SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PERENCANAAN TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA 
PENAMBANGAN BATUBARA DI PT INJATAMA, SITE PELABUHAN 
KHUSUS BATUBARA INJATAMA, BENGKULU 
PROPOSAL TUGAS AKHIR 
Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan 
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 
Oleh : 
IVAN BOSCHO 
03101002118 
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 
FAKULTAS TEKNIK 
2014
A. JUDUL 
PERENCANAAN TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP 
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT INJATAMA, SITE 
PELABUHAN KHUSUS BATUBARA INJATAMA, BENGKULU 
B. BIDANG ILMU 
TEKNIK PERTAMBANGAN 
C. PENDAHULUAN 
PT.Injatama merupakan perusahaan tambang batubara yang melakukan 
aktivitas penambangan menggunakan metode tambang terbuka di Desa Pasar 
Ketahun, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara. Hal yang 
membedakan tambang terbuka dengan tambang bawah tanah ialah bahwa pada 
tambang terbuka yang menjadi permasalahan adalah besarnya atau banyaknya 
jumlah atau volume tanah atau batuan penutup yang menutupi lapisan batubara 
yang harus dipindahkan ke tempat lain supaya nantinya dapat memudahkan 
dalam penggalian batubara. Terutama yang menjadi persoalan antara lain : 
tempat penimbunan yang dibutuhkan untuk tanah penutup, cara penimbunan, 
cara pengupasan yang efektif dan efisien. 
Berangkat dari persoalan tersebut diperlukan suatu perencanaan dan 
perancangan untuk setiap kegiatan penambangan, terutama yang ingin di 
fokuskan adalah perancangan pengupasan lapisan tanah penutup pada 
penambangan batubara mencakup desain teknis pengupasan lapisan tanah 
penutup sehingga nantinya dapat mendukung kinerja penambangan lapisan
batubara yang ingin dicapai. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan mine 
scheduling yang tepat berupa perencanaan distance serta dalam mencapai 
material balance antara material overburden yang dikupas serta penempatan 
material tersebut ke area disposal yang ditentukan. 
Dengan adanya data perhitungan cadangan yang akurat menggunakan 
software Minescape 4.118, pekerjaan penambangan selanjutnya dapat 
direncanakan antara lain pembuatan desain tambang yang lebih detail dalam 
mendekati target yang ditetapkan dan disesuaikan dengan perancangan tambang 
yang cukup baik, serta pengalokasian fleet untuk pencapaian productivity dalam 
pemenuhan target produksi yang telah ditetapkan yang kemudian pembuatan 
mine scheduling dapat disusun dengan baik.. 
D. PERUMUSAN MASALAH 
Masalah yang diangkat dalam penelitian antara lain : 
1. Bagaimana usaha perencanaan pengupasan overburden yang tepat dan 
efisien sesuai dengan situasi topografi area tambang pada tambang batubara 
PT.Injatama, Site Pelabuhan Khusus Batubara Tahun 2014. 
2. Bagaimana perencanaan mine scheduling yang tepat dengan 
mempertimbangkan penggunaan jalan angkut yang ada serta usaha dalam 
menyesuaikan pengalokasian fleet yang tepat untuk mencapai target 
productivity unit yang digunakan dan pencapaian target stripping ratio. 
E. PEMBATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah yang dibahas dalam penyusunan laporan dan 
pengambilan data di lapangan yaitu: 
1. Perhitungan sisa cadangan batubara tertambang dilakukan hanya pada pit 
tertentu yang dibatasi oleh topografi yang didapat dari kegiatan survey pada akhir 
bulan September 2014 serta Final Pit Design 2014 oleh PT. Injatama. 
2. Penyusunan mine secheduling bulan Okober sampai Desember 2014 dibatasi 
untuk pekerjaan pemindahan overburden dengan menggunakan alat gali muat 
yang dimiliki perusahaan 
F. TUJUAN PENELITIAN 
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan kembali 
mine scheduling untuk Quarter 4 Tahun 2014 dalam jangka waktu 3 bulan 
(Oktober- Desember 2014) yang aplikatif khususnya pada pengalokasian fleet 
untuk mencapai target produksi unit serta target stripping ratio yang telah 
disepakati dengan pihak client. Dalam perncanaan mine scheduling tersebut juga 
membahas bagaimana upaya dalam pencapaian material balance yang 
merupakan penyesuaian material yang dikupas dengan area pembuangan yang 
dituju. 
G. TINJAUAN PUSTAKA 
G.1 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara 
Adapun klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara menurut Badan 
Standar Nasional (BSN) , 1999 adalah sebagai berikut: 
a. Sumber daya batubara hipotetik (hypothetical coal resource)
Sumber daya batubara adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan 
atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data 
yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan 
survei tinjau. 
b. Sumber daya batu bara tereka (inferred coal resource) 
Sumber daya batubara tereka adalah jumlah batubara di daerah 
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung 
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk 
tahap penyelidikan prospeksi. 
c. Sumber daya batubara tertunjuk (indicated coal resource) 
Sumber daya batubara tertunjuk adalah jumlah batubara di daerah 
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung 
berdasarkan data yang memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan untuk 
tahap eksplorasi pendahuluan. 
d. Sumber daya batubara terukur (measured coal resource) 
Sumber daya batubara terukur adalah jumlah batubara di daerah 
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung 
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk 
tahap eksplorasi rinci. 
e. Cadangan batu bara terkira (probable coal reserve)
Cadangan batubara terkira adalah sumber daya batubara tertunjuk dan 
sebagian sumber daya batubara terukur, tetapi berdasarkan kajian 
kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil 
kajiannya dinyatakan layak. 
f. Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) 
Cadangan batubara terbukti adalah sumber daya batubara terukur yang 
berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi 
sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak. 
Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik 
geologi endapan batubara dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok 
utama: Kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan 
kelompok geologi kompleks. Uraian tentang batasan umum untuk masing-masing 
kelompok tersebut beserta tipe lokalitasnya adalah sebagai berikut: 
a. Kelompok geologi sederhana 
Endapan batu baradalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi oleh 
aktivitas tektonik, seperti sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batu 
barapada umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, 
dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batu 
barasecara lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang 
berarti. Contoh jenis kelompok ini antara lain, di lapangan Bangko 
Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat 
(Kalimantan Selatan), dan Cerenti (Riau).
b. Kelompok geologi moderat 
Batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi 
yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah mengalami 
perubahan pasca pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak 
banyak, begitu pula pergeseran dan perlipatan yang diakibatkannya relatif 
sedang. Kelompok ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi 
ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan 
batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter. 
Kualitas batubara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan 
yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada 
pasca pengendapan. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku 
mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batu baranya. Endapan 
batubara kelompok ini terdapat antara lain di daerah Senakin, Formasi 
Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis 
(Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan), serta 
Gunung Batu Besar (Kalimantan Selatan). 
c. Kelompok geologi kompleks 
Batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam sistim 
