1. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
BAB VI
KONSEP PENGEMBANGAN
RUANG TERBUKA HIJAU
6.1. KONSEP SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
Secara umum, Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Deket Kabupaten
Lamongan dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu RTH Publik dan RTH
Privat. Namun jika dilihat dari pola pengadaan dan pemeliharaan, serta kemungkinan
penggunaannya maka Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Deket Kabupaten
Lamongan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik;
Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam jaringan kota yang terbuka dan
dapat dicapai secara visual maupun fisik dan dapat dimanfaatkan oleh semua
lapisan masyarakat dalam suasana kebebasan dan kesamaan derajat. Karena
milik publik maka penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab
pemerintah
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Semi Publik;
Ruang Terbuka Hijau (RTH) milik publik yang karena sifat dan karakteristik
penggunaannya, maka dibatasi penggunaannya untuk publik dan tidak dapat
digunakan secara bebas oleh semua lapisan masyarakat.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Semi Privat;
Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada lahan milik pribadi atau lembaga
yang karena sifat kegiatannya dimungkinkan untuk penggunaan oleh publik
secara terbatas.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat;
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang merupakan bagian dari lahan milik
swasta/lembaga atau perorangan, penyediaan dan pemeliharannya menjadi
tanggung jawab swasta, perorangan, atau masyarakat. Oleh karena itu
penggunaan oleh publik terbatas.
LAPORAN AKHIR VI-1
2. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Tabel 6. 1 Konsep Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket
Kabupaten Lamongan
NO. JENIS RTH
Sifat Ruang
Publik Semi
Publik
Semi
Privat
Privat
RTH PUBLIK
1. RTH PADA JALUR JALAN KOTA
Jalur pengaman jalan
Median Jalan
Pulau Jalan
2. RTH TAMAN, MONUMEN, DAN GERBANG
KOTA
Taman batas kota
Taman pintu masuk
Taman Lingkungan
3. RTH LAPANGAN OLAHRAGA DAN MAKAM
Makam
Lapangan olahraga
4. RTH PENGAMAN JALUR KA, SUTT, SUNGAI,
BUFFER ZONE
Sempadan Rel KA
Sempadan Sungai
RTH PRIVAT
Lahan pekarangan
Taman kantor
Taman gedung komersil
Sumber : Hasil Analisa
6.2. KONSEP PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU
6.2.1. Jalur Hijau Jalan
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman
antara 20–30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan. Untuk
menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi
tanaman dan persyaratan penempatannya. Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas
daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi
rendah.
LAPORAN AKHIR VI-2
3. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Gambar 6. 1
Konsep Tata Letak Jalur Hijau Jalan
A. Median dan Pulau Jalan
Median jalan adalah ruang yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk
membagi jalan dalam masing-masing arah serta untuk mengamankan ruang bebas
samping jalur lalu lintas.
Saat ini di Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan terdapat beberapa ruas jalan
utama kota yang dikembangkan dalam dua jalur pergerakan jalan sehingga memiliki
median seperti pada Jalan Arteri Urip Sumoharjo dan Jalan Lingkar (Ringroad)
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan. Konsep pengembangan pada median jalan
diusulkan beberapa hal sebagai berikut:
Median jalan khususnya pada Ringroad diusulkan selebar 2-3 meter
Jarak perpotongan median untuk gerakan berbelok kendaraan rata-rata 300
meter
Agar tidak menghalangi pandangan pengemuidi, maka pada median jalan tidak
direkomendasikan ditanami pohon yang yang bertajuk lebar dan berdaun
rindang.
Lampu jalan dan perabot jalan yang ditempatkan pada median jalan
diperhitungkan untuk jalur jalan dengan kecepatan sedang hingga tinggi
Taman pulau jalan adalah RTH yang terbentuk oleh geometris jalan seperti pada
persimpangan tiga atau bundaran jalan. Sedangkan median berupa jalur pemisah yang
membagi jalan menjadi dua lajur atau lebih. Median atau pulau jalan dapat berupa
taman atau non taman.
LAPORAN AKHIR VI-3
4. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Pada median Jalan, tanaman berfungsi sebagai penahan silau lampu kendaraan.
