SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
NEURAL TUBE DEFECT
Nike Wahyu Nur Andini
131711133110
Ismatulloh Jihan Alim
131711133111
DEFINISI
Neural tube defects (NTD) adalah suatu kelainan kongenital yang
terjadi akibat kegagalan penutupan lempeng saraf (neural plate)
pada minggu ketiga hingga keempat masa gestasi. Kelainan ini
dapat mengenai meningen, vertebra, otot, dan kulit. Kelainan
kongenital yang termasuk dalam NTD diantaranya anencephaly,
encephalocele, meningocele kranial, myelomeningocele, spinal
meningocele, lipomeningocele, spina bifida, dan beberapa cacat
otak lainnya. Spina bifida dan anencephaly merupakan dua bentuk
NTD yang paling umum. Kejadian NTD dapat diakibatkan oleh
beberapa faktor risiko seperti status gizi, prevalensi obesitas dan
diabetes, penggunaan suplemen asam folat dan / atau fortifikasi,
kehadiran toxic di lingkungan, dan predisposisi genetik yang
berbeda antara kelompok-kelompok etnis.
KLASIFIKASI
ETIOLOGI
Terdapat beberapa teori yang mendasari penyebab munculnya NTD yaitu :
1. Menurut teori developmental arrest, terhentinya proses penutupan
tabung saraf embrio merupakan salah satu mekanisme terjadinya
NTD maka disebut juga dengan istilah disrafia.
2. Ada teori lain yang menjelaskan bahwa NTD 12 disebabkan oleh
peningkatan tekanan intraventrikular karena produksi cairan
serebrospinal yang berlebihan yang mungkin menimbulkan celah
atau defek pada tabung saraf (teori hidrodinamik).
3. Sebagian besar NTD sering dilaporkan akibat dari kegagalan utama
dari penutupan tabung saraf embrio, namun ada beberapa bukti
klinis dan eksperimental yang kuat dalam mendukung kemungkinan
tabung saraf yang telah tertutup dapat membuka kembali (teori
neuroskisis).
4. Pada teori herniasi sekunder juga menjelaskan NTD terbentuk pada
stadium perkembangan bayi yang sudah lanjut (Satyanegara, 2010).
FAKTORRISIKO
Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya NTD yaitu :
1. Infeksi (toksoplasmosis, rickettsia)
2. Toksin
3. Multiparitas
4. Usia ibu (Satyanegara, 2010)
5. Kelainan metabolik seperti gangguan keseimbangan hormon,
diabetes, defisiensi mineral dan vitamin (terutama folat). (Boyles et
al, 2006)
6. Obat-obatan (golongan aminopterin, analgesik, klomifen, anti
kejang, sulfonamid, asam valproat). (Meethal et al, 2013)
7. Kelainan genetik (Zhang et al, 2013)
8. Riwayat kehamilan sebelumnya dengan defek tabung saraf (Arth et
al, 2015)
9. Status gizi ibu overweight/obes. (Leddy et al, 2008; Rasmussen et
al, 2008; Stothard et al, 2009)
10. Demam tinggi pada awal kehamilan (hipertermia). (Copp & Greene,
2014; Sudiwala et al, 2016)
PATOFISIOLOGI
 Terjadi akibat penutupan tabung saraf yang tidak sempurna pada usia embrionik
26-28 hari. Secara normal sistem saraf pusat (SSP) muncul pada awal minggu
ketiga sebagai suatu lempeng penebalan ektoderm berbentuk sandal, lempeng
saraf (neural plate) di regio middorsal di depan primitive node (nodus primitif).
Tepi-tepi lempeng ini segera membentuk lipatan saraf. Seiring dengan
perkembangan yang lebih lanjut, lipatan saraf tersebut terus meninggi, saling
mendekati di garis tengah, dan akhirnya menyatu membentuk tabung saraf
(neural tube). Penyatuan dimulai di daerah servikal dan berlanjut ke arah sefalik
dan kaudal.