sedimentasi yang komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang 
ekstensif yang mengakibatkan terbentuknya lapisan batubara dengan 
ketebalan yang beragam. Kualitas batubaranya banyak dipengaruhi oleh 
perubahan-perubahan yang terjadi pada saat proses sedimentasi
berlangsung atau pada pasca pengendapan seperti pembelahan atau 
kerusakan lapisan (wash out). Pergeseran, perlipatan dan pembalikan 
(overtumed) yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai 
dan sifatnya rapat sehingga menjadikan lapisan batubara sukar 
dikorelasikan. Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan 
lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batu/baranya terbatas 
dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batubara dari 
kelompok ini, antara lain, diketemukan di Ambakiang, Formasi Warukin, 
Ninian, Belahing dan Upau (Kalimantan Selatan), Sawahluhung 
(Sawahlunto. Sumatera Barat). daerah Air Kotok (Bengkulu), 
Bojongmanik (Jawa Barat), serta daerah batubara yang mengalami 
ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumatera Selatan). 
Ketiga karakteristik geologi endapan batubara ini mempengaruhi jarak 
titik bor untuk mendapatkan informasi dalam menentukan jumlah cadangan. 
Persyaratan jarak titik informasi untuk setiap kondisi geologi endapan dan 
kelas sumberdaya diperlihatkan pada Tabel 1. 
Tabel 1 
Jarak titik informasi menurut kondisi geologi (BSN, 1999) 
Kondisi 
Geologi 
Kriteria Sumberdaya 
Terukur Terunjuk Tereka Hipotetik
Sederhana Jarak titik 
informasi 
x≤500m 500<x≤1000m 1000<x≤1500m Tidak 
terbatas 
Moderat x≤250m 250<x≤500m 500≤x≤1000m Tidak 
terbatas 
Kompleks x≤100m 100≤x≤200m 200≤x≤4000m Tidak 
terbatas 
G.2 Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan Batubara 
Secara umum, data yang diperlukan dalam pehitungan cadangan 
batubara meliputi peta topografi daerah penelitian, data log bor, data survey, 
dan data koordinat. Dari data-data tersebut kemudian diolah menjadi: 
a. Peta kontur struktur 
Peta kontur struktur berguna untuk mengetahui batas penambangan 
batubara yang efisien. Peta kontur struktur ini dibuat berdasarkan data 
data hasil pemboran koordinat lubang bor (x, y, z) khususnya data 
pemboran koordinat lubang bor. 
b. Peta isopach 
Pembuatan peta isopach bertujuan untuk mengetahui ketebalan lapisan 
batubara. Peta isopach dibuat berdasarkan data-data hasil pemboran 
antara lain data koordinat lubang bor (x, y, z), dan ketebalan batubara. 
G.3 Metode Perhitungan Cadangan
Dalam pemilihan metode perhitungan cadangan ada beberapa faktor 
yang mendasari diantaranya faktor geologi endapan, metode eksplorasi, data 
yang dimiliki, tujuan perhitungan serta tingkat kepercayaan yang diinginkan. 
Berdasarkan metode (teknik/asumsi/pendekatan), maka penaksiran dan 
perhitungan cadangan atau sumberdaya terdiri dari metode konvensional 
yang terbagi menjadi dua yaitu metode penampang vertikal dan metode 
penampang horizontal. 
a. Metode Penampang Vertikal 
Metode penampang vertikal menggambarkan kondisi endapan, bijih dan 
tanah penutup (overburden) pada penampang-penampang vertikal. 
Perhitungan luas masing-masing elemen tersebut dilakukan pada masing-masing 
penampang. Metode penampang vertikal dilakukan dengan 
prosedur sebagai berikut (Hustrulid & Kutcha 1995): 
1. Penentuan lintasan penampang. 
2. Konstruksi penampang (permukaan, geometri endapan, geometri pit, 
serta faktor pembatas lainnya). 
3. Perhitungan luas masing-masing elemen. 
4. Pemilihan rumus perhitungan. 
5. Perhitungan volume dan tonase. 
Pada metode penampang (cross section), perhitungannya mirip 
dengan metode triangular pada metode horizontal, berikut ini 
perhitungannya:
1. Daerah penampang (A pada Gambar 1), adalah rata-rata kedalaman 
pada lubang bor, (di + dj)/2 dikalikan jarak anatar lubang bor W. 
2. Total volume adalah satu setengah kali jumlah area pada masing-masing 
penampang A dan B dikalikan jarak antar lintasan (L). 
Gambar 1, Metode Cross Section, (B.A. Kenedy, 1990) 
Dalam metode penampang, beberapa variasi dalam perhitungan 
volume cadangan adalah sebagai berikut: 
1. Rumus kerucut terpancung 
Perhitungan Volume
Gambar 2, Penampang Endapan Berbentuk Kerucut Terpancung 
(” Steven C. Chapra, 1985) 
S1 = luas penampang atas 
S2 = luas penampang bawah 
L = jarak antara S1 dan S2 
V = volume cadangan 
2. Rumus Mean Area 
Gambar 3, Gambar Penampang Berbentuk Melintang 
(Steven C. Chapra, 1985) 
Perhitungan Volume 
S1,S2= luas penampang endapan
L= jarak antar penampang 
V = Volume cadangan 
b. Metode penampang horizontal 
Beberapa metode penampang horizontal yang biasa digunakan 
adalah metode triangulasi, metode polygon, isoline, dan metode circular 
USGS 1983. 
Pada metode triangulasi setiap lubang bor diambil dengan ketentuan 
titik-titiknya dibentuk menjadi prisma segitiga. Jika pada bentuk 
triangular ketebalan konstan adalah t, volumenya adalah luas area 
dikalikan dengan ketebalan. 
Gambar 4, Metode Triangular (B.A. Kenedy, 1990) 
Metode poligon dalam perhitungan cadangan menggunakan garis 
bagi tegak lurus untuk menetapkan daerah pengaruh titik informasi 
ketebalan lapisan. Metode ini sebenarnya merupakan contoh penerapan 
nearest point. Metode poligon adalah suatu perhitungan dengan konsep
dasar yang menyatakan bahwa seluruh karakteristik endapan suatu daerah 
diwakili oleh suatu titik tertentu. Jarak titk bor di dalam poligon dengan 
batas poligon sama dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat. Di 
dalam poligon ini nilai kadar diasumsikan sama dengan kadar pada titik 
bor di dalam poligon. (B.A. Kenedy 1990). 
Gambar 5, Contoh Konstruksi Metode Poligon (B.A. Kenedy, 1990) 
Perhitungan volume dengan rumus sebagai berikut 
V= A x t 
Dimana: V= volume 
A= luas poligon 
t= tebal lapisan batubara di titik bor 
G.4 Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Pemilihan Metode Penambangan
Menurut Hartman (1987), beberapa faktor yang mempengaruhi dalam 
pemilihan metode penambangan antara lain sebagai berikut: 
1. Karakteristik endapan 
Karakteristik endapan merupakan faktor yang berpengaruh besar 
dalam pemilihan penambangan, apakah tambang tersebut akan dikerjakan 
dengan metode tambang terbuka atau tambang bawah tanah, serta 
bagaimana laju produksi dan layout dari penambangan. Beberapa 
karakteristik endapan antara lain size (ukuran), bentuk, kedalaman, batas 
terluar dari endapan serta keberadaan tambang sebelumnya. 
2. Kondisi geologi dan hidrologi 
Karakteristik geologi misalnya bagaimana keadaan endapan bahan 
galian serta batuan di sekitarnya mempengaruhi dalam pertimbangan 
ground support dalam penambangan bawah tanah, Sedangkan hidrologi 
mempengaruhi perencanaan dewatering pada tambang terbuaka maupun 
tambang bawah tanah. Kondisi geologi dan hidrologi meliputi antara lain 
komposisi kimia, mineralogi dan petrologi, struktur endapan, daerah 
lemah, zona pelapukan dan alteras, dan keberadaan gas. 
3. Sifat-sifat geoteknik, meliputi sifat elastis, sifat plastis, keadaan stress, 
dan sifat lainnya yang mempengaruhi (porositas, permeabelitas, dan lain-lain) 
yang dimiliki batuan. 
4. Pertimbangan keekonomisan
Faktor ekonomi merupakan pertimbangan akhir yang menentukan 
apakah suatu metode penambangan dapat dijalankan atau tidak, hal ini 
dikarenakan faktor ini mempengaruhi investasi, keuntungan, cash flow 
dan payback period. 
5. Faktor teknologi, meliputi perolehan tambang, dilusi (jumlah waste 
yang dihasilkan dengan bijih), fleksibilitas metode dengan perubahan 
kondisi, selektifitas metode untuk bijih dan waste, konsentrasi atau 
dispersi pekerjaan, serta modal, pekerja dan intensitas mekanis. 
6. Faktor lingkungan 
Faktor lingkungan meliputi keadaan sosial, ekonomi, politik. 
Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan, karena terkadang operasi 
penambangan dapat ditolak apabila tidak memperhatikan hal-hal tersebut. 
G.5. Perencanaan Tambang 
Pada perencanaan tambang tidak terlepas dari perancangan sebuah 
pit. Banyak faktor yang menentukan bentuk dan ukuran dari sebuah pit. 
