SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
FALSAFAH KESATUAN ILMU
Karya Tulis Ilmiah
OLEH:
AYU RUFAIDA
NIM: 2205056052
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2022
FALSAFAH KESATUAN ISLAM
1. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari serapan bahasa Arab, yaitu falsafa. Kata filsafat ini sering juga
disebut dengan filosofi, yang merupakan serapan dari bahasa Belanda filosofie. Kata ini
berakar dari bahasa Yunani, philosophia. Istilah Yunani ini terdiri dari kata philos yang
berarti cinta atau sahabat dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, kearifan atau
pengetahuan. Jadi, menurut asal usul katanya, pengertian filsafat adalah cinta pada
kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran yang dalam hal ini kebenaran ilmu
pengetahuan.Secara umum, pengertian filsafat adalah kajian masalah mendasar dan
umum tentang persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa.
Dalam arti luas, pengertian filsafat adalah kegiatan yang dilakukan orang ketika mereka
berusaha memahami kebenaran mendasar tentang diri mereka sendiri, dunia tempat
mereka tinggal, dan hubungan mereka dengan dunia dan satu sama lain. Filsafat adalah
cara berpikir tentang subjek tertentu seperti etika, pemikiran, keberadaan, waktu, makna
dan nilai. Cara berpikir filsafat melibatkan 4 Rs: responsiveness (daya tanggap),
reflection (refleksi), reason (alasan), dan re-evaluation (re-evaluasi). Sementara itu
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian filsafat adalah pengetahuan
dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan
hukumnya. Filsafat juga dimaknai sebagai n teori yang mendasari alam pikiran atau suatu
kegiatan, dan ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi.
Filsafat ilmu adalah ilmu yang membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu
keseluruhan.
2. Cabang-cabang Filsafat
Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan aksiologi
A. Ontologi
Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu
sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat
disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang
dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Dalam
hakikat pengetahuan filsafat, Hatta mengatakan bahwa pengertian filsafat lebih baik
tidak dibicarakan lebih dulu, nanti bila orang telah banyak mempelajari filsafat orang
itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu . Langeveld juga berpendapat
seperti itu. Katanya, setelah orang setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum
apa filsafat itu, makin dalam ia berfilsafat akan semakin mengerti ia apa filsafat itu.
Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan
aksiologi. Ketiga cabang itu sebenarnya merupakan satu kesatuan :
- Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang
hakikat segala sesuatu.
- Epistimologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan itu.
- Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu.
Ontologi mencakup banyak sekali filsafat, mungkin semua filsafat masuk
disini, misalnya Logika, Metafisika, Kosmologi, Teologi, Antropologi, Etika,
Estetika, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum dan lain-lain.
Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat
itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat
disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang
dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam
setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti
cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat. Ontologi merupakan
salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Jadi
ontology adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan). Sedangkan Noeng Muhadjir dalam bukunya Filsafat ilmu mengatakan,
ontology membahas tentang yang ada,yang tidak terikat oleh satu perwujudan
tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan
pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam
setiap kenyataan, menurut istilah, ontology ialh ilmu yang membahas tentang hakikat
yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret
mauun rohani/abstrak. Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa
pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang
dimaksud struktur filsafat disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori)
dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun
hanya sebagian. Teori dalam setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak
dibicarakan disini. Struktur dalam arti cabang-cabang filsafat sering juga disebut
sistematika filsafat. Di dalam pemahaman ontology dapat diketemukan pandangan-
pandangan pokok pemikiran sebagai berikut:
1) Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari selruh kenyataan itu
hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai
sumber yang asal, baik yang asal beupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat
masing-masing bebas dan berdiri sendiri.
2) Dualisme
Pandangan ini mengatakan bahwa hakikat itu ada dua. Aliran ini disebut
dualisme. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat
sebagai asal sumbernya.
3) Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan
kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap
macam bentuk itu semuanya nyata.
4) Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah
doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang positif.
5) Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat
benda. Baik hakikat materi maupun hakikat rohani. Timbulnya alirqan ini
dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara
konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal.
B. Epistimologi
Epistimologi hanya mencakup satu bidang saja yang disebut epistimologi yang
membicarakan cara memperoleh pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi setiap cabang
filsafat. Sedangkan Aksiologi hanya mencakup satu bidang filsafat yaitu aksiologi
yang membicarakan guna pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi semua cabang
filsafat. Inilah kerangka struktur filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang
logis tidak empiris. Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat itu
ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis berarti benar dan bila tidak logis
berarti salah. Ada hal yang patut diingat. Kita tidak boleh menuntut bukti empiris
untuk membuktukan kebenaran filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang
logis dan tidak empiris. Bila logis dan tidak empiris itu adalah pengetahuan sains.
Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis dan tidaknya teori itu. Ukuran logis dan
tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan teori itu.
C. Aksiologi
Aksiologi adalah salah satu cabang studi ilmu filsafat yang mempertimbangkan
hakikat nilai dan benda-benda apa saja yang memiliki nilai. Secara luas, para aksiolog
mementingkan segala bentuk nilai, termasuk nilai estetika, nilai etika, dan nilai
epistemik.Dalam arti sempit, para aksiolog prihatin dengan apa yang secara intrinsik
berharga atau bernilai (apa yang diinginkan demi kepentingannya sendiri).Semua
masalah aksiologis selalu terkait dengan asumsi ontologis dan epistemologis.
Sehubungan dengan teori komunikasi manusia, setiap peneliti membuat keputusan
dalam proses teoretis yang mencerminkan posisi aksiologisnya. Keputusan aksiologis
memandu semua aspek penelitian, termasuk pemilihan topik dan pendekatan yang
dilakukan seseorang terhadap metode penelitian yang dilakukan. Aspek aksiologis
dari filsafat mengkaji tentang hal-hal yang berkaitan dengan nilai dan moral dalam
kehidupan manusia. Aksiologis memunculkan dua cabang filsafat yang membahas
tentang aspek kualitas hidup manusia, yakni etika dan stetika. Etika sosial atau filsafat
moral adalah cabang filsafat yang “melibatkan sistematisasi, mempertahankan, dan
merekomendasikan konsep perilaku benar dan salah”. Bidang etika, bersama dengan
estetika, menyangkut masalah nilai, dan karenanya terdiri dari cabang filsafat yang
disebut aksiologi.Etika berusaha menyelesaikan pertanyaan tentang moralitas
manusia dengan mendefinisikan konsep-konsep seperti baik dan jahat, benar dan
salah, kebajikan dan keburukan, keadilan dan kejahatan. Sebagai bidang kajian
intelektual, filsafat moral berkaitan dengan bidang psikologi moral, etika deskriptif,
dan teori nilai.
Tiga bidang studi utama dalam etika yang diakui saat ini adalah:
1) Meta-etika, tentang makna teoritis dan acuan proposisi moral, dan bagaimana
nilai kebenarannya (jika ada) dapat ditentukanEtika normatif, tentang cara
praktis untuk menentukan suatu tindakan moral.Etika terapan, tentang apa
yang wajib dilakukan seseorang dalam situasi tertentu atau wilayah tindakan
tertentu
2) Estetik Nilai estetitka adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan sifat
keindahan dan rasa, serta filsafat seni (wilayah filsafatnya sendiri yang keluar
dari estetika). Ini menguji nilai-nilai subjektif dan sensori-emosional, atau
kadang-kadang disebut penilaian sentimen dan rasa.Estetika meliputi sumber
alami dan buatan yang berasal dari pengalaman dan penilaian estetika.
Mempertimbangkan apa yang terjadi dalam pikiran kita ketika kita terlibat
dengan objek atau lingkungan estetika seperti dalam melihat seni visual,
mendengarkan musik, membaca puisi, mengalami permainan, menjelajahi
alam, dan sebagainya.Filsafat seni secara khusus mempelajari bagaimana
seniman membayangkan, menciptakan, dan menampilkan karya seni, serta
bagaimana orang menggunakan, menikmati, dan mengkritik seni mereka.
Penjelasan ini berkaitan dengan bagaimana perasaan seseorang tentang seni
secara umum, mengapa mereka menyukai beberapa karya seni dan bukan
yang lain, dan bagaimana seni dapat memengaruhi suasana hati atau bahkan
keyakinan kita.
3. Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat
Pertama-tama filosof harus membicarakan (mempertanggung jawabkan) cara
mereka memperoleh pengetahuan filsafat. Yang menyebabkan kita hormat kepada para
filosof antara lain ialah karena ketelitian mereka sebelum mencari pengetahuan mereka
membicarakan dan mempertanggungjawabkannya lebih dahulu cara memperoleh
pengetahuan tersebut. Sifat itu sering kurang dipedulikan oleh kebanyakan orang. Pada
umumnya orang mementingkan apa yang diperoleh atau diketahui, bukan cara
memperoleh atau mengetahuinya. Ini gegabah, para filosof bukan orang yang gegabah.
Berfilsafat ialah berfikir. Berfikir itu tentu menggunakan akal. Menjadi persoalan, apa
sebenarnya akal itu. Pada zamannya akal telah digunakan secara terlalu bebas, telah
