SlideShare a Scribd company logo
JENIS – JENIS JALAN MENURUT PEMBAGIANNYA
02.49 Teknik Sipil 2 comments
Kirimkan Ini lew at EmailBlogThis!Berbagi ke Tw itterBerbagi ke Facebook
a) Jalan Arteri Primer Teknik Sipil - Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna
antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan
semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
1. menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat
kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
2. menghubungkan antarpusat kegiatan nasional, sebagai contoh Jalur Pantura yang
menghubungkan antara Sumatera dengan Jawa di Merak, Jakarta, Semarang, Surabaya
sampai dengan Banyuwangi merupakan arteri primer.
Karakteristik Jalan Arteri Primer
Karakteristik jalan arteri primer adalah sebagai berikut :
 Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh)
kilometer per jam (km/h).
 Lebar Daerah Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter.
 Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien; jarak antar jalan masuk/akses langsung minimal
500 meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1000
m2, dengan pemanfaatan untuk perumahan.
 Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai
dengan volume lalu lintas dan karakteristiknya.
 Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan,
lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain.
 Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan
lambat lainnya.
 Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi
dengan median (sesuai dengan ketentuan geometrik).
 Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada
jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk
kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak, dll).
b) Jalan Arteri Sekunder
Jalan arteri sekunder adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak
jauh kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien,dengan peranan
pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Didaerah perkotaan juga disebut sebagai
jalan protokol.
Ciri Jalan Arteri Sekunder
 Jalan arteri sekunder menghubungkan : kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu,
antar kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kedua, dan jalan arteri/kolektor primer dengan kawasan sekunder kesatu.
 Jalan arteri sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga
puluh) km per jam.
 Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 (delapan) meter.
 Lalu lintas cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
 Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter.
 Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota dapat diizinkan melalui
jalan ini.
 Persimpangan pads jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai
dengan volume lalu lintasnya.
 Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas same atau lebih besar dari volume lalu lintas
rata-rata.
 Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak dizinkan
pada jam sibuk.
 Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur
lalu lintas, lampu jalan dan lain-lain.
 Besarnya lala lintas harian rata-rata pada umumnya paling besar dari sistem sekunder yang
lain.
 Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan
lambat lainnya.
 Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis lebih besar dari jarak selang dengan kelas
jalan yang lebih rendah.
c) Jalan Kolektor Primer
Jalan kolektor primer adalah jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan kota -
kota antar pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan berskala
kecil dan atau pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal.
Ciri jalan Kolektor Primer
 Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota.
 Jalan kolektor primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri primer.
 Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 (empat
puluh) km per jam.
 Lebar badan jalan kolektor primer tidak kurang dari 7 (tujuh) meter.
 Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara efisien. Jarak antar jalan
masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter.
 Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.
 Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai
dengan volume lalu lintasnya.
 Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume lalu
lintas rata-rata.
 Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan pada jam
sibuk.
 Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan,
lampu lalu lintas dan lampu penerangan jalan.
 Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari jalan arteri primer.
 Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan
lambat lainnya.
d) Jalan Kolektor Sekunder
Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi, dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota.
Ciri Jalan Kolektor Sekunder
 Jalan kolektor sekunder menghubungkan: antar kawasan sekunder kedua, kawasan
sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
 Jalan kolektor sekunder dirancang berdasarken keoepatan rencana paling rendah 20 (dua
puluh) km per jam.
 Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang dari 7 (tujuh) meter.
 Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di daerah
pemukiman.
 Lokasi parkir pada badan jalan-dibatasi.
 Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup.
 Besarnya lalu lintas harian rata-rata pads umumnya lebih rendah dari sistem primer dan
arteri sekunder.
e) Jalan Lokal Primer
Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta
antarpusat kegiatan lingkungan.
Ciri Jalan Lokal Primer
 Jalan lokal primer dalam kota merupakan terusan jalan lokal primer luar kota.
 Jalan lokal primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan primer lainnya.
 Jalan lokal primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh)
km per jam.
 Kendaraan angkutan barang dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.
 Lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 6 (enam) meter.
 Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah pada sistem primer.
f) Jalan Lokal Sekunder
Jalan lokal sekunder ajavascript:void(0)dalah menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan.
Ciri Jalan Lokal Sekunder
 Jalan lokal sekunder menghubungkan: antar kawasan sekunder ketiga atau dibawahnya,
kawasan sekunder dengan perumahan.
 Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 (sepuluh)
km per jam.
 Lebar badan jalan lokal sekunder tidak kurang dari 5 (lima) meter.
 Kendaraan angkutan barang berat dan bus tidak diizinkan melalui fungsi jaIan ini di daerah
pemukiman.
 Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah dibandingkan dengan
fungsi jalan yang lain.
Jenis