Faktor-faktor tersebut harus dapat dipahami dan digunakan dalam 
pengoperasian semua pit. Berikut ini adalah faktor-faktor yang 
mempengaruhi desain pit yaitu: geologi, grade, lokasi mineralisasi, luas 
area endapan, property boundaries, produksi, tinggi jenjang, pit slopes, 
kemiringan jalan, ongkos produksi, pemasaran, stripping ratio, dan cutoff 
grade (B.A. Kenedy 1990). 
G.5.1. Geometri Jenjang
Perancangan geometri jenjang sangat diperlukan dalan perancangan 
pit. Beberapa bagian dari jenjang meliputi tinggi jenjang (bench height), 
lebar jenjang (bench width), dan sudut lereng (face angle) (Gambar 3.4). 
a. Lebar Jenjang (Bench Width) 
Menurut Hartman (1992), lebar jenjang minimum untuk tinggi 
jenjang dari 9 sampai 30 m dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai 
berikut: 
Lebar jenjang minimum = 4,5 ft + 0,2 tinggi jenjang……..……(3.1) 
b. Tinggi Jenjang (Bench Height) 
Tinggi jenjang harus disesuaikan dengan alat gali muat yang digunakan. 
Pada saat menggunakan excavator, tinggi jenjang sebaiknya disesuaikan 
dengan tinggi penggalian maksimum alat. Selain itu tinggi jenjang 
dibatasi oleh kedalaman drilling. (Hustrulid & Kutcha, 1995) 
c. Sudut Lereng (Face Angle) 
Lereng pada pit merupakan salah satu element penting yang 
mempengaruhi ukuran dan bentuk dari suatu pit. Lereng pada pit 
membantu dalam menentukan jumlah dari waste yang harus dipindahkan 
untuk menambang endapan. (B. A. Kennedy, 1990).
(Sumber: W. Hustrulid, “Open Pit Mine Planning & Design”, 1995) 
GAMBAR 3.4 
BAGIAN-BAGIAN JENJANG 
G.5.2. Kemantapan Lereng 
Dalam bidang geoteknik, analisis kemantapan lereng bertujuan 
untuk mendukung keamanan dan fungsi yang tepat dari desain lereng 
batuan dan tanah. Analisis yang dilakukan sebelumnya dapat digunakan 
untuk menentukan parameter-parameter penting dalam kestabilan bekerja. 
Parameter dalam analisis tersebut bertujuan untuk menganalissis masalah-masalah 
fisik serta geometri lereng yang berpengaruh pada kemantapan 
lereng. (G.P. Giani, 1992). 
Analisis kemantapan lereng bertujuan untuk mengevaluasi (G.P. 
Giani, 1992): 
1. Determinasi dari tahapan penggalian atau konstruksi yang optimal. 
s2. Aturan yang mengatur pembuatan desain lereng seperti sudut lereng 
dan penggalian yang disesuaikan dengan keamanan kerja.
3. Konsolidasi pekerjaan seperti pada sistem drainase atau rock bolting 
yang dapat direncanakan dengan tingkat keamanan yang baik dari suatu 
lereng. 
Pada prinsipnya, dalam penentuan kestabilan lereng dipengaruhi 
oleh faktor keamanan. Faktor keamanan didefinisikan sebagai ratio antara 
tegangan maksimum yang menahan suatu pergerakan dengan gaya yang 
ada yang mendukung adanya pergerakan (G.P. Giani, 1992). 
Menurut Bowles (1989), faktor keamanan dibagian menjadi tiga 
rentang bagian menurut intensitas kelongsorannya, yaitu FK kurang dari 
1,07 menunjukkan sering terjadi longsor (lereng dalam keadaan labil), FK 
antara 1,07 sampai 1,25 menunjukkan lonsor pernah terjadi (lereng dalam 
keadaan kritis), dan FK lebih besar dari 1,25 menunjukkan longsor jarang 
terjadi (lereng dikatakan stabil). 
G.6. Penjadwalan Produksi 
Tujuan utama dari penjadwalan produksi adalah untuk mendapatkan 
keuntungan yang optimal dari hasil penjualan endapan bahan galian. 
Penjadwalan produksi dipengaruhi oleh metode dan sekuen dari 
penambangan serta cutoff grade dan juga strategi produksi. Keempat hal 
ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor di sebagai berikut (B. A. 
Kennedy, 1990): 
- Lokasi dan penyebaran endapan berdasarkan topografi dan ketinggian
- Tipe mineral, karakter fisik, dan distribusi kadar endapan 
- Biaya operasi penambangan 
- Biaya tak langsung seperti pajak dan royalti 
- Recovery komoditas 
- Pemasaran 
- Politik dan lingkungan 
Prosedur yang digunakan untuk menentukan jadwal penambangan 
yang optimal terbagi menjadi 3 tahapan. Pertama, menentukan mining 
sequence, kedua menentukan strategi cutoff grade yang disesuaikan 
dengan waktu dan parameter yang optimal untuk produksi, dan ketiga 
menentukan kombinasi produksi dari penambangan dan pengolahan yang 
optimal berdasarkan batasan-batasan logistik, keuangan, pemasaran, dan 
batasan lainnya (B. A. Kennedy, 1990). 
Untuk mengembangkan sebuah penjadwalan produksi yang 
optimal, sebuah sekuen dari penambangan, ultimate pit harus ditentukan 
terlebih dahulu dan kemudian sekuen penambangan dapat disusun. 
Sekuen penambangan tergantung pada 2 parameter. Pertama, penyesuaian 
antara stripping ratio, recovery, kadar bijih serta lokasi fisik bijih dan 
waktu yang tepat. Kedua yaitu parameter yang berhubungan dengan biaya 
dari keseluruhan kegiatan operasional (B. A. Kennedy, 1990). 
Sebelum perencanaan produksi dilakukan, harus ada kesepakan 
yang lengkap dalam eksplorasi dan pemodelan endapan. Dari pekerjaan
ini didapatkan asumsi-asumsi misalnya untuk pemilihan metode 
penambangan, tinggi jenjang, serta perkiraan ukuran lading point dari 
metode penambangan yang dipilih (B. A. Kennedy, 1990). 
H. METODOLOGI PENELITIAN 
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini 
adalah: 
1. Pengambilan Data 
Data yang diperlukan pada penelitian ini berupa data sekunder, yang terdiri dari: 
a) Data survei yang menunjukkan situasi topografi area tambang PT. Injatama 
Site Pelabuhan Khusus Batubara Injatama. 
b) Final pit design 2014 
c) Schema 
d) Data target pengambilan batubara dari pihak client 
e) Target stripping ratio (bulan Oktober-Desember) 
f) Standart Parameter Operation 
2. Pengolahan Data 
Data yang diperoleh di lapangan berupa data survei yang menunjukkan 
situasi topografi dari area tambang. Data tersebut kemudian diolah menjadi 
peta topografi tambang terbuka PT. Cipta Kridatama. Hasil pengolahan data 
berupa peta topografi ini kemudian diolah bersamaan dengan schema serta 
final pit design menggunakan software Minescape 4.118 untuk mendapatkan 
sisa volume cadangan batubara tertambang yang terdapat pada pit area
penambangan sampai dengan akhir tahun 2014 berdasarkan final pit design 
2014. Dari volume yang telah didapat, penyusunan scheduling penambangan 
dapat direncanakan sampai dengan terpenuhinya kesesuaian material balance. 
Melalui data Standart Parameter Operation yang dipadukan dengan kapasitas 
dan alokasi fleet yang tepat untuk ketercapaian target produksi serta target 
productivity unit tersebut dengan demikian jadwal penambangan/mine 
scheduling yang tepat bisa didapatkan. 
3. Analisa Data 
Pemecahan masalah-masalah dilakukan berdasarkan pada analisa 
terhadap data yang diperoleh dilapangan dengan berpegang pada literatur-literatur 
yang berhubungan dengan masalah tersebut. 
I. JADWAL PELAKSAAN PENELITIAN 
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama kurang lebih 8 
(delapan) minggu, yaitu mulai 06 Oktober 2014 sampai dengan 06 Desember 
2014, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut : 
No Kegiatan 
Waktu Pelaksanaan 
Minggu Ke- 
1 2 3 4 5 6 7 8 
1 Orientasi Lapangan 
2 Pengumpulan Data 
3 Pengolahan dan Analisa Data 
4 Pembuatan Laporan, 
Konsultasi dan Bimbingan 
5 Pengumpulan Laporan
J. DAFTAR PUSTAKA 
Anonim.1999. Petunjuk Menggunakan Minescape 4. Mincom Limited. 
Badan Standar Nasional Indonesia SNI 13-6011-1999, Klasifikasi Sumber Daya 
dan Cadangan Batubara, Jakarta. 
Hustrulid, W dan M. Kutcha (1995), “Open Pit Mine & Design”, A.A. Balkema, 
Rotterdam 
Kennedy, B.A (1990), “Surface Mining”, Port City Press, Inc, United States Of 
America. 
Oktaviana, S (2011) ‚“Perhitungan Mineable Coal Reserve Pada Pit Jupiter Area 
Seam 16 PT. Energi Cahaya Industritama, Bukuan–Samarinda, Kalimantan 
Timur”, (Online), (http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/411, 
diakses 5 Juni 2014) 
K. PENUTUP 
Demikianlah proposal Tugas Akhir (Skripsi) saya, sebagai bahan 
pertimbangan bagi Bapak/Ibu agar dapat menerima saya untuk melaksanakan 
Penelitian Tugas Akhir di PT. Injatama. Untuk selanjutnya saya mohon 
bimbingan dan arahan dari Bapak/Ibu dalam pelaksanaannya nanti.

