SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Dosen Pengampu: Dewi Anggraeni, Lc, MA
PEMBAHASAN
MANFAAT BELAJAR
ONTOLOGY
6
DEFINISI ONTOLOGY /
METAFISIKA
1
BEING & NON BEING2
KENYATAAN &
PENAMPAKAN3
ONTOLOGY
PENYELESAIAN MASALAH5
EKSISTENSI DAN NON-
EKSISTENSI4
ONTOLOGY / METAFISIKA
Pengertian Ontology
Menurut bahasa, ontology berasal
dari bahasa Yunani yaitu,
On/ontos = ada-keberadaan, dan
Logos = Ilmu.
Jadi, ontologi adalah ilmu tentang
yang ada.
Menurut istilah, ontology ialah
ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada, yang merupakan
ultimate reality baik yang
berbentuk jasmani/konkrit maupun
rohani/abstrak
Menurut bahasa,, metafisika
berasal dari bahasa Yunani yaitu,
meta dan pysika. Meta artinya
sesudah atau dibalik sesuatu dan
pyisika artinya nyata, kongkrit
yang dapat diukur oleh jangkauan
panca indera.
Metaphysica Generalis (Ontologi);
ilmu tentang yang ada atau
pengada.
Metapysica Specialis terdiri atas :
1. Antropologi
2. Kosmologi
3. Theologi
Pengertian Metafisika
Beberapa Pengertian Ontology
1) Ontologi merupakan studi tentang ciri-ciri “esensial” dari “Yang Ada “
dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada
secara khusus. Dalam mempelajari “yang ada” dalam bentuknya yang
sangat abstrak, studi tersebut melontarkan pertanyaan seperti “apa itu
“Ada” dalam dirinya sendiri?”
2) Ontologi juga bisa mengandung pengertian sebuah cabang filsafat yang
menggeluti tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin, yang
menggunakan kategori-kategori seperti ada atau menjadi, aktualitas atau
potensialitas, esensi, keniscayaan dasar, bahkan “yang ada” sebagai
“yang ada”.
3) Ontologi bisa juga merupakan cabang filsafat yang mencoba melukiskan
hakikat “Ada” yang terakhir, ini menunjukan bahwa segala hal
tergantung pada eksistensinya.
4) Ontologi juga mengandung pengertian sebagai cabang filsafat yang
melontarkan pertanyaan, apa arti “Ada” dan “Berada”, juga menganalisis
bermacam-macam makna yang memungkinkan hal-hal dapat dikatakan
“Ada”.
Beberapa Pengertian Ontology
Ontologi bisa juga mengandung pengertian sebuah cabang filsafat, antara lain ialah
:
a. Menyelidiki status realitas suatu hal, misalnya “apakah objek pencerapan atau
persepsi kita nyata atau bersifat ilusi (menipu)? “apakah bilangan itu nyata?”
apakah pikiran itu nyata?”
b. Menyelidiki apakah jenis reaitas yang dimiliki hal-hal (misalnya, “Apa jenis
realitas yang dimiliki bilangan? Persepsi? Atau pikiran?
c. Yang menyelidiki relitas yang menentukan apa yang kita sebut realitas. Dari
beberapa pengertian dasar tersebut bisa disimpulkan bahwa ontologi
mengandung pengertian “pengetahuan tentang yang ada”
Pengertian Ontology Menurut Filsuf
 Menurut Ensiklopedia Britannica yang juga diangkat dari Konsepsi
Aristoteles . Ontology yaitu teori atau studi tentang being/wujud seperti
karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontology sinonim dengan
metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli
(real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur dan prinsip
benda tersebut.
 Ontology adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang
berwujud (yang ada/being) dengan berdasarkan pada logika semata.
Pengertian ini didukung pula oleh pernyataan Runes bahwa “ontology is
the theory of being qua being”, artinya ontology adalah teori tentang
wujud.
 Menurut Augustine, manusia mengetahui dari pengalaman hidupnya bahwa
dalam alam ini ada kebenaran. Namun, akal manusia terkadang merasa
bahwa ia mengetahui apa yang benar, tetepi kadang pula merasa ragu-ragu
bahwa apa yang diketahui adalah suatu kebenaran. Kebenaran tetap dan
kekal itulah kebenaran yang mutlak. Kebenaran mutlak inilah oleh
Augustine disebut Tuhan.
2. BEING DAN NON BEING
Yang tiada merupakan istilah yang mengandung
makna dan tidak kepada apapun. Memikirkan
istilah yang tiada berarati memberikan sifat “yang
ada” kepada istilahnya, tetapi tidak memberi sifat
“yang ada” kepada sesuatu yang dianggap
ditujukan oleh istilah tersebut. Disatu pihak
dikatakan bahwa “yang tiada” merupakan
himpunan tanpa anggota sama sekali dan di lain
pihak dikatakan bahwa himpunan tersebut
beranggotakan hal-hal yang ada dalam
kemungkinan
Yang ada merupakan predikat
universal, dalam arti bahwa
yang ada merupakan predikat
dari setiap satuan yang
mungkin ada. Misalnya:
