Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Manajemen Resilko, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
1. Nama : Intan Wachyuni
NIK : 55117110064
Dosen Pengampu : Hapzi, Prof, Dr, MM
Materi : Manajemen Resiko
Jawaban Forum :
PENGERTIAN MANAJEMEN RESIKO
Management Resiko
Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta
benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan
timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian
risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan /pengelolaan sumberdaya
Istilah lain dari pengertian resiko adalah (risk) atau risiko memiliki berbagai definisi.
Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. [3] Vaughan (1978) mengemukakan beberapa
definisi risiko sebagai berikut:
* Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss
Berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan
kerugian.Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat
probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini
karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal
chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
* Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan
satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
* Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
2. * Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap
individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi
risiko berikut.
* Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran
hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai
derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-
rata.
* Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah
probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut
definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita
dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Derajat Risiko
Derajat risiko – degree of risk adalah ukuran risiko lebih besar atau risiko lebih kecil. Jika
suatu risiko diartikan sebagai ketidakpastian, maka risiko terbesar akan terjadi bila
terdapat dua kemungkinan hasil yang masing-masing mempunyai kemungkinan yang
sama untuk terjadi
Klasifikasi Risiko
* Risiko yang dapat diukur dan risiko yang tidak dapat diukur
* Risiko financial dan risiko non financial
* Risiko statis dan risiko dinamis
* Risiko fundamental dan risiko khusus
* Risiko murni dan risiko spekulatif
Risiko Dalam Manajemen Risiko
Klasifikasikan ke dalam :
* Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal
yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko
operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di
atas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi
informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
3. * Risiko hazard ( BAHAYA ) factor –faktor yang mempengaruhi akibat akibat yang
ditimbulkan dari suatu peristiwa. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp
bencana yang menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak
diharapkan. Walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-
kategori ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai
risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting
karena mempengaruhi cara penanganannya.
* Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari
ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden
atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.
* Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang
dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara
signifikan.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RESIKO PADA BANK BRI
Penerapan Manajemen Risiko pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. berada di Kantor Pusat Jakarta. Setiap akhir bulan pemimpin cabang dikumpulkan
untuk mengkaji ulang kebijakan dan prosedur yang diterapkan sebagai
bentuk pertanggungjawaban kepada Direksi. Pengawasan penerapan manajemen risiko di bagi
menjadi dua, yaitu pengawasan internal yang dilakukan oleh Pemimpin Cabang dan pengawasan
eksternal yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
1. Pengawasan Internal
Pemimpin cabang telah melakukan pengawasan saat sebelum realisasi kredit dan setelah
realisasi kredit sesuai dengan prosedur pemberian kredit modal kerja PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
2. Pengawasan Eksternal
Peninjauan berkala mengenai strategi dan kebijakan risiko kredit PT Bank Rakyat InPemasaran
(Persero) Tbk. Cabang Jombang telah dilaksanakan setiap akhir bulan. Dewan komisaris telah
mendukung standar pemberian kredit modal kerja. Peninjauan berkala mengenai strategi
dan kebijakan risiko, serta evaluasi pelaksanaankebijakan telah mencerminkan
pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris telah dilakukan dengan baik.Kecukupan kebijakan,
prosedur, dan penetapan limit
4. 1. Kriteria pemberian kredit yang sehat
Analisis kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jombang
melakukan penilaian terhadap profil risiko calon debitur yaitu melalui proses analisis kredit
pengumpulan data, melakukan verifikasi, evaluasi kebutuhan keuangan dan struktur fasilitas
kredit.PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jombang memerlukan informasi yang
cukup untuk membantu bank daam melakukan penilaian secara komprehensif terhadap profil
risiko calon debitur. Informasi tersebut diperoleh dengan mengecek IDI (Informasi Debitur
Indonesia) atau BI checking, wawancara calon debitur dan kunjungan lapangan (on the spot) ke
tempat usaha calon debitur.
2. Seleksi transaksi risiko kredit
Seleksi transaksi risiko kredit PT Bank Rakyat Indonesia didasarkan pada analisis kredit.
