Kasus pencurian motor terjadi di Desa Wuwur akibat faktor ekonomi dan keinginan pelaku yang tidak terpenuhi. Korban melaporkan hilangnya motornya ke Polsek Pancur setelah bangun tengah malam dan tidak menemukan motor di luar rumah.
1. LAPORAN HASIL PENELITIAN
KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MOTOR
Anggota Kelompok:
1. Avi Putra Arianto
2. Doni Setiawan
3. M. Najmul Muqoddas
4. Nurul Lailiyah
5. Okta Nur YurisTiya
6. Salsabila Putri Isnani
7. Ulfatun Naja
8. Wati Indra Lestari
SMA NEGERI 1 PAMOTAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2023
2. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh., Puji syukur kami panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas semua kehendak-Nya, kami berhasil
menyelesaikan laporan penelitian dengan tepat waktu yang berjudul "Laporan
Penelitian Konflik Sosial Pencurian Motor".
Penyusunan laporan penelitian ini ditulis berdasarkan wawancara langsung
dengan narasumber kami yaitu Bapak Bagus Dwi Hendra Yuniarko selaku AIPDA
Polsek Pancur dan Polres Rembang. Isi dari laporan ini yaitu bertuliskan tentang
wawancara kami dengan kepolisian Pancur tentang fenomena kasus pencurian
motor. Penulis berharap, pemaparan dalam isi penelitian sederhana ini bisa
mempermudah pembaca untuk mengetahui tentang informasi terkait konflik
sosial pencurian motor yang sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.
Kami menyadari bahwa hasil penelitian yang kami susun masih jauh dari kata
sempurna, dan memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, Kami
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan
penelitian ini melalui email oktanuryuristiya11 atau menghubungi wa kami
+628172001639 Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Pamotan, 10 Mei 2023
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Subjek Penelitian
4. Pedoman Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
1. Profil Informan
2. Modus Pencurian Sepeda Motor
3. Motif Pencurian Sepeda Motor
4. Pelaku Pencurian
5. Sistem Keamanan Sosial
6. Dampak Terjadinya Pencurian Sepeda Motor
7. Siapa yang diuntungkan?
BAB V Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
4. BAB l
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada umumnya setiap orang menginginkan tatanan hidup yang makmur dan adil.
Dengan terciptanya tatanan masyarakat tersebut akan menjadikan terciptanya
kehidupan masyarakat yang aman. Maka di dalam tatanan masyarakat harus ada
keseimbangan antara lapangan pekerjaan dan aturan yang mengayomi. Sehingga
tidak terjadi hal yang menyimpang dalam masyarakat seperti halnya pencurian.
Namun pada faktanya hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang diimpikan karena
faktanya kurangnya lapangan pekerjaan dan keterampilan yang dimiliki oleh
masyarakat membuat banyak masyarakat tidak memiliki pekerjaan dan kesulitan
dalam Ekonomi. Kesulitan ekonomi tersebut yang menyebabkan banyak
masyarakat menempuh jalan lain untuk mencukupi kehidupannya., mereka hanya
memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang dengan cepat sehingga, banyak
bermunculan kasus kriminal di masyarakat seperti halnya pencurian.
Sehingga untuk mewujudkan kehidupan yang aman dan meminimalisir terjadinya
kasus pencurian tersebut maka dilakukan penelitian tentang kasus pencurian
dengan harapan dapat mengetahui motif, cara, serta tujuan dari pencurian
tersebut. Dalam laporan kali ini kami akan membahas tentang maraknya kasus
pencurian sepeda motor yang terjadi di Desa Wuwur.
5. 2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
konflik sosial dan integrasi tersebut adalah bagaimana proses pencurian motor itu
terjadi dan apa alasan yang mendasari pelaku melakukan pencurian tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, diturunkan dalam beberapa poin
pertanyaan sebagai berikut;
• Bagaimana proses terjadinya peristiwa pencurian motor?
• Dimana lokasi kejadian pencurian motor?
• Kapan kasus pencurian motor itu terjadi?
• Apa motif pelaku melakukan aksi pencurian motor?
• Apa dampak yang ditimbulkan setelah kejadian pencurian motor itu
terjadi?
3. TUJUAN PENELITAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
pencurian motor itu terjadi dan alasan atau sebab apa yang mendasari pelaku
melakukan pencurian tersebut. Melalui tujuan tersebut, kami berharap dapat
memenuhi tugas mapel sosiologi serta untuk mendapatkan informasi mengenai
kejadian tersebut sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan tentang
konflik sosial, lingkungan sosial dan cara menghindar dari konflik sosial.
4. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
• sebagai wacana bagi siswa/pelajar
• membantu pembelajaran siswa agar tidak terjerumus dalam konflik
• sebagai contoh pembelajaran siswa mengenai konflik sosial, serta
• menambah wawasan dan pengetahuan siswa tentang konflik sosial.
6. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Rahman dkk (2019) kemiskinan merupakan masalah multidimensi
karena berkaitan dengan ketidakmampuan akses secara ekonomi, politik, sosial
budaya, dan partisipasi dalam masyarakat. Dampak dari keterbatasan dalam
mengakses layanan tersebut, menurut Rosana (2019) berdampak pada
ketidaksanggupan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya yang disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan
pekerjaan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan
keadaan miskin itulah, menurut Prayetno (2013) berbagai permasalah sosial akan
muncul baik di lingkungan keluarga, sosial atau masyarakat. Menurut Sugiarti
(2014) permasalahan-permasalahan sosial itu dapat dilihat dalam wujud ekspresi
seseorang dalam melakukan kejahatan.
Menurut Anisa (2020) ada banyak penyebab dari tindak kriminalitas yang
dilakukan oleh seseorang, diantaranya yaitu watak yang menjadi bawaan lahir,
rasa ingin diakui, gangguan psikologi, kemiskinan, dan lain-lain. Tinjauan yuridis
terhadap kejahatan harta benda dan bagaimana penerapan kasus pencurian
menurut Pasal 365 KUHP, yang terdapat dalam Buku II Bab XXII, dalam Kurnia
(2018) menegaskan bahwa pencurian merupakan tindakan sengaja mengambil
atau menguasai barang/hasil curian tanpa izin dan kemudian sama – sama
mengakibatkan kerugian materil.
7. BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan bagian yang cukup penting. Dengan penyajian
metode penelitian ini, peneliti memberikan pertanggungjawaban tentang cara-
cara yang dipilih untuk memperoleh jawaban atas problematika yang diajukan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
mengumpulkan data. Teknik wawancara /interview yang dimaksud adalah tata
cara tanya jawab sembari bertatap muka antara pewawancara dengan informan /
orang yang diwawancarai. Dalam pelaksanaan wawancara, interviewer
menggunakan pedoman wawancara dengan pengembangan seperlunya.
Keterangan : Lokasi wawancara di Polsek Pancur, Jl. jatirogo No.96 Kecamatan
Pancur, Kabupaten Rembang.
1. Lokasi Penelitian
8. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti kali ini adalah di Polsek
Pancur, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah. Alasan memilih tempat ini adalah narasumber atau informan dalam
wawancara kali ini merupakan bapak Polisi yang menangani kasus tersebut.
Berikut ini adalah dokumentasi lokasi penelitian kami.
2. Waktu Penelitian
Kami melakukan penelitian konflik sosial di Polsek Pancur ini pada hari Jum'at
tanggal 24 Februari 2023, tepatnya pada saat pulang sekolah sekitar jam 13:00.
Sebelumnya kami sudah menghubungi salah satu anggota polisi Polsek Pancur
untuk kami wawancarai. Durasi wawancara sekitar 15 menit,
3. Subjek Penelitian
Dalam wawancara penelitian kasus pencurian motor ini, yang dijadikan informan
atau subjek dalam penelitian adalah Bapak Bagus Dwi Hendra Yuniarko selaku
Aipda Polsek Pancur dan Kapolres Rembang. Sedangkan objek penelitian yang
kami sampaikan adalah Kasus pencurian motor yang baru-baru ini terjadi di Desa
Wuwur, Kecamatan Pancur. Berikut ini adalah dokumentasi saat kami melakukan
wawancara dengan informan.
9. Keterangan: Suasana wawancara berlangsung. Tampak Informan didampingi
dengan koleganya, dalam menjawab pertanyaan kelompok kami (Sumber:
Dokumen Kelompok)
4. Pedoman Wawancara
Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun panduan wawancara yang
dapat dipergunakan untuk membantu mengarahkan pembicaraan ke topik
penelitian dan rumusan masalah yang perlu digali permasalahannya. Panduan
wawancara bervariasi dari yang ditulis dengan sangat rinci hingga relatif longgar.