Kriteria RTH pada median jalan antara lain:
Merupakan tanaman perdu/semak
Ditanam dengan rapat dan membentuk massa
Tanaman memiliki ketinggian kurang dari 1,5 m
Memiliki massa daun yang padat
Beberapa alternatif tanaman untuk pengisi RTH pada median jalan antara lain
sebagai berikut:
Bougenvill
Kembang Sepatu
Oleander
Nusa Indah
Gambar 6. 2
Konsep Jalur Hijau Pada Median Jalan
B. Persimpangan Jalan
Beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian lansekap
jalan pada persimpangan, antara lain:
1) Daerah bebas pandang di mulut persimpangan
Pada mulut persimpangan diperlukan daerah terbuka agar tidak menghalangi
pandangan pemakai jalan. Untuk daerah bebas pandang ini ada ketentuan mengenai
LAPORAN AKHIR VI-4
5. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
letak tanaman yang disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan bentuk
persimpangannya.
Tabel 6. 2
Kriteria Pemilihan Tanaman Pada Persimpangan Jalan
2) Pemilihan jenis tanaman pada persimpangan
Penataan lansekap pada persimpangan akan merupakan ciri dari persimpangan itu
atau lokasi setempat. Penempatan dan pemilihan tanaman dan ornamen hiasan
harus disesuaikan dengan ketentuan geometrik persimpangan jalan dan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman yang menghalangi
pandangan pengemudi.
Sebaiknya digunakan tanaman rendah berbentuk tanaman perdu dengan
ketinggian <0.80 m, dan jenisnya merupakan berbunga atau berstruktur indah,
misalnya:
- Soka berwarna-warni (Ixora stricata)
- Lantana (Lantana camara)
- Pangkas Kuning (Duranta sp)
LAPORAN AKHIR VI-5
6. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Gambar 6. 3
Konsep Jalur Hijau Jalan Pada Daerah Bebas Pandang
3) Bila pada persimpangan terdapat pulau lalu lintas atau kanal yang dimungkinkan
untuk ditanami, sebaiknya digunakan tanaman perdu rendah dengan pertimbangan
agar tidak mengganggu penyeberang jalan dan tidak menghalangi pandangan
pengemudi kendaraan.
4) Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman pohon sebagai tanaman pengarah,
misalnya:
Tanaman berbatang tunggal seperti jenis palem
Contoh:
- Palem raja (Oreodoxa regia)
- Pinang jambe (Areca catechu)
- Lontar (siwalan) (Borassus flabellifer)
Tanaman pohon bercabang > 2 m
Contoh:
- Khaya (Khaya Sinegalensis)
- Bungur (Lagerstromea Loudonii)
- Tanjung (Mimosups Elengi)
C. Sempadan Jalan
Daerah sempadan jalan merupakan jalur hijau kota yang memiliki arti penting
bagi pembentukan wajah jalan (street scape). Ketentuan mengenai lebar sempadan jalan
dan bangunan sangat tergantung pada tipe dan hierarkhi jalan sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR VI-6
7. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Tabel 6. 3
Ketentuan Lebar Sempadan Bangunan
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
No Klasifikasi Jalan Lebar (m) GSB (m)
1 Arteri Primer 30 15
2 Arteri Sekunder 23 12
3 Kolektor Primer 18 8-12
4 Kolektor Sekunder 15 6-8
5 Lokal 7 4
Peneduh
- ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m dari tepi median);
- percabangan 2 m di atas tanah;
- bentuk percabangan batang tidak merunduk;
- bermassa daun padat;
- berasal dari perbanyakan biji;
- ditanam secara berbaris;
- tidak mudah tumbang.
Gambar 6. 4
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Peneduh
Penyerap polusi udara
- terdiri dari pohon, perdu/semak;
LAPORAN AKHIR VI-7
8. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
- memiliki kegunaan untuk menyerap udara;
- jarak tanam rapat;
- bermassa daun padat.
Gambar 6. 5
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Penyerap Polusi Udara
Peredam kebisingan
- terdiri dari pohon, perdu/semak;
- membentuk massa;
- bermassa daun rapat;
- berbagai bentuk tajuk.
Gambar 6. 6
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Peredam Kebisingan
Pemecah angin
- tanaman tinggi, perdu/semak;
LAPORAN AKHIR VI-8
9. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
- bermassa daun padat;
- ditanam berbaris atau membentuk massa;
- jarak tanam rapat < 3 m.
Gambar 6. 7
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Pemecah Angin
Pembatas pandang
- tanaman tinggi, perdu/semak;
- bermassa daun padat;
- ditanam berbaris atau membentuk massa;
- jarak tanam rapat.
