaga ahli
labor kepada bidan/perawat
1. Melakukan kegiatan deteksi
dini HIV/IMS oleh petugas
Kesehatan di posyandu
2. Melakasakan penyuluhan HIV
di UKBM, penyuluhan di
medsos, leflet dll
3. Kolaborasi lintass program
dan lintas sector dalam
kegiatan deteksi dini.
15. RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM HIV
RTL KAPAN DIMANA SIAPA
Membentuk tim untuk
melakukan deteksi
dini HIV/IMS dan
berikan limpahan
wewenang dari tenaga
ahli labor kepada
bidan/perawat
PJ SURVEILEN
Melakasakan
penyuluhan HIV di
UKBM, penyuluhan di
medsos, leflet dll
Melakukan kegiatan
deteksi dini HIV/IMS
oleh petugas
Kesehatan di KELAS
IBU HAMIL
Kolaborasi lintass
program dan lintas
sector dalam deteksi
dini
17. CAPAIAN KINERJA PROGRAM
GIZI DESA SLM
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
ASI
EKSLUSIF
D/S VIT A N/D GIZI
KURANG
STUNTING
88% 87% 85%
56%
11% 9%
CAPAIAN PROGRAM GIZI DESA SLM
18. CAPAIAN KINERJA PROGRAM GIZI
DESA SLM
INDIKATOR KINERJA DESA HASI
CAKUPAN D/S SEI LEMBU MAKMUR 87%
CAKUPAN N/D SEI LEMBU MAKMUR 56%
Cakupan BB/U Sei lembu makmur Kurang = 8 orang
Normal = 86 orang
Resiko lebih = 7 orang
Cakupan TB/U Sei lembu makmur Pendek = 9 orang
Normal = 92 orang
Cakupan BB/TB Sei lembu makmur Kurang = 3 orang
Normal = 88 orang
Gizi lebih = 9 orang
19. Kemampuan untuk
mengggerakkan masyarakat
datang ke Posyandu kurang
Diagram sebab akibat ( FISH BONE)
MANUSIA
METODA
DANA
LINGKUNGAN
Analisa Penyebab Masalah “KURANG GIZI & STUNTING”
SARANA
Balita gizkur dan
stunting bisa
diakibatkan karena
adanya penyakit
penyerta
Praktek
pembuatan
PMT
Penyakit penyerta bisa
ditularkan oleh
lingkungan
Masih terdapat
balita BGM dan
Stunting 8,6%
balita gizi
kurang tahun
2022 di
puskesmas
petapahan
Orang tua tidak menyadari
bahaya lingkungan yg tidak
sehat membahayakan
kesehatan balita
Kurangnya
Pengetahuan
0rang tua ttg
giziseimbang
Peran lintas
sektor kurang
KOLABORASI
LINTAS PROGRAM
KURANG
Belum
terbentuknya
tim work
Pola Asuh orang
tua yang salah
Jumlah petugas
gizi kurang
20. IDENTIFIKASI MASALAH PROGRAM
GIZI DESA SEI LEMBU MAKMUR
MASALAH ANALISIS
MASALAH
PERENCANAN PELAKSANAAN TINDAK
LANJUT
Orang tua
tidak
mengetahui
ttg gizi
seimbang
Kurangnya
pengetahu
na orang
tua ttg gizi
seimbang
pada balita
Meningkatka
n status gizi
balita di
posyandu
Melakukan kegiatan
promotive berupa
penyuluhan
membuat PMT bagi
balita
Sosialisasi
Praktek
pembuatan
PMT
Masih
ditemukan
balita
BGM/gizi
kurang (BB/U)
Kurangnya
pengetahu
an orang
tua
tentang
makanan
bergizi
bagi balita
BGM/ gizi
kurang
Meningkatka
n status gizi
balita
BGM/gizi
kurang
Melakukan kegiatan
preventif / kuratif
berupa pemberian
PMT pemulihan bagi
balita BGM/Gizi
kurang
pemberian
PMT
pemulihan
bagi balita
BGM/Gizi
kurang
21. MASALAH ANALISIS MASALAH PERENCANAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
Masih
ditemukan
balita stunting
Kurangnya
penngetahuan
orang tua
tentang 1000
hari kehidupan
Meningkatkan
status gizi balita
stunting indicator
PB TB/ U
Melakukan
kegiatan
promotive
berupa
penyuluhankep
ada ibu balita
untuk
pemenuhan gizi
seimbang pada
anak
Penyuluhan gizi
individu pada
ibu balita untuk
pemenuhan gizi
seimbang
kepada anak.