 Jika penyatuan telah dimulai, ujung-ujung bebas tabung saraf membentuk
neuroporus kranialis dan kaudalis yang berhubungan dengan rongga amnion
diatasnya. Penutupan neuroporus kranialis berlangsung ke arah kranial dari
tempat penutupan awal di regio servikal dan dari suatu tempat di otak depan
yang terbentuk belakangan. Tempat yang belakangan ini berjalan ke arah
kranial, untuk menutup regio paling rostral tabung saraf, dan ke arah kaudal
untuk bertemu dengan penutupan dari daerah servikal. Penutupan akhir
neuroporus kranialis terjadi pada stadium -18 sampai -20 somit (hari ke-25);
penutupan neuroporus kaudalis terjadi sekitar 2 hari kemudian.
PATOFISIOLOGI
Terhentinya proses penutupan tabung saraf embrio merupakan salah satu
mekanisme terjadinya NTD maka disebut juga dengan istilah disrafia (teori
developmental arrest). Ada teori lain yang menjelaskan bahwa NTD disebabkan oleh
peningkatan tekanan intraventrikular karena produksi cairan serebrospinal yang
berlebihan yang mungkin menimbulkan celah atau defek pada tabung saraf (teori
hidrodinamik). Sebagian besar NTD sering dilaporkan akibat dari kegagalan utama
dari penutupan tabung saraf embrio, namun ada beberapa bukti klinis dan
eksperimental yang kuat dalam mendukung kemungkinan tabung saraf yang telah
tertutup dapat membuka kembali (teori neuroskisis). Pada teori herniasi sekunder
juga menjelaskan NTD terbentuk pada stadium perkembangan bayi yang sudah
lanjut (Satyanegara, 2010). Pada studi eksperimental menjelaskan bahwa cacat pasca
penutupan relatif terjadi dalam onset yang lambat dan mungkin terjadi selama
jangka waktu selama perkembangan. Sebagian besar sumber menggambarkan NTD
sebagai kelainan perkembangan tunggal dan mekanisme patogenetiknya merupakan
akibat langsung dari penutupan kegagalan tabung saraf. Namun harus diketahui
bahwa NTD sebagai bagian dari kesalahan perkembangan yang mempengaruhi tidak
hanya tabung saraf tetapi juga meninges, struktur kerangka aksial dan beberapa
organ non-neural. Mielomeningokel hampir selalu dikaitkan dengan malformasi
Chiari II. Dalam sebuah studi mengatakan gejala tambahan timbul sebagai akibat
induksi mekanik oleh gangguan spesifik dari tabung saraf dan jaringan sekitarnya
(Padmanabhan, 2006).
WOC
Manifestasi
Klinis
Manifestasi Klinis
 Gejala bervariasi tergantung beratnya kerusakan pada korda
spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki
gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya
mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh
korda spinalis maupun akar saraf yang terkena.
Gejala dapat berupa:
• Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah
pada bayi baru lahir
• Jika disinarim kantung tersebut tidak tembus cahaya.
• Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki
• Seberkas rambut pada daerah sakral ((panggul bagian
belakang)
• Lekukan pada daerah sakrum.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
 Pemeriksaan penunjang sederhana seperti transluminasi
dengan penyorotan lampu pada benjolan maka akan tampak
bayang-bayang isi sefalokel. Pemeriksaan foto polos kepala
ditujukan untuk mencari defek pada tengkorak serta
mendeteksi keadaan patologis penyerta. Alternatif pemeriksaan
lainnya yaitu dengan CT Scan dan USG (Satyanegara,2010)
 Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi NTD selama kehamilan yaitu biopsi histopatologi.
PENATALAKSAN
AAN
 Tindakan operasi dapat dilakukan sedini mungkin bila penderita
layak menjalaninya. Pada penderita dengan tanda-tanda infeksi
(terutama pada open NTD) maka perlu dilakukan perawatan
lokal dan pemberian antibiotik dosis tinggi (Satyanegara, 2010).
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien dan Penanggungjawab.
2. Riwayat kesehatan keluarga : Adakah yang menderita
penyakit sejenis, bagimana kondisi kehamilan ibu (demam
selama kehamilan, epilepsi, mengkonsumsi obat-obatan
tertentu, dsb), kaji kehamilan sebelumnya (angka kejadian
semakin meningkat jika pada kehamilan dua sebelumnya
menderita meningomielokel atau anencefali).
3. Riwayat kesehatan sekarang : Apa keluhan utama
(kelumpuhan, gangguan eliminasi, dsb), adakah penderita
yang sama di lingkungan penderita, sudah berapa lama
menderita, kapan gejala terasa dan keluhan lain apa yang
mengikuti.
4. Pengkajian Fisik
Pada pengkajian
fisik, didapat
data-data sebagai
berikut
 Aktivitas/istirahat
Tanda : kelumpuhan tungkai tanpa terasa atau refleks pada bayi.
Gejala : dislokasi pinggul
 Sirkulasi
Tanda : pelebaran kapiler dan pembuluh nadi halus, hipotensi, ekstermitas dingin atau sianosis.
 Eliminasi
Tanda : diurnal ataupun nocturnal, inkontinensia urin/alfi, konstipasi kronis.
 Nutrisi
Tanda : distensi abdomen, peristaltik usus lemah/hilang (ileus paralitik)
 Neuromuskuler
Tanda : gangguan sensibilitas segmental dan gangguan trofik paralisis kehilangan refleks
asimetris termasuk tendon dalam, kehilangan tonus otot/vasomotor : kelumpuhan lengan
tungkai dan otot bawah.
 Pernapasan
Tanda : pernapasan dangkal, periode apneu, penurunan bunyi napas.
Gejala : napas pendek, sulit napas.
 Kenyamanan
Gejala : suhu yang berfluktuasi
 MRI, CT Scan, X-ray
 Tes serum alfa fetoprotein (AFP)
 USG
(Cecily L Betz dan Linda A Sowden, 2002)
Pemeriksaan
diagnostic
Diagnosa
keperawatan
Pre Operasi
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
2. Risiko kerusakan integritas kulit b.d inkontinensia ani dan alvi
3. Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi (anak dengan
defek fisik)
Post Operasi
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (luka post operasi)
2. Risiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.
KASUS
Bayi N, Laki-laki, usia 40 hari, saat ini dirawat di RS A, Ibu
mengatakan kulit disekitar anus anak nampak kemerahan. Klien
lahir dengan benjolan di daerah lumbal dan benjolan pecah.
Diagnosa medis anak Hidrosefalus dan Myeolocele. Hasil
pemeriksaan fisik suhu tubuh 38oC, Nadi: 148x/mnt, Hasil
penunjang menunjukkan WBC 21,34 X 103 dan pemeriksaan
swab luka myelocele ditemukan bakteri e coli. Anak saat ini
mendapatkan terapi antibiotik.
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien dan Penanggungjawab
 Nama : Bayi N
 Umur : 40 hari
 Nama penanggungjawab : Ibu
1. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak terkaji
1. Riwayat kesehatan sekarang
 Kulit di sekitar anus tampak kemerahan
 Benjolan di daerah lumbal yang sudah ada sejak lahir pecah
1. Pengkajian Fisik
 Suhu tubuh 38oC
 Nadi 148x/menit
 Pemeriksaan penunjang WBC 21,34 X 103
 Pemeriksaan swab luka myelocele ditemukan bakteri e coli
ASUHAN
KEPERAWATAN
Askep NTD.docx

