2. Awal berdirinya islam
Periode mekah.
◦ Makkah adalah lembah yang sangat tandus kondisi geografis seperti inilah berpengaruh besar dalam
membentuk sikap dan watak masyarakatnya. Pada umumnya penduduk makkah bertempramen buruk
dan tidak mampu berpikir secara mendalam. Ditambah dengan sistem politik di Makkah, yang dilakukan
oleh pemuka-pemuka kaum qurays untuk mempertahankan jabatan, kedudukan atau kekuasaan
mereka. Sehingga hal itu juga berpengaruh pada watak dan perilaku mereka yang cenderung lebih
agresif, egois, keras kepala serta tidak mudah bagi mereka untuk dapat menerima pendapat atau
keyakinan orang lain.
3. Periode madinah
PERIODE MADINAH
Pada saat itu Jibril datang menemui Rasulullah dan mengabarkan kepadanya tentang
kesepakatan kaumnya. Dia menyuruh Rasulullah untuk segera hijrah. Orang-orang kafir
berkumpul di sekeliling rumah rasulullah. Kemudian Rasulullah keluar sanmbil menebarkan debu
di atas kepala mereka yang membuat mereka pingsan.[2] Peristiwa pengepunan itulah yang
menandai awal pergerakan (hijrah) Nabi menuju Madinah. Di kala kaumnya sudah benar-benar
menentang dan ingin mebunuh Nabi, sebagi bukti tanda penolakan kan kebenaran yang dibawah
oleh Nabi. Maka dimulailah hidup baru oleh umat Islam dengan harus hijrah.
4. Perkembangan islam pada masa abu
bakar
Kemajuan yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun,
antara lain:
1. Perbaikan sosial (masyarakat)
2. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam
3. Pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an
4. Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam
5. Meningkatkan kesejahteraan umat.
5. PERKEMBANGAN MASA UMAR BIN
KHATTAB
Perkembangan islam pada masa Umar bin Khattab Secara fisik, adalah orang pertama yang
memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah serta Masjid
Nabawi di Madinah. Khalifah Umar juga gencar melakukan pembangunan masjid disetiap desa-
desa di wilayah kekuasaan Islam serta membangun banyak madrasah sebagai sarana pendidikan
formal. Kota-kota yang mengalami perkembangan pesat antara lain bashrah dan kufah.
Pada masa khalifah Umar juga berhasil membangun banyak fasilitas umum mulai dari kantor-
kantor pemerintahan, markas-markas militer, perumahan sipil, jalan, jembatan dan yang paling
vital adalah sistem irigasi untuk pertanian, air minum, dan juga transportasi alternatif. Pada 17
H, umar memerintahkan langsung untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak di Madinah demi
perbaikan penunjang ibadah haji, membangun tempat-tempat berteduh antara Mekkah dan
Madinah, membersihkan sumur yang tersumbat serta penggalian sumur baru sebagai sumber
air. Beliau juga yang menetapkan tahun hijriyah sebagai tahun umat Islam.
6. UTSMAN BIN AFFAN
Kebijakan yang dilakukan oleh utsman bin affan
1. Melanjutkan Ekspansi Wilayah Islam
2. Membentuk Armada Laut yang Kuat
3. Menggiatkan Pembangunan
4. Menulis Kembali Penulisan Mushaf Al-Qur’an
7. ALI BIN ABI THALIB
Pwristiwa yang terjadi yaitu Thalhah dan kawan-kawan melancarkan Peristiwa pembai’atan ini
terjadi pada hari Jum’at,13 Dzul Hijjah 35 H./23 Juni 656 M di Mesjid Nabawi, seperti pembai’atan
para khalifah sebelumnya. Segera setelah dibai’at, khalifah Ali mengambil langkah-langkah politik,
yaitu:
a. Memecat para pejabat yang diangkat oleh Utsman, termasuk didalamnya beberapa
gubernur lalu menunjuk penggantinya.
b. Mengambil tanah yang telah dibagikan Utsman kepada keluarga dan kaum kerabatnya.
c. Memberikan kepada kaum muslimin tunjangan yang diambil dari bait al-mal, seperti yang
pernah dilakukan oleh Abu Bakar, pemberian dilakukan secara merata, tanpa membedakan
sahabat yang lebih dulu memeluk agama Islam atau yang belakangan.
d. Meninggalkan kota Madinah dan menjadikan kota Kufah sebagai pusat pemerintahan.
8. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA
BANI UMAYYAH
Daulat Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sofyan bin Harb bin Umayyah pada tahun
41 H. Berdirinya daulah ini, karena Muawiyah tidak mau meyakini kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.
Sehingga pada waktu itu terjadi perang saudara dalam perang Siffin (37/657), sehingga pada
akhirnya Ali terpaksa menghentikan perang dan berjanji untuk menerima tahkim serta
mengadakan perundingan. Peristiwa tahkim yang justru merugikan Ali, mengakibatkan banyaknya
pengikut Ali telah ingkar yang dikemudian hari disebut kaum khawarij. Oleh karena itu umat
Islam pada saat itu terbagi menjadi 3 golongan:
1. Bani Umayah dipimpin oleh Mu’awiyah
2. Syi’ah atau pendukung Ali, yaitu golongan yang mendukung kekhalifahan Ali
3. Khawarij yang menjadi lawan dari kedua partai.
9. Kemajuan pada masa bani umayyah
Perkembangan daerah umat Islam pada masa Bani Umayyah diikuti pula dengan kemajuan
diberbagai bidang, pembangunan berjalan pesat , baik dalam segi dakwah maupun
pembangunan material. Umat Islam memahami isi al-Quran yang merupakan pedoman hidup.