More Related Content

What's hot

Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapiPaper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapiSylvester Saragih
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambangramaldini
 
Sistem penambangan
Sistem penambanganSistem penambangan
Sistem penambanganIpung Noor
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasioilandgas24
 
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad FauzanTugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzanopelnufail
 
Presentasi jenis jenis bahan galian logam dan keterdapatannya
Presentasi jenis jenis bahan galian logam dan keterdapatannyaPresentasi jenis jenis bahan galian logam dan keterdapatannya
Presentasi jenis jenis bahan galian logam dan keterdapatannyaSastra Diharlan
 
Penyusunan Rencana Pastambang
Penyusunan Rencana PastambangPenyusunan Rencana Pastambang
Penyusunan Rencana PastambangYusufRiyandi
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambangnyongker29
 
Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastikBatuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastikAmma Khatimah
 
Materi Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMateri Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMario Yuven
 

What's hot (20)

Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapiPaper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi
 
Marmer bonita
Marmer   bonitaMarmer   bonita
Marmer bonita
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambang
 
Sistem penambangan
Sistem penambanganSistem penambangan
Sistem penambangan
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
 
Alluvial mine
Alluvial mineAlluvial mine
Alluvial mine
 
ppt pertambangan
ppt pertambanganppt pertambangan
ppt pertambangan
 
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
 
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad FauzanTugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
 
Presentasi jenis jenis bahan galian logam dan keterdapatannya
Presentasi jenis jenis bahan galian logam dan keterdapatannyaPresentasi jenis jenis bahan galian logam dan keterdapatannya
Presentasi jenis jenis bahan galian logam dan keterdapatannya
 
Endapan emas orogenik
Endapan emas orogenikEndapan emas orogenik
Endapan emas orogenik
 
