Teks ini membahas tentang konsep dasar karya tulis ilmiah, meliputi pengertian, ciri-ciri, syarat, bagian, bahasa dan huruf yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Juga dijelaskan perbedaan antara karya tulis ilmiah dan non ilmiah serta jenis-jenis karya tulis non ilmiah."
2. KONSEP DASAR
Karya ilmiah harus memuat gagasan ilmiah melalui
alur pikir yang dituangkan dalam sistematika dan
notasi tulisan berupa kata, angka, tabel dan
gambar dengan mengindahkan kaidah-kaidah
kebahasaan untuk mendapatkan serangkaian narasi
(penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi
(lukisan) dan argumentasi (alasan). Jika Karya
ilmiah yang tidak mampu memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun secara praktis, maka
tidak bisa dikategorikan karya ilmiah yang baik.
3. PENGERTIAN
Karya ilmiah (scientific paper) adalah tulisan yang diperoleh
sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil
pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.
Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses
perwujudannya lewat metode ilmiah
4. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Objektif dan faktual, artinya memberikan penilaian secara objektif
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
Empiris yaitu pengetahuan yang diperoleh berdasarkan fenomena yang
terjadi melalui pengalaman, penemuan, percobaan, pengamatan yang bisa
dilihat dan dirasakan oleh seorang peneliti dari objek penelitiannya.
Temuan baru (novelty) adalah unsur kebaruan atau
temuan dari sebuah penelitian.
Menggunakan Metode dan Sistematika yang benar.
Problem solving adalah suatu proses menemukan masalah dan
memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat sehingga dapat
diambil kesimpulan yang cepat dan tepat.
6. FUNGSI KARYA TULIS ILMIAH
Pengawasan (control)
Berfungsi untuk mengontrol, mengawasi dan atau mengoreksi benar tidaknya suatu pernyataan.
Prediksi (prediction)
Dapat membantu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa mendatang.
Penjelasan (explanation)
Dapat menjelaskan suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui, tidak jelas, dan tidak pasti, menjadi sebaliknya
dengan didukung contoh dan argumentasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
7. MANFAAT
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
Memperoleh kepuasan intelektual;
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
Sebagai bahan acuan pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
8. Tujuan
Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah
yang sistematis dan metodologis.
Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang
ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah
dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan
dan pendidikan dari jurusannya.
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian
9. KRITERIA KARYA TULIS ILMIAH
• Menggunakan bahasa tulisan yang jelas dan tepat dalam mengungkapkan
maksudnya dan menghindari bahasa tulisan yang multitafsir.JELAS
• Keterangan yang dikemukakan masuk akal, dibahas menggunakan konsep
ilmu pengetahuan tertentuLOGIS
• Pembahasan harus langsung pada hal yang pokok tidak bertele-tele
LUGAS
• Semua keterangan benar-benar aktual dan faktual.
OBJEKTIF
• Berusaha untuk menghindari dari kesalahan atau kehilafan sekecil apapun.
SEKSAMA
• Semua yang dikemukakan harus disusun menurut urutan yang memperlihatkan
kesinambungan dan saling berkaitan.SISTEMATIS
• Masalah dikupas secara mendalam dan selengkap lengkapnya dan mampu
memberikan alternatif penyelesaian pada masalah.TUNTAS
10. KARYA TULIS NON ILMIAH
Karya tulis non ilmiah merupakan karangan
yang menyajikan fakta pribadi atau opini
seseorang tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari,
bersifat subyektif, tidak didukung fakta
umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang populer atau biasa digunakan
(tidak terlalu formal).
11. JENIS-JENIS KARYA TULIS NON ILMIAH
• suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur
perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi
dengan makhluk lainnya.
Dongeng
• suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam
pengertian modern) dan novel.
