Karyawan tidak memaksimalkan kinerja karena sudah merasa kebutuhannya terpenuhi dari penghasilan sampingan, sehingga bonus dan insentif perusahaan tidak menjadi motivasi utama. Perusahaan perlu mengubah sistem reward dan hukuman agar kinerja karyawan lebih berprestasi.
2. Nama Anggota :
1. Dhani Ari Setiyawan ( 4120600210 )
2. Rio Susanto ( 4120600199 )
3. Krisna Windi Aji P. (
4120600194 )
4. Bagus Aji Febrianto ( 4120600180 )
5.
3. Studi Kasus
Seorang Karyawan PT. Garuda Budiono tidak mengoptimalkan
kemampuannya dan hanya sebatas memenuhi target 'aman’ dalam
Pekerjaannya. Padahal, Perusahaan telah menjanjikan untuk memberikan
reward berupa bonus dan insentif dengan besaran yang signifikan.
Kurangnya motivasi dalam bekerja memaksimalkan pencapaian target,
salah satunya disebabkan beberapa Karyawan tersebut memiliki
kesejahteraan yang cukup dari penghasilan sampingan, sehingga tidak
mementingkan bonus maupun insentif yang dijanjikan. Hal ini tentunya
menjadi tantangan bagi pihak pemangku kepentingan untuk mencari
solusi terbaik.
4. Seharusnya karyawan
tersebut diarahkan atau
dimotivasi oleh atasannya(
motivasi ekstrinsik) agar
pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan berdasarkan
kemampuannya Perusahaan sebaiknya
mengubah system reward dan
punishment, sehingga
diharapkan posisi baru membuat
kinerja Karyawan tersebut
semakin berprestasi. Dan bukan
sebaliknya, semakin menurun
atau menjadi free rider dalam
Perusahaan.
SOLUSI
5. Kajian Teori
Dari studi kasus tersebut berkaitan dengan Teori motivasi yang
dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar
pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau
hierarki kebutuhan, yaitu :
1. Fisiologikal (physiological needs), seperti: rasa lapar, haus,
istirahat dan sex;
2. Rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan
tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
3. Kasih sayang (love needs):
4. Harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin
dalam berbagai simbol- simbol status; dan
6. 5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan
bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Fokus teori ini adalah pada apa yang menjadi kebutuhan seseorang
agar hidupnya dapat tercukupi. Menurut teori kebutuhan, seseorang
mempunyai motivasi jika dia belum mencapai tingkat kepuasan tertentu
dalam kehidupannya. Kemudian apabila kebutuhan akan sesuatu telah
terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi akan menjadi motivator.
Seorang Karyawan merasa sudah tepenuhi kebutuhannya dari usaha
sampingannya, sehingga di perusahaan dia tidak lagi merasa perlu
bekerja lebih keras melebihi target yang dipatok oleh perusahaan.
7. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik
TERIMA
KASIH !