Gambar 6. 8
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Pembatas Pandang
6.2.2. Taman dan Gerbang Kota
LAPORAN AKHIR VI-9
10. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Penyediaan RTH pada taman, monumen dan gerbang kota diarahkan pada
pengembangan konsep vegetasi yang lebih menonjolkan segi estetika guna memberi
ruang kawasan yang asri dan harmoni. Penyediaan vegetasi pada kawasan ini
dimaksudkan juga memberi visual kawasan yang harmoni antara estetika dengan fungsi
lainnya salah satunya sebagai tempat bermain (Playground), istirahat (Rest) dan tanda
(sign). Diperlukan kriteria penyediaan Vegetasi yang memenuhi standart yang sesuai
dengan fungsi dan karakter kawasan tersebut. Kriteria pemilihan vegetasi untuk Taman
dan Gerbang kota adalah sebagai berikut:
a. Tidak Beracun, Tidak Berduri, Dahan Tidak Mudah Patah, Perakaran Tidak
Mengganggu Pondasi;
b. Tajuk Cukup Rindang Dan Kompak, Tetapi Tidak Terlalu Gelap;
c. Ketinggian Tanaman Bervariasi, Warna Hijau Dengan Variasi Warna Lain
Seimbang;
d. Perawakan Dan Bentuk Tajuk Cukup Indah;
e. Kecepatan Tumbuh Sedang;
f. Berupa Habitat Tanaman Lokal Dan Tanaman Budidaya;
g. Jenis Tanaman Tahunan Atau Musiman;
h. Jarak Tanam Setengah Rapat Sehingga Menghasilkan Keteduhan Yang Optimal;
i. Tahan Terhadap Hama Penyakit Tanaman;
j. Mampu Menjerap Dan Menyerap Cemaran Udara;
k. Sedapat Mungkin Merupakan Tanaman Yang Mengundang Burung.
Tabel 6. 4
Konsep Pengembangan Vegetasi Taman, Monumen dan Gerbang Kota
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
No
Jenis dan Nama
Tanaman
Nama Latin Keterangan
1 bunga kupu - kupu bauhinian purpurea berbunga
2 sikat botol calistemon lanceolatus berbunga
3 kemboja merah plumeria rubra berbuah
4 kersen muntingia calabura berbunga
5 kendal cordia sebestena berbunga
6 kesumba bixa orellana berbunga
7 jambu batu psidium guajava berbuah
8 bungur sakura lagerstroemia loudonii berbunga
9 bunga saputangan amherstia nobilis berbunga
10 lengkeng ephorbia longan berbuah
LAPORAN AKHIR VI-10
11. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
No
Jenis dan Nama
Tanaman
Nama Latin Keterangan
11 bunga lampion brownea ariza berbunga
12 bungur langerstroemea floribunda berbunga
13 tanjung mimosup elengi berbunga
14 kenanga canangan odorata berbunga
15 sawo kecik manilkara kauki berbuah
16 akasia mangium accacia mangium -
17 jambu air eugenia aguea berbuah
18 kenari canarium commune berbuah
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
6.2.3. Makam dan Lapangan Olah Raga
A. Makam
Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki
fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu
sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim
mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah
sebagai berikut:
ukuran makam 1 m x 2 m;
jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m;
tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/ perkerasan;
pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok
disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat;
batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan
pohon pelindung disalah satu sisinya;
batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar
buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung;
ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70%
dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang
hijaunya.