Penyusunan Rencana Pastambang
Penyusunan Rencana PastambangPenyusunan Rencana Pastambang
Penyusunan Rencana Pastambang
 
Struktur geologi
Struktur geologiStruktur geologi
Struktur geologi
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
 
Andesit dan Basalt
Andesit dan BasaltAndesit dan Basalt
Andesit dan Basalt
 
Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastikBatuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik
 
kegiatan penambangan
kegiatan penambangan kegiatan penambangan
kegiatan penambangan
 
Eksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimiaEksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimia
 
Materi Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimenMateri Geologi : Batuan sedimen
Materi Geologi : Batuan sedimen
 

Viewers also liked

32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2Barka Manilapai
 
Cover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
Cover dan daftar isi Proposal Tugas AkhirCover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
Cover dan daftar isi Proposal Tugas AkhirZdulkurnain Muhamad
 
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_PutraContoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_PutraM Harry Fathur Rahman
 
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1Zdulkurnain Muhamad
 
Jbptitbpp gdl-tonniturni-21899-3-2010ta-2
Jbptitbpp gdl-tonniturni-21899-3-2010ta-2Jbptitbpp gdl-tonniturni-21899-3-2010ta-2
Jbptitbpp gdl-tonniturni-21899-3-2010ta-2Jefri Mulyani
 
Pengetahuan alat alat berat
Pengetahuan alat alat beratPengetahuan alat alat berat
Pengetahuan alat alat beratJanu Diarto
 
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...Puw Elroy
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Area Pratama
 

Viewers also liked (12)

Tugas akhir
Tugas akhirTugas akhir
Tugas akhir
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 
Cover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
Cover dan daftar isi Proposal Tugas AkhirCover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
Cover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
 
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_PutraContoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
 
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
 
Jbptitbpp gdl-tonniturni-21899-3-2010ta-2
Jbptitbpp gdl-tonniturni-21899-3-2010ta-2Jbptitbpp gdl-tonniturni-21899-3-2010ta-2
Jbptitbpp gdl-tonniturni-21899-3-2010ta-2
 
Proposal TA selesai
Proposal TA selesaiProposal TA selesai
Proposal TA selesai
 
Pengetahuan alat alat berat
Pengetahuan alat alat beratPengetahuan alat alat berat
Pengetahuan alat alat berat
 
Tugas Akhir
Tugas AkhirTugas Akhir
Tugas Akhir
 
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi ka...
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
 

Similar to PT INJATAMA OVERBURDEN

Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam
Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalamKajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam
Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalamDjayus Yus
 
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...wisnu saputra aji
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...Hidayat Muhammad
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
 
7251-23029-1-PB.pdf
7251-23029-1-PB.pdf7251-23029-1-PB.pdf
7251-23029-1-PB.pdfUCAHFO1
 
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011rudyhendrawan
 
PT Kaltim Prima Coal
PT Kaltim Prima CoalPT Kaltim Prima Coal
PT Kaltim Prima Coalirwan iriadi
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Sylvester Saragih
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganheny novi
 
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxTEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxAkilaZaalan
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3KamalFarobi
 
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranProposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranLeonardoSitorus
 
Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir fo...
Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir fo...Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir fo...
Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir fo...Ashabul Kahfi
 
Geologi laut pak yusuf surachman potensi migas ri1
Geologi laut   pak yusuf surachman potensi migas ri1Geologi laut   pak yusuf surachman potensi migas ri1
Geologi laut pak yusuf surachman potensi migas ri1Jihad Brahmantyo
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxdenyainur
 

Similar to PT INJATAMA OVERBURDEN (20)

Sidang Hanif wow.pptx
Sidang Hanif wow.pptxSidang Hanif wow.pptx
Sidang Hanif wow.pptx
 
Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam
Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalamKajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam
Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam
 
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
 
Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3
 
Leo tbt
Leo tbtLeo tbt
Leo tbt
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
7251-23029-1-PB.pdf
7251-23029-1-PB.pdf7251-23029-1-PB.pdf
7251-23029-1-PB.pdf
 
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
Optimasi spasi pemboran endapan batubara dengan pendekatan geostatistik 2011
 
PT Kaltim Prima Coal
PT Kaltim Prima CoalPT Kaltim Prima Coal
PT Kaltim Prima Coal
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowongan
 
Laporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboranLaporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboran
 
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxTEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
 
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranProposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
 
Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir fo...
Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir fo...Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir fo...
Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir fo...
 
Geologi laut pak yusuf surachman potensi migas ri1
Geologi laut   pak yusuf surachman potensi migas ri1Geologi laut   pak yusuf surachman potensi migas ri1
Geologi laut pak yusuf surachman potensi migas ri1
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptx
 

Recently uploaded

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (9)