Pada tahap analisis kredit, bank memperhitungkan tingkat risiko kredit dari transaksi. Melalui
hasil analisis kredit, pihak bank dapat menetapkanplafond fasilitas kredit sesuai dengan
kondisi debitur secara keseluruhan serta kualitas dan kemudahan pencairan agunan.Rivai dan
Veithzal (2007:815) menjelaskan bahwa seleksi transaksi risiko kredit PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jombang telah mempertimbangkan tingkat profitabilitas
transaksi yang didasarkan pada hasil analisis kredit. Penetapan plafond fasilitas kredit telah
dilakukan dengan memperhitungkan tingkat risiko dari transaksi, yaitu kondisi debitur dan
tingkat kemudahan pencairan jaminan yang didasarkan pada analisis kredit.
3. Analisis, persetujuan serta pencatatan kredit
Pada proses pemberian keputusan kredit sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
aturan, karena sebelum memberikan keputusan kredit dilakukan terlebih dahulu analisis kredit.
AO membuat Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) lalu berdasarkan LKN AO/Manager
Pemasaranmelakukan analisis kredit. Setelah melakukan analisis, hasil analisis kredit dimasukan
kedalama Memorandum Analisis Kredit (MAK). Kemudian MAK diserahkan kepada pemutus
kredit. Pemimpin cabang memberikan keputusan dengan menjamin kebenaran laporan dari data-
data yang mendukung putusan pemberian kredit modal kerja.Proses penandatanganan akad
kredit akan dilakukan oleh nasabah selaku debitur, pimpinan cabang selaku perwakilan dari
pihak sebagai kreditur dan notaries selaku pembuat perjanjian. Perjanjian tersebut dapat
dilaksanakan apabila kelengkapan dokumen telah terlengkapi. Manajemen risiko dalam tahap ini
sudah berjalan dengan baik karena terdapat kreditur, debitur, dan notaris.
4. Penetapan limt
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jombang menetapkan limit untuk
seluruh nasabah sebellum melakukan transaksi, dimana limit tersebut dapat berbeda satu sama
lain sesuai dengan analisis data masing-masing debitur. Penetapan limit risiko kredit bertujuan
untuk meminimalisisr risiko kredit. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Jombang menetapkan batas pemberian kredit dengan plafond diatas Rp 500.000.000.00 s/d Rp
5. 2.000.000.000,00.Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan sistem informasi manajemen
risiko kredit.
1. Identifikasi risiko kredit
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jombang mengidentifikasikan risiko
kredit mulai sejak pengajuan berkas proposal kredit. Tujuannya untuk menilai kemampuan
nasabah dalam mengembalikan kewajiban beserta bunganya, dan menilai potensi kerugian yang
timbul. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jombang telah melakukan identifikasi
dengan menganalisis data masing-masing debitur kredit modal kerja.
2. Pengukuran risiko kredit
Pengukuran risiko kredit dilakukan oleh AO dengan menggunakan analisis 5C
dan menggunakan metode Credit Risk Rating (CRR). Analisis 5C yang dilakukan meliputi
penilaian terhadap character, capacity, condition, capital, dan collateral.
3. Pemantauan Risiko kredit
Pemantauan risiko kredit dilakukan melalui pemantauan debitur dengan cara AO
membuat LKN minimal 2 bulan sekali guna memantau atau memonitoring perkembangan usaha
tersebut. Jika usaha lancar atau tidak ada masalah maka kredit akan lancar, sebaliknya jika usaha
menurun maka penagihan lebih ditingkatkan agar mencegah terjadinya kredit. Pemantauan hasil
tidak hanya dilakukan oleh tim internal PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Jombang tetapi juga dilakukan pemantauan oleh tim pemantau dari kantor inspeksi. Kantor
inspeksi BRI mengirim beberapa auditor setiap akhir tahun untuk melaporkan kinerja Kantor
Cabang.