LAPORAN AKHIR VI-11
12. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Gambar 6. 9
Konsep RTH Pemakaman
B. Lapangan Olah Raga
Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal Lapangan Olah raga disamping memiliki
fungsi utama sebagai tempat olah raga juga memiliki fungsi estetika dan ekologi yaitu
sebagai peneduh, fungsi resapan tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta
iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
Untuk penyediaan RTH lapangan olah raga, maka ketentuan bentuk lapangan
olah raga adalah sebagai berikut:
Vegetasi dengan tajuk daun yang rindang
Memberi batas sebagai gradasi lingkungan
Sebagai fungsi estetika pada beberapa sudut kawasan
Arahan untuk jenis vegetasi pada kawasan lapangan olah raga adalah sebagai
berikut :
a. Pohon Trembesi
b. Pohon Angsana
c. Pohon Beringin
d. Pohon Bougenvile
e. Pohon Cemara
f. Pohon Tanjung
LAPORAN AKHIR VI-12
13. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
g. Pohon puring
h. Pohon palm
6.2.4. Pengaman Jalur (Sempadan) dan Buffer Zone Kota
Penyediaan RTH jalur (sempadan) dan Buffer Zone Kota pada arahan konsep
diarahkan pada penyediaan RTH sempadan Jalur kereta api, RTH sempadan jaringan
listrik tegangan tinggi dan RTH Sempadan sungai. Konsep pengembangan pada
kawasan ini di arahkan dengan penataan serta pemilihan vegetasi yang sesuai dengan
kondisi eksisting. Penataan pada pengaman jalur (sempadan) dan Buffer Zone Kota
Penataan vegetasi pada kawasan ini lebih berfungsi sebagai konservasi dan safety,
sedangkan untuk pemilihan vegetasi juga memiliki tipologi yang memberi fungsi
lindung, dengan tajuk dan akar pohon yang lebih kuat dan memiliki masa tanam yang
lama. Maka Diperlukan kriteria penyediaan Vegetasi yang memenuhi standart yang
sesuai dengan fungsi dan karakter kawasan tersebut. Kriteria pemilihan vegetasi untuk
Pengaman jalur ( sempadan) dan Buffer zone kota adalah sebagai berikut:
A. RTH Sempadan Jalur Kereta api
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a. tumbuh baik pada tanah padat;
b. sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;
c. fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa;
d. ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;
e. batang dan sistem percabangan kuat;
f. batang tegak kuat, tidak mudah patah;
g. perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
h. daun tidak mudah rontok karena terpaan angin kencang;
i. buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan oleh manusia secara
langsung;
j. tahan terhadap hama penyakit;
k. berumur panjang.
Tabel berikut ini adalah alternatif vegetasi yang dapat digunakan pada RTH rel
kereta api, namun karena adanya perbedaan biogeofisik maka pemilihan vegetasi,
LAPORAN AKHIR VI-13
14. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
disesuaikan dengan potensi dan kesesuaian pada daerah masing-masing. Pola tanam
vegetasi di sepanjang rel kereta api harus memperhatikan keamanan terhadap lalu lintas
kereta api, tidak menghalangi atau mengganggu penglihatan masinis, serta tidak
menggangu kekuatan struktur rel kereta api. Pola tanam yang harus diperhatikan adalah
sebagai
berikut:
a. jarak maksimal dari sumbu rel adalah 50 m;
b. pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus
Tabel 6. 5
Konsep Pengembangan Vegetasi RTH Sempadan Jalur Kereta api
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin
1 Flamboyan Delonix Regia
2 Angsana Ptereocarpus indicus
3 Ketapang Terminalia Cattapa
4 Kupu - Kupu Bauhinia Purpurea
5 Kiara payung Filicium Decipiesns
6 Johar Cassia Multiyoga
7 Tanjung Mimusops Elengi
8 Mahoni Swientenia Mahagoni
9 Akasia Acacia Auriculifprmis
10 Bungur Langerstroemia Loudoni
11 Kenari canarium commune
12 Johar Cassia sp
13 Damar agathis alba
14 Nyamplung calophyllum inophyllum
15 Jakaranda jacaranda filicifolia
16 Liang Liu salix babilinica
17 Kismis muehlenbeckia sp
18 Ganitri Elaeocarpus grandiflorus
19 Saga adenanthera povoniana
20 Anting - Anting Elaeocarpus grandiflorus
21 Asam Kranji Pithecelobium Dulce
22 Johar Cassia Grandis
23 Cemara Cupresus papuana
24 Pinus pinus merkusii
25 Beringin Ficus Benjamina
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan
B. RTH sempadan sungai
LAPORAN AKHIR VI-14
15. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a. sistem perakaran yang kuat, sehingga mampu menahan pergeseran tanah;
b. tumbuh baik pada tanah padat;
c. sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;
d. kecepatan tumbuh bervariasi;
e. tahan terhadap hama dan penyakit tanaman;
f. jarak tanam setengah rapat sampai rapat 90% dari luas area, harus
dihijaukan;
g. tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
h. berupa tanaman lokal dan tanaman budidaya;
i. dominasi tanaman tahunan;
j. sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
Tabel berikut ini adalah alternatif vegetasi yang dapat digunakan pada RTH
sempadan sungai, namun karena adanya perbedaan biogeofisik maka pemilihan vegetasi
untuk RTH sempadan sungai disesuaikan dengan potensi dan kesesuaian lahan pada
daerah masing-masing.
