A. Perkembangan akidah, ilmu pengetahuan, dan sastra merupakan fokus utama dokumen ini. Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Iqbal, dan Muhammad Abduh dipaparkan sebagai tiga tokoh kunci periode modern.
B. Muhammad bin Abdul Wahab dikenal sebagai pendiri aliran Wahabiyah yang memperjuangkan pemurnian ajaran tauhid. Muhammad Iqbal dikenal sebagai sastrawan dan pemikir besar asal Pakistan. Muhammad Abduh dikenal sebag
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
Perkembangan Ilmu dan 3 Tokoh Pelopor Pembaharuan Pada Periode Modern
1. PERKEMBANGAN ILMU DAN 3 TOKOH PELOPOR PEMBAHARUAN PADA
PERIODE MODERN
THE DEVELOPMENT OF SCIENCE AND 3 FIGURES OF MODERN PERIOD
Nindia Ayu Puspitasari
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Email: 16522047@students.uii.ac.id
RINGKASAN
Banyak hal yang didapat dari pembaharuan selama periode modern dalam beberapa bidang
yang mencakup perkembangan akidah, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sastra dan juga
kebudayaan. Begitupun dengan gagasan-gagasan para tokoh pembaharuan yang sangat
berpengaruh pada saat itu menyebabkan lahirnya pemikiran-pemikiran baru. Perkembangan
dan pembaharuan pemikiran agama yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab serta
perkembangan sastra yang dipelopori oleh salah satunya adalah Muhammad Iqbal juga
pelopor perkembangan ilmu pengetahuan yang tak kalah melahirkan pemikiran baru yaitu
Muhammad Abduh. Ketiga nya membuat periode modern ini berkembang pesat dan mampu
dinamis dengan keadaan dan zaman.
SUMMARY
There’s many things that we can gained from renewal over the modern period in several
fields that includes the development of aqidah, science, politics, economics, literature and
culture. Likewise with the ideas of the influential renewal figures at that time led to the birth
of new thoughts. The development and renewal of religious thought pioneered by
Muhammad bin Abdul Wahab and the development of the literature pioneered by one of them
is Muhammad Iqbal also the pioneer of the development of science that is Muhammad
Abduh. they make this modern period is growing rapidly and able to dynamic with the
circumstances and times.
2. I. Pendahuluan
Kepercayaan dan keyakinan merupakan suatu hal yang akan terus mengusik hati.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “keyakinan” memiliki arti suatu
kepercayaan dan sebagainya yang sungguh-sungguh. Terhadap apapun keyakinan itu,
pasti timbul dari hati dan buah pikiran yang matang. Islam, merupakan identitas bagi
sebagian besar penduduk di muka bumi. Menyambung arti kata keyakinan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, keyakinan juga dapat di artikan dengan agama atau
religi yang berwujud konsep yang menjadi keyakinan (kepercayaan) para
penganutnya. Islam hadir dengan kedamaian dan berpedoman teguh dengan kitab Al
Quran.
Sejarah islam banyak dipelajari di seluruh penjuru dunia dan merupakan
pengetahuan umum bagi sejarah peradaban manusia di bumi. Islam telah ada sejak
zaman kenabian, sejak itu Islam terus berkembang hingga saat ini. Namun,
perkembangan islam tidak semudah apa yang kita lihat,saat ini, ajaran islam
mengalami mundur hingga akhirnya berjaya hingga saat ini. Banyak lika-liku yang
harus di jalani oleh tokoh-tokoh penyebar agama islam dan pengikut nabi Muhammad
SAW dalam masa ke masa.
Menurut Akhmad (2014) perkembangan dalam kehidupan islam, peliputi
pendidikan, politik, perdagangan dan kebudayaan dan seluruh perkembangan islam
dirangkum dalam sejarah islam , pemikiran dan peradaban islam terbagi menjadi tiga
periode, yakni: 1) Periode Klasik (650-1250M). 2) Periode Pertengahan (1250-
1800M). 3) Periode Modern (1800-sekarang)
Pada periode modern banyak terjadi perkembangan yang sangat pesat mengingat
kemajuan zaman dan pola pikir yang terus maju. Perkembangan tersebut mencakup
perkembangan akidah, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sastra dan juga
kebudayaan. Perkembangan akidah atau tauhid, ilmu pengetahuan, dan sastra
merupakan bahasan utama pada tulisan ini berikut dengan tiga tokoh terkait.
