SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
ELEKTRONIKA DIGITAL
I. SISTEM BILANGAN BINER
A. PENDAHULUAN
Elektronika digital secara luas dibuat
menggunakan sistem bilangan biner dan
dinyatakan digit 1 dan 0. Digit biner
digunakan untuk menunjukan dua keadaan
level tegangan, HIGH atau LOW. Sebagian
besar sistem digital level HIGH
direpresentasikan oleh 1 atau ON dan level
LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
Pengertian2
• Sinyal Kontinu; Panas ( Temperatur ), Cahaya (
Intensitas ) dll.
• Sinyal Digital; Bilangan, Abjad dll.
• Logika pada sistem digitasi; Membentuk
rangkaian yang dapat berfungsi memproses
sinyal digital.
B. BILANGAN BINER
Sistem bilangan biner adalah susunan
bilangan yang mempunyai basis 2 sebab
sistem bilangan ini menggunakan dua nilai
koefisien yang mungkin yaitu 0 dan 1.
C. KONVERSI BILANGAN
Secara umum ekspresi sistem bilangan
basis–r mempunyai perkalian koefisien
oleh pangkat dari r.
anrn + a n-1 r n-1 + … + a2r2 + a1r1 + a0r0 + a-1 r -1
+ a-2 r-2 + …
Lanjutan …
Contoh. 1.1
Konversi bilangan n berbasis r ke desimal
11010,112 = 1.24 + 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20
1.2-1 + 1.2-2
= 26,7510
4021,25 = 4.53 + 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1
= 511,410
Lanjutan …
Decimal
( base 10 )
Binary
( base 2)
Octal
( base 8 )
Hexadecimal
( base 16 )
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
0000
0001
0010
0011
0100
0101
0110
0111
1000
1001
1010
1011
1100
1101
1110
1111
00
01
02
03
04
05
06
07
10
11
12
13
14
15
16
17
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
B
C
D
E
F
Tabel 1-1
Bilangan dengan basis yang berbeda
Contoh (1.2) Konversi ke biner
4110 =
Integer Reminder
41
41/2 = 20 1
20/2 = 10 0
10/2 = 5 0
5 / 2 = 2 1
2 / 2 = 1 0
1 / 2 = 0 1
 4110 = 1010012
Lanjutan .…….
0,37510 =
Integer Reminder
0,375 x 2 = 0 0,75
0,75 x 2 = 1 0,50
0,50 x 2 = 1 0
0 x 2 = 0 0
 0,37510 = 0, 0112
D. BILANGAN OCTAL DAN HEXADECIMAL
OCTAL adalah sistem bilangan dengan
basis 8 atau 8 digit yang dinyatakan oleh
0,1,2,3,4,5,6,7.
Sedangkan HEXADECIMAL adalah sistem
bilangan dengan basis16 atau 16 digit yang
dinyatakan 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.
Pada konversi dari dan ke biner, setiap digit
Octal koresponden ke tiga digit biner
sedangkan setiap digit Hexadecimal
koresponden ke empat digit biner.
Contoh 1.3 Konversi dari biner ke Octal
dan ke Hexadecimal
10 110 001 101 011, 111 1002 = 26153, 748
2 6 1 5 3 7 4
10 1110 0110 1011, 1111 00102 = 2E6B,F216
2 E 6 B F 2
Contoh 1.4 Konversi dari Octal dan
Hexadecimal ke biner
673,1248 = 110 111 011, 001 010 1002
6 7 3 1 2 4
306,D16 = 0011 0000 0110, 11012
3 0 6 D
E. COMPLEMENT
a. Binary 1’s complement for
substraction
To take the 1’s complement of binary number,
Sweply change each bit. The 1’s complement
of 1 is 0 and vice versa. The 1’s complement
of 1001010 is 0110101. To substract 1’s
complement :
1. Take the 1’s complement of the substrahend
( bottom number )
2. Add the 1’s complement to the minu end
( top number )
3. Overflow indicated that the answers is
positive. Add the overflow to the least
significant bit. This operation is called end –
around carry ( EAC ).
Lanjutan …
4.If there is no overflow then the answers is
negatif. Tahe the 1’s complement of the
original addition to obtain the true