More Related Content

Viewers also liked

Android M - Getting Started
Android M - Getting StartedAndroid M - Getting Started
Android M - Getting Started
Eduardo Carrara de Araujo
 
Testing Your App in the Cloud
Testing Your App in the CloudTesting Your App in the Cloud
Testing Your App in the Cloud
Eduardo Carrara de Araujo
 
Android ndk: Entering the native world
Android ndk: Entering the native worldAndroid ndk: Entering the native world
Android ndk: Entering the native world
Eduardo Carrara de Araujo
 
Testes: Por onde Começar?
Testes: Por onde Começar?Testes: Por onde Começar?
Testes: Por onde Começar?
Eduardo Carrara de Araujo
 
Indo além com Automação de Testes de Apps Android
Indo além com Automação de Testes de Apps AndroidIndo além com Automação de Testes de Apps Android
Indo além com Automação de Testes de Apps Android
Eduardo Carrara de Araujo
 
2016 - Por que mobile?
2016 - Por que mobile?2016 - Por que mobile?
2016 - Por que mobile?
Eduardo Carrara de Araujo
 
Android Test Automation Workshop
Android Test Automation WorkshopAndroid Test Automation Workshop
Android Test Automation Workshop
Eduardo Carrara de Araujo
 
Android 101: Do Plano ao Play
Android 101: Do Plano ao PlayAndroid 101: Do Plano ao Play
Android 101: Do Plano ao Play
Eduardo Carrara de Araujo
 
Utilizando Espresso e UIAutomator no Teste de Apps Android
Utilizando Espresso e UIAutomator no Teste de Apps AndroidUtilizando Espresso e UIAutomator no Teste de Apps Android
Utilizando Espresso e UIAutomator no Teste de Apps Android
Eduardo Carrara de Araujo
 
Tanner Article
Tanner ArticleTanner Article
Tanner Articleclydemason
 
Tipos de sockets
Tipos de socketsTipos de sockets
Tipos de sockets
Patricio Platas
 

Viewers also liked (11)

Android M - Getting Started
Android M - Getting StartedAndroid M - Getting Started
Android M - Getting Started
 
Testing Your App in the Cloud
Testing Your App in the CloudTesting Your App in the Cloud
Testing Your App in the Cloud
 
Android ndk: Entering the native world
Android ndk: Entering the native worldAndroid ndk: Entering the native world
Android ndk: Entering the native world
 
Testes: Por onde Começar?
Testes: Por onde Começar?Testes: Por onde Começar?
Testes: Por onde Começar?
 
Indo além com Automação de Testes de Apps Android
Indo além com Automação de Testes de Apps AndroidIndo além com Automação de Testes de Apps Android
Indo além com Automação de Testes de Apps Android
 
2016 - Por que mobile?
2016 - Por que mobile?2016 - Por que mobile?
2016 - Por que mobile?
 