More Related Content

What's hot

Visum Gantung Diri
Visum Gantung DiriVisum Gantung Diri
Visum Gantung DiriPhil Adit R
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananAl-Ikhlas14
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranResa Isnandia
 
PPT pemeriksaan fisik anak.pptx
PPT pemeriksaan fisik anak.pptxPPT pemeriksaan fisik anak.pptx
PPT pemeriksaan fisik anak.pptxicumitrabintaro
 
Konsep dasar post partum
Konsep dasar post partumKonsep dasar post partum
Konsep dasar post partumRiska Ramadhana
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul Karimah
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Asyifa Robiatul adawiyah
 
Asuhan kebidanan-kehamilan-komprehensif
Asuhan kebidanan-kehamilan-komprehensifAsuhan kebidanan-kehamilan-komprehensif
Asuhan kebidanan-kehamilan-komprehensifeka f
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 

What's hot (20)

Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Visum Gantung Diri
Visum Gantung DiriVisum Gantung Diri
Visum Gantung Diri
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteran
 
PPT pemeriksaan fisik anak.pptx
PPT pemeriksaan fisik anak.pptxPPT pemeriksaan fisik anak.pptx
PPT pemeriksaan fisik anak.pptx
 
Konsep dasar post partum
Konsep dasar post partumKonsep dasar post partum
Konsep dasar post partum
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011
 
Ppt kti
Ppt ktiPpt kti
Ppt kti
 
Ppt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka otPpt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka ot
 
Spina bifida ppt
Spina bifida pptSpina bifida ppt
Spina bifida ppt
 
Anatomi panggul
Anatomi panggulAnatomi panggul
Anatomi panggul
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
 
Baby Blues
Baby BluesBaby Blues
Baby Blues
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
 
Asuhan kebidanan-kehamilan-komprehensif
Asuhan kebidanan-kehamilan-komprehensifAsuhan kebidanan-kehamilan-komprehensif
Asuhan kebidanan-kehamilan-komprehensif
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
SGB
SGBSGB
SGB
 
Asuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,pptAsuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,ppt
 

Similar to JUDUL (20)

Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes SurakartaMeningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
Meningokel dan Ensefalokel Poltekkes Surakarta
 
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptxKELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
 
Lp vertigo
Lp vertigoLp vertigo
Lp vertigo
 
Neonatal seizure / kejang neonatus
Neonatal seizure / kejang neonatusNeonatal seizure / kejang neonatus
Neonatal seizure / kejang neonatus
 
makalah spina bifida
makalah spina bifidamakalah spina bifida
makalah spina bifida
 
Spina bifida
Spina bifidaSpina bifida
Spina bifida
 
Sle jadi
Sle jadiSle jadi
Sle jadi
 
Askep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosisAskep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosis
 
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdfKejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
 
Bell's Palsy
Bell's Palsy Bell's Palsy
Bell's Palsy
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46
 
Paget's desease
Paget's deseasePaget's desease
Paget's desease
 
2. askep anak dengan meningitis
2. askep anak dengan meningitis2. askep anak dengan meningitis
2. askep anak dengan meningitis
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
 
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITISLAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
 
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCAgangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
 

More from Isma Jihan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptxIsma Jihan
 
Jual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiJual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiIsma Jihan
 
Perangkat keras jaringan internet dan intranet
Perangkat keras jaringan internet dan intranetPerangkat keras jaringan internet dan intranet
Perangkat keras jaringan internet dan intranetIsma Jihan
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksIsma Jihan
 
Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...
Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...
Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...Isma Jihan
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan SifatIsma Jihan
 
Latar belakang terjadinya perang dunia ii
Latar belakang terjadinya perang dunia iiLatar belakang terjadinya perang dunia ii
Latar belakang terjadinya perang dunia iiIsma Jihan
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresiIsma Jihan
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiIsma Jihan
 

More from Isma Jihan (11)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptx
 
Ad dukhon
Ad dukhonAd dukhon
Ad dukhon
 
Jual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiJual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadai
 
