Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas analisis kemampugaruan pada tambang batupasir formasi Pulaubalang di Samarinda menggunakan metode Rock Mass Rating.
2. Didapatkan 23 kekar dengan 3 joint set dan lereng N 120oE/55 derajat. Nilai RMR 59,17 yang menunjukkan batuan dapat digaru dengan metode ripping menggunakan alat ripper D9/D8.
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Analisis kemampugaruan berdasarkan rock mass rating pada tambang batupasir formasi pulaubalang ke. samarinda seberang kota samarinda
1. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
ANALISIS KEMAMPUGARUAN BERDASARKAN ROCK MASS
RATING PADA TAMBANG BATUPASIR FORMASI
PULAUBALANG KEC. SAMARINDA SEBERANG KOTA
SAMARINDA
BIDANG KEGIATAN:
PKM ARTIKEL ILMIAH
DIUSULKAN OLEH :
1. Ashabul Kahfi 1509055009/2015
2. Fauzan Azmi Ramadhan 1409055023/2014
3. Emdananta Ginting 1509055019/2015
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017
4. 1
ANALISIS KEMAMPUGARUAN BERDASARKAN ROCK MASS RATING
PADA TAMBANG BATUPASIR FORMASI PULAUBALANG KEC.
SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA
(ANALYSIS OF RIPPABILITY BASED ON ROCK MASS RATING AT
SANDSTONE MINES PULAUBALANG FORMATION SAMARINDA
SEBERANG SUB DISTRICT, SAMARINDA)
Ashabul Kahfi1
, Fauzan Azmi Ramadhan1
dan Emdananta Ginting1
1
Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur
ABSTRAK
Operasi penambangan terdiri dari penggalian, pemuatan dan pengangkutan.
Pemilihan metode dalam operasi penambangan mutlak akan mempengaruhi
efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Dalam pemilihan cara penggalian perlu
dilakukan analisis kemampugaruan untuk mengetahui cara penggalian yang cocok
dengan karakteristik batuan dan perhitungan biaya penggalian. Pada tambang
rakyat, penambang tidak tahu pasti karakteristik kemampugaruan pada lokasi
penambangan sehingga sering terjadi kesalahan dalam pemilihan cara penggalian
yang menimbulkan beberapa permasalahan. Pada penelitian ini, Analisis
kemampugaruan (Rippability) menggunakan metode Rock Mass Rating.
Metode penelitian menggunakan metode deduktif yang terdiri dari 3 tahap, yaitu
pra lapangan, lapangan dan pasca lapangan. Tahap pra lapangan meliputi studi
pustaka dan pengamatan lapangan. Tahapan Lapangan meliputi pengambilan data
kedudukan kekar dan lereng, jarak kekar, kondisi Airtanah, kondisi kekar,
orientasi kekar dan sampel batuan. Tahapan pasca lapangan meliputi pengujian
sifat fisik dan mekanik sampel batuan, perhitungan Rock Quality Designation,
pembobotan data lapangan, pembobotan dan pengelompokkan dengan metode
Rock Mass Rating, dan Analisis kemampugaruan. Dengan panjang scanline 11
meter, didapatkan 23 kekar yang terkumpul dalam 3 Joint Set dan kedudukan
lereng N 120ºE/55º. Nilai Kuat Tekan terkonversi yaitu 8,615 MPa. Nilai Rock
Quality Designation yaitu 97,95 %. Kondisi Airtanah yaitu Lembab-Basah
dengan Bobot 9,08. Jarak Kekar yaitu 0,46 m. Kondisi Kekar mempunyai bobot
18,09. Nilai Rock Mass Rating yaitu 59,17 yang mendeskripsikan kelas massa
batuan III (Batuan Sedang). Nilai RMR 59,17 menunjukkan karakteristik batuan
yang dapat digaru (Rippable) sehingga metode penggalian yang disarankan adalah
dengan cara penggaruan (Ripping) dan alat garu (Ripper) yang direkomendasikan
adalah Tractor D9/D8.
Kata Kunci : Kemampugaruan, Tambang Batupasir, Rock Mass Rating
ABSTRACT
Mining operation consist of digging, loading and hauling. To choose method in
the mining operation will be influence the effience and the effective of works. In
order to choose the digging method it needs to analysis of ripability to know the
5. 2
suitable digging method with the rock characteristic and the cost of digging. In
tratidional mining, the miners don’t know about rippability characteristic at the
mining location so that it is usually happen they choose a wrong method of
digging that appear the problems. In this research, analysis of rippability use
Rock Mass Rating method.