II. Pengertian Perkembangan dan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perihal berkembang.
Menyambung dari arti kata tersebut berkembang berarti menjadi bertambah sempurna
(tentang pribadi, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya). Maka dapat dimaknai
perkembangan adalah sebagai bentuk perluasan terhadap sesuatu, dapat berupa
3. perluasan pemikiran atau bertambahnya pengetahuan yang dimiliki bahkan dalam
suatu apapun. Perkembangan dapat mendasari terjadinya perubahan bagi seseorang
atau bagi suatu hal yang dapat menimbulkan pembaharuan. Sama halnya dengan
periode modern dalam pemikiran dan peradaban islam.
Ilmu pengetahuan merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap insan karena ilmu
pengetahuan akan mendasari pola pikir dan keyakinan terhadap sesuatu. Ilmu yang
baik adalah ilmu yang memiliki dasar-dasar atau sumber yang terpercaya dan bukan
merupakan suatu ucapan yang tidak diketahui asal muasalnya. Karena bisa jadi, ilmu
tersebut tidak dapat di pertanggungjawabkan. Pada masa periode modern muncul
tokoh-tokoh yang melakukan pembaharuan ilmu pengetahuan dalam islam. Ilmu
pengetahuan yang di maksud adalah ilmu tauhid maupun akidah. Tiga tokoh yang
akan menjadi pokok bahasan yaitu: Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Iqbal,
dan Muhammad Abduh.
Perkembangan akidah, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi dan juga kebudayaan
merupakan suatu kemajuan pada masa itu yang akhirnya memunculkan pemikiran-
pemikiran baru serta temuan yang sangat bermanfaat yang hingga kini masih di
pergunakan oleh hampir seluruh bangsa di dunia.
A. Perkembangan Agama
Masa modern ini memberi landasan intelektual bagi pembaruan di berbagai
bidang, termasuk dalam bidang Agama. Dalam istilah Arab, pembaruan di kenal
dengan nama Tajdid. Adapun secara istilah, Tajdid di formulasikan sebagai upaya
dan aktivitas untuk mengubah kehidupan umat islam dari keadaan yang sedang
berlangsung kepada keadaan yang hendak di wujudkan demi upaya kesejahteraan,
baik di dunia maupun di akhirat, di kehendaki oleh islam. Kata pembaharuan islam
mempunyai makna ”modernisasi”, yaitu ajaran islam yang bersifat relatif dan
terbuka untuk perubahan serta pembaruan. (Akhmad,2014)
Salah satu pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu aliran yang
bernama Wahabiah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah
Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787M). Pemikiran yang dikemukakan oleh
Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya untuk memperbaiki kedudukan umat
islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat
4. islam saat itu. Paham tauhid mereka telah tercampur aduk oleh ajaran tarikan yang
sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia.
Di setiap negara islam yang dikunjunginya, Muhammad bin Abdul Wahab
melihat makam syekh tarika yang bertebaran. Setiap kota, ke makam itu lah umat
islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh, syekeh atau wali yang telah
meninggal dunia di pandang orang yang berkuasa. Perbuatan ini merupakan paham
Wahabiah termasuk syirik karena permohonan tersebut tidak di paham lagi
dipanjatan kepada Allah SWT. Salah satu pelopor yang telah disebutkan diatas
adalah Muhammad bin Abdul Wahab dengan uraian biografi dan pemikiran-
pemikirannya sebagi berikut:
a. Biografi Singkat
Aliran Wahabiyah atau juga dikenal gerakan Wahabiyah, yang berpengaruh
pada pemikiran pembaharuan di abad ke-19. Pencetusnya tak lain ialah
Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787). Muhammad in Abdul Wahab
lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi. Perjalanan hidupnya yang panjang
dimulai dari selesainya ia mencari ilmu atau pengajaran di Madinah lalu ia
pergi merantau ke Basrah dan tinggal di kota ini selama empat tahun.