magnitude of the answer.
Contoh. 2-1
1. Substract 110012 – 100012
Jawab : 11001 11001
-10001 + 01110
1 00111 00111
+ 1
1000
Jawabannya adalah : +1000
 Periksa : 2510 – 1710 = 810
- +
+
EAC
Overflow
Contoh. 2-1 ( Lanjutan )
2. Substract 100002 – 111012
Jawab : 10000 10000
11101 00010
10010 - 01101
Jawabannya adalah : - 1101
 Periksa : 1610 – 2910 = -1310
- +
1’s Complement
No overflow
Binary 2’s complement for subtraction the 2’s
complement is 1’s complement and then add 1.
The 2’s complement of 10110 is 01001+1=
01010
To subtract using 2’s complement
idem 1’s complement
Contoh.
1. 10112 – 1002 =
Jawab. 1011 1011
- 0100 + 1100
overflow 10111 + 111
Jadi 10112 – 1002 = + 1112
Lanjutan …..
2. 100102 – 110002 = ……….. 2
Jawab.
10010 10010
- 11000 + 01000
11010 101
+ 1
110
Jadi 100102 – 110002 = - 1102
No overflow
2’s comp
b. Operasi adder/subtracter bilangan
signed 2’sc
Jawaban adder/subtracter diindikasikan oleh
bit sign, jika jawaban positif maka bit lainnya
merupakan true magnitude dan jika negatif
maka bit lainnya merupakan bentuk 2’sc.
Contoh !
1. add untuk bilangan 8 bit 2’sc
01011001 + 10101101
Jawab. 01011001 (+89)
+ 10101101 (-83)
1 00000110 (+ 6)
Jadi true mag = +6
Ignore
overflow Sign +
2. Add 11011001 + 10101101
Jawab. 11011001 (- 39)
+ 10101101 (- 83)
1 10000110 (-122)
jadi true mag 10000110 1111010(-122)
3. Subtract bilangan 8 bit signed 2’sc
01011011 11100101
(+91) (-27)
Ignore
overflow Sign -
2’sc
Jawab.
01011011 01011011
- 11100101 + 00011011
01110110
jadi true mag 01110110 (+118)
4. Subtract 10001010 11111100
Jawab. 10001010 10001010
- 11111100 + 00000100
10001110
jadi true mag 10001110 01110010(-
114)
No overflow
Sign bit +
2’sc
No overflow Sign bit -
2’sc
2’sc
2. Rubah 10010011 kedalam bilangan decimal
menggunakan sistem signed 2’sc.
Jawab.
1 0010011  01101101
Sign bit(-)64 32 16 8 4 2 1 = 64+32+8+4+1
-( 1 1 0 1 1 0 1) = -(109)
true magnitude
Jadi true magnitude = -109
3. Tunjukkan -7810 sebagai bilangan 8 bit
signed 2’sc.
Jawab.
7810 = 0 1 0 0 1 1 1 0
128 64 32 16 8 4 2 1
true magnitude 01001110
2’sc 10110010
jadi -7810 = 10110010 (signed 2’sc).
F. BINARY CODE
Pada Binary Code Decimal ( BCD ) setiap digit
decimal direpresentasikan dengan empat bit
biner.
Contoh 2-2 Konversi bilangan decimal
ke BCD
1. 390610 = ….. BCD
Jawab :
3 9 0 6
11 1001 0000 0110
396010 = 11100100000110 BCD
Lanjutan …..
2. 543710 = ….. BCD
Jawab :
5 4 3 7
0101 0100 0011 0111
543710 = 0101010000110111 BCD
Tabel 2-4. Binary codes for the decimal
digits. Hal 18 M. Mamno.2.
G. OTHER DECIMAL CODES
1. BCD, 2421, EXCESS–3(XS-3), 84-2-1
2. Gray Codes
3. ASCII character code
H. ERROR DETECTING CODE
Untuk mendeteksi error pada komunikasi
dan prosessing data indikasi deteksi error
untuk setiap karakter informasi / ASCII
ditambah 1 bit parity (even, add)
Contoh.
ASCII A = 1000001 01000001 11000001
T = 1010100 11010100 01010100
Even parity odd parity
I. BINARY STORAGE AND REGISTER
Bilangan signed 2’s complement indikasi
bilangan decimal diletakkan pada Most
Significant Bit atau MSB dan bit sisanya
sebagai true magnitude.
Untuk sign bit 0 true magnitude positif
1 true magnitude negatif
Contoh !
1. Rubah 00101101 kedalam bilangan decimal
menggunakan sistem signed 2’s C.
0 0 1 01101
0432168421
32 + 8 + 4 +1 = 45
Jadi true magnitude adalah +45
Sign bit