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 

PT INJATAMA OVERBURDEN

  • 1. PERENCANAAN TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT INJATAMA, SITE PELABUHAN KHUSUS BATUBARA INJATAMA, BENGKULU PROPOSAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Oleh : IVAN BOSCHO 03101002118 UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS TEKNIK 2014
  • 2. A. JUDUL PERENCANAAN TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT INJATAMA, SITE PELABUHAN KHUSUS BATUBARA INJATAMA, BENGKULU B. BIDANG ILMU TEKNIK PERTAMBANGAN C. PENDAHULUAN PT.Injatama merupakan perusahaan tambang batubara yang melakukan aktivitas penambangan menggunakan metode tambang terbuka di Desa Pasar Ketahun, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara. Hal yang membedakan tambang terbuka dengan tambang bawah tanah ialah bahwa pada tambang terbuka yang menjadi permasalahan adalah besarnya atau banyaknya jumlah atau volume tanah atau batuan penutup yang menutupi lapisan batubara yang harus dipindahkan ke tempat lain supaya nantinya dapat memudahkan dalam penggalian batubara. Terutama yang menjadi persoalan antara lain : tempat penimbunan yang dibutuhkan untuk tanah penutup, cara penimbunan, cara pengupasan yang efektif dan efisien. Berangkat dari persoalan tersebut diperlukan suatu perencanaan dan perancangan untuk setiap kegiatan penambangan, terutama yang ingin di fokuskan adalah perancangan pengupasan lapisan tanah penutup pada penambangan batubara mencakup desain teknis pengupasan lapisan tanah penutup sehingga nantinya dapat mendukung kinerja penambangan lapisan
  • 3. batubara yang ingin dicapai. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan mine scheduling yang tepat berupa perencanaan distance serta dalam mencapai material balance antara material overburden yang dikupas serta penempatan material tersebut ke area disposal yang ditentukan. Dengan adanya data perhitungan cadangan yang akurat menggunakan software Minescape 4.118, pekerjaan penambangan selanjutnya dapat direncanakan antara lain pembuatan desain tambang yang lebih detail dalam mendekati target yang ditetapkan dan disesuaikan dengan perancangan tambang yang cukup baik, serta pengalokasian fleet untuk pencapaian productivity dalam pemenuhan target produksi yang telah ditetapkan yang kemudian pembuatan mine scheduling dapat disusun dengan baik.. D. PERUMUSAN MASALAH Masalah yang diangkat dalam penelitian antara lain : 1. Bagaimana usaha perencanaan pengupasan overburden yang tepat dan efisien sesuai dengan situasi topografi area tambang pada tambang batubara PT.Injatama, Site Pelabuhan Khusus Batubara Tahun 2014. 2. Bagaimana perencanaan mine scheduling yang tepat dengan mempertimbangkan penggunaan jalan angkut yang ada serta usaha dalam menyesuaikan pengalokasian fleet yang tepat untuk mencapai target productivity unit yang digunakan dan pencapaian target stripping ratio. E. PEMBATASAN MASALAH
  • 4. Adapun batasan masalah yang dibahas dalam penyusunan laporan dan pengambilan data di lapangan yaitu: 1. Perhitungan sisa cadangan batubara tertambang dilakukan hanya pada pit tertentu yang dibatasi oleh topografi yang didapat dari kegiatan survey pada akhir bulan September 2014 serta Final Pit Design 2014 oleh PT. Injatama. 2. Penyusunan mine secheduling bulan Okober sampai Desember 2014 dibatasi untuk pekerjaan pemindahan overburden dengan menggunakan alat gali muat yang dimiliki perusahaan F. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan kembali mine scheduling untuk Quarter 4 Tahun 2014 dalam jangka waktu 3 bulan (Oktober- Desember 2014) yang aplikatif khususnya pada pengalokasian fleet untuk mencapai target produksi unit serta target stripping ratio yang telah disepakati dengan pihak client. Dalam perncanaan mine scheduling tersebut juga membahas bagaimana upaya dalam pencapaian material balance yang merupakan penyesuaian material yang dikupas dengan area pembuangan yang dituju. G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara Adapun klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara menurut Badan Standar Nasional (BSN) , 1999 adalah sebagai berikut: a. Sumber daya batubara hipotetik (hypothetical coal resource)
  • 5. Sumber daya batubara adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau. b. Sumber daya batu bara tereka (inferred coal resource) Sumber daya batubara tereka adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi. c. Sumber daya batubara tertunjuk (indicated coal resource) Sumber daya batubara tertunjuk adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan. d. Sumber daya batubara terukur (measured coal resource) Sumber daya batubara terukur adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci. e. Cadangan batu bara terkira (probable coal reserve)
  • 6. Cadangan batubara terkira adalah sumber daya batubara tertunjuk dan sebagian sumber daya batubara terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak. f. Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) Cadangan batubara terbukti adalah sumber daya batubara terukur yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak. Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi endapan batubara dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama: Kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Uraian tentang batasan umum untuk masing-masing kelompok tersebut beserta tipe lokalitasnya adalah sebagai berikut: a. Kelompok geologi sederhana Endapan batu baradalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batu barapada umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batu barasecara lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang berarti. Contoh jenis kelompok ini antara lain, di lapangan Bangko Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat (Kalimantan Selatan), dan Cerenti (Riau).
  • 7. b. Kelompok geologi moderat Batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah mengalami perubahan pasca pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak banyak, begitu pula pergeseran dan perlipatan yang diakibatkannya relatif sedang. Kelompok ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualitas batubara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca pengendapan. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batu baranya. Endapan batubara kelompok ini terdapat antara lain di daerah Senakin, Formasi Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis (Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan), serta Gunung Batu Besar (Kalimantan Selatan). c. Kelompok geologi kompleks Batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam sistim sedimentasi yang komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif yang mengakibatkan terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas batubaranya banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada saat proses sedimentasi
  • 8. berlangsung atau pada pasca pengendapan seperti pembelahan atau kerusakan lapisan (wash out). Pergeseran, perlipatan dan pembalikan (overtumed) yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga menjadikan lapisan batubara sukar dikorelasikan. Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batu/baranya terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batubara dari kelompok ini, antara lain, diketemukan di Ambakiang, Formasi Warukin, Ninian, Belahing dan Upau (Kalimantan Selatan), Sawahluhung (Sawahlunto. Sumatera Barat). daerah Air Kotok (Bengkulu), Bojongmanik (Jawa Barat), serta daerah batubara yang mengalami ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumatera Selatan). Ketiga karakteristik geologi endapan batubara ini mempengaruhi jarak titik bor untuk mendapatkan informasi dalam menentukan jumlah cadangan. Persyaratan jarak titik informasi untuk setiap kondisi geologi endapan dan kelas sumberdaya diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1 Jarak titik informasi menurut kondisi geologi (BSN, 1999) Kondisi Geologi Kriteria Sumberdaya Terukur Terunjuk Tereka Hipotetik