Tabel 6. 6
Arahan Konsep Pengembangan Vegetasi Sempadan Sungai
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin
1 Flamboyan Delonix Regia
2 Angsana Ptereocarpus indicus
3 Ketapang Terminalia Cattapa
4 Kupu - Kupu Bauhinia Purpurea
5 Kiara payung Filicium Decipiesns
6 Johar Cassia Multiyoga
7 Tanjung Mimusops Elengi
8 Mahoni Swientenia Mahagoni
9 Akasia Acacia Auriculifprmis
10 Bungur Langerstroemia Loudoni
11 Kenari canarium commune
12 Johar Cassia sp
13 Damar agathis alba
14 Nyamplung calophyllum inophyllum
15 Jakaranda jacaranda filicifolia
16 Liang Liu salix babilinica
LAPORAN AKHIR VI-15
17. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin
60 Khaya k sinegalensis
61 khaya k grandiflora
62 khaya k anthotheraca
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
Persyaratan pola tanam vegetasi pada RTH sempadan sungai adalah sebagai
berikut:
a. jalur hijau tanaman meliputi sempadan sungai selebar 50 m pada kiri-
kanan sungai besar dan sungai kecil (anak sungai);
b. sampel jalur hijau sungai berupa petak-petak berukuran 20 m x 20 m
diambil secara sistematis dengan intensitas sampling 10% dari panjang
sungai;
c. sebelum di lapangan, penempatan petak sampel dilakukan secara awalan
acak (random start) pada peta. sampel jalur hijau sungai berupa jalur
memanjang dari garis sungai ke arah darat dengan lebar 20 m sampai
pohon terjauh;
d. sekurang-kurangnya 100 m dari kiri kanan sungai besar dan 50 m di kiri
kanan anak sungai yang berada di luar permukiman;
e. untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang
diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 m;
f. jarak maksimal dari pantai adalah 100 m;
g. pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus
6.2.5. Lahan Pekarangan
Penyediaan RTH untuk lahan pekarangan merupakan jenis RTH Privat dengan
pengembangan disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Penyediaan lahan pekarangan
diorientasikan pada permukiman perumahan formal dan non formal, fungsi dari
pengembangan lahan pekarangan ini diharapkan dapat memberi efek ganda yaitu fungsi
peneduh dan estetis. Adapun untuk kriteria vegetasi untuk RTH Lahan Pekarangan
dapat di jelaskan sebagai berikut ini.
LAPORAN AKHIR VI-17
18. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
A. Kriteria Vegetasi untuk RTH Pekarangan Rumah Besar, Pekarangan
Rumah Sedang, Pekarangan Rumah Kecil, Halaman Perkantoran,
Pertokoan, dan Tempat Usaha
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a. memiliki nilai estetika yang menonjol;
b. sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;
c. tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
mengganggu pondasi;
d. ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang;
e. jenis tanaman tahunan atau musiman;
f. tahan terhadap hama penyakit tanaman;
g. mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
h. sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang kehadiran
burung.
B. Kriteria Vegetasi untuk Taman Atap Bangunan dan Tanaman dalam Pot
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a. tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot
atau bak tanaman;
b. relatif tahan terhadap kekurangan air;
c. perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur
bangunan;
d. tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi;
e. mudah dalam pemeliharaan.
Tabel 6. 7
Arahan Konsep Pengembangan RTH Pekarangan
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
LAPORAN AKHIR VI-18
19. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin Keterangan
I Perdu/Semak
1 Akalipa Merah acalypha wilkesiana Daun Berwarna
2 Nusa Indah Merah musaenda erythophylla Berbunga
3 Daun Mangkokan
notophanax
scuteralarium Berdaun unik
4 Bogenvil merah bougenvillea glabra Berbunga
5 Azalea rhododenron indicum Berbunga
6 soka daun besar ixora javonica Berbunga
7 bakung Crinum Asiaticum Berbunga
8 oleander Nerium Oleander Berbunga
9 palem kuning
Chrysalidocaus
Lutescens Daun Berwarna
10 sikas Cycas Revolata Bentuk unik
11 alamanda alamanda cartatica Merambat Berbunga
12 puring codiaeum varigatum Daun Berwarna
13 kembang merak caesalphinia pulcherima Berbunga
II Ground Cover
1 Rumput Gajah axonophus compressus Tekstur Kasar
2 Lantana Ungu lantana camara Berbunga
3 Rumput kawat cynodon dacylon Tekstur Sedang
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
6.2.6. Taman Kantor
Arahan konsep pengembangan RTH untuk taman kantor diarahkan pada
pengembangan vegetasi gradening serta berfungsi sebagai estetika dan pembatas gradasi
kawasan . Kriteria Vegetasi untuk Taman Atap Bangunan dan Tanaman dalam Pot
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a. tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot
atau bak tanaman;
b. relatif tahan terhadap kekurangan air;
c. perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur
bangunan;
d. tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi;
e. mudah dalam pemeliharaan.