Prepera
PreperaPrepera
Prepera
 
Perangkat keras jaringan internet dan intranet
Perangkat keras jaringan internet dan intranetPerangkat keras jaringan internet dan intranet
Perangkat keras jaringan internet dan intranet
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleks
 
Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...
Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...
Kronologi berbagai peristiwa penting baik di tingkat pusat maupun daerah dala...
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Latar belakang terjadinya perang dunia ii
Latar belakang terjadinya perang dunia iiLatar belakang terjadinya perang dunia ii
Latar belakang terjadinya perang dunia ii
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
 

Recently uploaded

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 

Recently uploaded (19)

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 

JUDUL

  • 1. NEURAL TUBE DEFECT Nike Wahyu Nur Andini 131711133110 Ismatulloh Jihan Alim 131711133111
  • 2. DEFINISI Neural tube defects (NTD) adalah suatu kelainan kongenital yang terjadi akibat kegagalan penutupan lempeng saraf (neural plate) pada minggu ketiga hingga keempat masa gestasi. Kelainan ini dapat mengenai meningen, vertebra, otot, dan kulit. Kelainan kongenital yang termasuk dalam NTD diantaranya anencephaly, encephalocele, meningocele kranial, myelomeningocele, spinal meningocele, lipomeningocele, spina bifida, dan beberapa cacat otak lainnya. Spina bifida dan anencephaly merupakan dua bentuk NTD yang paling umum. Kejadian NTD dapat diakibatkan oleh beberapa faktor risiko seperti status gizi, prevalensi obesitas dan diabetes, penggunaan suplemen asam folat dan / atau fortifikasi, kehadiran toxic di lingkungan, dan predisposisi genetik yang berbeda antara kelompok-kelompok etnis.
  • 4. ETIOLOGI Terdapat beberapa teori yang mendasari penyebab munculnya NTD yaitu : 1. Menurut teori developmental arrest, terhentinya proses penutupan tabung saraf embrio merupakan salah satu mekanisme terjadinya NTD maka disebut juga dengan istilah disrafia. 2. Ada teori lain yang menjelaskan bahwa NTD 12 disebabkan oleh peningkatan tekanan intraventrikular karena produksi cairan serebrospinal yang berlebihan yang mungkin menimbulkan celah atau defek pada tabung saraf (teori hidrodinamik). 3. Sebagian besar NTD sering dilaporkan akibat dari kegagalan utama dari penutupan tabung saraf embrio, namun ada beberapa bukti klinis dan eksperimental yang kuat dalam mendukung kemungkinan tabung saraf yang telah tertutup dapat membuka kembali (teori neuroskisis). 4. Pada teori herniasi sekunder juga menjelaskan NTD terbentuk pada stadium perkembangan bayi yang sudah lanjut (Satyanegara, 2010).
  • 5. FAKTORRISIKO Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya NTD yaitu : 1. Infeksi (toksoplasmosis, rickettsia) 2. Toksin 3. Multiparitas 4. Usia ibu (Satyanegara, 2010) 5. Kelainan metabolik seperti gangguan keseimbangan hormon, diabetes, defisiensi mineral dan vitamin (terutama folat). (Boyles et al, 2006) 6. Obat-obatan (golongan aminopterin, analgesik, klomifen, anti kejang, sulfonamid, asam valproat). (Meethal et al, 2013) 7. Kelainan genetik (Zhang et al, 2013) 8. Riwayat kehamilan sebelumnya dengan defek tabung saraf (Arth et al, 2015) 9. Status gizi ibu overweight/obes. (Leddy et al, 2008; Rasmussen et al, 2008; Stothard et al, 2009) 10. Demam tinggi pada awal kehamilan (hipertermia). (Copp & Greene, 2014; Sudiwala et al, 2016)