digunakan sampai diluar batas kemampuan akal. Hasilnya ialah kekacauan pemikiran
pada masa itu. Manusia memperoleh pengetahuan filsafat dengan berpikir secara
mendalam tentang sesuatu yang abstrak. Mungkin juga objek pemikirannya sesuatu yang
konjret, tetapi yang hendak diketahuinya ialah bagian “di belakang” objek konkret itu.
Dus abstrak juga. Secara mendalam artinya ia hendak mengetahui bagian yang abstrak
sesuatu itu, ia ingin mengetahui sedalam-dalamnya. Dikatakan mendalam tatkala ia sudah
berhenti smpai tanda tanya. Dia tidak dapat maju lagi, di situlah orang berhenti, dan ia
telah mengetahui sesuatu itu secara mendalam. Jadi jelas, mendalam bagi seseorang
belum tentu mendalam bagi orang lain. Ukuran kebenaran filsafat pengetahuan filsafat
ialah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran
kebenaran filsafat itu ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis berarti benar dan
bila tidak logis berarti salah. Ada hal yang patut diingat. Kita tidak boleh menuntut bukti
empiris untuk membuktukan kebenaran filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan
yang logis dan tidak empiris. Bila logis dan tidak empiris itu adalah pengetahuan sains.
Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis dan tidaknya teori itu. Ukuran logis dan
tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan teori itu.
Fungsi argumen dalam filsafat sangatlah penting, sama dengan fungsi data pada
pengetahuan sains. Bobot teori filsafat justru terletak pada kekuatan argumen bukan pada
kekuatan konklusi. Karena argumen itu menjadi kesatuan dengan konklusi, maka boleh
juga diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu argumen. Kebenaran konklusi
ditentukan oleh argumennya.
4. Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah
Kegunaan filsafat yang lain ialah sebagai methodology, maksudnya sebagai
metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam
memandang dunia ( world view). Dalam hidup kita banyak menghadapi masalah.
Masalah artinya kesulitan. Kehidupan akan lebih enak jika masalah itu terselesaikan. Ada
banyak cara dalam menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana sampai yang
rumit. Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan
universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah.
Universal artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar
nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.
5. Kesimpulan
Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu
sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini
ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang
dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam
setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti
cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat. Di dalam pemahaman
ontology dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut:
Monoisme, Dualisme, Pluralisme, Nihilisme, dan Agnostisisme. Epistimologi filsafat
membicarakan tiga hal, yaitu objek filsafat (yaitu yang dipikirkan), cara memperoleh
pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran (pengetahuan) filsafat. Istilah Epistemologi di
dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah “Theory of knowledge”. Epistemologi
berasal dari asal kata “episteme” dan ”logos”. Epistime berarti pengetahuan, dan logos
berarti teori. Dalam rumusan yang lebih rinci di sebutkan bahwa epistemologi merupakan
salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalan dan radikal tentang asal mula
pengetahuan, structure, metode, dan validitas pengetahuan. Pengetahuan di dapatkan dari
pengamatan. Di dalam pengamatan indrawi tidak dapat di tetapkan apa yang subjektif
dan apa yang objektif. Jika kesan–kesan subjektif di anggap sebagai kebenaran, hal itu
mengakibatkan adanya gambaran–gambaran yang kacau di dalam imajinasi. Segala
pengetahuan di mulai dengan gambaran–gambaran indrawi. Gambaran–gambaran itu
kemudian di tingkatkan sampai kepada tingkatan–tingkatan yang lebih tinggi, yaitu
pengetahuan rasional dan pengetahuan intuitif. Di dalam pengetahuan rasional orang
hanya mengambil kesimpulan–kesimpulan, tetapi di dalam pengetahuan intuitif orang
memandang kepada idea–idea yang berkaitan dengan Allah. Disini orang di masukkan ke
dalam keharusan ilahi yang kekal. Demikian menurut Baruch Spinoza sebagai salah
seorang tokoh Resiesinalisme. Kegunaan filsafat yang lain ialah sebagai methodology,
maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan
sebagai metode dalam memandang dunia ( world view). Dalam hidup kita banyak
menghadapi masalah. Masalah artinya kesulitan. Kehidupan akan lebih enak jika masalah
itu terselesaikan. Ada banyak cara dalam menyelesaikan masalah, mulai dari yang
sederhana sampai yang rumit. Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah
secara mendalam dan universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin
mencari asal masalah. Universal artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan
seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad. (2004). Filsafat ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudarsono.(2008). Ilmu filsafat. Jakarta: Rineka Cipta.
Bakhtiar, Amsal. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