4. Sistem informasi manajemen risiko kredit
Rivai dan Veithzal (2007:822) menjelaskan bahwa setiap bank harus memilliki sistem
informasi manajemen yang menyediakan laporan dan data secara akurat dan tepat waktu untuk
mendukung pengambilan keputusan oleh Direksi dan pejabat lainnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Cabang Jombang mengenai manajemen risiko perbankan dalam meminimalisir
kredit bermasalah dibidang kredit modal kerja, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
6. 1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Jombang telah menerapkan manajemen risiko sesuai SE BI No. 11/25/PBI/2009. Namun
dalam penerapannya masih ditemukan ketidaksesuain yaitu pengukuran risiko kredit tidak sesuai
dengan teori yang ada.
2. NPL PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Cabang Jombang menunjukkan bahwa dari tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami
fluktuasi, namun NPL tersebut masih dalam batas wajar, aman, dan masih dikategorikan sehat
karena tidak melebihi batas maksimal NPL yang ditetapkan BI yaitu 5%. Kredit bermasalah yang
terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jombang disebabkan karena
debitur memiliki itikad kurang baik untuk melaksanakan kewajibannya, penyalahgunaan
terhadap kredit yang diperoleh, usaha yang dijalankan memiliki banyak pesaing, debitur
memiliki hutang lain, debitur mengalami musibah, analisis yang kurang sempurna dari pihak
bank dan pengawasan kredit yang telah dilakukan masih terdapat kekurangan.
Saran
NPL PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jombang masih jauh dari batas
ketentuan yang diberikan BI yaitu sebesar 5%, namun tetap perlu adanya peningkatan strategi
manajemen risiko agar dapat menekan atau mengurangi NPL ditahun berikutnya. Serta
pengawasan terhadap debitur perlu dilakukan secara rutin agar mengetahui secara dini.
7. Jawaban Quis :
1) PENGERTIAN DAN FUNGSI RISK MANAGEMENT BAGI PERUSAHAAN
Risk Management
Manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada
era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI dan juga semakin
maraknya isu lingkungan dan kesehatan.
Manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun
peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka
manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek
dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan
terhadap terjadinya kerugian maupun „accident‟.
Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari:
a. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya
b. Identifikasi risiko,
c. Analisis risiko,
d. Evaluasi risiko,
e. Pengendalian risiko,
f. Pemantauan dan telaah ulang,
g. Koordinasi dan komunikasi.
Aplikasi
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah
yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).
Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi.
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari
suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta
komunikasi risiko.
8. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun
asset.
Kolaborasi Fungsi Manajemen Risiko dan Internal Audit Terdapat beberapa alasan
yang mendasari paradigma bahwa fungsi manajemen risiko sebaiknya berkolaborasi dengan
fungsi internal audit. Berdasarkan case study yang dilakukan oleh RIMS dan IIA, alasan-alasan
tersebut adalah
Untuk menghubungkan rencana audit dan penilaian risiko perusahaan, serta berbagi
produk kerja lainnya. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan koordinasi dalam usaha
menjamin bahwa risiko-risiko utama dapat ditangani dengan efektif.
Berbagi sumber daya-sumber daya tertentu untuk mendukung efisiensi. Sumber daya
yang dimaksud termasuk sumber daya keuangan, manusia, dan waktu.
Saling meningkatkan kompetensi, peran, dan tanggung jawab setiap fungsi. Menyediakan
infrastruktur komunikasi yang konsisten.
Menilai dan memantau risiko strategis. Dapat membentuk pemahaman yang lebih
mendalam dan treatment yang fokus untuk mengatasi risiko strategis. Berdasarkan
pengalamannya, Irene Corbe (Whirlpool Corp.) menyatakan bahwa pengadaan
pertemuan dengan divisi manajemen risiko dapat meningkatkan pemahaman fungsi audit
internal terhadap profil risiko perusahaan.
2) MANFAAT MANAJEMEN RESIKO
Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak
awal kegiatan.
1. dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar.
2. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
3. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
4. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
5. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
6. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
9. DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, 1998. “Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perubahan Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Undang-Undang Nomor 10 Thaun
1998.
Bank Indonesia, 2009. ”Peraturan Bank Indonesia
No.11/25/PBI/2009 – Perubahan atas PBI
No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum”.
http://www.parwito.com/2016/06/pengertian-dan-manfaat-risk-management.html?m=1
http://crmsindonesia.org/publications/fungsi-manajemen-risiko-dan-internal-audit/