Tetapi itu semua pada dasarnya adalah untuk membantu mengetahui apa yang
harus ditanyakan. Kami susun pedoman pertanyaan dengan menggunakan urutan
pertanyaan mulai dari; seperti apa, bagaimana mengajukan pertanyaan, dan
bagaimana mengajukan tindak lanjut. Dalam penelitian, wawancara sangat
berguna untuk mendapatkan cerita di balik pengalaman informan. Kami
(pewawancara) menggali informasi mendalam tentang topik pencurian sepeda
motor. Berikut merupakan pedoman wawancara penelitian kami.
1. Apakah bapak bisa menceritakan riwayat pendidikan bapak?
10. 2. Bagaimana cara mendaftar menjadi anggota polisi dan syarat apa saja yang
harus dipenuhi?
3. Selama bapak mengabdi di polsek Pancur apakah bapak pernah menangani
kasus pencuriam motor?
4. Bagaimana proses kejadian pencurian motor tersebut?
5. Kapan terjadinya kasus pencurian motor tersebut?
6. Dimana kejadian tersebut terjadi?
7. Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan?
8. Dampak apa yang terjadi kepada masyarakat setelah terjadi kejadian
tersebut?
9. Bagaimana konflik lanjutan dari kasus pencurian motor tersebut?
10. Apa suka duka bapak selama menjadi anggota polisi?
11. Apa Saja kendala yang bapak alami ketika menangani kasus?
12. Apa harapan bapak bagi generasi muda?
5. Dokumentasi Wawancara
Berikut ini merupakan dokumentasi suasana Polsek Pancur dan hasil wawancara
kelompok kami dengan Kapolsek Pancur yang telah diunggah pada channel
youtube dengan link https://youtu.be/M3zbmazCwBI dan
https://youtu.be/K9rm2CMuqVg.
11. Keterangan: Tampak para siswa sedang melakukan wawancara dengan Informan
(Sumber: Tangkapan layar youtube pada channel SMA N 1 Pamotan)
12. BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Profil Informan
Bapak Bagus Dwi Hendra Yuniarko, merupakan polisi dengan pangkat AIPDA di
Polsek Pancur dan Polres Rembang, beliau merupakan lulusan SMAN 1 Pamotan
tahun 2000 kemudian melanjutkan di pendidikan kepolisian dan lulus pada tahun
2023.
Selama Bapak Bagus Dwi HY mengabdi sebagai AIPDA di Polsek Pancur, beliau
banyak menangani kasus, salah satunya yang baru saja terjadi adalah kasus
pencurian motor yang terjadi di Desa Wuwur, Kecamatan Pancur, Kabupaten
Rembang.
Keterangan : Sesi mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bagus Dwi HY, saat
usai wawancara,
Selama beliau mengabdi sebagai polisi beliau menceritakan berbagai kendala yang
beliau alami, salah satu kendalanya adalah waktu bersama keluarga yang singkat,
karena beliau harus menjalankan kewajibannya sebagai Polisi.
13. Beliau juga memberikan nasihat kepada kita untuk selalu semangat dalam
menggapai cita-cita, karena indonesia menjadi apa itu tergantung dari apa yang
generasi muda cita-citakan.
2. Modus Pencurian Sepeda Motor
Kejadian pencurian motor itu memang benar terjadi, tepatnya didesa Wuwur,
menurut wawancara yang kami lakukan informan menjelaskan bahwa kejadian
tersebut terjadi pada malam hari, sekitar jam 21:00 saat korban baru pulang kerja.
Saat itu korban lupa memasukkan kendaraannya kedalam rumah dan langsung
tidur, ketika korban bangun pada tengah malam untuk memasukkan motornya,
korban tidak melihat motornya ada di luar rumah. Kemudian korban langsung
melaporkan kejadian itu ke Polsek Pancur. Memang benar adanya pencurian
motor
3. Motif Pencurian Sepeda Motor
Menurut Bapak Bagus, saat kami menanyakan apa motif pelaku tersebut adalah
faktor ekonomi yang melandasi pelaku melakukan aksinya, terdesak ekonomi yang
sedang turun mungkin, dan ada faktor lain. Kedua, faktor keinginan yang tidak
tercapai, maksudnya adalah mungkin pelaku tersebut tidak memiliki kendaraan
motor sehingga keinginan dia, atau nafsu dia sedang menguasai dirinya sehingga
timbul rasa untuk mencuri motor tersebut. Setelah pelaku mendapatkan motor
tersebut, motor itu ditaruh di rumah temannya yang kemudian satu hari
setelahnya dijual oleh pelaku.