Selanjutnya ia berpindah ke Bagdad dan di sini ia bertemu dengan wanita
kaya lalu menikah. Namun, lima tahun kemudian istrinya meninggal, maka ia
pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan, dan ke Isfahan. Di Kota
Isfahan, ia sempat mempelajari filsafat dan tasawuf. Setelah bertahun-tahun
merantau, ia akhirnya kembali ke tempat kelahirannya di Nejed. Saat
berumur 9 tahun ia telah hafal Al Qur’an 30 Juz. Ia berguru kepada Syaikh
Sulaiman Al-Kurdi dan Muhammad Hayat Al-Sindi. Dari kedua gurunya
inilah ia mendapat pelajaran tentang bermacam-macam bid’ah dan
bahayanya.
Gerakan Wahabiyah
Gerakan yang dipelopori Muhammad bin Abdul Wahab diharapkan dapat
memperbarui pemikiran yang ditanamkan oleh masyarakat muslim.
Menurut Mayulis (2015) terdapat tiga faktor yang melatar belakangi
munculnya gerakan tersebut. Antara lain: a) Muh. Bin Abdul Wahab lahir
dalam lingkungan yang memiliki basis agama yang cukup kuat. b)
Pengaruh gurunya terutama Hayyat dan Ibn Sayf. c) Kondisi sosiologi
5. dan religious dan daerah - daerah yang dikunjungi sangat memperhatikan
terutama paham tauhid yang banyak menyimpang di ajaran Islam.
b. Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab
Muhammad bin Abdul Wahab mencetuskan pemikiran-pemikirannya
dilatarbelakangi oleh penilaiannya terhadap paham tauhid telah dirusak
oleh ajaran-ajaran tarekat yang semenjak abad 13 telah tersebar luas di
dunia Islam. Tauhid memang merupakan ajaran paling dasar dalam Islam.
Oleh karena itu, Muhammad bin Abd Wahhab mulai mencetuskan
pemikiran-pemikirannya secara tauhid. Antara lain:
1. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah SWT, dan orang yang
menyembah selain Allah SWT telah menjadi musyrik dan boleh
dibunuh.
2. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang
sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari
Allah, tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam
demikian juga telah menjadi musyrik.
3. Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai perantara dalam
doa juga merupakan syirik.
4. Meminta syafa’at selain dari kepada Allah Swt. adalah juga syirik.
5. Bernazar kepada selain dari Allah Swt. juga syirik.
6. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur’an, hadis
dan qias (analogi) merupakan kekufuran.
7. Tidak percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. juga merupakan
kekufuran.
8. Demikian pula menafsirkan al-Qur’an dengan ta’wil (interpretasi
bebas) adalah kufur.
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abd Wahhab yang
mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan di
abad ke-19 antara lain menurut Azzahra (2017) seperti berikut:
a. Hanya al-Qur’an dan hadislah yang merupakan sumber asli dari
ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama tidak merupakan sumber.
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c. Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup.
6. B. Perkembangan Sastra
Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang berkarya
sastranya bersifat islami di berbagai negara, misalnya Seorang sastrawan dan
pemikir besar, menjelang abad ke-20 telah lahir di Pakistan (1877-1938) yang
bernama Muhammad Iqbal, ia telah mengungkapakan filsafat tentang puisi
menggunakan bahasa Urdu dan Persi. Mustafa Lutfi Al-Manfaluti (1876-1926)
seorang sastrawan dan ulama Al Azhar. Dr. Muhammad Husain Haekal (1888-
1956) pengarang yang telah menulis Hayatu Muhammmad. Jamil Sidiq Az-
Zahawi (1863-1936)seorang perintis sajak moderen dan seorang penyair tua.