Soal latihan !
1. Tunjukkan bilangan decimal 8 bit signed
2’sc untuk :
a. -50 c. -120
b. +43 d. +83
2. Add bilangan 8 bit signed 2’sc
a. 00011110 + 00111000
b. 00110011 + 11001100
3. Subtract bilangan 8 bit signed 2’sc
a. 00111001 – 11000110
b. 10101010 - 10011010
GERBANG LOGIKA
Pendahuluan
• Seperti kita ketahui, mesin-mesin digital hanya mampu mengenali dan
mengolah data yang berbentuk biner. Dalam sistem biner hanya di
ijinkan dua keadaan yang tegas berbeda.
• Contoh dua keadaan yang tegas berbeda yaitu: hidup-mati, tinggi-
rendah, sambung-putus dll.
29
• Dua keadaan dari sistem biner tesebut disimbolkan dengan angka biner
0 atau 1. misalnya: hidup=1 dan mati=0, tinggi=1 dan rendah=0, benar=1
dan salah=0 dan seterusnya. Dapat pula hidup=0 dan mati=1, tinggi=0
dan rendah=1, benar=0 dan salah=1 dan seterusnya tergantung
kesepakatan sejak awal.
30
Definisi Gerbang Logika
• Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang
tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal
masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal keluaran.
• Gerbang ini merupakan rangkaian digital (dua keadaan), karena sinyal
masukan dan sinyal keluaran hanya berupa tegangan tinggi atau tegangan
rendah. Dengan demikian gerbang sering disebut rangkaian logika karena
analisisnya dapat dilakukan dengan aljabar Boole.
31
• Ada beberapa rangkaian logika dasar yang dikenal, diantaranya adalah :
Inverter (NOT), AND, OR, NAND, NOR, X-OR, X-NOR.
32
Gerbang Dasar - AND
• Gerbang AND memiliki 2 atau lebih saluran masukan dan satu saluran
keluaran.
• Keadaan keluaran gerbang AND akan 1 (tinggi) jika dan hanya jika
semua masukannya dalam keadaan 1(tinggi).
33
34
 Hubungan antara masukan dan keluaran
pada gerbang AND tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut:
AND : Z = A.B = AB
35
 Sedangkan simbol gerbang AND tampak
pada gambar dibawah ini.
animasi
36
Tabel Kebenaran gerbang
AND dua masukan
Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gerbang AND;
a. Keluaran gerbang AND bernilai 1 jika dan hanya jika semua masukan
bernilai 1.
b. Keluaran gerbang AND bernilai 0 jika ada masukan bernilai 0.
c. Pada operasi AND berlaku antara lain 1.1 = 1, 1.1.1= 1, dan
seterusnya; 0.0 = 1.0 = 0.1 = 0, 0.0.0 = 0.0.1 = 0.1.0 = 1.0.0 = 0, dan
seterusnya
37
Gerbang Dasar - OR
• Gerbang OR memiliki 2 atau lebih saluran masukan dan satu saluran
keluaran.
• Keadaan keluaran gerbang OR akan 1 (tinggi) jika dan hanya jika ada
salah satu masukannya dalam keadaan 1(tinggi).
38
• Hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang OR tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut:
OR : Z = A+B
39
40
 Sedangkan simbol gerbang OR tampak pada
gambar dibawah ini.
animasi
41
Tabel Kebenaran gerbang
OR dua masukan
Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gerbang OR;
a. Keluaran gerbang OR bernilai 1 jika ada masukan bernilai 1.
b. Keluaran gerbang OR bernilai 0 jika dan hanya jika masukan bernilai
0.