Cerpen
• sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita.Novel
• satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.Drama
• sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gambaran yang isinya melukiskan perbuatan
pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.Roman
13. BAGIAN AWAL / PEMBUKA
Halaman Sampul/ Cover
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perumusan masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Pembatasan masalah
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
14. BAGIAN ISI / TUBUH
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Desain Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA/
LANDASAN TEORI
Pembahasan teori
Kerangka pemikiran dan
argumentasi keilmuan
Pengajuan hipotesis
15. BAGIAN AKHIR
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Saran
17. BAHASA DAN HURUF
DALAM KARYA TULIS ILMIAH
Penggunaan Bahasa Baku
Penulisan Huruf dan Angka
Penggunaan Tanda Baca
A-Z
ا-ي
! ?, . =
+ - %
18. PENGGUNAAN BAHASA BAKU
Penulisan Karya Ilmiah harus sesuai dengan Permendiknas No. 46
Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
Untuk kata serapan bahasa asing, dipergunakan cara penulisan kata
serapan yang telah dibakukan.
Penggunaan peristilahan di bidang komputer mengikuti penggunaan
istilah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
19. BAHASA DAN HURUF
DALAM KARYA TULIS ILMIAH
Menggunakan bahasa baku (EYD)
Detonatif: Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah
bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna
ganda.
Berkomunikasi dengan pikiran bukan
perasaan.
Kohesif: Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-
unsur, baik dalam kalimat maupun dalam alinea.
Koheren: Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea
mendukung satu makna atau ide pokok.
Mengutamakan kalimat Pasif.
Konsisten: misalnya dalam penggunaan istilah,
singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata
ganti diri.
Logis: Ide atau pesan yang disampaikan melalui
bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Efektif: Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang
dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis,
maupun oleh penyimak atau pembaca.
Kuantitatif: Keterangan yang dikemukakan pada
kalimat dapat diukur secara pasti.
20. PENULISAN HURUF DAN ANGKA
HURUF
KAPITAL
HURUF
MIRING
HURUF TEBAL
HURUF
BERGARIS
BAWAH
HURUF ASING
(ARAB)
ANGKA DAN
BILANGAN
21. HURUF KAPITAL
Huruf Kapital disebut juga Huruf Besar (uppercase).
Huruf kapital adalah huruf yang berukuran lebih besar dari huruf
biasa, digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam
kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya (sentence case).
Huruf Kapital pada setiap kata pada kalimat judul artikel (capitalize
each world)
22. HURUF MIRING
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic.
Digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata.
Digunakan untuk menunjukan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing
Digunakan untuk teks keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copy blurb),
headline atau sub-head.
23. HURUF TEBAL (BOLD)
Untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar
tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran;
Tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata;
untuk keperluan itu digunakan huruf miring;
Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan tema
dan subtema serta untuk menuliskan lambang bilangan.
24. HURUF BERGARIS BAWAH (UNDERLINE)
Garis bawah (underline) tidak boleh
dipergunakan, kecuali dalam hal-hal yang amat
khusus. Garis bawah dipergunakan untuk teks
yang dicetak dengan huruf mesin ketik (courier
dan prestige). Pada teks yang dicetak dengan
huruf Times New Roman, garis bawah diganti
dengan huruf miring (italic).
25. HURUF ASING (ARAB)
Dalam penulisan karya ilmiah, terkadang kita harus
menuliskan tulisan bahasa asing yang tulisannya berbeda
dengan bahasa Indonesia, seperti: tulisan Arab, tulisan
Jepang, tulisan Korea, tulisan China, tulisan Thailand, tulisan
India, dan lain-lain. Jika kita menggunakan komputer dengan
sistem operasi Windows, maka permasalahan akan dengan
mudah teratasi. Karena windows sudah terintegrasi dengan
berbagai macam bahasa dan tulisan dan kita hanya tinggal
mengaktifkan fitur tersebut.
26. ANGKA DAN BILANGAN
Bilangan dalam penulisan dapat dinyatakan dalam angka atau kata. Dalam hal ini
angka berperan sebagai lambang bilangan atau nomor dengan jenis lazim yang
digunakan yakni angka Arab atau angka Romawi. Lihat contoh di berikut ini:
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L
(50), C (100), D (500), M (1000), V (5000)
28. PENGGUNAAN TITIK
Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan (misalnya: ibuku seorang guru.);
Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik
(misalnya: penulis itu bernama ibnu jamil, M.A.);
Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar;
Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu (misalnya: pukul 8.00
pagi);
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka
waktu (misalnya: 1.25.45 jam untuk menunjukkan 1 jam, 25 menit, 45 detik);
Untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah (misalnya:
warga miskin di provinsi ini berjumlah 5.300 orang.).