More Related Content

Similar to KESATUAN ILMU

PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptEFENDIDIANSYAH
 
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptxfebry66
 
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docxPenjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docxRahmandaArif
 
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuanFilsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuanIthaa Napashaa Part II
 
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiCabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiIntelektual Aceh
 
Cabang cabang falsafah
Cabang cabang falsafahCabang cabang falsafah
Cabang cabang falsafahKathal Paiya
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafatAdrian Hulu
 
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2Agoes Rakbika
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatwindarti aja
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat AnggiChaca
 

Similar to KESATUAN ILMU (20)

PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
 
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Filsafat umum
Filsafat umumFilsafat umum
Filsafat umum
 
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docxPenjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuanFilsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
 
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiCabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
 
Presentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmuPresentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmu
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Presentasi pancasila
Presentasi pancasila Presentasi pancasila
Presentasi pancasila
 
ONTOLOGI.pptx
ONTOLOGI.pptxONTOLOGI.pptx
ONTOLOGI.pptx
 
Cabang cabang falsafah
Cabang cabang falsafahCabang cabang falsafah
Cabang cabang falsafah
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
 
Filsafat kelompok 3
Filsafat kelompok 3Filsafat kelompok 3
Filsafat kelompok 3
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafat
 
Dasar pendidikan iv
Dasar pendidikan ivDasar pendidikan iv
Dasar pendidikan iv
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat
 

Recently uploaded

SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 

Recently uploaded (9)

SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 

KESATUAN ILMU

  • 1. FALSAFAH KESATUAN ILMU Karya Tulis Ilmiah OLEH: AYU RUFAIDA NIM: 2205056052 PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2022
  • 2. FALSAFAH KESATUAN ISLAM 1. Pengertian Filsafat Filsafat berasal dari serapan bahasa Arab, yaitu falsafa. Kata filsafat ini sering juga disebut dengan filosofi, yang merupakan serapan dari bahasa Belanda filosofie. Kata ini berakar dari bahasa Yunani, philosophia. Istilah Yunani ini terdiri dari kata philos yang berarti cinta atau sahabat dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Jadi, menurut asal usul katanya, pengertian filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran yang dalam hal ini kebenaran ilmu pengetahuan.Secara umum, pengertian filsafat adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Dalam arti luas, pengertian filsafat adalah kegiatan yang dilakukan orang ketika mereka berusaha memahami kebenaran mendasar tentang diri mereka sendiri, dunia tempat mereka tinggal, dan hubungan mereka dengan dunia dan satu sama lain. Filsafat adalah cara berpikir tentang subjek tertentu seperti etika, pemikiran, keberadaan, waktu, makna dan nilai. Cara berpikir filsafat melibatkan 4 Rs: responsiveness (daya tanggap), reflection (refleksi), reason (alasan), dan re-evaluation (re-evaluasi). Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Filsafat juga dimaknai sebagai n teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan, dan ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi. Filsafat ilmu adalah ilmu yang membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. 2. Cabang-cabang Filsafat Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan aksiologi A. Ontologi Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat
  • 3. disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Dalam hakikat pengetahuan filsafat, Hatta mengatakan bahwa pengertian filsafat lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu, nanti bila orang telah banyak mempelajari filsafat orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu . Langeveld juga berpendapat seperti itu. Katanya, setelah orang setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa filsafat itu, makin dalam ia berfilsafat akan semakin mengerti ia apa filsafat itu. Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Ketiga cabang itu sebenarnya merupakan satu kesatuan : - Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu. - Epistimologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan itu. - Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu. Ontologi mencakup banyak sekali filsafat, mungkin semua filsafat masuk disini, misalnya Logika, Metafisika, Kosmologi, Teologi, Antropologi, Etika, Estetika, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum dan lain-lain. Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat. Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Jadi ontology adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Sedangkan Noeng Muhadjir dalam bukunya Filsafat ilmu mengatakan, ontology membahas tentang yang ada,yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, menurut istilah, ontology ialh ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret
  • 4. mauun rohani/abstrak. Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat. Di dalam pemahaman ontology dapat diketemukan pandangan- pandangan pokok pemikiran sebagai berikut: 1) Monoisme Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari selruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal beupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. 2) Dualisme Pandangan ini mengatakan bahwa hakikat itu ada dua. Aliran ini disebut dualisme. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya. 3) Pluralisme Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. 4) Nihilisme Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang positif. 5) Agnostisisme Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat rohani. Timbulnya alirqan ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal.