Dari al-Quran umat Islam menjabarkan berbagai cabang ilmu yang terknadung didalamnya.
Kemajuan umat Islam dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Kemajuan dibidang dakwah
Umat Islam mampu menyebarkan agama Islam ke Tiongkok, India, Maroko dan Spayol
(Andalusia)
Kemajuan dalam bidang politik
pembentukan wasir dan perdana mentri, pembentukan kelembagaan Negara, pembentukan tata
usaha.
Kemajuan dalam bidang militer
10. Lanjutan…
Pasukan pengintai atau talaiah yang dibentuk pemerintah Bani Umayyah untuk mengintai kekuatan
musuh, Pasukan inilah yang kemudian menjadi ujung tombak penyebaran kekuatan pasukan Islam
Bani Umayyah, yang wilayah kekuasaannya meliputi Asia, Afrika dan Eropa.
Kemajuan dalam bidang sosial budaya
Kemajuan dalam bidang bahasa dan sastra, kemajuan dalam bidang seni rupa, seni bangunan atau
arsitektur.
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan
Ilmu Qiro’at, Ilmu tafsir, Ilmu hadits, Tata bahasa arab, Ilmu kimia, Ilmu kedokteran, Ilmu sejarah, Ilmu
seni arsitektur, Berdiri juga berbagai macam sekolah.
Kemajuan dibidang pemerintahan
menggali sumber pendapatan negara dari berbagai sektor, pertanian, perdagangan dan industri.
12. TEORI
GUJARAT
TEORI
MEKKAH
Teori ini sendiri dikemukakan oleh salah satu sarjana Belanda dari
Universitas Leiden pada abad ke-19 yang bernama J. Pijnapel, ia
mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke-7 H sampai abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di
India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab.
Menurutnya, orang-orang Arab bermazhab Syafei telah bermukim di
Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke7 Masehi), namun yang
menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang
Arab langsung Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan
pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia
timur, termasuk Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini
dan disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck
Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di
kota-kota pelabuhan Anak Benua India.
Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka
hubungan dagang dengan Indonesia dibanding dengan
pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan
orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang
Arab yang datang ini kebanyakan adalah keturunan Nabi
Muhammad yang menggunakan gelar “Sayid” atau
“Syarif ” di depan namanya.
Teori Mekkah ini dikenalkan oleh ulama sekaligus sastrawan
Indonesia yaitu Haji Abdul Karim Amrullah atau Hamka pada
tahun 1958, ia mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke
Indonesia itu langsung dari Mekkah atau Arab. Proses ini berlangsung
pada abad pertama Hijriyyah atau abad ke-7 M.
Pendapatnya sendiri ia sampaikan pada saat orasi Dies Natalis
Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak
seluruh anggapan para sarjana barat yang mengemukakan bahwa
Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan
argumentasi yang dijadikan bahan rujukan Hamka adalah sumber
lokal Indonesia dan sumber Arab.
Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak
dilandasi oleh nilai nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi
spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur
perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh
sebelum tarikh masehi.
Dalam hal ini, teori Hamka merupakan sanggahan terhadap
Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap
prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang cenderung
memojokkan Islam di Indonesia.
13. TEORI
PERSIA
Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat,
sejarawan dan ilmuwan pribumi pertama asal Banten, ia mengatakan
bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah
Persia atau Parsi (kini Iran) pada abad pertama Hijriyyah atau abad ke-
7 M. Dalam memberikan argumentasinya pada sekitar tahun 1886 -
1960, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya pada kesamaan
budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia.
Kesamaan budaya ini dapat dilihat pada masyarakat Islam
Indonesia antara lain Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai
sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi
Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di
Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari
bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi.
14. PROSES PENYEBARAN ISLAM
DI INDONESIA
1. Proses Melalui Perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang
muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim,
misalnya Pekojan, Jakarta Barat. Saluran ini merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah
masuknya Islam ke Indonesia.
2. Proses Melalui Perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang
yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga
akhirnya pasangannya itu ikut menganut Islam.
3. Proses Melalui Dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi
penerangan tentang agama Islam seperti yang dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya.
4. Proses Melalui Pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna
memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya.
5. Proses Melalui Seni Budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni
budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten
(upacara untuk memperingati ulang tahun Nabi Muhammad SAW), dan seni sastra.
6. Proses Melalui Tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir
masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha.
15. PERAN WALISONGO DALAM
PENYEBARAN ISLAM
Walisongo (Wali Sembilan) sendiri adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali
didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah).Para
Walisongo adalah pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam
beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-
tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan. Adapun
nama-nama dari Walisongo tersebut, yaitu :
• Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim,
• Sunan Ampel atau Raden Rahmat,
• Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim,
• Sunan Drajat atau Raden Qasim,
• Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq,
• Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin,
• Sunan Kalijaga atau Raden Sahid,
• Sunan Muria atau Raden Umar Said,
• Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.
16. Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam pada Masa Modern
1. Islam tidak membenarkan sikap terlalu membanggakan terhadap generasi sebelumnya
2. Mendorong semangat umat islam untuk berjuang
3. Mendorong umat islam untuk meraih kemajuan yang hakiki
4. Mendorong umat islam untuk memiliki prinsip hidup yang kuat
5. Mendorong umat islam untuk memahami hakikat hidup dan kehidupan