c. Pada operasi OR berlaku antara lain 1+1 = 1, 1+1+1= 1, dan
seterusnya; 1+ 0 = 1+0 = 1, 1+0+0 = 0+0+1 = 1, dan seterusnya
42
Gerbang Dasar - NOT
43
 Hanya memiliki 1 masukan dan 1 keluaran.
 penyangkalan dengan kata-kata "tidak"
(NOT)
1`= 0 dan 0` = 1
44
Tabel Kebenaran gerbang
NOT (Inverter)
Gerbang NAND
(NOT AND)
45
 Gerbang AND yang di ikuti dengan gerbang NOT
menghasilkan gerbang NAND
 Gerbang NAND dapat dituliskan
NAND : Z = (A B)
• Gambar dan Tabel Kebenaran dari gerbang NAND
46
Dengan memperhatikan tabel kebenaran diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. keluaran gerbang NAND bernilai 0 bila semua masukannya bernilai
1.
b. Keluaran gerbang NAND bernilai 1 jika ada masukannya yang bernilai
0.
47
Gerbang NOR
(NOT OR)
48
 Gerbang OR yang di ikuti dengan gerbang NOT
menghasilkan gerbang NOR
 Gerbang NOR dapat dituliskan
NOR : Z = (A+B)
49
 Gambar dan Tabel Kebenaran dari gerbang
NOR
Dengan memperhatikan tabel kebenaran diatas dapat disimpulkan bahwa
a. keluaran gerbang NOR bernilai 1 bila semua masukannya bernilai 0.
b. Keluaran gerbang NAND bernilai 0 jika ada masukannya yang bernilai
1.
50
Gerbang EX-OR
51
 EXOR :
animasi
• Untuk gerbang EX-OR dapat dikemukakan bahwa:
a. Gerbang EX-OR pada mulanya hanya memiliki dua masukan dan satu
keluaran yang dinyatakan sebagai
b. Keluaran gerbang EX-OR akan bernilai 1 apabila inputnya berlainan
dan bernilai 0 jika inputnya sama
52
Y = A B = A B + A B
+
Gerbang kombinasi
Berguna untuk membuat aplikasi
logika sesuai dengan keinginan
Kombinasi sirkuit logika yang
lebih dari satu gerbang
Logika kombinasi
Gerbang Kombinasional: NOR
•Gerbang NOR adalah gerbang kombinasi dari
gerbang NOT dan gerbang OR.
Gerbang Kombinasional: NAND
• Gerbang NAND adalah gerbang kombinasi dari
gerbang NOT dan gerbang AND.
Gerbang Kombinasional: X-OR
•Gerbang X-OR (dari kata exclusive-or)
Gerbang Kombinasional: X-NOR
•X-NOR dibentuk dari kombinasi gerbang OR dan
gerbang NOT yang merupakan inversinya atau
lawan X-OR, sehingga dapat juga dibentuk dari
gerbang X-OR dengan gerbang NOT.
Contoh Kombinasi Gerbang Logika
Contoh Kombinasi Gerbang Logika
Contoh IC Gerbang Logika
Contoh IC Gerbang Logika
Contoh IC Gerbang Logika
Gerbang kombinasi dengan masukan lebih dari dua
Gerbang kombinasi gabungan beberapa gerbang
A
B
C
Y
METODE PENYEDERHANAAN RANGKAIAN
LOGIKA
•Penyederhanaan Secara Aljabar
•Peta Karnaugh
•Tabulasi (Quine Mc.Kluskey)
Peta-K dengan 2 variabel
m0 m1
m2 m3
x
y
0
0 1
1
x’y’ x’y
xy’ xy
x
y
0
0 1
1
Satu cara untuk menyederhanakan
rangkaian secara grafis atau diagram
berdasarkan teknik pengenalan pola
Berisi semua kemungkinan kombinasi
dari sistem logika yang dirangkai ke
dalam bentuk tabel
Peta Karnaugh
Sistem pemetaan yang merupakan
penyederhanaan ekspresi Boolean
Kemungkinan nilai masukan
Peta Karnaugh 3 Variabel
 Peletakan posisi suku minterm
Peta Karnaugh 4 variabel
 Peletakan posisi suku minterm
Peta Karnaugh 5 Variabel
 Peletakan posisi suku minterm
Peta Karnaugh 6 Variabel
 Peletakan posisi suku minterm