bangku harus memiliki sifat
ada
YANG ADA/BEING YANG TIDAK ADA/NON BEING
3. KENYATAAN DAN PENAMPAKAN
Kenampakan sebagai kenampakan adalah bersifat nyata, sedangkan barangnya sendiri yang
tampak demikian itulah yang tidak nyata. Misalnya: yang menggambarkan ada seseorang
yang mengira bahwa ia melihat gajah berwarna jingga. Ilusinya itu sendiri bersifat nyata,
karena membawa pengaruh tertentu terhadap pola tingkah laku orang yang
bersangkutan, tetapi barangnya yaitu gajah yang berwarna jingga itulah yang tiada nyata
Yang nyata pasti ada, dibedakan antara yang sungguh ada dengan yang mungkin ada, juga
yang nyata ada dengan yang nampak ada atau tidak nyata. Hendaknya diingat, apapun yang
bersifat antara, pasti ada. Tetapi sesuatu yang dalam kemungkinan ada kiranya sulit untuk
dikatakan nyata, namun kadang-kadang kita cenderung menyatakan bahwa yang mungkin
ada bersifat nyata. Perbedaan yang nampak nyata ada yang yang bersifat tidak nyata
KENYATAAN
PENAMPAKAN
4. EKSISTENSI DAN NON-EKSISTENSI
Non eksistensi terdiri dari anggota-anggota yang beraneka ragam coraknya. Misalnya: anda
mengatakan “ya, warna memang bereksistensi,” dan kemudian saya menjawab “anda keliru,
warna tidak bereksistensi.” Bagaimanakah cara anda membuktikan kebenaran ucapan anda?
Pada umumnya anda berkata, “lihatlah, kan ada warna dibuku itu, seraya menunjuk
pada buku tersebut, namun anda tidak akan pernah dapat menunjukkan warna, melainkan
benda-benda yang berwarna tertentu.” Jika anda mengatakan melihat warna, maka
sebenarnya bahwa anda mengatakan melihat barang sesuatu dalam ruang dan waktu
tertentu yang mempunyai kualitas, yaitu suatu warna tertentu
Eksistensi merupakan himpunan yang terdiri dari satuan-satuan yang jika nama-namanya
digunakan sebagai pengganti x dalam ungkapan x bereksistensi, menghasilkan pernyataan
yang benar. Setiap satuan dalam himpunan eksistensi dinamakan “yang berseksistensi
(existent)”
EKSISTENSI
NON-EKSISTENSI
5. ONTOLOGY PENYELESAIAN MASALAH
Kejadian sebagai kategori pokok.William R. Dennis seorang pengenut paham naturalisme
dewasa ini mengatakan, naturelisme modern-ketika berpendirian bahwa apa yang di
namakan kenyataan pasti bersifat kealaman-beranggapan bahwa katagori pokok untuk
memberikan keterangan mengenai kenyataan ialah kejadian. Kejadian-kejadian dalam
ruang dan waktu merupakan satuan-satuan penyusun kenyataan yang ada, dan senantiasa
dapat dialami oleh manusia biasa. Hanya satuan-satuan semacam itulah yang merupakan
satu-satunya penyusun dasar bagi segenap hal yang ada.
NATURALISME
Yang terdalam ialah materi, seorang naturalisme mendasarkan
ajarannya pada pengertian “alam”, berusaha melampaui
pengertian “alam” dan mendasar diri pada macam substansi
atau kenyataan terdalam yang dinamakan “materi”.
MATERIALISME
5. ONTOLOGY PENYELESAIAN MASALAH
Definisi Idealisme. Para penganut faham naturialisme dan materialisme mengatakan bahwa
istilah-istilah yang mereka sarankan (meteri, alam, dsb). Sudah cukup untuk memberikan
keterangan mengenai segenap kenyataan. Namun kiranya ada banyak orang benar-benar
dapat merasakan bahwa ada hal-hal serat gejala-gejala yang tidak dapat semata-mata
diterangkan berdasarkan pengertian alam lebih-lebih sekedar berdasarkan pengertian
materi.
IDEALISME
POSITIVISME
Para penganut filsafat menyatakan bahwa positivisme adalah suatu filsafat
non metafisik. Dalam pandangan positivisme, pertanyaan-pertanyaan
metafisis sama sekali tidak mengandung makna, tidak dapat
dipertanggungjawabkan dan tidak ada gunanya.
6. MANFAAT BELAJAR ONTOLOGY
 Membantu untuk mengembangkan dan
mengkritisi berbagai bangunan sistem
pemikiran yang ada
 Membantu memecahkan masalah pola relasi
antar berbagai eksisten dan eksistensi
 Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh
pada berbagai ranah keilmuan maupun
masalah, baik itu sains maupun etika
 Ontology ini pantas dipelajari bagi yang ingin
memehami secara menyeluruh tentang dunia
ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris
(misalnya, antropologi, sosiologi, ilmu
kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan
sebagainya)
Refrensi
 Louis O Kattsoff, Pengantar
Filsafat, Yogyakarta : Tiara
Wacana Yogya, 2018
 Jujun S Suriasumantri, Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2009
Manfaat Belajar Ontologi untuk Memecahkan Masalah