Abdus Salam Al-Ujaili (Lahir 1918) seorang sastrawan di Suriah dan juga seorang
dokter medis. Aisyah Abdurrahman seorang dokter dalam sastra klasik. Salah satu
pelopor yang telah disebutkan diatas adalah Muhammad Iqbal dengan uraian
biografi dan pemikiran-pemikirannya sebagi berikut:
a. Biografi Singkat
Muhammad Iqbal berasal dari keluarga golongan menengah di Punjab dan
lahir di Sialkot pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia kemudian
pergi ke Lahore dan belajar di sana sampai ia memperoleh gelar
kesarjanaan M.A. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold,
seorang Orientalis, yang menurut keterangan, mendorong pemuda Iqbal
untuk melanjutkan studi di Inggris. Pada tahun 1905, ia pergi ke negara ini
dan masuk ke Universitas Cambridge untuk mempelajari falsafat. Dua
tahun kemudian, ia pindah ke Munich di Jerman, dan di sinilah ia
memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf. Tesis doktoral yang diajukannya
berjudul: The Development of Metaphysics in Persia (Perkembangan
Metafisika di Persia).
Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di samping pekerjaannya
sebagai pengacara, ia menjadi dosen falsafat. Bukunya The Reconstruction
of Retigious Thought in Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang
diberikannya di beberapa universitas di India. Kemudian, ia memasuki
bidang politik dan pada tahun 1930, ia dipilih menjadi Presiden Liga
Muslimin. Di dalam perundingan Meja Bundar di London, ia turut dua kali
mengambil bahagian. Ia juga menghadiri Konferensi Islam yang diadakan
di Yerusalem. Pada tahun 1933, ia diundang ke Afghanistan untuk
7. membicarakan pembentukan Universitas Kabul. Dalam usia 62 tahun, ia
meninggal di tahun 1938. Berbeda dengan pembaharu-pembaharu lain,
Muhammad Iqbal adalah penyair dan filosof. Tetapi, pemikirannya
mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam mempunyai pengaruh
pada gerakan pembaruan dalam Islam.
b. Pemikiran Muhammad Iqbal
Pemikiran tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan
pintu ijtihad tetap terbuka.
2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam
syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan
tinggal diam.
3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan
dalam berpikir.
4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai
per- kembangan zaman.
5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki
Barat.
6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya
perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial
kemasyarakatan.
Dalam syair-syairnya sebagaimana dinyatakan oleh Harun (1988) Iqbal
mendorong umat islam supaya bergerak dan jangan tinggal diam, intisari
hidup adalah gerak, sedang hukum hidup ialah menciptakan, maka Iqbal
berseru kepada umat islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru.
Untuk keperluan ini umat islam harus menguasai ilmu dan teknologi, dengan
catatan agar mereka belajar dan mengadopsi ilmu dari barat tanpa harus
mengulangi kesalahan barat memuja kekuatan materi yang menyababkan
lenyapnya aspek etika dan spiritual.
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
8. Tercatat beberapa nama ulama besar yang berperan sebagai pembaharu bidang
pendidikan Islam yang muncul di Timur Tengah, seperti Muhammad Ali Pasya,
Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dari Mesir dan
sebagainya. Pada masa kemunduran Islam abad 13-18, segala warisan filsafat dan
ilmu pengetahuan diperoleh Eropa dari Islam, ketika umat Islam larut dalam
kegemilangan sehingga tidak memperhatikan lagi pendidikan, maka Eropa tampil
mencuri ilmu pengetahuan dan belajar dari Islam. Eropa kemudian bangkit dan
Islam mulai dijajah dan mengalami kemunduran. Hampir seluruh wilayah dunia
Islam dijajah oleh Bangsa Eropa. Penemuan-penemuan baru dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi muncul di Eropa. Misalnya dalam bidang mesin,
listrik, radio, yang semuanya itu menunjang semakin kuatnya Eropa terhadap
dunia Timur. Dunia jadi berbalik, dunia Timur terpukau dan terbius kemujuan
yang dialami Eropa (Izam, 2012). Salah satu pelopor yang telah disebutkan diatas
adalah Muhammad Abduh dengan uraian biografi dan pemikiran-pemikirannya
sebagi berikut:
a. Biografi Singkat
Muhammad Abduh adalah seorang ulama, pemikir dan pembaharu Mesir.
