2. TUGAS DAN WEWENANG MENKO POLHUKAM
2
Dalam
melaksanakan
tugas, secara
teknis operasional,
berpedoman pada
Peraturan Presiden
No. 43 Tahun 2015
yang menyatakan
bahwa
Kementerian
Kordinator
melakukan
koordinasi,
sinkronisasi, dan
pengendalian
Pentingnya kerja
Tim dan
keharusan
melepaskan ego
sektoral
sehingga semua
aktifitas
pemerintahan
menggambarkan
visi dan misi
Presiden/Wapres
bukan visi
Kementerian/
Lembaga.
Jika terjadi
tumpang tindih,
saling kunci, saling
menghindar Menko
dapat melakukan
“veto”. Istilah veto
bukan serta merta
melakukan
pembatalan atau
pengambilalihan
secara sepihak
melainkan dalam
rangka
pengendalian guna
mencari
penyelesaian
secara baik.
3. ARAHAN PRESIDEN
3
Pada Tgl. 20 Oktober 2019
saat Pidato Pengambilan
Sumpah Presiden:
▪ Pembangunan SDM
▪ Melanjutkan
pembangunan
infrastruktur
▪ Menyederhanakan
regulasi
▪ Menyederhanakan
birokrasi
▪ Transformasi ekonomi
ke arah daya saing
manufaktur dan jasa
moderen.
Pada Tgl. 21 Oktober 2019
saat pemanggilan untuk
penugasan sebagai Menko
Polhukam :
▪ Rendahnya indeks
persepsi
pembangunan hukum
▪ Isu Perlindungan HAM
▪ Penguatan Lembaga
Penegak Hukum
▪ langkah-langkah
deradikalisasi guna
memperkuat integrasi
teritori dan ideologi.
▪ Perubahan UU Pemilu
4. ISU SENTRAL: PERUBAHAN UU PEMILU
4
1
Pasca Pemilu 2019 perlu
adanya evaluasi dan revisi
UU Pemilu.
2 Terdapat isu kecurangan horizontal,
yang dilakukan oknum partai dan
simpatisan di tingkat bawah secara
silang. Beda dengan dulu yang
bersifat vertikal oleh aparat.
3
Sudah ada penguatan kelembagaan
dan instrumen hukum untuk
menjaga agar Pemilu luber jurdil.
Masalah pengaturannya terarah pada:
a. Implementasi Pemilu Serentak
b. Presidential threshold
c. Sistem Pemilu
4
5
Perubahan melalui prolegnas
mulai tahun 2020 agar:
a. Steril dari kepentingan
politik jangka pendek.
b. Segera bisa dibawa ke MK
jika ada yang keberatan.
6
Tidak alergi dengan perubahan karena
memang ada perkembangan situasi
yang menuntut itu.
5. ISU SENTRAL: PENYELESAIAN DUGAAN PELANGGARAN HAM
5
Masih adanya kasus dugaan pelanggaran HAM masa lalu yang
belum tuntas.
Kasus masa lalu: Kasus 1965, Talangsari, Tanjung Priok, 1998, dan
sebagainya.
Dugaan Pelanggaran HAM yang dianggap masih baru: Peristiwa 22
Mei 2019, Pelanggaran HAM di Papua, dan kasus Novel Baswedan.
Arah penyelesaian: kasus masa lalu segera diputus dan diakhiri
melalui perdamaian dan mencoba lagi dengan RUU KKR.
Untuk kasus yang relatif baru diungkap dan diproses sesuai dengan
hukum yang berlaku.
6. ISU SENTRAL: PENEGAKAN HUKUM
Penegakan hukum
dianggap lemah
Ada situasi kolutif:
aparat digunakan
untuk melindungi
pelanggar, modusnya
ada juga yang
membelokkan
perdata menjadi
pidana.
Untuk
mengimbangi isu
pelemahan KPK
seharusnya
Kejagung dan
Kepolisian
melakukan langkah
seperti KPK.
Kejagung dan
Kepolisian bisa
melakukan langkah
yang bagus asal
bisa keluar dari
belenggu yang
selama ini
menyelimutinya
1 2 3 4
6
7. ISU SENTRAL: DERADIKALISASI
7
▪ Sasarannya perubahan ideologi dan sistem pemerintahan.
▪ Radikalisme sebagai fakta: bentuknya organisasi yang sudah dilarang,
organisasi tanpa bentuk, dan penyesatan ajaran.
▪ Pelurusan narasi dengan: “ummat Islam tidak radikal, justru ummat Islam anti
dan melawan radikalisme; kalau ummat Islam radikal negara tentu sudah runtuh”.
▪ Terdapat protes bahwa isu radikalisme merupakan represif terhadap
ummat Islam karena yang ditindak selalu orang Islam.
01
02
03
04
▪ Kalau kebetulan yang ditindak adalah orang Islam itu adalah fakta hukum.
Tapi radikalisme tidak terkait dengan agama tertentu.