More Related Content

What's hot (20)

Filsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmuFilsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmu
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 
Metafisika
MetafisikaMetafisika
Metafisika
 
Tugas dds 4 kel v (ontologi)
Tugas dds 4 kel v (ontologi)Tugas dds 4 kel v (ontologi)
Tugas dds 4 kel v (ontologi)
 
Ontologi
Ontologi  Ontologi
Ontologi
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
1. epistemologi (selesai)
1. epistemologi (selesai)1. epistemologi (selesai)
1. epistemologi (selesai)
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
3 ontologi pengetahuan
3 ontologi pengetahuan3 ontologi pengetahuan
3 ontologi pengetahuan
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
hubungan ilmu & filsafat
hubungan ilmu & filsafathubungan ilmu & filsafat
hubungan ilmu & filsafat
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
 
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat IlmuMATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
 

Similar to Manfaat Belajar Ontologi untuk Memecahkan Masalah

Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5FENY DYAH
 
ONTOLOGI METAFISIKA KEILMUAN.pptx
ONTOLOGI METAFISIKA KEILMUAN.pptxONTOLOGI METAFISIKA KEILMUAN.pptx
ONTOLOGI METAFISIKA KEILMUAN.pptxAdnanIskandar2
 
(11) PPT METODOLOGI_AMILIA INDAH PURNAMASARI 2024-01-17 06_25_32.pptx
(11) PPT METODOLOGI_AMILIA INDAH PURNAMASARI 2024-01-17 06_25_32.pptx(11) PPT METODOLOGI_AMILIA INDAH PURNAMASARI 2024-01-17 06_25_32.pptx
(11) PPT METODOLOGI_AMILIA INDAH PURNAMASARI 2024-01-17 06_25_32.pptx9xgkr9b9cn
 