Android Test Automation Workshop
Android Test Automation WorkshopAndroid Test Automation Workshop
Android Test Automation Workshop
 
Android 101: Do Plano ao Play
Android 101: Do Plano ao PlayAndroid 101: Do Plano ao Play
Android 101: Do Plano ao Play
 
Utilizando Espresso e UIAutomator no Teste de Apps Android
Utilizando Espresso e UIAutomator no Teste de Apps AndroidUtilizando Espresso e UIAutomator no Teste de Apps Android
Utilizando Espresso e UIAutomator no Teste de Apps Android
 
Tanner Article
Tanner ArticleTanner Article
Tanner Article
 
Tipos de sockets
Tipos de socketsTipos de sockets
Tipos de sockets
 

Similar to Jenis

PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxPERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
meizajolanda3
 
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
aininbashiroh
 
1 pengantar perkerasan jalan
1 pengantar perkerasan jalan1 pengantar perkerasan jalan
1 pengantar perkerasan jalan
University of Widyagama Malang
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
gusriantodanr2161
 
Perancangan Geometrik Jalan - Jalan
Perancangan Geometrik Jalan - JalanPerancangan Geometrik Jalan - Jalan
Perancangan Geometrik Jalan - Jalan
Okitanawa Everrobert
 
klasifikasi jalan.pptx
klasifikasi jalan.pptxklasifikasi jalan.pptx
klasifikasi jalan.pptx
darmadi ir,mm
 
klasifikasi bjalanxx.pptx
klasifikasi bjalanxx.pptxklasifikasi bjalanxx.pptx
klasifikasi bjalanxx.pptx
darmadi ir,mm
 
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
IekORlando
 
Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul
andika dika
 
KJJ2.pptx
KJJ2.pptxKJJ2.pptx
KJJ2.pptx
SyachrulM
 
PPT tentang Jalan.pdf
PPT tentang Jalan.pdfPPT tentang Jalan.pdf
PPT tentang Jalan.pdf
BankScrew
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
IlaFebriyani
 
Projek akhir pengangkutan bandar (A168871)
Projek akhir pengangkutan bandar (A168871)Projek akhir pengangkutan bandar (A168871)
Projek akhir pengangkutan bandar (A168871)
NurulAfiniRosli
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
PPGHybrid1
 
Transportasi Modul 2.pdf
Transportasi Modul 2.pdfTransportasi Modul 2.pdf
Transportasi Modul 2.pdf
DedeIskamto1
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
Fahmi Ula
 
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
Oki Endrata Wijaya
 
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptxKeselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
RayyanAlKautsar
 
KLASIFIKASI JALAN
KLASIFIKASI JALANKLASIFIKASI JALAN
KLASIFIKASI JALAN
MardatilahIsyaratih
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
Muhammad Rifky Ariansyah
 

Similar to Jenis (20)

PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxPERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
 
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
 
1 pengantar perkerasan jalan
1 pengantar perkerasan jalan1 pengantar perkerasan jalan
1 pengantar perkerasan jalan
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
 
Perancangan Geometrik Jalan - Jalan
Perancangan Geometrik Jalan - JalanPerancangan Geometrik Jalan - Jalan
Perancangan Geometrik Jalan - Jalan
 
klasifikasi jalan.pptx
klasifikasi jalan.pptxklasifikasi jalan.pptx
klasifikasi jalan.pptx
 
klasifikasi bjalanxx.pptx
klasifikasi bjalanxx.pptxklasifikasi bjalanxx.pptx
klasifikasi bjalanxx.pptx
 
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
 
Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul
 
KJJ2.pptx
KJJ2.pptxKJJ2.pptx
KJJ2.pptx
 
PPT tentang Jalan.pdf
PPT tentang Jalan.pdfPPT tentang Jalan.pdf
PPT tentang Jalan.pdf
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
 
Projek akhir pengangkutan bandar (A168871)
Projek akhir pengangkutan bandar (A168871)Projek akhir pengangkutan bandar (A168871)
Projek akhir pengangkutan bandar (A168871)
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
 
Transportasi Modul 2.pdf
Transportasi Modul 2.pdfTransportasi Modul 2.pdf
Transportasi Modul 2.pdf
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
 
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
 
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptxKeselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
 
KLASIFIKASI JALAN
KLASIFIKASI JALANKLASIFIKASI JALAN
KLASIFIKASI JALAN
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
 