The research method use deductive method which consist 3 step, which are pre-
field step, field step and post-field step. The pre-field step consist study literature
and field observation. The field step consist data collection of slope position and
joint position, joint spacing, groundwater condition, joint condition, joint
orientation and rock samples. The post-field step consist physical properties test
and mechanical properties test on the rock samples, calculation of value Rock
Quality Designation, calculation of field data, calculation and classification with
Rock Mass Rating method, and analysis of rippability. On 11 meter of long
scanline, it was found 23 joints has accumulated in the 3 joint set and slope
position is N 120ºE/55º. The value of unaxial compressive test converted is 8,615
MPa. The value of Rock Quality Designation is 97,95%. Groundwater condition
is moist to wet which have a value 9,08. The spacing joints is 0,46 meter. Joint
condition have a value 18,09. The value of Rock Mass Rating is 59,17 which
describe rock mass class III (medium rock).The value of RMR 59,17 it show the
characteristic of rock is rippable. So that, the digging method which suggest is
Ripping and the ripper machine that recommended is Tractor D9/D8..
Keywords : Rippability, Sandstone Mine, Rock Mass Rating
Author :
Ashabul Kahfi
Email : Kahfilang@gmail.com
No.Telp/HP : +6281249571600
6. 3
1. PENDAHULUAN
Operasi penambangan terdiri dari
penggalian, pemuatan dan
pengangkutan. Pemilihan metode
dalam operasi penambangan mutlak
akan mempengaruhi efisiensi dan
efektifitas pekerjaan. Penggalian
langsung, penggaruan dan peledakan
adalah tiga metode utama yang
digunakan dalam pembongkaran dan
pemberaian batuan, penggaruan adalah
proses pemberaian batuan dengan
menggunakan ripper yang ditarik oleh
bulldozzer.
Dalam pemilihan cara penggalian perlu
dilakukan analisis kemampugaruan
untuk mengetahui cara penggalian yang
cocok dengan karakteristik batuan dan
perhitungan biaya penggalian. Lebih
dari 40 tahun banyak penelitian
dilakukan untuk pengembangan
metode yang dapat menentukan
kemampugaruan suatu batuan. Metode-
metode ini banyak digunakan oleh para
peneliti dalam menentukan
kemampugaruan yaitu metode
langsung dan metode tak langsung.
Metode langsung (direct method)
dilakukan dengan uji coba di lapangan
secara langsung dengan mesin ripper.
Metode tak langsung (indirect method)
menjadi alternatif dalam menentukan
kemampugaruan suatu batuan karena
dianggap lebih praktis dan efisien.
Indirect method ini antara lain metode
seismik, grafis dan grading
(Pembobotan).
Pada tambang rakyat, karakteristik
kemampugaruan pada lokasi
penambangan tidak diketahui oleh
penambang sehingga sering terjadi
kesalahan dalam pemilihan metode
penggalian yang dapat menimbulkan
beberapa permasalahan. Oleh karena
itu, dianggap perlu adanya analisis
kemampugaruan.
2. TUJUAN
Tujuan dalam analisis kemampugaruan
pada tambang Batupasir ini adalah
sebagai pemberi informasi kepada
penambang tentang karakteristik
batuan, pemilihan metode penggalian
yang tepat dan rekomendasi alat yang
sesuai dengan pekerjaan. Sehingga
permasalahan-permasalahan yang
timbul sebelumnya dapat dikurangi dan
menekan biaya pengeluaran serta
meningkatkan produksi.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan
adalah Metode Deduktif. Metode
tersebut dibagi menjadi beberapa
tahapan yaitu tahap pra lapangan, tahap
lapangann, dan tahap pasca lapangan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam diagram alir gambar 1.
Gambar 1. Diagram alir penelitian
Tahap pra lapangan meliputi studi
pustaka dan pengamatan lapangan.
7. 4
Tahapan lapangan meliputi
pengambilan data kedudukan kekar dan
lereng (Strike/Dip), Orientasi kekar,
jarak kekar, Kondisi Airtanah, dan
pengambilan sampe batuan yang
representatif untuk uji kuat tekan.
Tahapan pasca lapangan meliputi
pengujian sifat fisik dan mekanik
sampel batuan, perhitungan Rock
Quality Designation (RQD),
Perhitungan Rock Mass Rating (RMR)
dan analisis kemampugaruan.
Pengambilan dan pengolahan data
sesuai dengan SNI 2825 dan SNI 6167.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
penelitian antara lain : Kompas
geologi, GPS, Pita Ukur, Papan Scaner,
Palu Geologi, Cawan, Oven, Mesin
Kuat Tekan, Gerinda, Timbangan dan
Hand Bor Portable. Adapun bahan
yang digunakan dalam penelitian antara
lain : Sampel batuan, Buku catatan
lapangan, Perangkat Lunak Dips 5.1
dan alat Tulis.