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docx
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docxLAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docx
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docxAkulailihidayatturro
 
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptxPengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptxIslamic Studies
 
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxFKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxMuhamad Zaki Ainul Yakin
 
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptxFILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptxBagusDS2
 
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)nadya kisrina nadya
 
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdfMAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdfdesakapur54
 
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdfMAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdfdesakapur54
 
Ontologi Sebagai Landasan Ilmu Pengetahuan
Ontologi Sebagai Landasan Ilmu PengetahuanOntologi Sebagai Landasan Ilmu Pengetahuan
Ontologi Sebagai Landasan Ilmu PengetahuanHasrianiUmar
 
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxmnuzurulump
 
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxFilsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxssuseref914f
 

Similar to Manfaat Belajar Ontologi untuk Memecahkan Masalah (20)

Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5
 
ONTOLOGI.pptx
ONTOLOGI.pptxONTOLOGI.pptx
ONTOLOGI.pptx
 
ONTOLOGI METAFISIKA KEILMUAN.pptx
ONTOLOGI METAFISIKA KEILMUAN.pptxONTOLOGI METAFISIKA KEILMUAN.pptx
ONTOLOGI METAFISIKA KEILMUAN.pptx
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
(11) PPT METODOLOGI_AMILIA INDAH PURNAMASARI 2024-01-17 06_25_32.pptx
(11) PPT METODOLOGI_AMILIA INDAH PURNAMASARI 2024-01-17 06_25_32.pptx(11) PPT METODOLOGI_AMILIA INDAH PURNAMASARI 2024-01-17 06_25_32.pptx
(11) PPT METODOLOGI_AMILIA INDAH PURNAMASARI 2024-01-17 06_25_32.pptx
 
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docx
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docxLAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docx
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docx
 
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptxPengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
 
ontologi
ontologiontologi
ontologi
 
Ontologi
OntologiOntologi
Ontologi
 
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxFKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
 
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptxFILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
FILSAFAT ILMU Ontologi.pptx
 
Ontologi Metafisika Keilmuan
Ontologi Metafisika KeilmuanOntologi Metafisika Keilmuan
Ontologi Metafisika Keilmuan
 
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
Nadya kisrina filsafat(ikor 2017 a 012)
 
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdfMAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
 
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdfMAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
 
Ontologi Sebagai Landasan Ilmu Pengetahuan
Ontologi Sebagai Landasan Ilmu PengetahuanOntologi Sebagai Landasan Ilmu Pengetahuan
Ontologi Sebagai Landasan Ilmu Pengetahuan
 
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
 
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxFilsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
 
corak sistem filsafat.pptx
corak sistem filsafat.pptxcorak sistem filsafat.pptx
corak sistem filsafat.pptx
 
Tugas ontologi
Tugas ontologiTugas ontologi
Tugas ontologi
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Manfaat Belajar Ontologi untuk Memecahkan Masalah