Penyuluhan di
kelas ibu hamil
tentang 1000
hari kehidupan
dan esi ekslusif
Membentuk
posyandu
remaja
Masih
ditemukan
balita gizi
kurang
Pola makan,
pola asuh yang
kurang tepat,
dan adanya
penyakit infeksi
Menemukan
balita yg gizi
kurang/buruk
Melakukan
surveilans dan
pelacakan kasus
gizi buruk dan
kurang
Kerjasama
lintas program
danlintas sektor
22. RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM GIZI
RTL KAPAN DIMANA SIAPA
Sosialisasi Praktek
pembuatan PMT
pemberian PMT
pemulihan bagi
balita BGM/Gizi
kurang
Penyuluhan gizi
individu pada ibu
balita untuk
pemenuhan gizi
seimbang kepada
anak.
Kerjasama lintas
program danlintas
sektor
24. CAPAIAN SPM PROGRAM
HIPERTENSI
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
40 ORANG 31 PENGOBATAN TERATUR
193 40 0RANG PENDERITA
CAKUPAN PELAYANAN PENDERITA
HIPERTENSI >15 TAHUN YANG MENDAPAT
PELAYAANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
PENDERITA HIPERTENSI YANG MINUM OBAT
SECARA TERATUR
21%
78%
CAPAIAN SPM/PISPK HIPERTENSI DESA SLM
25. CAPAIAN SPM HIPERTENSI
DESA SLM
INDIKATOR KINERJA ESTIMASI KAB/KOTA CAPAIAN HASILN
Cakupan pelayanan
penderita
hipertensi >15
tahun yang
mendapat
pelayaanan
Kesehatan sesuai
standar
193 40 orang 21 %
Penderita
hipertensi yang
minum obat secara
teratur
40 0rang penderita 31 pengobatan
teratur
78%
26. ANALISA MASALAH DATA Hipertensi
NO INDIKATOR U S G HASIL PRIORITAS
1.
Rendahnya Cakupan
pelayanan penderita
hipertensi >15 tahun
yang mendapat
pelayaanan Kesehatan
sesuai standar
4 5 4 13
I
2.
Masih rendahnya
kesadaran penderita
hipertensi untuk control
kesehatan secara berkala.
3 4 4 11
II
3
Masihkurangnya
dukungan keluarga
penderita hipertensi untuk
rutin cek kesehatan secara
teratur.
2 2 2 6
III
27. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
FISH BONE hipertensi
Rendahnya Cakupan
pelayanan penderita
hipertensi >15 tahun
yang mendapat
pelayaanan Kesehatan
sesuai standar
MANUSIA METODE
SARANA DANA
LINGKUNGAN
Kurangnya Pendataan
usia produktif
Kurangnya kolaborasi
lintas program
Posbindu kit ( STIK
SCREANING ) yang
terbatas
Masih kurangnya
kesadaran
masyarakat
untuk control
Kesehatan
berkala
BPENDANAAN
UNTUK
PENDATAAN
HIPERTENSI
PADA KADER
Management
waktu
penderita Ht
Belum
adanya
kader
Posbindu
terlatih
Belum tercapainya
screaning ke desa
28. IDENTIFIKASI MASALAH SPM HIPERTENSI
DESA SEI LEMBU MAKMUR
MASALAH ANALISIS MASALAH PERENCANAN TINDAK LANJUT ( RTL )
Rendahnya capaian
SPM desa Sei lembu
makmur
• Kurangny SDM
Kesehatan terlatih
( kader )
• Kurangnya
pendataan dan
screaning ke
masyarakat dan ke
sekolah
• Kurangnya
kolaborasi lintas
program
• Belum ada
Kerjasama dengan
jejaring praktek /
klinik swasta
• Perencanana SDM (
KADER Posbindu
terlatih dan bidan
desa
• Pendataan usia
produktif > 15 tahun
keatas ( di sekolah,
KANTOR, tempat
umum )
• Meningkatkan
screaning Posbindu
PTM
• Kolaborasi lintas
program
• Kolaborasi dengan
jejaring praktek dan
klinik swasta
• Melakukan kegiatan
promotive berupa
pelatihan kader
posbindu PTM
• Membuat jadwal
kegiatan pendataan
usia produktif.
• Kolaborasi dengan
lintas program (
promkes, UKS, KRR,
pispk)
• Kolaborasi dengan
jejaring untuk
mendapatkan data
hipertensi pada usia
produktif
29. RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM PTM
RTL KAPAN DIMANA SIAPA
• Melakukan kegiatan
promotive berupa
pelatihan kader
posbindu PTM
• Membuat jadwal
kegiatan pendataan
usia produktif.