More Related Content

What's hot

sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete timeRumah Belajar
 
Desai Sistem Kendali dengan root locus
Desai Sistem Kendali dengan root locusDesai Sistem Kendali dengan root locus
Desai Sistem Kendali dengan root locusRumah Belajar
 
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)Nerossi Jonathan
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Fathan Hakim
 
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian FilterRangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian FilterToro Jr.
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasiBeny Nugraha
 
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhaniEbook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhaniRinanda S
 
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G
 
4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas PeneranganSimon Patabang
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 

What's hot (20)

03. sentral telepon
03. sentral telepon03. sentral telepon
03. sentral telepon
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete time
 
Desai Sistem Kendali dengan root locus
Desai Sistem Kendali dengan root locusDesai Sistem Kendali dengan root locus
Desai Sistem Kendali dengan root locus
 
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
 
Qpsk
QpskQpsk
Qpsk
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
 
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian FilterRangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satu
 
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhaniEbook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
 
Pertemuan 4 orkom
Pertemuan 4 orkomPertemuan 4 orkom
Pertemuan 4 orkom
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
 
4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 

Similar to Elektronika Digital.pptx

Similar to Elektronika Digital.pptx (20)

bil
bilbil
bil
 
Perancangan sistem digital
Perancangan sistem digitalPerancangan sistem digital
Perancangan sistem digital
 
Kegiatan_Belajar.pdf
Kegiatan_Belajar.pdfKegiatan_Belajar.pdf
Kegiatan_Belajar.pdf
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
 
Materi undig
Materi undigMateri undig
Materi undig
 
920200819830521101_Sistem Bilangan 2.pptx
920200819830521101_Sistem Bilangan 2.pptx920200819830521101_Sistem Bilangan 2.pptx
920200819830521101_Sistem Bilangan 2.pptx
 
Information Mathematics Theory
Information Mathematics TheoryInformation Mathematics Theory
Information Mathematics Theory
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
 
Bab vi sistembilangan
Bab vi sistembilanganBab vi sistembilangan
Bab vi sistembilangan
 
Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilangan
 
Number system
Number system Number system
Number system
 
Konverter heksadesimal-ke-biner
Konverter heksadesimal-ke-binerKonverter heksadesimal-ke-biner
Konverter heksadesimal-ke-biner
 
Pembahasan gerbang-logika
Pembahasan gerbang-logikaPembahasan gerbang-logika
Pembahasan gerbang-logika
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
Digital ke 2.pptx
Digital ke 2.pptxDigital ke 2.pptx
Digital ke 2.pptx
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
ALU
ALUALU
ALU
 
operasi arithematik
operasi arithematik operasi arithematik
operasi arithematik
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logika
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Elektronika Digital.pptx

