Ontology membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologismempertahankan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologid ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia. Ontology membahas tentang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontology berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Ontologi dan Cabang-cabang Filsafat
1.
2. Istilah ontologi (Indonesia) atau ontology (Inggris)
berasal dari bahasa Yunani on-ontos yang berarti ada-
berada dan logos yang berarti studi-ilmu. Jadi, secara
etimologis ontotlogi berarti ilmu tentang ada dan
keberadaan. Secara istilah ontologi merupakan studi
tentang ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya
sendiri. Ontologi juga mengandung pengertian sebagai
cabang filsafat yang melontarkan pertanyaan “Apa arti ada
dan berada”, juga menganalis bermacam-macam makna
yang memungkinkan hal-hal dapat dikatakan ada.
3. Menurut Para Ahli :
1. Aristoteles
Menurut Aristoteles bahwa ontologi ini merupakan suatu pembahasan mengenai hal ada
sebagai hal ada, mengalami perubahan dalam sehubungan objeknya.
2. The Liang Gie
Menurut The Liang Gie, bahwa definisi ontologi ialah suatu bagian dari filsafa dasar yang
berisi makna dari sebuah eksisten dan pembahasannya itu terdiri dari beberapa pertanyaan yaitu:
Apakah artinya ada, hal ada? Apakah golongan-golongan dari hal yang ada? Apakah sifat dasar
kenyataan dan hal ada?
3. Bakhtiar
Menurut Bakhtiar definisi ontologi ini merupakan ilmu yang membahas mengenai hakikat
yang ada, sebagai suatu ultimate reality baik yang berbentuk jasmani ataupun mengenai rohani ataupun
abstrak.
4. Soetriono
Menurut Soetriono ontology ini mengenai ruang lingkup suatu wujud yang menjadi objek
dari penelaahan atau obyek formal dari pengetahuan dan juga penafsiran mengenai hakikat realita
(metafisika) dari objek ontologi atau juga objek formal dan merupakan suatu landasan dari ilmu yang
menanyakan terkait sesuatu yang dikaji dalam suatu pengetahuan serta biasanya berhubungan terhadap
alam kenyataan serta keberadaan.
4. 1. Idealisme
Menurut filosof W.F. Hocking Idealisme yaitu suatu pandangan yang
memandang sesuatu yang ada dengan sendirinya. Dan mengatakan bahwa realitas dasar
itu berhubungan sangat erat dengan ide, fikiran, atau jiwa. Dalam dunia pendidikan
paham idelisme lebih menekankan pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh besar sebelumnya
yang sudah di uji.
Para tokoh-tokoh idelisme seperti Plato (477-347), B. Spinoza (1632-1677 M),
Liebniz (1685-1753 M), Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant(1724-1881 M), J.
Fichte (1762-1814 M), F.Schelling (1755-1854 M), dan G. Hegel (1770-1831 M).
2. Realisme
Pokok Aliran realisme sesuatu ada berdasarkan bentuk apa adanya. Ontologi
aliran realisme hal-hal yang bersifat objektif, terdiri berdasarkan matter dan bentuk,
yang menyesuaikan hukum alam.
3. Pragmatisme
Aliran ini menafsirkan bahwa hidup yang dijalani ini tidak memiliki tujuan akhri,
melainkan hidup ini sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan berikutnya.
4. Eksistensialisme
Eksistensialime aliran yang fokus terhadap manusia yang bertanggung jawab
atas prioritas dirinya baik benar maupun tidak. Ontologi pada pandagan ini ialah
subjektif.
5. Kajian Ontologi:
1. Yang ada (being)
Pada prinsipnya ada itu ada dua, ada yang menciptakan dan ada yang
diciptakan, ada yang menyebabkan dan ada yang diakibatkan. Ada yang menciptakan
tidak sepenuhnya tepat untuk disebut sebagai sebab yang ada, karena hukum sebab
akibat berlainan dengan hukum yang menciptakan dan yang diciptakan.
2. Yang nyata (Realitas)
Masalah realitas dapat dipahami dengan pernyataan bahwa nyata dan ada mempunyai
pengertian serupa. Kata ada kita pandang sebagai keragaman yang spesifik dan prosedur
ontologi yang pertama digunakan untuk membedakan apa yang sebenarnya nyata atau
ada eksistensinya dari apa yang hanya nampaknya saja nyata.
3. Esensi dan Eksistensi
sisi yang nampak adalah eksistensi, sedangkan bagi yang ada yang konkret, sisi yang
nampak bisa kedua-duanya, yaitu esensi dan eksistensi. Dalam kehidupan manusia, yang
terpenting adalah eksistensinya, seperti kayu akan lebih bermakna ketika sebuah kayu
memiliki eksistensinya sebagai meja kursi.
6. Manfaat dalam mempelajari ontologi yaitu sebagai berikut:
1. Membantu mengembangkan sistem pemikiran kita dan juga berfikir
lebih kritis lagi.
2. Bisa membantu penyelesaian masalah pola relasi berbagai ekstern
dan esensi.
3. Kita bisa mengeksplor lebih dalam lagi dan juga lebih jauh berbagai
cakupan keilmuan ataupun masalah entah itu sains hingga etika.
cabang filsafat ini memiliki beberapa manfaat di dalam
kehidupan sehari-hari contohnya kita berfikir lebih kritis terhadap
sesuatu hal, juga bisa membuat kita lebih baik dalam mengeksplor
lebih dalam dan lebih jauh lagi dalam menggali ilmu pengetahuan.