LAPORAN AKHIR VI-19
20. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Tabel 6. 8
Arahan Konsep Pengembangan RTH Taman Kantor
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin Keterangan
1 Akalipa Merah acalypha wilkesiana Daun Berwarna
2 Nusa Indah Merah musaenda erythophylla Berbunga
3 Lidah Mertua Sansivera Berdaun unik
4 Bogenvil merah bougenvillea glabra Berbunga
5 Azalea rhododenron indicum Berbunga
6 soka daun besar ixora javonica Berbunga
7 oleander Nerium Oleander Berbunga
8 palem kuning Chrysalidocaus Lutescens Daun Berwarna
9 sikas Cycas Revolata Bentuk unik
10 alamanda alamanda cartatica Merambat Berbunga
11 puring codiaeum varigatum Daun Berwarna
12 kembang merak caesalphinia pulcherima Berbunga
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
6.2.7. Taman Gedung Komersil
Kriteria Vegetasi untuk Taman gedung komersil pemilihan vegetasi untuk RTH
ini adalah sebagai berikut:
a. tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot atau
bak tanaman;
b. relatif tahan terhadap kekurangan air;
c. perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur
bangunan;
d. tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi;
e. mudah dalam pemeliharaan.
Tabel 6. 9
Arahan Konsep Pengembangan RTH Taman Gedung Komersil
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
LAPORAN AKHIR VI-20
21. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
No Jenis dan Nama Tanaman Nama Latin
1 Flamboyan Delonix Regia
2 Ketapang Terminalia Cattapa
3 Kiara payung Filicium Decipiesns
4 Johar Cassia Multiyoga
5 Tanjung Mimusops Elengi
6 Mahoni Swientenia Mahagoni
7 Akasia Acacia Auriculifprmis
8 Bungur Langerstroemia Loudoni
9 Kenari canarium commune
10 Nyamplung calophyllum inophyllum
11 Jakaranda jacaranda filicifolia
12 Liang Liu salix babilinica
13 Kismis muehlenbeckia sp
14 Ganitri Elaeocarpus grandiflorus
15 Johar Cassia Grandis
16 Cemara Cupresus papuana
17 Pinus pinus merkusii
18 hoe Eucalyptus Platyphylia
19 merawan Hopea Mangarawan
20 blabag Terminalia Citrina
21 pala hutan Myristica Fatua
22 cemara sumatra Casuarina Sumatrana
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
6.3. RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU
6.3.1. Jalur Hijau Jalan
RTH jalur hijau jalan merupakan RTH yang berada pada tepi kiri dan kanan
jalan. RTH jalur hijau jalan ini akan direncanakan pada Jalan Panglima Sudirman dan
Jalan Jaksa Agung Suprapto.
Konsep pengembangan RTH ini adalah pengembangan tanaman yang berfungsi
untuk peneduh, penyerap polusi udara, peredam kebisingan. Adapun penempatannya
disesuikan dengan kondisi jalan tersebut.
Jenis vegetasi yang dikembangkan dengan fungsi peneduh dan pola penataannya
disyaratkan sebagai berikut :
Ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m dari tepi median);
Percabangan 2 m di atas tanah;
LAPORAN AKHIR VI-21
22. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Bentuk percabangan batang tidak merunduk;
Bermassa daun padat;
Berasal dari perbanyakan biji;
Ditanam secara berbaris;
Tidak mudah tumbang.