  • 2. I. SISTEM BILANGAN BINER A. PENDAHULUAN Elektronika digital secara luas dibuat menggunakan sistem bilangan biner dan dinyatakan digit 1 dan 0. Digit biner digunakan untuk menunjukan dua keadaan level tegangan, HIGH atau LOW. Sebagian besar sistem digital level HIGH direpresentasikan oleh 1 atau ON dan level LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
  • 3. Pengertian2 • Sinyal Kontinu; Panas ( Temperatur ), Cahaya ( Intensitas ) dll. • Sinyal Digital; Bilangan, Abjad dll. • Logika pada sistem digitasi; Membentuk rangkaian yang dapat berfungsi memproses sinyal digital.
  • 4. B. BILANGAN BINER Sistem bilangan biner adalah susunan bilangan yang mempunyai basis 2 sebab sistem bilangan ini menggunakan dua nilai koefisien yang mungkin yaitu 0 dan 1. C. KONVERSI BILANGAN Secara umum ekspresi sistem bilangan basis–r mempunyai perkalian koefisien oleh pangkat dari r. anrn + a n-1 r n-1 + … + a2r2 + a1r1 + a0r0 + a-1 r -1 + a-2 r-2 + …
  • 5. Lanjutan … Contoh. 1.1 Konversi bilangan n berbasis r ke desimal 11010,112 = 1.24 + 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20 1.2-1 + 1.2-2 = 26,7510 4021,25 = 4.53 + 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1 = 511,410
  • 6. Lanjutan … Decimal ( base 10 ) Binary ( base 2) Octal ( base 8 ) Hexadecimal ( base 16 ) 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 00 01 02 03 04 05 06 07 10 11 12 13 14 15 16 17 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F Tabel 1-1 Bilangan dengan basis yang berbeda
  • 7. Contoh (1.2) Konversi ke biner 4110 = Integer Reminder 41 41/2 = 20 1 20/2 = 10 0 10/2 = 5 0 5 / 2 = 2 1 2 / 2 = 1 0 1 / 2 = 0 1  4110 = 1010012
  • 8. Lanjutan .……. 0,37510 = Integer Reminder 0,375 x 2 = 0 0,75 0,75 x 2 = 1 0,50 0,50 x 2 = 1 0 0 x 2 = 0 0  0,37510 = 0, 0112
  • 9. D. BILANGAN OCTAL DAN HEXADECIMAL OCTAL adalah sistem bilangan dengan basis 8 atau 8 digit yang dinyatakan oleh 0,1,2,3,4,5,6,7. Sedangkan HEXADECIMAL adalah sistem bilangan dengan basis16 atau 16 digit yang dinyatakan 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Pada konversi dari dan ke biner, setiap digit Octal koresponden ke tiga digit biner sedangkan setiap digit Hexadecimal koresponden ke empat digit biner.
  • 10. Contoh 1.3 Konversi dari biner ke Octal dan ke Hexadecimal 10 110 001 101 011, 111 1002 = 26153, 748 2 6 1 5 3 7 4 10 1110 0110 1011, 1111 00102 = 2E6B,F216 2 E 6 B F 2
  • 11. Contoh 1.4 Konversi dari Octal dan Hexadecimal ke biner 673,1248 = 110 111 011, 001 010 1002 6 7 3 1 2 4 306,D16 = 0011 0000 0110, 11012 3 0 6 D
  • 12. E. COMPLEMENT a. Binary 1’s complement for substraction To take the 1’s complement of binary number, Sweply change each bit. The 1’s complement of 1 is 0 and vice versa. The 1’s complement of 1001010 is 0110101. To substract 1’s complement : 1. Take the 1’s complement of the substrahend ( bottom number ) 2. Add the 1’s complement to the minu end ( top number ) 3. Overflow indicated that the answers is positive. Add the overflow to the least significant bit. This operation is called end – around carry ( EAC ).
  • 13. Lanjutan … 4.If there is no overflow then the answers is negatif. Tahe the 1’s complement of the original addition to obtain the true magnitude of the answer.
  • 14. Contoh. 2-1 1. Substract 110012 – 100012 Jawab : 11001 11001 -10001 + 01110 1 00111 00111 + 1 1000 Jawabannya adalah : +1000  Periksa : 2510 – 1710 = 810 - + + EAC Overflow
  • 15. Contoh. 2-1 ( Lanjutan ) 2. Substract 100002 – 111012 Jawab : 10000 10000 11101 00010 10010 - 01101 Jawabannya adalah : - 1101  Periksa : 1610 – 2910 = -1310 - + 1’s Complement No overflow
  • 16. Binary 2’s complement for subtraction the 2’s complement is 1’s complement and then add 1. The 2’s complement of 10110 is 01001+1= 01010 To subtract using 2’s complement idem 1’s complement Contoh. 1. 10112 – 1002 = Jawab. 1011 1011 - 0100 + 1100 overflow 10111 + 111 Jadi 10112 – 1002 = + 1112
  • 17. Lanjutan ….. 2. 100102 – 110002 = ……….. 2 Jawab. 10010 10010 - 11000 + 01000 11010 101 + 1 110 Jadi 100102 – 110002 = - 1102 No overflow 2’s comp