Beliau dianggap sebagai arsitek modernisme Islam karena pemikirannya
tentang pembaruan (modernisme). Ia lahir di Mahallah Nasr suatu
perkampungan agraris termasuk Mesir Hilir di propinsi Gharbiyyah pada
tahun 1265 H/1849 M. Ayah Muhammad Abduh bernama Abduh Hasan
Khairullah,berasal dari Turki yang telah lama tinggal di Mesir. Sedangkan
ibunya berasal dari bangsa Arab yang silsilahnya sampai ke suku bangsa
Umar bin Khatab. Walaupun kedua orang tuanya tidak memiliki latar
belakang pendidikan di sekolah, tetapi kedua orang tua Muhammad
Abdu memiliki jiwa keagamaan yang teguh. Muhammad Abduh lahir,
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa dalam lingkungan desa.
Lingkungan desa Muhammad Abduh adalah lingkungan orang-orang
miskin, seperti kehidupan di desa-desa lain di Mesir, dimana
penduduknya bekerja dengan sungguh-sungguh, beriman kepada Allah
dan yakin dihari kiamat kelak mendapat balasan dari-Nya. Muhammad
Abduh dikirim oleh ayahnya ke Tahta untuk belajar ilmu agama di masjid
Syekh Ahmad pada tahun 1862. Diriwayatkan bahwasanya selama 2
9. tahun belajar di Tahta, ia merasa tidak mengerti dan memahami apa-apa.
Maka ia pun mengatakan, bahwa metode yang dipakai pada saat itu yakni
metode menghafal diluar kepala, mengahafal. istilah-istilah tanpa
mengetahui makna dan maksudnya. Sehingga ia mengatakan metode dan
sistem pembelajarannya yang salah. Tahun 1865 M ia menikah, ketika itu
usianya baru 16 tahun, kemudian ia kembali berniat untuk menuntut ilmu.
Ia dididik oleh Syekh Darwisy Khadr, yang merupakan paman dari ayah
Muhammad Abduh. Syekh Darwisy adalah seorang pengikut tarekat
Sausiah, beliau inilah yang akhirnya mengubah jalan hidup Abduh,
karena ia mengetahui keengganan Abduh untuk belajar hingga menjadi
orang yang suka dan gemar akan buku-buku dan ilmu pengetahuan.
Akhirnya ia pergi ke Tahtan untuk meneruskan pelajarannya. Setelah ia
belajar banyak tentang ilmu pengetahuan dari Syekh Darwisy, ia pun
melanjutkan studinya ke al-Azhar pada tahun 1866 M. Pada waktu di al-
Azharlah ia bertemu dengan Jamaluddin al-Afghani tokoh Pan-Islamisme.
Al-Afghani pada saat itu datang ke Mesir dalam perjalanannya ke
Istanbul. Pada tahun 1871 al-Afghani hidup menetap di Mesir,
kepadanyalah Muhammad Abduh berguru. Ia merupakan murid al-
Afghani yang paling setia. Ia belajar filsafat kepada al-Afghani, demikian
juga politik karena al-Afghani terkenal dengan ilmu politiknya.
Muhammad Abduh wafat pada tanggal 11 Juli 1905 di Alexandria.
