Ilmu menurutpakar mantiqadalahkemampuanhatiuntuk memahami (idrak) secaraumum, meskipuntidak mantapatautidaksesuaidengankenyataan.
Mencakup dhan(dugaan), jahl murakkab (kebodohanberlapis), tashawwur an-nisbat al-maskukah wa almutawahammah(menggambarkan penyandaran
hukum yangdiragukandanyangdikhayalkan).
3. A. DEFINISI ILMU DAN PEMBAGIAN ILMU
■ Ilmu menurut pakar mantiq adalah kemampuan hati untuk memahami (idrak) secara umum, meskipun tidak mantap atau tidak sesuai dengan kenyataan.
Mencakup dhan (dugaan), jahl murakkab (kebodohan berlapis), tashawwur an-nisbat al-maskukah wa almutawahammah (menggambarkan penyandaran
hukum yangdiragukandanyangdikhayalkan).
■ Secarasubstansi,ilmu diklasifikasikan menjadiduamacam:
1. Ilmuqadim,yaituilmu AllahSWT
2. Ilmu hadits, yaitu ilmu yang dimiliki oleh makhluk. Dan ilmu inilah
yangakan menjadipokokpembahasan dalambab ini.
4. B. PENGERTIAN TASHAWWUR DAN TASHDIQ
■ a. Pengertian tashawwur Dari sudut kebahasaan, kata tashawwur adalah bentuk mashdar dari kata kerja tashawwara yatashawwaru, yang berarti
membayangkan, atau menggambarkan. Dengan akar kata yang sama terangkailah kata shûrah, yang berarti gambar. Dengan demikian, secara bahasa,
tashawwur dapat diartikan sebagai bayangan atau gambaran. Adapun secara istilah, tashawwur itu ialah pengetahuan atau gambaran kita terhadap sesuatu
yangtidak disertaipenghukuman apapun terhadapsesuatu tersebut (idrâkal-Sya’ima’a‘adam al-Hukmi‘alaihi).
Tasawwur juga dapat diartikan yaitu memahami makna sebuah perkara disertai penyandaran hukum pada perkara tersebut.
Dalam arti, gambaran makna dari sebuah perkara telah berhasil terwujud di dalam hati, namun tanpa disertai adanya suatu
hukum,baik dalambentukpe-nisbata-an (penyandaran) ataupentiadaan.
5. ■ b. Pengertian Tashdiq Sama halnya dengan kata tashawwur, kata tashdiq adalah bentuk mashdar, dari kata kerja shaddaqa-yushaddiqu, yang berarti
membenarkan. Tashdiq secara kebahasaan bisa diartikan sebagai pembenaran, atau persetujuan. Pengertian singkatnya, kalau tashawwur itu hanya sekedar
gambaran, makatashdiqitu ialahtashawwur yangdisertaihukum,baiksecaranegatif(al-Nafy)maupun secaraafirmatif(al-Itsbat). Menurut ulamamantiq,
tashdiq adalah memahami atau mengetahui ada atau tidak adanya penyandaran hukum pada suatu perkara. Artinya hati telah mampu menggambarkan
maknasekaligus penyandaranhukum padasuatuperkara.
6. C. KLASIFIKASI ILMU HADITS (MAKHLUK) DAN
PEMBAGIAN TASHAWWUR DAN TASHDIQ
■ 1.Nadhari(konsepsi perhitungan)yaitusesuatu yangbutuhkepada tammul(mengamati) 4atausesuatuyang
dihasilkan melaluiproses analisadanpemikiran.
■ 2.Dharuri(konsepsi aksiomatis) yaitukebalikannya (nadhari)yaitusesuatuyangtidakbutuhkepada
tammul(mengamati)
7. D. CONTOH-CONTOH NADHARI DAN TASHDIQ
(TASHAWWUR DAN TASHDIQ)
■ 1.TashawwurNadhari(konsep perhitungan) “suatugambaranoikiran mengenaihakikat manusia,hakikat listrik,
hakikat komputer, hakikat handphonedanlain-lain.”
■ 2.TashawwurDharuri(konsepsi aksiomatis) “suatugambaranpikirantentanghakikat panas,dingin,lapar, haus
danlain-lain.”
■ 3.Tashdiq Nadhari(legalitas perhitungan) “pemahamanbahwaalamrayainibersifat inibersifattidak kekal
(hadits)”
■ 4.Tashdiq Dharuri(legalitas aksiomatis) “pemahaman bahwabilangansatu adalahsetengah daridua.”
8. . SKEMA KLASIFIKASI ILMU
■ TASHDIQ
ILMU
TASHAWWUR
DHARURI NADHARI
DHARURI NADHARI