Sedangkan jenis vegetasi yang dikembangkan dengan fungsi sebagai penyerap polusi
udara dan pola penataannya disyaratkan sebagai berikut :
Penyerap polusi udara
Terdiri dari pohon, perdu/semak;
Memiliki kegunaan untuk menyerap udara;
Jarak tanam rapat;
Bermassa daun padat.
Gambar 6. 10. Perspektif Jalur Hijau Jalan
6.3.2. Taman Gerbang Kota
RTH taman gerbang kota merupakan taman yang memiliki fungsi utama sebagai
estetika kawasan, sedangkan fungsi lainnya yaitu untuk memperbaiki dan menjaga iklim
mikro, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota. RTH ini
direncanakan di gerbang selamat datang atau jalan masuk dan keluar kota Perkotaan
Deket.
LAPORAN AKHIR VI-22
23. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Konsep desain yang akan ditampilkan disini adalah menampilkan konsep taman
pasif dengan fungsi taman sebagai estetika kawasan. Penataan RTH dilakukan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan tanaman hias perdu dan semak seperti bunga dan rumput
untuk menutup permukaan taman (ground cover), dilengkapi lampu penerangan untuk
taman.
Gambar 6. 11. Perspektif Taman Gerbang Kota
6.3.3. Sempadan Sungai
Kawasan ini merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga agar nantinya
bisa bermanfaat dalam menangani masalah erosi dan banjir jika debit air mengalami
peningkatan hingga melebihi kapasitas. Oleh karena itu sempadan sungai ini akan
ditanami dengan tanaman penghijauan yang perakarannya kuat mampu melindungi
kawasan ini dengan baik.
Konsep yang akan diusulkan dalam perencanaan pengembangan tata hijau
dikawasan ini adalah menjadikan kawasan ini menjadi lahan konservasi yang memiliki
peran dalam menjaga kelestarian sungai, dengan ketetapan sempadan 3 meter dari kiri
kanan sungai, jenis tanaman yang akan digunakan adalah jenis pohon dengan perakaran
kuat, tanaman hias dengan berbagai macam bentuk ragam warna.
• Tata Hijau
1. Sungai yang berbatasan langsung dengan pertanian masyarakat dan lahan
kosong dapat dikengembangan hutan untuk mengoptimalkan kawasan sempadan
LAPORAN AKHIR VI-23
24. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
3 meter pada kiri kanan sungai dengan mengembangkan vegetasi pohon besar
dan sedang.
2. Kawasan sempadan yang berbatasan langsung dengan jalan, maka
pengembangannnya berupa vegetasi pohon besar dan sedang pada kiri kanan
sungai berjejer mengikuti garis sempadan sungai dengan jarak tanaman 5 m,
3. Untuk mengoptimalkan fungsi kawasan sempadan, selain terdapat pohon
perlunya pengembangan perdu dan semak sebagai penutup permukaan tanah
(ground cover).
Gambar 6. 12. Perspektif Sempadan Sungai
6.3.4. Sempadan Rel Kereta Api
Rencana pengembangan RTH sempadan rel KA direncanakan dengan konsep
sebagai kawasan konservasi yang dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat
sekitar, dan juga bagi para penumpang rel KA, yang sedang melewati Perkotaan Deket.
Jenis tanaman yang dikembangkan berupa tanaman yang berfungsi untuk penyerap
polusi udara dan peredam kebisingan, berupa tanaman jenis perakaran dan batang yang
kuat. Selain pohon juga perlu penanaman perdu dan semak sebagai penutup permukaan
tanah (ground cover). Status kawasan ini akan dikembangkan sebagai kawasan RTH
pasif (tidak ada kegiatan didalamnya).
Rencana pengembangan sempadan rel KA ditetapkan sebagai berikut :
1. Penetapan kawasan sempadan rel KA dengan jarak 20 m (>11 meter
dimanfaatkan RTH),
LAPORAN AKHIR VI-24
25. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
2. Pada kawasan yang sudah ada bangunannya ditetapkan sesuai batas kapling
rumah.
Gambar 6. 13. Perspektif Sempadan Rel Kereta Api
6.3.5. Pekarangan Hunian
Pengembangan tata hijau untuk pekarangan rumah disesuaikan dengan lahan
yang tersisa dengan ketetapan KDB, adapun pengembangan yang dilakukan :
1. Rumah Besar : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta
penutup tanah dan atau rumput.
2. Rumah Sedang : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu,
serta penutup tanah dan atau rumput.