Lokasi penelitian secara administratif
terletak di Jl.H.A.M. Rifadin, Kec.
Samarinda Seberang Kota Samarinda
Kalimantan Timur. Penelitian juga
dilakukan di Laboratorium Rekayasa
Sipil dan Laboratorium Teknologi
mineral dan Batubara Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman.
Penelitian dilakukan pada tanggal 08-
15 Januari 2017 dan dilanjutkan pada
tanggal 20-23 Januari 2017.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Peta Geologi Lembar
Samarinda Kalimantan, Provinsi
Kalimantan Timur terdiri dari beberapa
formasi batuan, yaitu Formasi
Kampungbaru, Formasi Balikpapan,
Formasi Pulaubalang, Formasi
Bebuluh, Formasi Pamaluan, dan
Alluvium.
Formasi Pulaubalang tersusun dari
perselingan antara grewake dan
batupasir kuarsa dengan sisispan
batugamping, batulempung, batubara,
dan tufa dasit. Batupasir grewake
warnanya kelabu kehijauan, padat, dan
tebal lapisan antara 15 - 100 cm.
Batupasir kuarsa berwarna kelabu
kemerahan dengan tebal lapisan antara
15 – 60 cm. Batugamping warnanya
coklat muda kekuningan dan tebal
lapisan 10 – 40 cm. Lingkungan
pengendapannya di laut dangkal.
Batulempung berwarna kelabu
kehitaman dan tebal lapisannya 1 – 2
cm. Berselingan dengan batubara yang
tebalnya mencapai 4 m. Dan Tufa Dasit
warnanya putih yang merupakan
sisipan dalam pasir kuarsa.
Gambar 2. Peta Geologi Regional
Dari hasi pengukuran kekar dengan
panjang Scanline 11 meter, didapatkan
23 kekar dan kedudukan N 120ºE/55º.
Data tersebut diproyeksikan ke Stereo
Net dengan perangkat lunak Dips 5.1
dan didapatkan 3 Joint Set.
8. 5
No
Strike
(N..ºE)
Dip
(º)
Dip Direction
(º)
Joint
Set
1 190 18 280 1
2 233 18 323 1
3 281 14 11 1
4 173 10 263 1
5 331 31 61 1
6 255 11 345 1
7 342 11 72 1
8 316 26 46 1
9 5 33 95 1
10 269 11 359 1
11 268 11 358 1
12 23 12 113 1
13 52 11 142 1
14 343 21 73 1
15 231 40 321 1
16 195 60 285 2
17 185 60 275 2
18 184 71 274 2
19 189 73 279 2
20 169 74 259 2
21 210 55 300 2
22 60 80 150 3
23 49 71 139 3
Tabel 1. Data Kedudukan Kekar
Gambar 3. Proyeksi Stereografis Kekar
Dari 4 sampel batuan yang dianggap
representatif, diambil masing-masing 3
bagian untuk pengujian sifat fisik
sehingga total sampel adalah 12
sampel. Sifat yang diuji antara lain
jenis batuan, Bobot isi asli, Bobot isi
kering, Bobot isi jenuh, Kadar air asli,
Kadar air jenuh, derajat kejenuhan,
porositas, dan Void Ratio.
Sifat SS1 SS2 SS3 SS4
Jenis
Batuan
Sand
stone
Sand
stone
Sand
stone
Sand
stone
γn
gr/cm3
1,76 1,63 1,66 1,67
γd
gr/cm3
1,56 1,46 1,48 1,47
γw
gr/cm3
1,96 1,88 1,90 1,90
ωn % 12,82 11,15 12,00 13,17
ωs % 25,63 28,64 28,71 29,05
S % 50,03 38,97 42,07 46,35
N % 39,97 41,86 42,37 42,44
e 0,25 0,17 0,22 0,24
Tabel 2. Hasil Pengujian Sifat Fisik
Nilai uji kuat tekan unaxial didapatkan
dari uji UCS (Unconfined Compressive
Strength). Sampel yang diuji ada 4
buah berbentuk silinder. Pengujian ini
mendapatkan gaya yang bekerja pada
batuan sehingga batuan tersebut
Failure.