Setelah banyak melakukan modernisme dalam Islam dan juga banyak
mewarisi peninggalan berharga bagi generasi selanjutnya. (Abdul, 2015)
b. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh
1) Sistem dan Struktur Lembaga Pendidikan
Muhammad Abduh melihat bahwa semenjak masa kemunduran
Islam, sistem pendidikan yang berlaku di seluruh dunia Islam lebih
bercorak dualisme. Bila diteliti secara seksama, corak pendidikan yang
demikian lebih banyak dampak negatif dalam dunia pendidikan. Sistem
madrasah alam akan menghasilkan ilmu pengetahuan modern,
sedangkan sekolah pemerintah mengeluarkan tenaga ahli yang tidak
mempunyai visi dan wawasan keagamaan. Dengan melakukan lintas
disiplin ilmu antar kurikulum madrasah dan sekolah maka jurang
10. pemisah antara golongan ulama dan ilmuan modern akan dapat
diperkecil
2) Kurikulum
Muhammad Abduh bahkan mencoba dengan terobosan baru. Tahzib
al-Akhlaq (Pendidikan akhlak karangan Ibn Maskawaih ia ajarkan),
namun sejarah kemajuan Eropa dan Perancis karangan Guizot ia
berikan pula dalam kegiatan pengajarannya. Selain itu dalam
penyelenggaraan pendidikannya, Muhammad Abduh juga melakukan
penataan dalam bidang keuangan, administrasi, kurikulum, dan sarana-
sarana kependidikan (Asakarolina, 2011). Adapun kurikulum-kurikulum
pendidikan Muhammad Abduh yaitu:
a. Kurikulum Al-Azhar
Muhammad Abduh memasukkan materi pelajaran yang berbeda
dalam kurikulum pendidikannya dari kurikulum Al-Azhar, maupun
sekolah-sekolah Islam yang diselenggarakan ketika itu. Ia
memasukkan materi pelajaran seperti ilmu hisab (matematika),
aljabar, sejarah Islam, karang-mengarang, ilmu bahasa, dasar-dasar
ilmu hitung dan geografi. Pembaharuan ini mula-mula ia terapkan di
Al-Azhar, kemudian dikembangkan ke sejumlah institusi pendidikan
lainnya di Thanta, Dassuq, Dimyat, dan Iskandariah. Kurikulum
perguruan tinggi Al-Azhar disesuaikannya dengan kebutuhan
masyarakat pada masa itu. Dalam hal ini, ia memasukkan ilmu
filsafat, logika dan ilmu pengetahuan modern ke dalam kurikulum
Al-Azhar. Upaya ini dilakukan agar out putnya dapat menjadi ulama
modern. Harapannya, dengan mengadakan pembaharuan melalui Al-
Azhar maka pendidikan di dunia Islam akan mengikutinya.
b. Kurikulum Sekolah Dasar
Muhammad Abduh beranggapan bahwa dasar pembentukan jiwa
agama hendaknya telah dimulai semenjak masa kanak-kanak. Oleh
karena itu, mata pelajaran agama hendaknya dijadikan inti semua
mata pelajaran. Pandangan ini mengacu pada anggapan bahwa ajaran
agama (Islam) merupakan dasar pembentukan jiwa dan pribadi
11. Muslim. Dengan memiliki jiwa kepribadian muslim, rakyat Mesir
akan memiliki jiwa kebersamaan dan nasionalisme untuk dapat
mengembangkan sikap hidup yang lebih baik, sekaligus dapat meraih
kemajuan.
c. Kurikulum Sekolah Menengah dan Sekolah Kejuruan
Muhammad Abduh mendirikan sekolah menengah pemerintah
untuk menghasilkan tenaga ahli dalam berbagai lapangan
administrasi, militer, kesehatan, perindustrian dan sebagainya.
Melalui lembaga pendidika ini, Muhammad Abduh merasa perlu
untuk memasukkan beberapa materi, khususnya pendidikan agama,
sejarah Islam, dan kebudayaan Islam. Di madrasah-madrasah yang
berada di bawah naungan Al-Azhar, Muhammad Abduh mengajarkan
ilmu Manthiq, Falsafah, dan Tauhid, sedangkan selama ini Al-Azhar
memandang ilmu Manthiq dan Falsafah itu sebagai barang haram.