3. Rumah Kecil : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, serta
penutup tanah dan atau rumput.
4. Sedangkan pada lahan dengan kapling tersisa cukup sempit penghijauan
menggunakan tanaman hias dalam pot-pot tanaman atau pada lahan tersisa
yang ada, terdapat juga tanaman peneduh yang dimiliki rumah-rumah warga
yang berasal dari tanaman hias.
6.3.6. Pekarangan Non Hunian
LAPORAN AKHIR VI-25
26. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Pengembangan tata hijau kawasan pekarangan bangunan non hunian juga
demikian yaitu disesuaikan dengan lahan yang tersisa dengan ketetapan KDB, adapun
pengembangan yang dilakukan :
1. Untuk dengan tingkat KDB 70%-90% perlu menambahkan tanaman
dalam pot;
2. Perkantoran, pertokoan dan fasilitas lainnya dengan KDB diatas 70%,
memiliki minimal 2 (dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam pada
lahan atau pada pot berdiameter diatas 60 cm;
3. Persyaratan penanaman pohon pada bangunan non hunian dengan KDB
dibawah 70%, berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan rumah,
dan ditanam pada area diluar KDB yang telah ditentukan.
Penghijauan yang dikembangkan merupakan perpaduan dari berbagai fungsi
tanaman, yaitu tanaman hias dan tanaman penghijauan untuk memadukan antara kesan
keindahan yang akan ditimbulkan dan fungsi peneduh yang akan memberikan kesejukan
Iingkungan, sehingga akan menciptakan lingkungan yang estetis.
Gambar 6. 14. Ilustrasi Pekarangan Non Hunian
LAPORAN AKHIR VI-26
27. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
6.4. RENCANA PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU
Dalam Perencanaan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket ini
akan disertakan konsep pembangunan RTH dalam bentuk taman bermain anak dan
wisata pancing. Rencana pembangunan RTH ini nantinya diharapkan akan menjadi
stimulan bagi pembengunan RTH di Perkotaan Deket sehingga target untuk mencapai
kekurangan RTH dapat terpenuhi.
6.4.1. Pemilihan Lokasi
Lokasi pembangunan RTH Kota harus memiliki beberapa kriteria tertentu,
sehingga RTH yang nanti akan dibangun dapat berfungsi secara optimal sebagaimana
yang diharapkan. Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi untuk pilot project
pengembangan RTH Kota adalah sebagai berikut:
Memiliki luasan minimum untuk Taman publik sebesar 0,5 Ha;
Memiliki akses yang mudah dijangkau;
Memiliki status yang jelas, lebih diprioritaskan jika status tanah adalah milik
Pemerintah Kota atau Kabupaten;
Bukan merupakan lahan yang ditetapkan sebagai LP2B (Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan);
Jika lahan belum siap dibangun, maka perlu ada kegiatan pematangan lahan
terlebih dahulu;
Kawasan disekitarnya memiliki potensi aktivitas tertentu yang dominan;
Kawasan di sekitarnya memiliki issue strategis berkaitan dengan pengembangan
kawasan.
Berdasarkan hal tersebut, maka arahan lokasi pilot project pembangunan RTH
Taman berada di Kelurahan Deket Wetan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Memiliki luas lahan ±0,55 Ha, luasan ini memenuhi luasan minimum untuk
Taman Kota (0,5 Ha)
Memiliki akses yang mudah dijangkau dan dilalui oleh jalan kolektor;
Bukan merupakan kawasan LP2B;
LAPORAN AKHIR VI-27
28. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
6.4.2. Tema Taman
Tema taman yang akan dikembangkan adalah taman bermain anak. Adapun
fasilitas pelengkap antara lain:
• Parkir kendaraan pengunjung;
• Gerbang masuk;
• Playground
• Fasilitas penunjang (toilet, dll)
LAPORAN AKHIR VI-28
29. PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014
Dalam Perencanaan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket ini akan
disertakan konsep pembangunan RTH dalam bentuk taman bermain anak dan wisata
pancing. Rencana pembangunan RTH ini nantinya diharapkan akan menjadi stimulan bagi
pembengunan RTH di Perkotaan Deket sehingga target untuk mencapai kekurangan RTH
dapat terpenuhi..................................................................................................................27
6.4.1. Pemilihan Lokasi..........................................................................27
6.4.2. Tema Taman...............................................................................28
LAPORAN AKHIR VI-29