Kode
Sampe
l
Diameter
(m)
Panjang
(m)
Luas
(m2
)
D/L
F
(kN)
SS1 0,098 0,203 0,00754 0,483 85
SS2 0,098 0,203 0,00754 0,483 50
SS3 0,099 0,205 0,00769 0,483 45
SS4 0,098 0,204 0,00754 0,480 50
Kode
Sampel
Kuat Tekan
Kuat Tekan
Terkoreksi σc50
kN/ m2
MPa kN/ m2
MPa
SS1
11274,
50
11,27 11321,34 11,32 12,78
SS2
6632,0
6
6,63 6659,61 6,66 7,52
SS3
5848,8
8
5,85 5872,94 5,87 6,64
SS4
6632,0
6
6,63 6663,41 6,66 7,52
Rata-
rata
7596,8
7
7,60 7629,33 7,63
8,61
5
Tabel 3. Hasil Uji kuat tekan Unaxial
9. 6
Sehingga nilai kuat tekan terkonversi
adalah 8,615 MPa yang mempunyai
bobot 2 (Lemah).
Nilai kuat tekan
unaxial terkoreksi
(MPa)
Kelas Bobot
8,615 Lemah 2
Tabel 4. Pembobotan nilai kuat tekan
Pada penelitian ini tidak dilakukan
pengeboran Coring sehingga dalam
menghitung RQD digunakan metode
tidak langsung yaitu dengan
menghitung jarak kekar dengan
membagi jumlah kekar dengan panjang
Scanline sehingga diperoleh nilai RQD
97,95%. Jarak kekar didapatkan 0,46
meter.
λ =
= 2,17 m
RQD
= 97,95 %
No.
Nilai RQD
(%)
Kelas Bobot
1 97,95
Sangat
Baik
20
Tabel 5. Pembobotan RQD
Untuk mengetahui kondisi airtanah di
lokasi penelitian, peneliti mengamati
keadaan keseluruhan lokasi dan setiap
kekar yang diukur. Dari hasil
pengamatan, didapatkan rata-rata
kondisi airtanah dalam kondisi lembab
dan basah dengan bobot 9,08.
Berikut adalah kondisi airtanah di
setiap kekar dan pembobotan kondisi
airtanah.
No
Strike
(N ..ºE)
Dip
(º)
Kondisi
Airtanah
Bobot
1 190 18 Lembab 10
2 233 18 Lembab 10
3 281 14 Basah 7
4 173 10 Lembab 10
5 331 31 Basah 7
6 255 11 Lembab 10
7 342 11 Basah 7
8 316 26 Lembab 10
9 5 33 Lembab 10
10 269 11 Lembab 10
11 268 11 Lembab 10
12 23 12 Lembab 10
13 52 11 Lembab 10
14 343 21 Lembab 10
15 231 40 Lembab 10
16 195 60 Basah 7
17 185 60 Lembab 10
18 184 71 Lembab 10
19 189 73 Basah 7
20 169 74 Basah 7
21 210 55 Basah 7
22 60 80 Lembab 10
23 49 71 Lembab 10
Rata-rata 9,08
Tabel 7. Kondisi airtanah
No.
Kondisi
Airtanah
Bobot
1 Lembab-Basah 9,08
Tabel 6. Pembobotan kondisi airtanah
Jarak kekar diperoleh dari pengukuran
lapangan dan dilakukan pendekatan
dengan beberapa persamaan, didaptkan
jarak kekar rata-rata 0,46 meter.
No
Nilai Jarak
Kekar (m)
Kelas Bobot
1 0,46 Sedang 10
Tabel 8. Pembobotan Jarak Kekar
Kondisi kekar diperoleh dari beberapa
parameter yaitu persistensi kekar,
10. 7
kekasaran, lebar bukaan, material
pengisi kekar, pelapukan (Weathering).
Dari hasil pengamatan didapatkan
bobot rata-rata untuk persistensi kekar
yaitu 4,43. Kondisi kekasaran kekar
adalah kasar dengan bobot 5. Lebar
bukaan berukuran antara 0,5 mm – 50
mm sehingga bobot rata-ratanya adalah
0,78. Material pengisi kekar umumnya
kasar dan ukurannya antara 0 mm – 36
mm sehingga bobot rata-ratanya adalah
3,83. Kondisi pelapukan kekar di
lapangan adalah sedikit lapuk dan
lapuk dengan bobot rata-rata 4,04.
Sehingga total bobot kondisi kekar
adalah 18,09.
Dari hasil pengamatan, pengujian, dan
perhitungan dari masing-masing
parameter didapatkan bobot total RMR
adalah 59,17. Dengan bobot tersebut
dapat disimpulkan bahwa lereng di
lokasi penelitian termasuk ke dalam
kelas massa batuan III ( Batuan
Sedang).