  • 5. B. Epistimologi Epistimologi hanya mencakup satu bidang saja yang disebut epistimologi yang membicarakan cara memperoleh pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi setiap cabang filsafat. Sedangkan Aksiologi hanya mencakup satu bidang filsafat yaitu aksiologi yang membicarakan guna pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi semua cabang filsafat. Inilah kerangka struktur filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat itu ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis berarti benar dan bila tidak logis berarti salah. Ada hal yang patut diingat. Kita tidak boleh menuntut bukti empiris untuk membuktukan kebenaran filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis dan tidak empiris. Bila logis dan tidak empiris itu adalah pengetahuan sains. Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis dan tidaknya teori itu. Ukuran logis dan tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan teori itu. C. Aksiologi Aksiologi adalah salah satu cabang studi ilmu filsafat yang mempertimbangkan hakikat nilai dan benda-benda apa saja yang memiliki nilai. Secara luas, para aksiolog mementingkan segala bentuk nilai, termasuk nilai estetika, nilai etika, dan nilai epistemik.Dalam arti sempit, para aksiolog prihatin dengan apa yang secara intrinsik berharga atau bernilai (apa yang diinginkan demi kepentingannya sendiri).Semua masalah aksiologis selalu terkait dengan asumsi ontologis dan epistemologis. Sehubungan dengan teori komunikasi manusia, setiap peneliti membuat keputusan dalam proses teoretis yang mencerminkan posisi aksiologisnya. Keputusan aksiologis memandu semua aspek penelitian, termasuk pemilihan topik dan pendekatan yang dilakukan seseorang terhadap metode penelitian yang dilakukan. Aspek aksiologis dari filsafat mengkaji tentang hal-hal yang berkaitan dengan nilai dan moral dalam kehidupan manusia. Aksiologis memunculkan dua cabang filsafat yang membahas tentang aspek kualitas hidup manusia, yakni etika dan stetika. Etika sosial atau filsafat moral adalah cabang filsafat yang “melibatkan sistematisasi, mempertahankan, dan merekomendasikan konsep perilaku benar dan salah”. Bidang etika, bersama dengan estetika, menyangkut masalah nilai, dan karenanya terdiri dari cabang filsafat yang disebut aksiologi.Etika berusaha menyelesaikan pertanyaan tentang moralitas manusia dengan mendefinisikan konsep-konsep seperti baik dan jahat, benar dan
  • 6. salah, kebajikan dan keburukan, keadilan dan kejahatan. Sebagai bidang kajian intelektual, filsafat moral berkaitan dengan bidang psikologi moral, etika deskriptif, dan teori nilai. Tiga bidang studi utama dalam etika yang diakui saat ini adalah: 1) Meta-etika, tentang makna teoritis dan acuan proposisi moral, dan bagaimana nilai kebenarannya (jika ada) dapat ditentukanEtika normatif, tentang cara praktis untuk menentukan suatu tindakan moral.Etika terapan, tentang apa yang wajib dilakukan seseorang dalam situasi tertentu atau wilayah tindakan tertentu 2) Estetik Nilai estetitka adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan sifat keindahan dan rasa, serta filsafat seni (wilayah filsafatnya sendiri yang keluar dari estetika). Ini menguji nilai-nilai subjektif dan sensori-emosional, atau kadang-kadang disebut penilaian sentimen dan rasa.Estetika meliputi sumber alami dan buatan yang berasal dari pengalaman dan penilaian estetika. Mempertimbangkan apa yang terjadi dalam pikiran kita ketika kita terlibat dengan objek atau lingkungan estetika seperti dalam melihat seni visual, mendengarkan musik, membaca puisi, mengalami permainan, menjelajahi alam, dan sebagainya.Filsafat seni secara khusus mempelajari bagaimana seniman membayangkan, menciptakan, dan menampilkan karya seni, serta bagaimana orang menggunakan, menikmati, dan mengkritik seni mereka. Penjelasan ini berkaitan dengan bagaimana perasaan seseorang tentang seni secara umum, mengapa mereka menyukai beberapa karya seni dan bukan yang lain, dan bagaimana seni dapat memengaruhi suasana hati atau bahkan keyakinan kita. 3. Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat Pertama-tama filosof harus membicarakan (mempertanggung jawabkan) cara mereka memperoleh pengetahuan filsafat. Yang menyebabkan kita hormat kepada para filosof antara lain ialah karena ketelitian mereka sebelum mencari pengetahuan mereka membicarakan dan mempertanggungjawabkannya lebih dahulu cara memperoleh