  • 6. PATOFISIOLOGI  Terjadi akibat penutupan tabung saraf yang tidak sempurna pada usia embrionik 26-28 hari. Secara normal sistem saraf pusat (SSP) muncul pada awal minggu ketiga sebagai suatu lempeng penebalan ektoderm berbentuk sandal, lempeng saraf (neural plate) di regio middorsal di depan primitive node (nodus primitif). Tepi-tepi lempeng ini segera membentuk lipatan saraf. Seiring dengan perkembangan yang lebih lanjut, lipatan saraf tersebut terus meninggi, saling mendekati di garis tengah, dan akhirnya menyatu membentuk tabung saraf (neural tube). Penyatuan dimulai di daerah servikal dan berlanjut ke arah sefalik dan kaudal.  Jika penyatuan telah dimulai, ujung-ujung bebas tabung saraf membentuk neuroporus kranialis dan kaudalis yang berhubungan dengan rongga amnion diatasnya. Penutupan neuroporus kranialis berlangsung ke arah kranial dari tempat penutupan awal di regio servikal dan dari suatu tempat di otak depan yang terbentuk belakangan. Tempat yang belakangan ini berjalan ke arah kranial, untuk menutup regio paling rostral tabung saraf, dan ke arah kaudal untuk bertemu dengan penutupan dari daerah servikal. Penutupan akhir neuroporus kranialis terjadi pada stadium -18 sampai -20 somit (hari ke-25); penutupan neuroporus kaudalis terjadi sekitar 2 hari kemudian.
  • 7. PATOFISIOLOGI Terhentinya proses penutupan tabung saraf embrio merupakan salah satu mekanisme terjadinya NTD maka disebut juga dengan istilah disrafia (teori developmental arrest). Ada teori lain yang menjelaskan bahwa NTD disebabkan oleh peningkatan tekanan intraventrikular karena produksi cairan serebrospinal yang berlebihan yang mungkin menimbulkan celah atau defek pada tabung saraf (teori hidrodinamik). Sebagian besar NTD sering dilaporkan akibat dari kegagalan utama dari penutupan tabung saraf embrio, namun ada beberapa bukti klinis dan eksperimental yang kuat dalam mendukung kemungkinan tabung saraf yang telah tertutup dapat membuka kembali (teori neuroskisis). Pada teori herniasi sekunder juga menjelaskan NTD terbentuk pada stadium perkembangan bayi yang sudah lanjut (Satyanegara, 2010). Pada studi eksperimental menjelaskan bahwa cacat pasca penutupan relatif terjadi dalam onset yang lambat dan mungkin terjadi selama jangka waktu selama perkembangan. Sebagian besar sumber menggambarkan NTD sebagai kelainan perkembangan tunggal dan mekanisme patogenetiknya merupakan akibat langsung dari penutupan kegagalan tabung saraf. Namun harus diketahui bahwa NTD sebagai bagian dari kesalahan perkembangan yang mempengaruhi tidak hanya tabung saraf tetapi juga meninges, struktur kerangka aksial dan beberapa organ non-neural. Mielomeningokel hampir selalu dikaitkan dengan malformasi Chiari II. Dalam sebuah studi mengatakan gejala tambahan timbul sebagai akibat induksi mekanik oleh gangguan spesifik dari tabung saraf dan jaringan sekitarnya (Padmanabhan, 2006).
  • 8. WOC
  • 9.
  • 10. Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis  Gejala bervariasi tergantung beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf yang terkena. Gejala dapat berupa: • Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir • Jika disinarim kantung tersebut tidak tembus cahaya. • Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki • Seberkas rambut pada daerah sakral ((panggul bagian belakang) • Lekukan pada daerah sakrum.