29. PENGGUNAAN KOMA
Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan (misalnya: dia ditugaskan membeli buku, pensil, tinta, dan penggaris.);
Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan
kecuali (misalnya: aku ingin pergi, tetapi banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dulu);
Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya (misalkan: karena lelah, saya tidak jadi pergi
ke rumah dia);
Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu;
Untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,dan kasihan,atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti bu, dik, atau mas dari
kata lain yang terdapat di dalam kalimat;
Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat (misalnya: kata adik, “aku mau pergi ke bandung”);
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru (misalnya: “di mana kamu sekolah?” Tanya pak agus);
Di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan (misalnya: sdr. Egan, jl. Mahmud V, bandung);
Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga (misalnya:
mira rahmani, S.Pd);
Di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka (misalnya: 10,5 m, Rp 5000,50);
Untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi (misalnya: dosen kami, pak iwa, tegas sekali).
30. PENGGUNAAN TITIK KOMA
Sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam kalimat majemuk setara (misalnya: andi membersihkan kamarnya;
putri merapikan buku di ruang baca);
Untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau
kelompok kata (dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu
digunakan kata dan);
Untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap
bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung (misalnya: rapat ini akan
membahas pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan
rancangan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja).
32. PENGERTIAN
Pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama
ketika ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit dihubungkan dengan
kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh tanda kutip.
Gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber.
Pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan, yang
sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain.
34. FUNGSI
Menunjukan kualitas ilmiah yang lebih tinggi
Menunjukan kecermatan yang lebih akurat
Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana
Memudahkan perbedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan
Mencegah pengulangan penulisan data pustaka
Meningkatkan estetika penulisan
Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi dan memudahkan
penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka
36. KUTIPAN LANGSUNG
Kutipan langsung adalah suatu pernyataan atau pendapat
yang digali dari sumber lain dengan tidak mengubah apapun
(apa adanya).
Kutipan yang lebih dari empat baris disebut kutipan langsung
panjang dan ditulis tanpa tanda petik, dan diketik dalam jarak
satu spasi, dan menjorok ke dalam.
Kutipan yang kurang dari empat baris disebut kutipan langsung pendek dan dapat
digabungkan dengan kalimat yang ada dalam satu paragraf tanpa mengganggu penuturan
yang sedang ditulis. Kutipan ini ditulis dengan menggunakan "dua tanda petik" jika kutipan
ini merupakan kutipan langsung atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari
kutipan maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan 'satu tanda petik'.
37. Contoh Kutipan Langsung Panjang
“Karena daerah-daerah tersebut memiliki
adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda
dengan Islam, maka khalifah Umar bin
Khattab memerintahkan panglima-
panglimanya, apabila berhasil menguasai
suatu kota, hendaknya mereka mendirikan
Masjid sebagai tempat ibadah dan
pendidikan”. (Sya’labi, 1978:94).
38. Contoh Kutipan Langsung Pendek
Sugiyono (2010:3) “secara
umum metode penelitian
dapat diartikan sebagai
cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan
tertentu”.
39. KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang
sudah diubah dengan kata-kata sendiri. Yang
dikutip adalah pokok-pokok pikiran, atau
ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan,
kemudian dinyatakan dalam bahasa sendiri.
Walaupun yang dikutip berasal dari bahasa asing,
tapi tetap dinyatakan dengan bahasa Indonesia.
40. Innote adalah cara pengutipan dengan meletakkan kutipan
pada suatu halaman bersamaan dengan menempatkan nama
pengarang, tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip
pada suatu lembar penulisan.
Innote atau juga yang sering disebut catatan perut ialah catatan
sumber dari sebuah kutipan yang dicantumkan dalam kalimat
sebuah tulisan. Innote biasanya ditulis sebelum kutipan atau
kutipan ditulis di dalam kalimat sehingga innote termasuk
kedalam bagian dari kalimat sebuah tulisan tersebut.