05
9. 4
▪ Rendahnya skill ASN;
▪ Kelembagaan belum
efektif dan akuntabel;
▪ Kualitas pelayanan
publik belum merata.
3
▪ Overcrowding Lapas
dan Rutan
▪ Rendahnya peringkat
aspek penegakan
kontrak, penyelesaian
kepailitan, dan
mendapatkan kredit.
(EoDB Index, 2019)
2
▪ Melemahnya
multilateralisme dan
menguatnya
unilateralisme
▪ Terbatasnya pelibatan
peran non state actors
dalam Key Performance
Indicator (KPI).
1
Belum Kokohnya
Kelembagaan Demokrasi
▪ Biaya politik tinggi; dan
▪ Partisipasi politik
belum optimal.
Belum Optimalnya
Pelaksanaan Kebijakan LN
Belum Optimalnya
Penegakan Hukum
Belum Optimalnya Kinerja
Kelembagaan Birokrasi dan
Pelayanan Publik
5
▪ Maraknya serangan
siber berbasis
malware
▪ Perlombaan teknologi
persenjataan-hybrid
warfare;
▪ Kejahatan
transnasional;
▪ Sengketa perbatasan.
Ancaman Perang
Non-Konvensional
Terhadap Kedaulatan Negara
9
ISU STRATEGIS BIDANG POLHUKAM 2020-2024
10. Penguatan Kemampuan
Pertahanan
PP 1
Penanggulangan Narkotika dan
Penguatan Kamtibmas
PP 5
Penguatan Sistem Peradilan dan
Upaya Anti Korupsi
PP 3
Peningkatan Diplomasi Politik dan
Kerjasama pembangunan
Internasional
PP 2
Penanggulangan Terorisme,
Peningkatan Keamanan Siber, dan
Penguatan Keamanan Laut
PP 4
10
PROGRAM PRIORITAS BIDANG POLHUKAM
11. 1. Meningkatkan Posisi Kekuatan
Pertahanan
2. Meningkatkan stabilitas kawasan dan
kerjasama pembangunan internasional
3. Menegakan Hukum dan Anti Korupsi
4. Membasmi peredaran dan
penyalahgunaan Narkoba,
penanggulangan terorisme, serta
gangguan Kamtibmas.
5. Meningkatkan Keamanan Siber
11
KEBIJAKAN BIDANG POLHUKAM
12. STRATEGI KOORDINASI BID. POLHUKAM
Peningkatan Diplomasi Politik dan Kerjasama pembangunan Internasional
Penguatan Diplomasi Politik-Keamanan dan Perbatasan; Penguatan Perlindungan WNI di Luar Negeri; dan Penguatan
Kerjasama Pembangunan Internasional
Penanggulangan Narkotika dan Penguatan Kamtibmas
Pencegahan, Pemberantasan, dan Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkotika; dan Peningkatan Pemeliharaan
Keamanan dan Ketertiban
12
Penguatan Sistem Peradilan dan Upaya Anti Korupsi
Penguatan Regulasi, Perbaikan Peradilan Perdata untuk Kemudahan Berusaha; Perbaikan Peradilan Pidana dengan
Pendekatan Keadilan Restoratif; Penguatan Upaya Anti Korupsi; dan Penataan Biaya Politik
Penanggulangan Terorisme, Peningkatan Keamanan Siber, dan Penguatan
Keamanan Laut
Pencegahan dan Pemberantasan Terorisme; Penguatan Ketahanan dan Keamanan Siber; dan Penguatan
Keamanan Laut
Penguatan Kemampuan Pertahanan
Peningkatan Kekuatan Pertahanan; Penguatan Kemandirian Pertahanan; dan Penguatan Kapasitas
Kelembagaan Pertahanan dan Keamanan di Wilayah Perbatasan dan Pulau Terluar
13. .
BIDANG HUKUM
BIDANG HANKAM
.
BIDANG POLITIK
Melaksanakan pembinaan dan penertiban
Ormas dengan melibatkan K/L terkait
Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan
pengendalian penyelenggaraan Pilkada
Serentak Tahun 2020
Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan
pengendalian percepatan pembangunan
Papua Damai dan Sejahtera
Peningkatan bantuan kerjasama dengan
negara-negara Pasifik Selatan
Mendorong proses Mutual Evaluation
Review (MER) sebagai syarat full member
FATF (Financial Action Task Force)
Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila dan
Penguatan Wawasan Kebangsaan
Roadmap Penyelesaian Dugaan Kasus
Pelanggaran HAM Berat
Rancangan Perpres tentang Dewan
Kerukunan Nasional
Sinergi antar K/L dalam penanganan
hoax di media sosial
Sinkronisasi Gelar Kekuatan TNI dengan
Pembangunan Nasional
. Pembentukan Pusat Krisis Nasional
.
Penyelesaian Permasalahan Slot Orbit
Satelit 123° BT
Penanganan Tanggap Darurat
Kebakaran Hutan dan Lahan
(Karhutla) Secara Berkelanjutan
13
LANGKAH-LANGKAH YANG MENJADI ATENSI