  • 1. Dosen Pengampu: Dewi Anggraeni, Lc, MA
  • 2. PEMBAHASAN MANFAAT BELAJAR ONTOLOGY 6 DEFINISI ONTOLOGY / METAFISIKA 1 BEING & NON BEING2 KENYATAAN & PENAMPAKAN3 ONTOLOGY PENYELESAIAN MASALAH5 EKSISTENSI DAN NON- EKSISTENSI4
  • 3. ONTOLOGY / METAFISIKA Pengertian Ontology Menurut bahasa, ontology berasal dari bahasa Yunani yaitu, On/ontos = ada-keberadaan, dan Logos = Ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, ontology ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/abstrak Menurut bahasa,, metafisika berasal dari bahasa Yunani yaitu, meta dan pysika. Meta artinya sesudah atau dibalik sesuatu dan pyisika artinya nyata, kongkrit yang dapat diukur oleh jangkauan panca indera. Metaphysica Generalis (Ontologi); ilmu tentang yang ada atau pengada. Metapysica Specialis terdiri atas : 1. Antropologi 2. Kosmologi 3. Theologi Pengertian Metafisika
  • 4. Beberapa Pengertian Ontology 1) Ontologi merupakan studi tentang ciri-ciri “esensial” dari “Yang Ada “ dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara khusus. Dalam mempelajari “yang ada” dalam bentuknya yang sangat abstrak, studi tersebut melontarkan pertanyaan seperti “apa itu “Ada” dalam dirinya sendiri?” 2) Ontologi juga bisa mengandung pengertian sebuah cabang filsafat yang menggeluti tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin, yang menggunakan kategori-kategori seperti ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas, esensi, keniscayaan dasar, bahkan “yang ada” sebagai “yang ada”. 3) Ontologi bisa juga merupakan cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat “Ada” yang terakhir, ini menunjukan bahwa segala hal tergantung pada eksistensinya. 4) Ontologi juga mengandung pengertian sebagai cabang filsafat yang melontarkan pertanyaan, apa arti “Ada” dan “Berada”, juga menganalisis bermacam-macam makna yang memungkinkan hal-hal dapat dikatakan “Ada”.
  • 5. Beberapa Pengertian Ontology Ontologi bisa juga mengandung pengertian sebuah cabang filsafat, antara lain ialah : a. Menyelidiki status realitas suatu hal, misalnya “apakah objek pencerapan atau persepsi kita nyata atau bersifat ilusi (menipu)? “apakah bilangan itu nyata?” apakah pikiran itu nyata?” b. Menyelidiki apakah jenis reaitas yang dimiliki hal-hal (misalnya, “Apa jenis realitas yang dimiliki bilangan? Persepsi? Atau pikiran? c. Yang menyelidiki relitas yang menentukan apa yang kita sebut realitas. Dari beberapa pengertian dasar tersebut bisa disimpulkan bahwa ontologi mengandung pengertian “pengetahuan tentang yang ada”
  • 6. Pengertian Ontology Menurut Filsuf  Menurut Ensiklopedia Britannica yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles . Ontology yaitu teori atau studi tentang being/wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontology sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur dan prinsip benda tersebut.  Ontology adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada/being) dengan berdasarkan pada logika semata. Pengertian ini didukung pula oleh pernyataan Runes bahwa “ontology is the theory of being qua being”, artinya ontology adalah teori tentang wujud.  Menurut Augustine, manusia mengetahui dari pengalaman hidupnya bahwa dalam alam ini ada kebenaran. Namun, akal manusia terkadang merasa bahwa ia mengetahui apa yang benar, tetepi kadang pula merasa ragu-ragu bahwa apa yang diketahui adalah suatu kebenaran. Kebenaran tetap dan kekal itulah kebenaran yang mutlak. Kebenaran mutlak inilah oleh Augustine disebut Tuhan.
  • 7. 2. BEING DAN NON BEING Yang tiada merupakan istilah yang mengandung makna dan tidak kepada apapun. Memikirkan istilah yang tiada berarati memberikan sifat “yang ada” kepada istilahnya, tetapi tidak memberi sifat “yang ada” kepada sesuatu yang dianggap ditujukan oleh istilah tersebut. Disatu pihak dikatakan bahwa “yang tiada” merupakan himpunan tanpa anggota sama sekali dan di lain pihak dikatakan bahwa himpunan tersebut beranggotakan hal-hal yang ada dalam kemungkinan Yang ada merupakan predikat universal, dalam arti bahwa yang ada merupakan predikat dari setiap satuan yang mungkin ada. Misalnya: bangku harus memiliki sifat ada YANG ADA/BEING YANG TIDAK ADA/NON BEING