• Kolaborasi dengan
lintas program (
promkes, UKS, KRR,
pispk)
• Kolaborasi dengan
jejaring untuk
mendapatkan data
hipertensi pada usia
produktif
31. CAPAIAN SPM USIA PRODUKTIF
DESA SLM
INDIKATOR KINERJA ESTIMASI KAB/KOTA CAPAIAN HASILN
Cakupan
pelayanan
Kesehatan usia
produktif yang
mendapat
pelayanna
skrining
Kesehatan sesuai
standar
648 356 55%
32. ANALISA MASALAH DATA USIA
PRODUKTIF
NO INDIKATOR U S G HASIL PRIORITAS
1.
Cakupan pelayanan
Kesehatan usia produktif
yang mendapat
pelayanna skrining
Kesehatan sesuai standar
4 5 4 13
I
2.
Belum adanya sosialisasi
penggunaan aplikasi sehat
indonesiaku
3 4 4 11
II
3
Kurangnya pengetahuan
masyrakat tentang
pentingnya cek Kesehatan
berkala
4 4 3 11
33. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
FISH BONE USIA PRODUKTIF
Rendahnya Cakupan
pelayanan penderita
hipertensi >15 tahun
yang mendapat
pelayaanan Kesehatan
sesuai standar
MANUSIA METODE
SARANA DANA
LINGKUNGAN
Belum ada Kerjasama
dengan jejaring
klinik/ swasta
Kurangnya kolaborasi
lintas program
Masih kurangnya
kesadaran
masyarakat untuk
control Kesehatan
berkala
Pendanaan
untuk
pengentrian
aplikasi ASIK
Belum adanya
kader
terlatih
posbindu PTM
Belum dilaksanakannyya
sosialisasi sehat
indoneiaku
34. IDENTIFIKASI MASALAH SPM USIA
PRODUKTIF DESA SEI LEMBU MAKMUR
MASALAH ANALISIS MASALAH PERENCANAN TINDAK LANJUT ( RTL )
Rendahnya Cakupan
pelayanan Kesehatan
usia produktif yang
mendapat pelayanna
skrining Kesehatan
sesuai standar
• Kurangnya kesadaran
masayarakat untuk
cek Kesehatan
berkala
• Belum adanya kader
kader terlatih
posbindu PTM
• Kurangnya kolaborasi
lintas program (
Promkes, Pis Pk, KRR)
• Belum ada Kerjasama
dengan jejaring
praktek / klinik
swasta
• Belum adanya
sosialisasi
penggunaan aplikasi
sehat indonesiaku
• Melakukan Penyuluhan
PTM di UKBM
• Merencanakan pelatihan
kader tentang
pengukuran pemantauan
factor resiko PTM
• Bekerjasama dalam
pelaporan data usia
produktif di jearing
• Menunjuk salah satu
kader sebagai adm online
ASIK pada kader tiap desa
• Melakukan kegiatan
promotive berupa
penyuluhan di UKBM
• Melakukan sosialisasi
pelatihan pada kader
dalam pengukuran factor
resiko dengan benar
• Kolaborasi dengan lintas
program ( promkes, UKS,
KRR, pispk)
• Kolaborasi dengan
jejaring klinik dan
praktek
• Sosialisasi aplikasi sehat
indonesiaku pada kader.
35. RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM PTM ( usia produktif
RTL KAPAN DIMANA SIAPA
Melakukan kegiatan
promotive berupa
penyuluhan di UKBM
Melakukan
sosialisasi pelatihan
pada kader dalam
pengukuran factor
resiko dengan benar
Kolaborasi dengan
lintas program (
promkes, UKS, KRR,
pispk
Kolaborasi dengan
jejaring klinik dan
praktek
Sosialisasi aplikasi
37. IDENTIFIKASI MASALAH SPM
PROGRAM KIA DESA SEI LEMBU
MAKMUR
MASALAH ANALISIS
MASALAH
PERENCANAN PELAKSANAAN RTL
Rendahnya
capaian
pelayanan
Kesehatan ibu
hamil
Target sasaran
dari kabupaten
yang terlalu
tinggi
Mengusulkan
ke dinas
Kesehatan
agar sasaran di
sesuaikan
dengan data
real di desa
Membuat
usulan pada
akhir tahun
melalui
puskesmas
Membuat
usulan sasaran
real di desa
Pelayanan
Kesehatan ibu
bersalin
Target sasaran
dari kabupaten
yang terlalu
tinggi
Mengusulkan
ke dinas
Kesehatan
agar sasaran di
sesuaikan
dengan data
real di desa
Membuat
usulan pada
akhir tahun
melalui
puskesmas
Membuat
usulan sasaran
real di desa
38. RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM
KIA SEI LEMBU MAKMUR
RTL KAPAN DIMANA SIAPA
Membuat usulan
sasaran real di desa
Membuat usulan
sasaran real di desa