4. Pelaku Pencurian
Pak Bagus menjelaskan bahwa pelaku berasal dari desa Wuwur sendiri. Pelaku
berjumlah 2 orang ,pelaku pertama bertugas mengantarkan pelaku 2 sedangkan
pelaku 2 bertugas sebagai pengambil barang curian tersebut. Pelaku pencurian
tersebut dalam melakukan aksinya tidak menentu dalam mendapatkan jumlah
14. curian, tergantung pada target pelaku, dan tergantung pada kesempatan pelaku
serta pada pukul yang tidak menentu. Pelaku selama ini sudah mencuri di 4 tkp,
sukoharjo. Setelah diusut dan diproses jalur hukum, hukuman untuk kasus
pencurian ini adalah berdasarkan pada pasal 363 KUHP pasal pidana, dengan
ancaman 5 tahun penjara.
5. Sistem Keamanan Sosial
Disinggung soal penjagaan di Desa Wuwur tersebut, pak Bagus mengatakan
bahwa "sudah ada penjagaan di tiap desa, siskamling juga, karena termasuk warga
sendiri dari Desa Wuwur, maka yang lain tidak curiga". Kata Pak Bagus,
sebelumnya warga memang sudah siskamling, setelahnya jadi ditingkatkan, dari
sebelumnya 5 orang menjadi 10 orang. Menurut pak Bagus, setelah konflik
curanmor ini Alhamdulillah tidak ada konflik lain, dan keadaan masih kondusif.
Pesan dan himbauan dari bapak kepolisian Pancur mengenai kasus ini adalah
"setiap memarkirkan motornya tolong dikunci dan kemudian dikunci stang dan
diamankan, kalau perlu digembok biar lebih aman, jangan ditaruh diluar kalo
malam hari".
6. Dampak Terjadinya Pencurian Sepeda Motor
Dari peristiwa konflik sosial ini tentu saja berdampak pada masyarakat sekitar.
Dampaknya adalah masyarakat merasa resah, dengan adanya pencurian ini,
karena sebelumnya juga sudah ada pencurian kecil-kecil, seperti pencurian ayam,
pencurian mesin-mesin, serta pencurian alat pompa air dan lainnya.
7. Siapa yang diuntungkan?
Dari kejadian ini tentu saja terdapat pihak yang diuntungkan dan dirugikan, pihak
yang diuntungkan adalah pelaku itu sendiri, dan dirugikan adalah masyarakat dan
korban yang merasa resah.
15. BAB V
PENUTUP
1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut;
● Polsek Pancur pernah menangani kasus pencurian motor. Kejadian
pencurian motor terjadi pada malam hari ketika pemilik motor pulang kerja
pukul 21.00 wib saat korban lupa memasukkan motor korban ketiduran
lalu saat korban bangun ingin memasukkan motornya saat itu juga motor
korban sudah di curi oleh pelaku.
● Pelaku menggunakan hasil pencurian motor untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari
● Warga resah pasca terjadinya pencurian sepeda motor.
2. SARAN
Tetap waspada jangan taruh sembarangan kunci sepeda motor serta jangan
lalai menaruh barang - barang berharga.
16. DAFTAR PUSTAKA
Anisa, D. (2020). Korelasi Kemiskinan Dan Kejahatan. Sol Justisio, 2(2 DESEMBER),
250-255.
Kurnia, L. C. (2018). Tinjauan Yuridis Terhadap Kejahatan Harta Benda Menurut
Pasal 365 Kuhp Tentang Pencurian Dengan Kekerasan. Lex Crimen, 7(3).
Prayetno, P. (2013). Kausalitas Kemiskinan terhadap Perbuatan Kriminal
(Pencurian). Media Komunikasi FPIPS, 12(1).
Sugiarti, Y. (2014). Kemiskinan sebagai salah satu penyebab timbulnya tindak
kejahatan. Jendela Hukum, 1(1), 37186.
Rahman, P. A., Firman, F., & Rusdinal, R. (2019). Kemiskinan Dalam Perspektif Ilmu
Sosiologi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), 1542-1548.
Rosana, E. (2019). Kemiskinan Dalam Perspektif Struktural Fungsional. Al-Adyan:
Jurnal Studi Lintas Agama, 14(1), 19-34.