  • 9. Sederhana Jarak titik informasi x≤500m 500<x≤1000m 1000<x≤1500m Tidak terbatas Moderat x≤250m 250<x≤500m 500≤x≤1000m Tidak terbatas Kompleks x≤100m 100≤x≤200m 200≤x≤4000m Tidak terbatas G.2 Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan Batubara Secara umum, data yang diperlukan dalam pehitungan cadangan batubara meliputi peta topografi daerah penelitian, data log bor, data survey, dan data koordinat. Dari data-data tersebut kemudian diolah menjadi: a. Peta kontur struktur Peta kontur struktur berguna untuk mengetahui batas penambangan batubara yang efisien. Peta kontur struktur ini dibuat berdasarkan data data hasil pemboran koordinat lubang bor (x, y, z) khususnya data pemboran koordinat lubang bor. b. Peta isopach Pembuatan peta isopach bertujuan untuk mengetahui ketebalan lapisan batubara. Peta isopach dibuat berdasarkan data-data hasil pemboran antara lain data koordinat lubang bor (x, y, z), dan ketebalan batubara. G.3 Metode Perhitungan Cadangan
  • 10. Dalam pemilihan metode perhitungan cadangan ada beberapa faktor yang mendasari diantaranya faktor geologi endapan, metode eksplorasi, data yang dimiliki, tujuan perhitungan serta tingkat kepercayaan yang diinginkan. Berdasarkan metode (teknik/asumsi/pendekatan), maka penaksiran dan perhitungan cadangan atau sumberdaya terdiri dari metode konvensional yang terbagi menjadi dua yaitu metode penampang vertikal dan metode penampang horizontal. a. Metode Penampang Vertikal Metode penampang vertikal menggambarkan kondisi endapan, bijih dan tanah penutup (overburden) pada penampang-penampang vertikal. Perhitungan luas masing-masing elemen tersebut dilakukan pada masing-masing penampang. Metode penampang vertikal dilakukan dengan prosedur sebagai berikut (Hustrulid & Kutcha 1995): 1. Penentuan lintasan penampang. 2. Konstruksi penampang (permukaan, geometri endapan, geometri pit, serta faktor pembatas lainnya). 3. Perhitungan luas masing-masing elemen. 4. Pemilihan rumus perhitungan. 5. Perhitungan volume dan tonase. Pada metode penampang (cross section), perhitungannya mirip dengan metode triangular pada metode horizontal, berikut ini perhitungannya:
  • 11. 1. Daerah penampang (A pada Gambar 1), adalah rata-rata kedalaman pada lubang bor, (di + dj)/2 dikalikan jarak anatar lubang bor W. 2. Total volume adalah satu setengah kali jumlah area pada masing-masing penampang A dan B dikalikan jarak antar lintasan (L). Gambar 1, Metode Cross Section, (B.A. Kenedy, 1990) Dalam metode penampang, beberapa variasi dalam perhitungan volume cadangan adalah sebagai berikut: 1. Rumus kerucut terpancung Perhitungan Volume
  • 12. Gambar 2, Penampang Endapan Berbentuk Kerucut Terpancung (” Steven C. Chapra, 1985) S1 = luas penampang atas S2 = luas penampang bawah L = jarak antara S1 dan S2 V = volume cadangan 2. Rumus Mean Area Gambar 3, Gambar Penampang Berbentuk Melintang (Steven C. Chapra, 1985) Perhitungan Volume S1,S2= luas penampang endapan
  • 13. L= jarak antar penampang V = Volume cadangan b. Metode penampang horizontal Beberapa metode penampang horizontal yang biasa digunakan adalah metode triangulasi, metode polygon, isoline, dan metode circular USGS 1983. Pada metode triangulasi setiap lubang bor diambil dengan ketentuan titik-titiknya dibentuk menjadi prisma segitiga. Jika pada bentuk triangular ketebalan konstan adalah t, volumenya adalah luas area dikalikan dengan ketebalan. Gambar 4, Metode Triangular (B.A. Kenedy, 1990) Metode poligon dalam perhitungan cadangan menggunakan garis bagi tegak lurus untuk menetapkan daerah pengaruh titik informasi ketebalan lapisan. Metode ini sebenarnya merupakan contoh penerapan nearest point. Metode poligon adalah suatu perhitungan dengan konsep
  • 14. dasar yang menyatakan bahwa seluruh karakteristik endapan suatu daerah diwakili oleh suatu titik tertentu. Jarak titk bor di dalam poligon dengan batas poligon sama dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat. Di dalam poligon ini nilai kadar diasumsikan sama dengan kadar pada titik bor di dalam poligon. (B.A. Kenedy 1990). Gambar 5, Contoh Konstruksi Metode Poligon (B.A. Kenedy, 1990) Perhitungan volume dengan rumus sebagai berikut V= A x t Dimana: V= volume A= luas poligon t= tebal lapisan batubara di titik bor G.4 Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Pemilihan Metode Penambangan
  • 15. Menurut Hartman (1987), beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode penambangan antara lain sebagai berikut: 1. Karakteristik endapan Karakteristik endapan merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam pemilihan penambangan, apakah tambang tersebut akan dikerjakan dengan metode tambang terbuka atau tambang bawah tanah, serta bagaimana laju produksi dan layout dari penambangan. Beberapa karakteristik endapan antara lain size (ukuran), bentuk, kedalaman, batas terluar dari endapan serta keberadaan tambang sebelumnya. 2. Kondisi geologi dan hidrologi Karakteristik geologi misalnya bagaimana keadaan endapan bahan galian serta batuan di sekitarnya mempengaruhi dalam pertimbangan ground support dalam penambangan bawah tanah, Sedangkan hidrologi mempengaruhi perencanaan dewatering pada tambang terbuaka maupun tambang bawah tanah. Kondisi geologi dan hidrologi meliputi antara lain komposisi kimia, mineralogi dan petrologi, struktur endapan, daerah lemah, zona pelapukan dan alteras, dan keberadaan gas. 3. Sifat-sifat geoteknik, meliputi sifat elastis, sifat plastis, keadaan stress, dan sifat lainnya yang mempengaruhi (porositas, permeabelitas, dan lain-lain) yang dimiliki batuan. 4. Pertimbangan keekonomisan
  • 16. Faktor ekonomi merupakan pertimbangan akhir yang menentukan apakah suatu metode penambangan dapat dijalankan atau tidak, hal ini dikarenakan faktor ini mempengaruhi investasi, keuntungan, cash flow dan payback period. 5. Faktor teknologi, meliputi perolehan tambang, dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih), fleksibilitas metode dengan perubahan kondisi, selektifitas metode untuk bijih dan waste, konsentrasi atau dispersi pekerjaan, serta modal, pekerja dan intensitas mekanis. 6. Faktor lingkungan Faktor lingkungan meliputi keadaan sosial, ekonomi, politik. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan, karena terkadang operasi penambangan dapat ditolak apabila tidak memperhatikan hal-hal tersebut. G.5. Perencanaan Tambang Pada perencanaan tambang tidak terlepas dari perancangan sebuah pit. Banyak faktor yang menentukan bentuk dan ukuran dari sebuah pit. Faktor-faktor tersebut harus dapat dipahami dan digunakan dalam pengoperasian semua pit. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi desain pit yaitu: geologi, grade, lokasi mineralisasi, luas area endapan, property boundaries, produksi, tinggi jenjang, pit slopes, kemiringan jalan, ongkos produksi, pemasaran, stripping ratio, dan cutoff grade (B.A. Kenedy 1990). G.5.1. Geometri Jenjang