INNOTE (BODYNOTE)
41. Footnote adalah cara pengutipan dengan meletakkan kutipan pada
suatu halaman bersamaan dengan menempatkan nama pengarang dan
nomor urut kutipan, sedangkan pada bagian bawah kaki halaman
dicantumkan nama pengarang berikut identitas lainnya seperti tahun
penerbitan, judul buku atau jurnal, tempat penerbit dan penerbit, nomor
halaman, bahkan informasi tambahan yang dirasa perlu disampaikan.
Dalam penulisan footnote, ada tiga istilah dengan
fungsi berbeda yang digunakan dalam sebuah tulisan
ilmiah, yaitu Ibid, Op. Cit dan Loc. Cit.
FOOTNOTE
42. IBID
Ibid digunakan untuk menjelaskan
bahwa kutipan yang ditulis pada
catatan kaki berasal dari sumber yang
sama dengan yang telah disebutkan
sebelumnya atau di atasnya, tanpa
diselingi oleh sumber kutipan lainnya.
43. OF.CIT
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan
bahwa kutipan yang ditulis pada
catatan kaki berasal dari sumber yang
sama yang telah disebut sebelumnya,
namun tidak sama halamannya serta
sempat diselingi oleh sumber lain.
44. LOC. CIT
Istilah ini digunakan dengan teknis yang
sama dengan Op. Cit. namun dengan
ketentuan bahwa halaman yang dikutip
tersebut sama dengan kutipan sebelumnya.
Digunakan jika menunjuk sumber yang
telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah
diselingi sumber lain.
45. Endnote atau catatan akhir adalah catatan
referensi yang diletakkan di akhir suatu karya
tulis ilmiah, sebelum Daftar Pustaka.
Pada dasarnya, teknik penulisan endnote persis sama
dengan footnote. Demikian pula, ketentuan-ketentuan yang berlaku
untuk footnote, juga berlaku untuk endnote, termasuk ketentuan
untuk penulisan Daftar Pustaka. Perbedaannya, endnote diletakkkan
di bagian akhir suatu karya tulis ilmiah.
ENDNOTE
47. Abstrak merupakan sebuah ringkasan
isi dari sebuah karya tulis ilmiah
yang ditujukan untuk membantu
seorang pembaca agar dapat dengan
mudah dan cepat untuk melihat dan
mengetahui tujuan dari
penulisannya.
48. Memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaru tentang suatu bidang yang diminati, tanpa
harus membaca seluruh isi dokumen;
Menghemat waktu pembaca;
Melanjutkan membaca atau tidak;
Menghindari terjadi duplikasi tulisan;
Keyword: memudahkan dalam penyimpanan secara elektronis;
Abstrak berisi tentang motivasi, perumusan masalah, tujuan, metode/pendekatan, serta hasil yang diharapkan. Masksimum
terdiri dari 300 kata, tidak boleh menuliskan referensi dan diikuti dengan kata kunci atau keyword minimum 3 kata kunci.
50. ABSTRAK DESKRIPTIF
Abstrak deskriptif merupakan sebuah abstrak yang berisikan tujuan, metode
dan cakupan kajian, tapi, tidak berisikan hasil, kesimpulan, dan saran atau
rekomendasi.
Abstrak ini digunakan untuk laporan suatu kegiatan, makalah, dan
untuk buku.
Penulisannya sangat pendek, bisanya berkisar antara 50-100 kata; isinya menceritakan
tentang isi makalah atau isi presentasi; tidak berisikan acuan terhadap karya yang sudah
terbit. Isinya hanya menggambarkan isi presentasi dan untuk menarik perhatian pembaca.
51. ABSTRAK INFORMATIF
Abstrak informatif mencakup tujuan, metode, cakupan kajian, hasil,
kesimpulan, dan rekomendasi.
Abstrak ini digunakan untuk memaparkan hasil peneltian. Penulisannya juga singkat bisa
terdiri dari satu atau dua halaman; kira-kira 10% dari laporan penelitian.
Pada umumnya abstrak informatif ini menjawab hal-hal: (1) Kenapa topik atau subjek penelitian itu dipilih, apa yang dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, (3) apa hasil yang ditemukan, (4) apa kesimpulan analisisnya, dan (5) apa rekomendasinya.