  • 7. pengetahuan tersebut. Sifat itu sering kurang dipedulikan oleh kebanyakan orang. Pada umumnya orang mementingkan apa yang diperoleh atau diketahui, bukan cara memperoleh atau mengetahuinya. Ini gegabah, para filosof bukan orang yang gegabah. Berfilsafat ialah berfikir. Berfikir itu tentu menggunakan akal. Menjadi persoalan, apa sebenarnya akal itu. Pada zamannya akal telah digunakan secara terlalu bebas, telah digunakan sampai diluar batas kemampuan akal. Hasilnya ialah kekacauan pemikiran pada masa itu. Manusia memperoleh pengetahuan filsafat dengan berpikir secara mendalam tentang sesuatu yang abstrak. Mungkin juga objek pemikirannya sesuatu yang konjret, tetapi yang hendak diketahuinya ialah bagian “di belakang” objek konkret itu. Dus abstrak juga. Secara mendalam artinya ia hendak mengetahui bagian yang abstrak sesuatu itu, ia ingin mengetahui sedalam-dalamnya. Dikatakan mendalam tatkala ia sudah berhenti smpai tanda tanya. Dia tidak dapat maju lagi, di situlah orang berhenti, dan ia telah mengetahui sesuatu itu secara mendalam. Jadi jelas, mendalam bagi seseorang belum tentu mendalam bagi orang lain. Ukuran kebenaran filsafat pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat itu ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis berarti benar dan bila tidak logis berarti salah. Ada hal yang patut diingat. Kita tidak boleh menuntut bukti empiris untuk membuktukan kebenaran filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis dan tidak empiris. Bila logis dan tidak empiris itu adalah pengetahuan sains. Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis dan tidaknya teori itu. Ukuran logis dan tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan teori itu. Fungsi argumen dalam filsafat sangatlah penting, sama dengan fungsi data pada pengetahuan sains. Bobot teori filsafat justru terletak pada kekuatan argumen bukan pada kekuatan konklusi. Karena argumen itu menjadi kesatuan dengan konklusi, maka boleh juga diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu argumen. Kebenaran konklusi ditentukan oleh argumennya. 4. Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah Kegunaan filsafat yang lain ialah sebagai methodology, maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam memandang dunia ( world view). Dalam hidup kita banyak menghadapi masalah. Masalah artinya kesulitan. Kehidupan akan lebih enak jika masalah itu terselesaikan. Ada
  • 8. banyak cara dalam menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin. 5. Kesimpulan Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat. Di dalam pemahaman ontology dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut: Monoisme, Dualisme, Pluralisme, Nihilisme, dan Agnostisisme. Epistimologi filsafat membicarakan tiga hal, yaitu objek filsafat (yaitu yang dipikirkan), cara memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran (pengetahuan) filsafat. Istilah Epistemologi di dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah “Theory of knowledge”. Epistemologi berasal dari asal kata “episteme” dan ”logos”. Epistime berarti pengetahuan, dan logos berarti teori. Dalam rumusan yang lebih rinci di sebutkan bahwa epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalan dan radikal tentang asal mula pengetahuan, structure, metode, dan validitas pengetahuan. Pengetahuan di dapatkan dari pengamatan. Di dalam pengamatan indrawi tidak dapat di tetapkan apa yang subjektif dan apa yang objektif. Jika kesan–kesan subjektif di anggap sebagai kebenaran, hal itu mengakibatkan adanya gambaran–gambaran yang kacau di dalam imajinasi. Segala pengetahuan di mulai dengan gambaran–gambaran indrawi. Gambaran–gambaran itu kemudian di tingkatkan sampai kepada tingkatan–tingkatan yang lebih tinggi, yaitu pengetahuan rasional dan pengetahuan intuitif. Di dalam pengetahuan rasional orang hanya mengambil kesimpulan–kesimpulan, tetapi di dalam pengetahuan intuitif orang memandang kepada idea–idea yang berkaitan dengan Allah. Disini orang di masukkan ke dalam keharusan ilahi yang kekal. Demikian menurut Baruch Spinoza sebagai salah seorang tokoh Resiesinalisme. Kegunaan filsafat yang lain ialah sebagai methodology,
  • 9. maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam memandang dunia ( world view). Dalam hidup kita banyak menghadapi masalah. Masalah artinya kesulitan. Kehidupan akan lebih enak jika masalah itu terselesaikan. Ada banyak cara dalam menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Tafsir, Ahmad. (2004). Filsafat ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudarsono.(2008). Ilmu filsafat. Jakarta: Rineka Cipta. Bakhtiar, Amsal. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.