Parameter Nilai Kekar Bobot
Kuat
Tekan
(UCS)
8,615 Mpa 2
RQD 97,95% 20
Kondisi
Airtanah
Lembab-Basah 9,08
Jarak
Kekar
0,46 m 10
Kondisi
Kekar
Persistensi
Kekar
4,43
18,09
Kekasaran 5
Jarak aperture
kekar
0,78
Material
Pengisi
3,83
Pelapukan 4,04
Jumlah Bobot 59,17
Kelas Massa Batuan III
Tabel 9. Rock Mass Rating
Hasil pembobotan Rock Mass Rating
pada lokasi penelitian menunjukkan
nilai 59,17 yang mendeskripsikan
kondisi batuan sedang. Berdasarkan
nilai tersebut, material yang terdapat di
lokasi penelitian bersifat dapat digaru
(Rippable) yang berarti metode
penggalian yang disarankan adalah
dengan cara penggaruan (Ripping).
Nilai RMR Metode Penggalian
<30
Penggalian Langsung
(Direct Digging)
31-60 Penggaruan (Ripping)
61-100 Peledakan (Blasting)
Tabel 10. Rekomedasi Penggalian
Berdasarkan Rock Mass Rating yang
bernilai 59,17 pengalian bersifat
penggaruan yang sangat keras (Very
Hard Ripping) sehingga alat garu yang
direkomendasikan adalah Tractor
D9/D8 yang mempunyai kapasitas daya
385/270 HP.
Total
Rating
100-90 90-70
Rippability
Assesment
Blasting
Extremely Hard
Riping and Blasting
Tractor
Selection
- DD9G/D9G
Horse
Power
- 770/385
Kilowatts - 570/290
Total
Rating
70-50 50-25 <25
Rippability
Assesment
Very
Hard
Riping
Hard
Riping
Easy
Ripping
and
Direct
Digging
Tractor
Selection
D9/D8 D8/D7 D7
Horse
Power
385/270 270/180 180
Kilowatts 290/200 200/135 135
Tabel 11. Rekomendasi Alat
5. KESIMPULAN
11. 8
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan nilai kuat tekan 8,615 MPa,
nilai Rock Quality Designation
97,95%, Jarak Kekar 0,46 Meter,
Kondisi kekar lembab-basah dengan
bobot 9,08 dan nilai kondisi kekar
18,09. Sehingga didapatkan nilai Rock
Mass Rating 59,17 yang menunjukkan
kelas Batuan III (Batuan Sedang), dari
nilai tersebut mendefinisikan batuan
yang dapat digaru (Rippable) sehingga
metode penggalian yang disarankan
adalah dengan cara digaru (Ripping)
dan alat yang direkomendasikan adalah
Tractor D9/D8.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Kedua Orang Tua Kami,
Bapak M. Dahlan Balfas,S.T.,M.T.
selaku dekan FT Unmul, Bapak Dr.
Shalaho Dina Devy,S.T.,M.Eng. selaku
KaProdi S1 Teknik Pertambangan
Unmul, Ibu Farah Dinna Z.,S.T. selaku
pembimbing penelitian, Seluruh
Mahasiswa S1 Teknik Pertambangan
Unmul dan para penambang Batupasir
Kec. Samarinda Seberang Kota
Samarinda.
7. DAFTAR PUSTAKA
Balfas, M. D. 2015. Geologi Untuk
Pertambangan Umum.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Bell, F. G. 2007. Engineering Geology.
USA : Elsevier Ltd.
Bineawski, Z.T.1989. Engineering
Rock Mass Classifications : a
complete manual for Engineers
and Geologist in Mining, Civil
and Petroleum Engineering.
Canada : Jhon Wiley & Sons,Inc.
Hardiyatmo, H. C.2012. Mekanika
Tanah 1. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Hudson, J. A., dan John, P. H.2005.
Engineering Rock Mechanics An
Intoduction to The Principles.
London : Pergamon.
Indonesianto, Yanto.2007. Pemindahan
Tanah Mekanis. Yogyakarta :
Awan Poetih Offset.
Rai, M. A., Kramadibrata, S., dan
Watimena, R, K. 2013.Mekanika
Batuan. Bandung : ITB Press.
Price, D. G.2009.Engineering Rock
Mass Classification. UK :
Elsevier Science Ltd.
Singh, B & Goel, R.K. 1999. Rock
Mass Classifiication : A
Practical Approach in Civil
Engineering. UK :Elsevier
Science Ltd.
SNI No 2825, Standar Nasional
Indonesia.2008.Cara Uji Kuat
Tekan Batuan Unaxial. Indonesia
SNI No 6167, Standar Nasional
Indonesia. 1999. Metode
Pengukuran Kekar Massa Batuan
di Lapangan. Indonesia