52. KOMPONEN
Latar belakang (Background information), berisi rangkuman informasi mengenai latar belakang, kajian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian dan motivasi
penulis dalam menyusun penelitian.
Tujuan penulisan karya ilmiah yang dibuat (Principal activity or Purpose).
Implikasi praktis (implication) dari hasil riset (jika ada).
Metode atau pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian (Methodology).
Hasil atau produk yang dihasilkan dari penelitian (Results).
Kesimpulan, berupa dampak dari hasil temuan atau hasil penelitian (Conclusion or Recommendation).
53. Pada awal kalimat merupakan sebuah kata benda
Terdiri maksimal 200-300 kata yang dipakai dan tidak termasuk kata sambung dan kata depan
Ditulis dalam bentuk satu paragraf
Menggunakan spasi single
Memakai huruf Times New Roman
Terdapat 3-5 kata kunci serta disusun secara alfabet.
Ditulis ditempatkan sebelum pendahuluan
Format penulisannya rata kiri dan juga kanan
Menggunakan ukuran huruf 12
55. PENGERTIAN
Referensi atau daftar pustaka adalah
sebuah daftar buku yang dikutip oleh
penulis atau pengarang atau sumber
bacaan yang mempunyai korelasi dengan
tulisan ilmiah yang dibuat, yang berisi
nama pengarang, judul buku, penerbit,
tempat dan tahun penerbitan dengan
penulisan berdasarkan urutan abjad.
56. FORMAT PENULISAN
Format MLA (Modern Language Association of
America)
Format APA (American Psychological Asociation)
Selain format-format tersebut, terdapat juga format-format
khusus untuk bidang ilmu tertentu seperti kedokteran, biologi,
kimia, dan hukum.
Format penulisan daftar pustaka yang lazim digunakan di Indonesia biasanya
mengurutkan nama keluarga penulis dari A hingga Z. baris pertama dimulai pada
margin sebelah kiri, sedangkan baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3
ketukan ke dalam. Jarak antar baris biasanya adalah 1,5 spasi.
57. Format MLA (Modern Language
Association of America)
Nama, Penulis (, ed). Judul buku. Kota:penerbit, tahun
terbit. Media publikasi
contoh:
Bell, Stewart. The Martyr’s Oath: The Apprenticeship of a
Homegrown Terrorist. Mississauga, ON: Wiley, 2005. print.
58. Format APA
(American Psychological Association)
Sparrow, D.G. (2010). Motivasi Bekerja dan
Berkarya. Jakarta: Citra Cemerlang.
Suparman, G., & Farah, A. (Eds.). (2001). Buku
Perkembangan Bayi. Bandung: Anugrah Pres.
62. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
BERUPA BUKU ILMIAH
Nama belakang penulis (koma)
Nama depan penulis (titik)
Tahun penerbitan (titik)
Judul buku (dicetak miring diakhiri dengan titik)
Edisi (jika ada diakhiri dengan titik)
Kota tempat penerbitan (titik dua)
Nama Penerbit (titik)
Juanda, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Edisi Kedua. Bogor: IPB Press.
63. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
BERUPA ARTIKEL JURNAL
• Nama belakang penulis
• Nama depan penulis
• Tahun penerbitan
• Judul artikel jurnal
• Nama jurnal
• Nomor volume
• Nomor penerbitan
• Nomor halaman
Setiawati, l. 2012. A descriptive study on the teacher talk at an EYL
classroom. Conaplin journal: indonesian journal of applied linguistics, 1
(2), hlm. 176-178.
64. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA BERUPA
ARTIKEL di MAJALAH/KORAN
• Nama belakang penulis
• Nama depan penulis
• Tanggal, bulan dan tahun penerbitan
• Judul artikel
• Nama majalah/Koran
• Halaman
Sujatmiko, I. G. 23 Agustus 2013. Reformasi,
kekuasaan, dan korupsi. Kompas, hlm. 6.
65. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
BERUPA KARYA TERJEMAHAN
• Nama belakang penulis asli
• Nama depan penulis asli
• Tahun penerbitan asli
• Judul terjemahan
• Nama penerjemah
• Tahun terjemahan
• Tempat terbit terjemahan
• Nama penerbit terjemahan.