  • 17. Perancangan geometri jenjang sangat diperlukan dalan perancangan pit. Beberapa bagian dari jenjang meliputi tinggi jenjang (bench height), lebar jenjang (bench width), dan sudut lereng (face angle) (Gambar 3.4). a. Lebar Jenjang (Bench Width) Menurut Hartman (1992), lebar jenjang minimum untuk tinggi jenjang dari 9 sampai 30 m dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut: Lebar jenjang minimum = 4,5 ft + 0,2 tinggi jenjang……..……(3.1) b. Tinggi Jenjang (Bench Height) Tinggi jenjang harus disesuaikan dengan alat gali muat yang digunakan. Pada saat menggunakan excavator, tinggi jenjang sebaiknya disesuaikan dengan tinggi penggalian maksimum alat. Selain itu tinggi jenjang dibatasi oleh kedalaman drilling. (Hustrulid & Kutcha, 1995) c. Sudut Lereng (Face Angle) Lereng pada pit merupakan salah satu element penting yang mempengaruhi ukuran dan bentuk dari suatu pit. Lereng pada pit membantu dalam menentukan jumlah dari waste yang harus dipindahkan untuk menambang endapan. (B. A. Kennedy, 1990).
  • 18. (Sumber: W. Hustrulid, “Open Pit Mine Planning & Design”, 1995) GAMBAR 3.4 BAGIAN-BAGIAN JENJANG G.5.2. Kemantapan Lereng Dalam bidang geoteknik, analisis kemantapan lereng bertujuan untuk mendukung keamanan dan fungsi yang tepat dari desain lereng batuan dan tanah. Analisis yang dilakukan sebelumnya dapat digunakan untuk menentukan parameter-parameter penting dalam kestabilan bekerja. Parameter dalam analisis tersebut bertujuan untuk menganalissis masalah-masalah fisik serta geometri lereng yang berpengaruh pada kemantapan lereng. (G.P. Giani, 1992). Analisis kemantapan lereng bertujuan untuk mengevaluasi (G.P. Giani, 1992): 1. Determinasi dari tahapan penggalian atau konstruksi yang optimal. s2. Aturan yang mengatur pembuatan desain lereng seperti sudut lereng dan penggalian yang disesuaikan dengan keamanan kerja.
  • 19. 3. Konsolidasi pekerjaan seperti pada sistem drainase atau rock bolting yang dapat direncanakan dengan tingkat keamanan yang baik dari suatu lereng. Pada prinsipnya, dalam penentuan kestabilan lereng dipengaruhi oleh faktor keamanan. Faktor keamanan didefinisikan sebagai ratio antara tegangan maksimum yang menahan suatu pergerakan dengan gaya yang ada yang mendukung adanya pergerakan (G.P. Giani, 1992). Menurut Bowles (1989), faktor keamanan dibagian menjadi tiga rentang bagian menurut intensitas kelongsorannya, yaitu FK kurang dari 1,07 menunjukkan sering terjadi longsor (lereng dalam keadaan labil), FK antara 1,07 sampai 1,25 menunjukkan lonsor pernah terjadi (lereng dalam keadaan kritis), dan FK lebih besar dari 1,25 menunjukkan longsor jarang terjadi (lereng dikatakan stabil). G.6. Penjadwalan Produksi Tujuan utama dari penjadwalan produksi adalah untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dari hasil penjualan endapan bahan galian. Penjadwalan produksi dipengaruhi oleh metode dan sekuen dari penambangan serta cutoff grade dan juga strategi produksi. Keempat hal ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor di sebagai berikut (B. A. Kennedy, 1990): - Lokasi dan penyebaran endapan berdasarkan topografi dan ketinggian
  • 20. - Tipe mineral, karakter fisik, dan distribusi kadar endapan - Biaya operasi penambangan - Biaya tak langsung seperti pajak dan royalti - Recovery komoditas - Pemasaran - Politik dan lingkungan Prosedur yang digunakan untuk menentukan jadwal penambangan yang optimal terbagi menjadi 3 tahapan. Pertama, menentukan mining sequence, kedua menentukan strategi cutoff grade yang disesuaikan dengan waktu dan parameter yang optimal untuk produksi, dan ketiga menentukan kombinasi produksi dari penambangan dan pengolahan yang optimal berdasarkan batasan-batasan logistik, keuangan, pemasaran, dan batasan lainnya (B. A. Kennedy, 1990). Untuk mengembangkan sebuah penjadwalan produksi yang optimal, sebuah sekuen dari penambangan, ultimate pit harus ditentukan terlebih dahulu dan kemudian sekuen penambangan dapat disusun. Sekuen penambangan tergantung pada 2 parameter. Pertama, penyesuaian antara stripping ratio, recovery, kadar bijih serta lokasi fisik bijih dan waktu yang tepat. Kedua yaitu parameter yang berhubungan dengan biaya dari keseluruhan kegiatan operasional (B. A. Kennedy, 1990). Sebelum perencanaan produksi dilakukan, harus ada kesepakan yang lengkap dalam eksplorasi dan pemodelan endapan. Dari pekerjaan
  • 21. ini didapatkan asumsi-asumsi misalnya untuk pemilihan metode penambangan, tinggi jenjang, serta perkiraan ukuran lading point dari metode penambangan yang dipilih (B. A. Kennedy, 1990). H. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah: 1. Pengambilan Data Data yang diperlukan pada penelitian ini berupa data sekunder, yang terdiri dari: a) Data survei yang menunjukkan situasi topografi area tambang PT. Injatama Site Pelabuhan Khusus Batubara Injatama. b) Final pit design 2014 c) Schema d) Data target pengambilan batubara dari pihak client e) Target stripping ratio (bulan Oktober-Desember) f) Standart Parameter Operation 2. Pengolahan Data Data yang diperoleh di lapangan berupa data survei yang menunjukkan situasi topografi dari area tambang. Data tersebut kemudian diolah menjadi peta topografi tambang terbuka PT. Cipta Kridatama. Hasil pengolahan data berupa peta topografi ini kemudian diolah bersamaan dengan schema serta final pit design menggunakan software Minescape 4.118 untuk mendapatkan sisa volume cadangan batubara tertambang yang terdapat pada pit area
  • 22. penambangan sampai dengan akhir tahun 2014 berdasarkan final pit design 2014. Dari volume yang telah didapat, penyusunan scheduling penambangan dapat direncanakan sampai dengan terpenuhinya kesesuaian material balance. Melalui data Standart Parameter Operation yang dipadukan dengan kapasitas dan alokasi fleet yang tepat untuk ketercapaian target produksi serta target productivity unit tersebut dengan demikian jadwal penambangan/mine scheduling yang tepat bisa didapatkan. 3. Analisa Data Pemecahan masalah-masalah dilakukan berdasarkan pada analisa terhadap data yang diperoleh dilapangan dengan berpegang pada literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah tersebut. I. JADWAL PELAKSAAN PENELITIAN Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama kurang lebih 8 (delapan) minggu, yaitu mulai 06 Oktober 2014 sampai dengan 06 Desember 2014, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut : No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Orientasi Lapangan 2 Pengumpulan Data 3 Pengolahan dan Analisa Data 4 Pembuatan Laporan, Konsultasi dan Bimbingan 5 Pengumpulan Laporan
  • 23. J. DAFTAR PUSTAKA Anonim.1999. Petunjuk Menggunakan Minescape 4. Mincom Limited. Badan Standar Nasional Indonesia SNI 13-6011-1999, Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara, Jakarta. Hustrulid, W dan M. Kutcha (1995), “Open Pit Mine & Design”, A.A. Balkema, Rotterdam Kennedy, B.A (1990), “Surface Mining”, Port City Press, Inc, United States Of America. Oktaviana, S (2011) ‚“Perhitungan Mineable Coal Reserve Pada Pit Jupiter Area Seam 16 PT. Energi Cahaya Industritama, Bukuan–Samarinda, Kalimantan Timur”, (Online), (http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/411, diakses 5 Juni 2014) K. PENUTUP Demikianlah proposal Tugas Akhir (Skripsi) saya, sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak/Ibu agar dapat menerima saya untuk melaksanakan Penelitian Tugas Akhir di PT. Injatama. Untuk selanjutnya saya mohon bimbingan dan arahan dari Bapak/Ibu dalam pelaksanaannya nanti.