  • 18. b. Operasi adder/subtracter bilangan signed 2’sc Jawaban adder/subtracter diindikasikan oleh bit sign, jika jawaban positif maka bit lainnya merupakan true magnitude dan jika negatif maka bit lainnya merupakan bentuk 2’sc. Contoh ! 1. add untuk bilangan 8 bit 2’sc 01011001 + 10101101 Jawab. 01011001 (+89) + 10101101 (-83) 1 00000110 (+ 6) Jadi true mag = +6 Ignore overflow Sign +
  • 19. 2. Add 11011001 + 10101101 Jawab. 11011001 (- 39) + 10101101 (- 83) 1 10000110 (-122) jadi true mag 10000110 1111010(-122) 3. Subtract bilangan 8 bit signed 2’sc 01011011 11100101 (+91) (-27) Ignore overflow Sign - 2’sc
  • 20. Jawab. 01011011 01011011 - 11100101 + 00011011 01110110 jadi true mag 01110110 (+118) 4. Subtract 10001010 11111100 Jawab. 10001010 10001010 - 11111100 + 00000100 10001110 jadi true mag 10001110 01110010(- 114) No overflow Sign bit + 2’sc No overflow Sign bit - 2’sc 2’sc
  • 21. 2. Rubah 10010011 kedalam bilangan decimal menggunakan sistem signed 2’sc. Jawab. 1 0010011  01101101 Sign bit(-)64 32 16 8 4 2 1 = 64+32+8+4+1 -( 1 1 0 1 1 0 1) = -(109) true magnitude Jadi true magnitude = -109
  • 22. 3. Tunjukkan -7810 sebagai bilangan 8 bit signed 2’sc. Jawab. 7810 = 0 1 0 0 1 1 1 0 128 64 32 16 8 4 2 1 true magnitude 01001110 2’sc 10110010 jadi -7810 = 10110010 (signed 2’sc).
  • 23. F. BINARY CODE Pada Binary Code Decimal ( BCD ) setiap digit decimal direpresentasikan dengan empat bit biner. Contoh 2-2 Konversi bilangan decimal ke BCD 1. 390610 = ….. BCD Jawab : 3 9 0 6 11 1001 0000 0110 396010 = 11100100000110 BCD
  • 24. Lanjutan ….. 2. 543710 = ….. BCD Jawab : 5 4 3 7 0101 0100 0011 0111 543710 = 0101010000110111 BCD Tabel 2-4. Binary codes for the decimal digits. Hal 18 M. Mamno.2.
  • 25. G. OTHER DECIMAL CODES 1. BCD, 2421, EXCESS–3(XS-3), 84-2-1 2. Gray Codes 3. ASCII character code H. ERROR DETECTING CODE Untuk mendeteksi error pada komunikasi dan prosessing data indikasi deteksi error untuk setiap karakter informasi / ASCII ditambah 1 bit parity (even, add) Contoh. ASCII A = 1000001 01000001 11000001 T = 1010100 11010100 01010100 Even parity odd parity
  • 26. I. BINARY STORAGE AND REGISTER Bilangan signed 2’s complement indikasi bilangan decimal diletakkan pada Most Significant Bit atau MSB dan bit sisanya sebagai true magnitude. Untuk sign bit 0 true magnitude positif 1 true magnitude negatif Contoh ! 1. Rubah 00101101 kedalam bilangan decimal menggunakan sistem signed 2’s C. 0 0 1 01101 0432168421 32 + 8 + 4 +1 = 45 Jadi true magnitude adalah +45 Sign bit 
  • 27. Soal latihan ! 1. Tunjukkan bilangan decimal 8 bit signed 2’sc untuk : a. -50 c. -120 b. +43 d. +83 2. Add bilangan 8 bit signed 2’sc a. 00011110 + 00111000 b. 00110011 + 11001100 3. Subtract bilangan 8 bit signed 2’sc a. 00111001 – 11000110 b. 10101010 - 10011010
  • 29. Pendahuluan • Seperti kita ketahui, mesin-mesin digital hanya mampu mengenali dan mengolah data yang berbentuk biner. Dalam sistem biner hanya di ijinkan dua keadaan yang tegas berbeda. • Contoh dua keadaan yang tegas berbeda yaitu: hidup-mati, tinggi- rendah, sambung-putus dll. 29
  • 30. • Dua keadaan dari sistem biner tesebut disimbolkan dengan angka biner 0 atau 1. misalnya: hidup=1 dan mati=0, tinggi=1 dan rendah=0, benar=1 dan salah=0 dan seterusnya. Dapat pula hidup=0 dan mati=1, tinggi=0 dan rendah=1, benar=0 dan salah=1 dan seterusnya tergantung kesepakatan sejak awal. 30
  • 31. Definisi Gerbang Logika • Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal keluaran. • Gerbang ini merupakan rangkaian digital (dua keadaan), karena sinyal masukan dan sinyal keluaran hanya berupa tegangan tinggi atau tegangan rendah. Dengan demikian gerbang sering disebut rangkaian logika karena analisisnya dapat dilakukan dengan aljabar Boole. 31
  • 32. • Ada beberapa rangkaian logika dasar yang dikenal, diantaranya adalah : Inverter (NOT), AND, OR, NAND, NOR, X-OR, X-NOR. 32
  • 33. Gerbang Dasar - AND • Gerbang AND memiliki 2 atau lebih saluran masukan dan satu saluran keluaran. • Keadaan keluaran gerbang AND akan 1 (tinggi) jika dan hanya jika semua masukannya dalam keadaan 1(tinggi). 33