Yule, george. 1996. Pragmatik. Terjemahan oleh indah fajar wahyuni dan
rombe mustajab. 2006. Yogyakarta: pustaka pelajar
66. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA BERUPA
SKRIPSI, TESIS, ATAU DISERTASI
• Nama belakang penulis
• Nama depan penulis
• Tahun penulisan
• Judul tesis
• Nama Institusi
• Tempat penerbitan
Hermawan, Iwan. 2007. Peningkatan Mutu Manajerial Pendidikan
di Pesantren; Studi pada Pondok Pesantren Nihayatul Amal
Karawang. Program Pascasarjana, Universitas Islam Jakarta.
Jakarta
67. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA BERUPA
LAPORAN HASIL PENELITIAN
• Nama belakang peneliti
• Nama depan peneliti
• Tahun laporan
• Judul laporan
• Nama proyek penelitian
• Nama institusi
• Kota penerbitan
Hermawan, Iwan. 2013. Implementasi Kebijakan Pemkab
Karawang Pada PPDB Tingkat SMA Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian Dosen. LPPM Unsika. Karawang.
68. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
BERUPA artikel di INTERNET
• Nama belakang penulis
• Nama depan penulis
• Tahun
• Judul karya tulis
• Alamat link artikel
• Tanggal akses
Hermawan, Iwan. 2015. Al-Qur’an pun Bicara.
https://ayahandaiwanhermawan.wordpress.com/2015/01/19/al-
quran-pun-bicara/. diunduh tanggal 22 Februari 2015
70. KATA PENGANTAR
Kata pengantar dalam karya tulis ilmiah
merupakan lembar interaksi penulis dengan
pembaca. Kata pengantar ini mewakili kehadiran
penulis dalam menyampaikan hal yang ingin
penulis sampaikan melalui sebuah kata
pengantar. Kata pengantar pada umumnya
terdiri dari ucapan rasa syukur, judul artikel,
ucapan permohonan maaf kemudian diakhiri
dengan ucapan permintaan saran kritik untuk
makalah yang dibuat.
71. ISI KATA PENGANTAR
Ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT,
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dan sebagainya.
Menjelaskan tentang alasan tulisan/penulis.
Menjelaskan tentang proses/rancangan dalam
tulisan tersebut.
Dalam skripsi atau tugas akhir biasanya ada penjelasan
mengenai hasil arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagi
pihak kampus, institusi, organisasi, atau lembaga yang telah
memberikan bantuanya.
Ungkapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu baik Itu Keluarga, teman, sahabat, pacar, guru,
dosen, ataupun kampus, institusi, organisasi, atau lembaga
yang telah membantunya,
Impian, harapan oleh Penulis yang dibuat.
Menjelaskan manfaat dari tulisanya kepada
pembaca.
Ungkapan permohonan maaf atas kesahalan,
kekurangan yang ada dalam tuisannya.
Kesiapan menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
Di akhir paragraf pada kata pengantar yang dibuat
penulis menuliskan, nama kota, tanggal, bulan dan
tahun pembuatan, nama lengkap penulis.
72. DAFTAR ISI
Daftar isi merupakan penyajian kerangka isi tulisan
menurut bab, subbab, dan topiknya secara berurutan
berdasarkan posisi halamannya. Daftar isi berfungsi
untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau
subjudul dan bagian yang ingin dibacanya. Oleh karena
itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar isi
harus langsung ditunjukkan nomor halamannya.
74. DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya,
yaitu menyajikan gambar secara berurutan, mulai dari
gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang
tercantum dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Nomor
gambar pada daftar gambar ditulis dengan dua angka arab,
dicantumkan secara berurutan yang masing-masing
menyatakan nomor urut bab dan nomor urut gambar.
Gambar 2.3. Artinya Gambar pada Bab II Nomor 3.
75. DAFTAR LAMPIRAN
Daftar lampiran menyajikan lampiran secara berurutan
mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran
terakhir. Berbeda dengan daftar tabel dan daftar
gambar, nomor lampiran didasarkan pada
kemunculannya dalam skripsi, tesis, atau disertasi.
Lampiran yang pertama kali disebut, dinomori
lampiran 1, dan seterusnya.