  • 8. 3. KENYATAAN DAN PENAMPAKAN Kenampakan sebagai kenampakan adalah bersifat nyata, sedangkan barangnya sendiri yang tampak demikian itulah yang tidak nyata. Misalnya: yang menggambarkan ada seseorang yang mengira bahwa ia melihat gajah berwarna jingga. Ilusinya itu sendiri bersifat nyata, karena membawa pengaruh tertentu terhadap pola tingkah laku orang yang bersangkutan, tetapi barangnya yaitu gajah yang berwarna jingga itulah yang tiada nyata Yang nyata pasti ada, dibedakan antara yang sungguh ada dengan yang mungkin ada, juga yang nyata ada dengan yang nampak ada atau tidak nyata. Hendaknya diingat, apapun yang bersifat antara, pasti ada. Tetapi sesuatu yang dalam kemungkinan ada kiranya sulit untuk dikatakan nyata, namun kadang-kadang kita cenderung menyatakan bahwa yang mungkin ada bersifat nyata. Perbedaan yang nampak nyata ada yang yang bersifat tidak nyata KENYATAAN PENAMPAKAN
  • 9. 4. EKSISTENSI DAN NON-EKSISTENSI Non eksistensi terdiri dari anggota-anggota yang beraneka ragam coraknya. Misalnya: anda mengatakan “ya, warna memang bereksistensi,” dan kemudian saya menjawab “anda keliru, warna tidak bereksistensi.” Bagaimanakah cara anda membuktikan kebenaran ucapan anda? Pada umumnya anda berkata, “lihatlah, kan ada warna dibuku itu, seraya menunjuk pada buku tersebut, namun anda tidak akan pernah dapat menunjukkan warna, melainkan benda-benda yang berwarna tertentu.” Jika anda mengatakan melihat warna, maka sebenarnya bahwa anda mengatakan melihat barang sesuatu dalam ruang dan waktu tertentu yang mempunyai kualitas, yaitu suatu warna tertentu Eksistensi merupakan himpunan yang terdiri dari satuan-satuan yang jika nama-namanya digunakan sebagai pengganti x dalam ungkapan x bereksistensi, menghasilkan pernyataan yang benar. Setiap satuan dalam himpunan eksistensi dinamakan “yang berseksistensi (existent)” EKSISTENSI NON-EKSISTENSI
  • 10. 5. ONTOLOGY PENYELESAIAN MASALAH Kejadian sebagai kategori pokok.William R. Dennis seorang pengenut paham naturalisme dewasa ini mengatakan, naturelisme modern-ketika berpendirian bahwa apa yang di namakan kenyataan pasti bersifat kealaman-beranggapan bahwa katagori pokok untuk memberikan keterangan mengenai kenyataan ialah kejadian. Kejadian-kejadian dalam ruang dan waktu merupakan satuan-satuan penyusun kenyataan yang ada, dan senantiasa dapat dialami oleh manusia biasa. Hanya satuan-satuan semacam itulah yang merupakan satu-satunya penyusun dasar bagi segenap hal yang ada. NATURALISME Yang terdalam ialah materi, seorang naturalisme mendasarkan ajarannya pada pengertian “alam”, berusaha melampaui pengertian “alam” dan mendasar diri pada macam substansi atau kenyataan terdalam yang dinamakan “materi”. MATERIALISME
  • 11. 5. ONTOLOGY PENYELESAIAN MASALAH Definisi Idealisme. Para penganut faham naturialisme dan materialisme mengatakan bahwa istilah-istilah yang mereka sarankan (meteri, alam, dsb). Sudah cukup untuk memberikan keterangan mengenai segenap kenyataan. Namun kiranya ada banyak orang benar-benar dapat merasakan bahwa ada hal-hal serat gejala-gejala yang tidak dapat semata-mata diterangkan berdasarkan pengertian alam lebih-lebih sekedar berdasarkan pengertian materi. IDEALISME POSITIVISME Para penganut filsafat menyatakan bahwa positivisme adalah suatu filsafat non metafisik. Dalam pandangan positivisme, pertanyaan-pertanyaan metafisis sama sekali tidak mengandung makna, tidak dapat dipertanggungjawabkan dan tidak ada gunanya.
  • 12. 6. MANFAAT BELAJAR ONTOLOGY  Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada  Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi  Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains maupun etika  Ontology ini pantas dipelajari bagi yang ingin memehami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya, antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya)
  • 13. Refrensi  Louis O Kattsoff, Pengantar Filsafat, Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, 2018  Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2009