Kurikulum yang ditawarkan Muhammad Abduh tampaknya lebih
menekankan pada integralisasi antara ilmu pengetahuan agama dan
ilmu pengetahuan modern. Ia tidak menginginkan ada jurang
pemisah antara keduanya. Maka dari itu dilakukan lintas disiplin
ilmu antar kurikulum madrasah dan sekolah. Mula-mula ide
pembaharuannya diterapkan di Al-Azhar. Kemudian di sejumlah
institusi pendidikan lain. Di samping itu, pelajaran agama
menurutnya harus dijadikan sebagai inti dari semua mata pelajaran.
Ia mendirikan berbagai macam sekolah yang meniru sistem
pendidikan dan pengajaran barat, dari pembaharuan dalam bidang
pendidikan tersebut mewariskan dua tipe pendidikan pada abad ke
20. Tipe pertama sekolah tradisional. Tipe kedua, sekolah-sekolah
modern yang didirikan oleh pemerintah Mesir oleh para misionaris
asing. Kedua tipe lembaga pendidikan tidak mempunyai hubungan
sama sekali masing-masing berdiri sendiri. Adanya dua tipe
pendidikan tersebut juga berdampak kepada munculnya dua kelas
sosial dengan motivasi yang berbeda. Tipe yang pertama melahirkn
para ulama dam tokoh masyarakat yang mempertahankan tardisi,
sedangkan tipe sekolah kedua melahirkan kelas elit generasi muda
12. yang mendewakan dan menerima perkembangan dari Barat tanpa
melakukan filterisasi. Muhamad Abduh melihat terdapat segi-segi
negatif dari kedua bentuk pemikiran sehingga ia mengkritik kedua
corak lembaga ini. Oleh karena itu ia memandang bahwa jika pola
pikir yang pertama tetap di pertahankan maka akan mengakibatkan
umat Islam tertinggal jauh dan semakin terdesak oleh arus kehidupan
modern. semetara pola pikir yang kedua, Muhamad Abduh melihat
bahwa pemikiran modern yang mereka serap dari barat tanpa nilai
“religius” merupakan bahaya yang mengancam sendi agama dan
moral. Dari sinilah Muhamad Abduh melihat perlunya mengadakan
perbaikan terhadap kedua institusi itu sehingga dua pola pendidikan
tersebut dan saling menopang demi untuk mencapai suatu kemajuan
serta upaya untuk mempersempit jurang pemisah antara dua lembaga
pendidikan yang kelak akan melahirkan para generasi penerus.
III. Kesimpulan
Periode modern merupakan masa dimana perkembangan banyak terjadi.
Pembangunan dan pemikiran-pemikiran baru mulai bermunculan diiringi pula dengan
kemunculan tokoh-tokoh pelopor pembaharuan di setiap bidang-bidangnya.
Pembaharuan yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh tidak lain bertujuan untuk
mengembangkan masa sebekumnya dan memperbaiki pemikiran-pemikiran terdahulu
yang tidak berorientasi atau melenceng pada ajaran islam yang sesungguhnya. Tidak
hanya dalam bidang akidah atau ilmu agama, tetapi lebih luas dari itu bidang kesenian
maupun pengetahuan umum lainnya tokoh-tokoh islam pun turut andil di dalamnya.
Maka gagasan-gagasan dari para tokoh yang terlibat merupakan langkah-langkah
pembaharuan yang berpengaruh sampai sekarang.
13. Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Solihin, Akhmad. 2014. Perkembangan Islam Pada Masa Modern.
visiuniversal.blogspot.com
Adhi, Mayulis. 2015. Tokoh-tokoh Berprestasi Dalam Perkembangan Islam Pada Masa
Modern. Shekakau.blogspot.com
Susan, Azzahra. 2017. Tokoh-tokoh Pembaharuan Dunia Islam Masa Modern.
Pendidikanislam95.blogspot.com
Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam. : Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, Bulan
Bintang, Jakarta, 1988
Alfaqir, Izam. 2012. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam Pada Masa Modern.
sraksruk.blogspot.co.id
Kohar, Abdul. 2015. Pemikiran Muhammad Abduh. koankelfadeel.blogspot.co.id
Asrikarolina. 2011. Muhammad Abduh. asrikarolina.wordpress.com