2. Sistem Ekskresi (Sistem Pengeluaran)
pada Manusia
Tubuh manusia merupakan tempat berlangsungnya berbagai
proses metabolisme. Metabolisme adalah perubahan kimia, dengan
bantuan enzim yang terjadi di dalam tubuh organisme.Proses
metabolisme menghasilkan energi dan zat yang berguna bagi
kehidupan . Selain itu, juga terbentuk zat sisa yang merupakan
racun bila tetap berada di dalam tubuh. Oleh karena itu, zat sisa
harus dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi.
Sistem ekskresi pada manusia dan Vertebrata terdiri atas :
1. Ginjal
2. Kulit
3. Paru-paru
4. Hati
3. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang
berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin,
ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
bentuk urin.
Struktur Ginjal Manusia
Proses Pembentukan Urine
Sistem Uriner
4.
5. Proses Pembentukan Urine
Urine terbentuk
melalui
serangkaian proses
yaitu dimulai dari
penyaringan
(filtrasi),
penyerapan
kembali
(reabsorpsi), dan
pengeluaran zat
(augmentasi).
6. Sistem Uriner
Urine dari rongga ginjal dialirkan
melalui ureter menuju kandung kemih. Jika
kandung kemih sudah cukup banyak mengandung
urine, maka dinding kandung kemih menjadi
tertekan sehingganya tekanan inilah yang
menimbulkan rasa ingin buang air kecil.
Selanjutnya, urine dikeluarkan melalui saluran
pembuangan yang disebut uretra.
mailto:http://smpn9depok.wordpress.com/2009/10/17/sistem-ekskresi-sistem-pengeluaran/
7. Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis, dermis,
dan hipodermis. Kulit berfungsi sebagai
alat ekskresi karena adanya
kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di
lapisan dermis.
Struktur Kulit Manusia
Mekanisme Pengeluaran Keringat
9. Mekanisme Pengeluaran Keringat
Proses pengeluaran keringat
diatur oleh hipotalamus (otak).
Hipotalamus dapat menghasilkan
enzim bradikinin yang bekerja
mempengaruhi kegiatan kelenjar
keringat. Jika hipotalamus
mendapat rangsangan, misalnya
berupa perubahan suhu pada
pembuluh darah, maka
rangsangan tersebut diteruskan
oleh saraf simpatetik ke kelenjar
keringat. Selanjutnya kelenjar
keringat akan menyerap air
garam dan sedikit urea dari
kapiler darah kemudian
mengirimnya ke permukaan kulit
dalam bentuk keringat.
10. Paru-paru
Paru-paru adalah organ tubuh manusia yang terdapat di
dalam dada. Paru-paru ini mempunyai fungsi memasukkan
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Struktur Paru-paru Manusia
Paru-paru Sebagai Alat Ekskresi
12. Paru-paru Sebagai Alat Ekskresi
Pembahasan tentang organ paru-
paru sudah banyak dibahas pada
pokok bahasan sistem pernapasan.
Selain berfungsi sebagai alat
pernapasan, paru-paru juga berfungsi
sebagai alat ekskresi.
Paru-paru mengeluarkan zat sisa yang
berupa CO2 dan uap air. pertukaran
CO2 yang dikeluarkan tubuh dengan
O2 yang diserap tubuh terjadi di
Alveolus. CO2 dan air hasil proses
metabolisme sel diangkut melalui
kapiler vena darah dibawa ke bagian
alveolus paruparu, kemudian dibuang
lewat proses pernapasan.
13. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar pada manusia, warnanya merah tua, dan
beratnya sekitar 2 kg pada orang dewasa. Hati dapat dikatakan sebagai alat sekresi
dan ekskresi. Mengapa hati dapat dikatakan sebagai alat sekresi? Hati
menghasilkan empedu. Oleh karena itu, hati sebagai alat sekresi. Hati dikatakan
sebagai alat ekskresi karena empedu yang dikeluarkan mengandung zat sisa yang
berasal dari sel darah merah yang rusak dan dihancurkan di dalam limpa. Di dalam
hati, sel-sel darah merah akan dipecah menjadi hemin dan globin. Hemin akan
diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Zat warna
empedu keluar bersama feses dan urine, dan akan memberi warna pada feses dan
urine manjadi berwarna kuning.
Struktur Hati Manusia
Hati Sebagai Alat Ekskresi
15. Hati Sebagai Alat Ekskresi
Dalam pembongkaran eritrosit,
hemoglobin dari eritrosit akan
dipecah menjadi hemin, Fe,
globin. Globin akan digunakan
untuk metabolisme protein lagi
atau untuk membentuk
hemoblobin baru. Fe disimpan di
dalam hati, kemudian
dikembalikan ke sumsum tulang,
sedangkan hemin akan diubah
menjadi zat warna empedu
bilirubin dan biliverdin.
Selanjutnya, akan dioksidasi
menjadi urobilin yang akan
memberi warna urine ataupun
tinja menjadi kekuning-kuningan.
16. Sekian dari presentasi kami, kurang
lebihnya mohon maaf, karena kami masih
dalam proses belajar.
J TERIMA KASIH J