  • 34. 34  Hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang AND tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: AND : Z = A.B = AB
  • 35. 35  Sedangkan simbol gerbang AND tampak pada gambar dibawah ini. animasi
  • 37. Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gerbang AND; a. Keluaran gerbang AND bernilai 1 jika dan hanya jika semua masukan bernilai 1. b. Keluaran gerbang AND bernilai 0 jika ada masukan bernilai 0. c. Pada operasi AND berlaku antara lain 1.1 = 1, 1.1.1= 1, dan seterusnya; 0.0 = 1.0 = 0.1 = 0, 0.0.0 = 0.0.1 = 0.1.0 = 1.0.0 = 0, dan seterusnya 37
  • 38. Gerbang Dasar - OR • Gerbang OR memiliki 2 atau lebih saluran masukan dan satu saluran keluaran. • Keadaan keluaran gerbang OR akan 1 (tinggi) jika dan hanya jika ada salah satu masukannya dalam keadaan 1(tinggi). 38
  • 39. • Hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang OR tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: OR : Z = A+B 39
  • 40. 40  Sedangkan simbol gerbang OR tampak pada gambar dibawah ini. animasi
  • 42. Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gerbang OR; a. Keluaran gerbang OR bernilai 1 jika ada masukan bernilai 1. b. Keluaran gerbang OR bernilai 0 jika dan hanya jika masukan bernilai 0. c. Pada operasi OR berlaku antara lain 1+1 = 1, 1+1+1= 1, dan seterusnya; 1+ 0 = 1+0 = 1, 1+0+0 = 0+0+1 = 1, dan seterusnya 42
  • 43. Gerbang Dasar - NOT 43  Hanya memiliki 1 masukan dan 1 keluaran.  penyangkalan dengan kata-kata "tidak" (NOT) 1`= 0 dan 0` = 1
  • 45. Gerbang NAND (NOT AND) 45  Gerbang AND yang di ikuti dengan gerbang NOT menghasilkan gerbang NAND  Gerbang NAND dapat dituliskan NAND : Z = (A B)
  • 46. • Gambar dan Tabel Kebenaran dari gerbang NAND 46
  • 47. Dengan memperhatikan tabel kebenaran diatas dapat disimpulkan bahwa: a. keluaran gerbang NAND bernilai 0 bila semua masukannya bernilai 1. b. Keluaran gerbang NAND bernilai 1 jika ada masukannya yang bernilai 0. 47
  • 48. Gerbang NOR (NOT OR) 48  Gerbang OR yang di ikuti dengan gerbang NOT menghasilkan gerbang NOR  Gerbang NOR dapat dituliskan NOR : Z = (A+B)
  • 49. 49  Gambar dan Tabel Kebenaran dari gerbang NOR
  • 50. Dengan memperhatikan tabel kebenaran diatas dapat disimpulkan bahwa a. keluaran gerbang NOR bernilai 1 bila semua masukannya bernilai 0. b. Keluaran gerbang NAND bernilai 0 jika ada masukannya yang bernilai 1. 50
  • 52. • Untuk gerbang EX-OR dapat dikemukakan bahwa: a. Gerbang EX-OR pada mulanya hanya memiliki dua masukan dan satu keluaran yang dinyatakan sebagai b. Keluaran gerbang EX-OR akan bernilai 1 apabila inputnya berlainan dan bernilai 0 jika inputnya sama 52 Y = A B = A B + A B +
  • 53. Gerbang kombinasi Berguna untuk membuat aplikasi logika sesuai dengan keinginan Kombinasi sirkuit logika yang lebih dari satu gerbang Logika kombinasi
  • 54. Gerbang Kombinasional: NOR •Gerbang NOR adalah gerbang kombinasi dari gerbang NOT dan gerbang OR. Gerbang Kombinasional: NAND • Gerbang NAND adalah gerbang kombinasi dari gerbang NOT dan gerbang AND.
  • 55. Gerbang Kombinasional: X-OR •Gerbang X-OR (dari kata exclusive-or)
  • 56. Gerbang Kombinasional: X-NOR •X-NOR dibentuk dari kombinasi gerbang OR dan gerbang NOT yang merupakan inversinya atau lawan X-OR, sehingga dapat juga dibentuk dari gerbang X-OR dengan gerbang NOT.
  • 62. Gerbang kombinasi dengan masukan lebih dari dua
  • 63. Gerbang kombinasi gabungan beberapa gerbang A B C Y
  • 64. METODE PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA •Penyederhanaan Secara Aljabar •Peta Karnaugh •Tabulasi (Quine Mc.Kluskey) Peta-K dengan 2 variabel m0 m1 m2 m3 x y 0 0 1 1 x’y’ x’y xy’ xy x y 0 0 1 1
  • 65. Satu cara untuk menyederhanakan rangkaian secara grafis atau diagram berdasarkan teknik pengenalan pola Berisi semua kemungkinan kombinasi dari sistem logika yang dirangkai ke dalam bentuk tabel Peta Karnaugh Sistem pemetaan yang merupakan penyederhanaan ekspresi Boolean Kemungkinan nilai masukan
  • 66. Peta Karnaugh 3 Variabel  Peletakan posisi suku minterm
  • 67. Peta Karnaugh 4 variabel  Peletakan posisi suku minterm
  • 68. Peta Karnaugh 5 Variabel  Peletakan posisi suku minterm
  • 69. Peta Karnaugh 6 Variabel  Peletakan posisi suku minterm