Jenis

  • 1. JENIS – JENIS JALAN MENURUT PEMBAGIANNYA 02.49 Teknik Sipil 2 comments Kirimkan Ini lew at EmailBlogThis!Berbagi ke Tw itterBerbagi ke Facebook a) Jalan Arteri Primer Teknik Sipil - Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: 1. menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan 2. menghubungkan antarpusat kegiatan nasional, sebagai contoh Jalur Pantura yang menghubungkan antara Sumatera dengan Jawa di Merak, Jakarta, Semarang, Surabaya sampai dengan Banyuwangi merupakan arteri primer. Karakteristik Jalan Arteri Primer Karakteristik jalan arteri primer adalah sebagai berikut :  Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam (km/h).  Lebar Daerah Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter.  Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien; jarak antar jalan masuk/akses langsung minimal 500 meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1000 m2, dengan pemanfaatan untuk perumahan.
  • 2.  Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintas dan karakteristiknya.  Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain.  Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya.  Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi dengan median (sesuai dengan ketentuan geometrik).  Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak, dll). b) Jalan Arteri Sekunder Jalan arteri sekunder adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien,dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Didaerah perkotaan juga disebut sebagai jalan protokol. Ciri Jalan Arteri Sekunder  Jalan arteri sekunder menghubungkan : kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, antar kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua, dan jalan arteri/kolektor primer dengan kawasan sekunder kesatu.  Jalan arteri sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga puluh) km per jam.  Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 (delapan) meter.  Lalu lintas cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.  Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter.  Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota dapat diizinkan melalui jalan ini.  Persimpangan pads jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya.  Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas same atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.  Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak dizinkan pada jam sibuk.  Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu jalan dan lain-lain.  Besarnya lala lintas harian rata-rata pada umumnya paling besar dari sistem sekunder yang lain.  Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya.
  • 3.  Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis lebih besar dari jarak selang dengan kelas jalan yang lebih rendah. c) Jalan Kolektor Primer Jalan kolektor primer adalah jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan kota - kota antar pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan berskala kecil dan atau pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal. Ciri jalan Kolektor Primer  Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota.  Jalan kolektor primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri primer.  Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 (empat puluh) km per jam.  Lebar badan jalan kolektor primer tidak kurang dari 7 (tujuh) meter.  Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara efisien. Jarak antar jalan masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter.  Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.  Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya.  Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.  Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan pada jam sibuk.  Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas dan lampu penerangan jalan.  Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari jalan arteri primer.  Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya. d) Jalan Kolektor Sekunder Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi, dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota. Ciri Jalan Kolektor Sekunder  Jalan kolektor sekunder menghubungkan: antar kawasan sekunder kedua, kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.  Jalan kolektor sekunder dirancang berdasarken keoepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh) km per jam.
  • 4.  Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang dari 7 (tujuh) meter.  Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di daerah pemukiman.  Lokasi parkir pada badan jalan-dibatasi.  Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup.  Besarnya lalu lintas harian rata-rata pads umumnya lebih rendah dari sistem primer dan arteri sekunder. e) Jalan Lokal Primer Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Ciri Jalan Lokal Primer  Jalan lokal primer dalam kota merupakan terusan jalan lokal primer luar kota.  Jalan lokal primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan primer lainnya.  Jalan lokal primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh) km per jam.  Kendaraan angkutan barang dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.  Lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 6 (enam) meter.  Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah pada sistem primer. f) Jalan Lokal Sekunder Jalan lokal sekunder ajavascript:void(0)dalah menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan. Ciri Jalan Lokal Sekunder  Jalan lokal sekunder menghubungkan: antar kawasan sekunder ketiga atau dibawahnya, kawasan sekunder dengan perumahan.  Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 (sepuluh) km per jam.  Lebar badan jalan lokal sekunder tidak kurang dari 5 (lima) meter.  Kendaraan angkutan barang berat dan bus tidak diizinkan melalui fungsi jaIan ini di daerah pemukiman.  Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah dibandingkan dengan fungsi jalan yang lain.