  • 11. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Pemeriksaan penunjang sederhana seperti transluminasi dengan penyorotan lampu pada benjolan maka akan tampak bayang-bayang isi sefalokel. Pemeriksaan foto polos kepala ditujukan untuk mencari defek pada tengkorak serta mendeteksi keadaan patologis penyerta. Alternatif pemeriksaan lainnya yaitu dengan CT Scan dan USG (Satyanegara,2010)  Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi NTD selama kehamilan yaitu biopsi histopatologi.
  • 12. PENATALAKSAN AAN  Tindakan operasi dapat dilakukan sedini mungkin bila penderita layak menjalaninya. Pada penderita dengan tanda-tanda infeksi (terutama pada open NTD) maka perlu dilakukan perawatan lokal dan pemberian antibiotik dosis tinggi (Satyanegara, 2010).
  • 14. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien dan Penanggungjawab. 2. Riwayat kesehatan keluarga : Adakah yang menderita penyakit sejenis, bagimana kondisi kehamilan ibu (demam selama kehamilan, epilepsi, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dsb), kaji kehamilan sebelumnya (angka kejadian semakin meningkat jika pada kehamilan dua sebelumnya menderita meningomielokel atau anencefali). 3. Riwayat kesehatan sekarang : Apa keluhan utama (kelumpuhan, gangguan eliminasi, dsb), adakah penderita yang sama di lingkungan penderita, sudah berapa lama menderita, kapan gejala terasa dan keluhan lain apa yang mengikuti. 4. Pengkajian Fisik
  • 15. Pada pengkajian fisik, didapat data-data sebagai berikut  Aktivitas/istirahat Tanda : kelumpuhan tungkai tanpa terasa atau refleks pada bayi. Gejala : dislokasi pinggul  Sirkulasi Tanda : pelebaran kapiler dan pembuluh nadi halus, hipotensi, ekstermitas dingin atau sianosis.  Eliminasi Tanda : diurnal ataupun nocturnal, inkontinensia urin/alfi, konstipasi kronis.  Nutrisi Tanda : distensi abdomen, peristaltik usus lemah/hilang (ileus paralitik)  Neuromuskuler Tanda : gangguan sensibilitas segmental dan gangguan trofik paralisis kehilangan refleks asimetris termasuk tendon dalam, kehilangan tonus otot/vasomotor : kelumpuhan lengan tungkai dan otot bawah.  Pernapasan Tanda : pernapasan dangkal, periode apneu, penurunan bunyi napas. Gejala : napas pendek, sulit napas.  Kenyamanan Gejala : suhu yang berfluktuasi
  • 16.  MRI, CT Scan, X-ray  Tes serum alfa fetoprotein (AFP)  USG (Cecily L Betz dan Linda A Sowden, 2002) Pemeriksaan diagnostic
  • 17. Diagnosa keperawatan Pre Operasi 1. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler 2. Risiko kerusakan integritas kulit b.d inkontinensia ani dan alvi 3. Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi (anak dengan defek fisik) Post Operasi 1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (luka post operasi) 2. Risiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.
  • 18. KASUS Bayi N, Laki-laki, usia 40 hari, saat ini dirawat di RS A, Ibu mengatakan kulit disekitar anus anak nampak kemerahan. Klien lahir dengan benjolan di daerah lumbal dan benjolan pecah. Diagnosa medis anak Hidrosefalus dan Myeolocele. Hasil pemeriksaan fisik suhu tubuh 38oC, Nadi: 148x/mnt, Hasil penunjang menunjukkan WBC 21,34 X 103 dan pemeriksaan swab luka myelocele ditemukan bakteri e coli. Anak saat ini mendapatkan terapi antibiotik.
  • 19. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien dan Penanggungjawab  Nama : Bayi N  Umur : 40 hari  Nama penanggungjawab : Ibu 1. Riwayat kesehatan keluarga Tidak terkaji 1. Riwayat kesehatan sekarang  Kulit di sekitar anus tampak kemerahan  Benjolan di daerah lumbal yang sudah ada sejak lahir pecah 1. Pengkajian Fisik  Suhu tubuh 38oC  Nadi 148x/menit  Pemeriksaan penunjang WBC 21,34 X 103  Pemeriksaan swab luka myelocele ditemukan bakteri e coli